webnovel

Rumah Angker

Julia_Panjul · Horror
Not enough ratings
6 Chs

Kebakaran di rumah Bu Sri .

lepas menunaikan sholat Maghrib ku tiba-tiba ada suara yang memangil

aryooo ..aryoooo ..

entah suara apa , tiba-tiba ardan dari kamar teriak ...

" mas dina mas dina .." teriakan Aryo menakutkan

" apa yang terjadi dengan dina .. "

saat melangkah mengikuti ardan aku terhenti, aku menyadari bahwa apa yang terjadi sekarang pasti esok tak di alamin kedua adik ku , ini seperti ilusiku saja , halusinasi yang di mainkan oleh para makhluk rumah ini ..

" mas ayo mas hayo " ajak Ardan dengan paksa

aku masih diam menahan rasa kawatir ku , tapi melihat ardan yang begitu ketakutan aku tak bisa menolaknya .. saat ku tengok di kamar dina dalam keadaan terbakar berteriak kesakitan ...

" massss panass mass tolong mass tolongggg mass " rintih teriakan Dina ke arah aku dan ardan

aku benar-benar menyaksikan dina terbakar kesakitan , tiba-tiba suara ledakan terdengar di lantai dua bahkan ardan tiba-tiba menghilang , para ke 5 pembantu itu tiba-tiba bermunculan di tangga , dengan wajah yang menyeramkan , aku terus teriak menyebutkan nama allah saja ..

"Allahuakbar , laa'illahaillaulah ....

anehnya mereka tak mencoba mendekatku seolah aku hanya di suru melihat kejadian , saat ku ingin ku bantu dina tiba-tina Dina mnghilang dan ardan juga .

aku naik ke anak tangga , sudah ku lihat nyonya burhan yang entah datang dari mana meminta tolong ku seperti org kesakitan ...

" . nyonya aku tak bisa membuka pintu " jerit suara nyonya Burhan pada ku ,

" nyonya ... nyonyaaa .. " sautku teriak

tiba-tiba suara jeritan sorang lelaki ku dengar ku cari lagi berlari tanpa melepas tasbih ku

allah huakbarr .. laailllaahhaillah Muhammad arosullah ...

saat semangkin kencang lantunanku , hening sejenak dada ku gemetar seperti ada yang berjalan ke arah ku dari belakang tak ku sangka .. itu adalah

mbo parmi , entah dr mana datangnya ...

aku memeluknya sejenak ..

" mbo dina mbo dina .. mbo bantu aku mbo aku ingin kluar dari sini mbo ..

" sudah saat nya kau tau lek .. " suara mbo parmi lirih

" apa mksd mbo .. "

" zikir mu lek , zikirmu yang menjaga arah keluargamu yang terus bergentayangan dalam rumah ini ..

" arwah gentayang keluargaku .. " tanya ku heran

saat mbo parmi ingin memberitahukan ku tiba-tiba ardan berteriak ..

" mas jangan tingkalkan kami mas jangan masss... " teriak Ardan merintih

aku berlari ke arah ardan dan ingin memeluknya tiba- tiba dina pun datang dengan luka bakarnya ...

" masssss ... dinaaa sakit masss dina saaakitttt " suara Dina tak kalah merintih kesakitan

yallah adik -adik ku ... apa yang terjadi pada kalian .. dan tak lama suara nyonya burhan terdengar ..

" aryoooo bantu kamiiiiiii aryooooooo " dengan berlari ketiap sudut rumah

yallah bantu aku, apa yang terjadi aku masih tak mngerti .

saat tak lama , datang pak burhan membawa senapan dan mengejar istrinya tepat di hadapan ku , mereka bertengkar hebat , seluru pembantu hanya bisa melihat saja begitu pun aku .

tak lama ada seorang gadis yang pernah ku lihat tempo hari

dadyy .. stopp dadyy ..

tak lama gadis itu di bawa pak burhan dengan diseret nya dan dilempar keluar hingga terkena gerbang besi kepalanya sampai mengeluarkan darah yg mengental , aku histeris melihatnya ..

" pakk cukup pakk cukup .. " kataku

pak burhan menodongkan pistol ke arah ku lalu salah satu pembantunya nya mengatakan , aku tak dapat mngenali wajahnya karena penuh dengan luka ..

" mass .. cukup masss .. biarkan mereka bebas mas .. "

ya itu pembantu yang bernama minah ,

saat mata ku berkedip untuk memastikan ini semua hanya mimpi atau ilusiku saja , ironis nya ternyata minah yang kulihat sejak awal terluka muka nya adalah mira ibu ku sendiri ..

" ibu bagaimana bisa .. ibu .. kau .. "

pak burhan terus mencabik-cabik istrinya serta menembak kan satu persatu para pembantu rumah tangga dan mina yang ku lihat adalah ibu melarikan diri membawa gadis yang terluka palanya yaa gadis itu nampak masih hidup , tapi pak burhan gila mengejarnya keluar dan menempak gadis itu serta minah atau ibuku ..

aku tak kuasa mnyaksikan semua kejadian yang tak bisa aku terka .. aku lari ke rumah untuk mnyelamtkan kedua adik ku, tapi tiba-tiba pak burhan terlihat sedang membakar rumah nya dengan menyirami bensin ,belum sempat aku mnghmpiri pak burhan rumah megah itu terbakar habis serta kedua adikku di didalamnya ..

saat aku teriak sekencang-kencang nya mbo parmi menembak tubuh pak burhan

" dasarr laknaaatt kau burhannnnn binashlah kauu " .. teriak mbo parmi

ddooooorrrrr ...

pak burhan mati di hadapanku ..

melihat apa yang terjadi , aku tak sadar pingsan persis di depan rumah megah itu .

tak lama kemudian saat pagi aku sudah di bangunkan oleh kang sardi penjaga kebun pak burhan..

" mas .. mas aryo bangun mas "

aku terheran dan menanyakan apa yng terjadi denganku ..

anehnya aku tak melihat rumah yang yang megah itu , justru aku melihat rumah yang sangat kotor sekali dan banyak ribuan rabting dan rumput-rumput liar diseklilinya  .

aku duduk tepat di anak tangga teras rumah aku linglung mencari ardan dan dina .. saat itu kang kardi mencegah ku

" mas aryo ceritakan dulu apa yang kau alami sebenarnya dirumah ini . " tanya kang Sardi

aku menjelaskan kejadian-kejadian aneh yang didalam , kang Kardi tak hanya jadi pendengar kang Sardi justru ikut meluruskan apa yang aku tidak ketahui dan sangat mengejutkan.

kang Sardi bercerita ...

" saat kau datang bersama truk malam itu , kau ingat supir truk mu menurunkan mu di pengolan depan? dan apa kau lupa saat supir truk  bertmu kawan nya itu adalah aku." cerita kang Sardi

" kang Sardi apa itu kau kang? " tanya ku heran

" ya aku yang mengatakan bahwa tak akan ada truk sayuran lewat lagi kerena ada demo besar-besaran saat itu , kau ingat Aryo?"

aku mencoba mengingat pertama kali aku menumpang truk saat ingin ke desa langon tempat ibu ku , walau sedikit tak percaya ternyata teman supir truk yang bertemu di pengkolan jalan tu adalah kang Sardi , mungkin karena aku tak terlaluperhatikan, saat itu fikiranku hanya pada tujuananku saja , ibu ...

" saat itu aku berfikir aku bertemu supir truk seorang manusia , tapi saat ku lihat trnyata supir truk yang kau tumpangi tak lain hanyalah makhluk alus yang sllu mngangu jalan turah ini, " penjelasan kang Sardi menakutkan padaku

" kau ku ikuti aryo , aku takut terjadi sesuatu pada mu , dan kau mengangkut 5 orang pembantu bukan ?, sebenarnya 5 org pembantu itupun telah tiada 1 thn yang lalu, "

" apa ,jadi mereka ????! ." tanyaku terkejut

" apa yang kau lihat semalam , bahwa pak burhan menembaki pembantu nya itu benar ,

1 tahun yang lalu , keponakanku minah atau yang kau kenal mira sebagai ibu mu ,melamar jadi pembantunya pak burhan disini.

" Mbo Minah adalah ibuku ? dan ponakan kang Sardi ? " pertanyaanku terkejut

" yaa ... mbo mina atau mira ibumu adalah keponakanku , aryo percaya atau tidak aku memiliki yang tak orang lain miliki , seperti indra ke 6 atau mata batin , aku melihat apa yang tak org kasar mata lihat. " jelas kang Sardi

" dulu 5 tahun yg lalu sinta (istri burhan )

menikah dengan pak burhan , tapi sebelum menikah sebenarnya sinta memilik seorg anak dari turis asing juga yg tak bertangung jawab hingga memiliki anak gadis bernama clara, "

" Clara bukan kan dia adik tiri ku kang, mbo parmi bercerita bahwa ibu telah menikah dan memiliki putri bernama Clara " saut ku

" tidak Aryo , itu bukan anak ibu mu , dia hanya anak titipan Sinta yang hendak menikah dengan Burhan , lalu Clara di titipkan pada mbo mu parmi yang tak lain adalah adikku sendiri , "

" sungguh ini tak bisa ku percaya kang " jawabku cemas

" saat menikah dengan burhan sinta tak memberitahukan soal Clara , " sambung cerita kang Sardi " sinta tak tau bagaiman caranya memasuki clara dalam rumah nya sendiri , akhirnya 1 tahun yang lalu ibu mu datang mencari kerjan dan sinta menemukan cara membawa clara kermh ini, dengan memperkerjakan ibu mu sebagai pembantu rumah tanga nya ,lalu mengaku bernama minah dengan mempunyai sorang anak yaitu clara , tp saat setelah beberapa bulan kemudia akhirnya burhan mngetahui juga bahwa clara adalah anak Sinta ,burhan marah justru burhan mengira istrinya telah selingkuh dr laki-laki lain, setelah ketahuan burhan ...

" dia membunuh nyonya Sinta istrinya sendiri " sambungku dengan bertanya

" tidak Aryo , " saut kang Sardi

" lalu .. "

kang sardi menatapku

" burhan justru berselingkuh diam-diam dengan ibu mu , " jawab kang Sardi dengan merundukan kepala

" yallah ibu .... apa yang kau lakukan Bu " suaraku penuh kecewa dan penyesalan atas perbuatan ibu

" dan malam itu tragedinya terjadi , saat burhan kepergok dengan ibu mu sedang sengama dalam kamar , istrinya sinta marah besar bahkan nyaris membunuh burhan tapi, burhan jauh lebih ganas , sinta justru di siksa habis-habisan , para pembantu ikut membantu melerai nya , tapi burhan sperti org kesetanan burhan membutuh satu persatu , dan saat itu ibu mu ketakutan , ibu mu berniat melarikan diri dengan membawa clara

clara yang terlihat kesakitan depan gerbang, setelah di dorong pak Burhan saat ingin melerai pak Burhan yang bertengkar hebat pada Sinta , ibu mu mngangap clara sperti anaknya sendiri , sebelum ibu mu pergi ibu mu menelpon mbo mu parmi untuk memangil polisi sebelum polisi datang aku lebih duluan datang dan dihadapan ku ibumu di tembak oleh burhan serta clara anak yg dibencinya . burhan takut kalo ibumu melapor kejadian pembunuhan malam itu di rumah ini .. sinta dan ke4 pembantu nya juga telah habis di tangan burhan malam itu , aku sempat bertengkar hebat pada Burhan , bahkan aku sempat merampas senapan Burhan dan membuangnya , lalu burkan mengejar ku dengan sembilan batu lalu di tibani wajahku dengan batu tajam , aku tersungkur pingsan , mungkin Burhan pikir aku sudah mati , jasad ku di seret ke pinggir halaman rumah

enath fikiran gila dari mana burhan membakar rumah ini mungkin dengan maksud untuk menghilangkan jejak para mayat yg telah dibunuhnya , saat sibuk menyalakan api dan menuang bensin ke arah rumahnya , aku diam- diam melarikan diri dengan keadaan ku yang penuh luka darah , belum sempat Burhan melarikan diri , mbo mu parmi menemukan senapan Burhan bekas perkelahian yang terlempar ke arah jalan dengan ku tadi , mbo parmi menembak dari arah belakang , lalu Burhan tewas tak bernyawa , setelah itu aku datang menghampiri parmi , sebenarnya aku ingin melapor polisi apa yang terjadi aku tak kuasa melihat parmi yang begitu depresi ,

parmi kerap sakit-sakitan an sampai polisi tak pernah bisa mendapatkan kesaksian dari parmi hingga parmi pun meningal dunia .

mendengar cerita kang Sardi aku tak bisa percaya sepenuh nya , aku yang mulai melihat lalu lalang kendaraan melintasi ujung jalan ds turah memang merasa ini kali pertama aku melihat ada kehidupan lain selain aku dan adik-adikku, aku menengok ke arah kang Sardi yang masih duduk dengan wajah diam menatapku iba , aku yang mulai melangkah ke arah ujung teras tiba-tiba sontak teringat kedua adik ku

" lalu dina dan ardan .. bukankan kejadian itu beberapa tahun yg lalu kang , jd semalam hanya ilusi ku saja kan ? kasar mata yang sengaja di perlihatkan pada ku untung mengetahui apa yang terjadi dengan rumah ini dan keluarga ku kan kang , lalu Dina n Ardan dimana , pasti dina dan ardan masih didalam kan kang ya kan kang ... " sembari lari ke arah pintu utama , tapi sontak kang sardi berdiri mencegahku..

" aryo .. tunggu .. "

" ada apa lagi kang ?" tanyaku tak sabar

"saat kau datang bersama adik-adikmu kerumah mbo parmi kau ingat ? "

aku hanya mengangguk kepala dengan heran " yaa.. "

" sebenarnya aku tak melihat mu membawa mereka dalam keadaan wujud manusia " jelas kang Sardi membuatku panik dan heran

" hemm .. " sini ku tampakkan ke arah kang Sardi , yang menurutku semangkin ngaur saja . " ga mgkn gaaa ini ga mungkin kang" sautku

" coba kau ingat saat kau menumpang truk kedua kali nya untuk pulang bersama ! , truk yang kau tumpangi mengalami pecah ban . dan dina berlari ke arah rumah ini

" yaa .. itu kejadian yang seharusnya terjadi ,itu yang ku alami " jawab ku

" itu pun dina ardan telah bertemu arwah ibu dan mbo mu disini , mereka adik-adik mu sebenarnya telah tiada."

" jangan ngaco kau kang , mereka selalu bersama ku , cerita mu semangkin tak masuk akal , " kataku semangkin sini pada kang Sardi

" aryo sabar lah, aku tau apa yang kau alami ,memang tidak lah mudah , tapi sebenarnya kau membawa dina dan ardan sudah tiada , mereka meningal dalam kecelakan kebakaran rumak kontrakanmu "

" apaaaa... tidakk kang mereka msh hidup aku membwanya " ingin sekali tidak percaya tapi dari mana kang Sardi tau tentang kebakaran di rumah Bu Sri yang pernah aku sewa sebelum terdampar di rumah ini

" kang entah lah kau punya ilmu penerawangan apa , tapi aku sendiri yang membawa kedua adik ku , walaupun dalam keadaan luka bakar di kaki nya "

" alangkah baiknya kau kembali lagi ke pusat kota jogja , tempat rumah sewa mu dulu, tanyakan yang sebenarnya terjadi Aryo "

aku tak bisa pungkiri rasa ini bergejolak , fikiranku mentah menerima semua pernyataan kang Sardi , haruskah aku percaya , seperti tak mungkin bahwa orang-orang yang aku cintai semua telah tiada

yallah semua ujianmu ,membuatku nyaris rapuh di telan bumi , lalu buat apa aku hidup tak ada yang menjadi tujuanku lagi , semua pergi menghadap mu yallah ya Robb , berilah aku kekuatan untuk menerima ini semua , ingin sekali terbangun dari mimpi , tetapi tak bisa kah ku tersadar semua hanya ilusiku saja , aku masih ingin menata hidupku bersama kedua adik-adik ku ya Allah ..

air mata tak percaya terus berderai kesakitan dan sesak di dada mulai menghimpit sela jantungku , nafasku mulai tersengal-sengal , aku harus membuktikan semua perkataan kang Sardi , fikirku terus bermain tak ingin membuang waktu , langkah ku lari sembari diikuti kang Sardi ke arah pusat Jogja tempat aku menyewa rumah Bu Sri dulu .

" Aryo , naik lah "

kang Sardi tiba-tiba membawa mobil lost bang pengangkat sayuran . aku tak bisa menolak walau kadang takut dengan tiap perkataanya , tetapi jarak memang sangat memakan waktu dan aku butuh kendaraan sampai di rumah Bu Sri lagi .

tiga jam perjalanan dari desa turah , sepanjang perjalanan aku hanya bisa diam dan selalu beristighfar , ingin rasa nya semua benar-benar tak terjadi , aku sudah tak memikirkan tragedi rumah itu bahkan ibu pun tidak , yang ku tuju dalam lamunku hanya lah Ardan dan Dina , kecemasanku tak henti ku iringi zikir pendek dalam hati .

" laa'illahaillaulah , laillahilallah ...

kang Sardi sesekali menengok ke arah ku dan tak bersuara , hanya menwarkan sebotol minuman dan tak ku hiraukan , aku rasa kang Sardi cukup paham atas sikap diam ku yang mulai gelisah .

sampai kami di depan rumah Bu Sri , ibu sri terkejut melihat ku .

" nak aryo , Gusti Allah nak , kenapa baru kembali , ? "

" Bu , katakan yang sebenarnya , apa yang terjadi dengan kedua adik-adiku , dimana mereka ?" tanya ku cepat tanpa memberi salam dan sapa pada Bu Sri sebelum nya

" duduk lah nak " ajak Bu Sri menenangkan ku

" ibu pun heran kenapa nak aryo saat datang lepas pulang mencari alamat ds langon , lalu pergi meningalkan ibu , padahal ibu ingin menyambingi mu nak, dan memeberithukan kalau adik-adik mu telah tiada dalam kamar yang terbakar api malam itu " begitu singkat jelas Bu Sri , tak sampai panjang ku dengar langsung ku potong dengan rasa tak percaya

" ga mungkin Bu Sri , ini ga mungkin , " jawabku setengah gila .

" saat kau tau rumah sewa mu kebakaran kau berlari saja tak mnghiraukan ibu. nak aryo "

" aku tak habis pikir , yang aku tau saat aku datang dina berlari menghampiriku dan ardan jalan terbata-bata dengan luka bakarnya . aku pergi karena warga telah mngusir ku bu . lalu sekarang dimana makamnya? apa Bu Sri makamakan adik-adik ku ?" tanya ku lirih dengan kaki yang tak bertulang , lemas lunglai di sisi lantai rumah Bu Sri .

" ya mas kami menunggumu , jasad kedua adikmu telah di autopsi pihak rumah sakit , lalu jasadnya di urus ibu dan warga setempat untuk dimakamkan , ibu sempat meminta warga untuk menunggu mu , tapi waktu terus berjalan suasana mulai gelap , warga kebingungan kalau sampai kau tak datang hingga larut malam siapa yang akan menunggui dan ditumpangi jasat adik mu , kau tau kan suamiku tak akan Sudi utuk itu , pak RT pun seperti keberatan , entah akhirnya terpaksa ibu mengambil keputusan sendiri , dan meminta pak RT serta warga setempat makamkan dekat tanah wakaf warta , itu pun dengan pro dan kontra yang sudah di musyawarah kan warga sekitar. " begitu jelas penjelasan Bu Sri , aku tak bisa berbuat banyak selain menangis dan membenturkan pala ku ke tiang-tiang rumah milik Bu Sri ,

" tidakkkk... dinaaa ,ardaannnnnn kenapa kalian tega sekali meningalkan mas sendiri , yaaaa Alllah " ... air mata ku tak henti menghujani pipi , Bu Sri dan kang Sardi hanya bisa diam dan menenangkan ku dengan bujuk iba mereka .

" Aryo .. sudah lah , Aryo , istiqfar nak sudah "

... lalu

next bab ya ___ jangan lupa comen n vote ya . mksh sudah mampir