webnovel

Kerjasama Yang Epic!

Tatapan mata tajam, fokus dan sangat menusuk. Senyuman menghina tertuju langsung kepada Leo dan Ares. Dengan setelan jubah hitam berkalung emas dan berambut acak-acakan, Mario Balmount menantang kedua pewaris royal blood untuk bertarung dengannya.

"Sepertinya seminggu terakhir ini seluruh anggota keluarga Balmount sedang sibuk sekali," sindir Leo.

Ia langsung berdiri di depan Fana, Leo merasa bila Balmount yang berada di depannya tidak datang hanya untuk menyapa saja. Leo berusaha melindungi Fana.

"Kami hanya melakukan bersih-bersih rutin setiap bulan," balas Mario Balmount.

"Apa keluarga Balmount sudah tidak berternak? Kudengar kalian baru membeli lahan yang luas di negara Inggris." Tatapan mata Leo sangat tajam.

"Tuan muda Constantine, mulut Anda masih seperti seekor ular, begitu berbisa dan menusuk." Mario menyindir.

"Terima kasih atas pujiannya," balas Leo.

Ares masih memperhatikan pembicaraan Leo dan Mario, ia tetap waspada, tangannya sudah mengepal sangat kuat seperti siap meninju apapun.

"Tidak perlu basa-basi! Kau kemari ingin membunuh kami berdua, 'kan!" Ares menunjuk Mario.

"Sangat disayangkan bila dua pewaris royal blood harus mati, tapi ini demi revolusi, aku berjanji akan membunuh kalian dengan cepat dan tidak akan terlalu menyakitkan. Kalian tinggal pilih, dibakar atau dipenggal?" ucap Mario.

"Maaf, tapi aku tidak tertarik untuk mati minggu-minggu ini. Masih banyak tugas kuliah yang harus aku selesaikan. Dan juga, aku harus mengunjungi Central Capitol untuk mengurus hak dari keluarga Constantine." Tangan kanan Leo siap melakukan jentikkan.

Ares yang mendengar perkataan Leo langsung menyangka bila Leo bersungguh-sungguh akan melawan keluarga Balmount. Tanpa harus di provokasi oleh Ares, Leo sepertinya akan ikut serta dalam perang antar keluarga royal blood.

"Terserah kau saja, tuan muda Constantine!"

Mario lompat dan berlari sangat cepat. Kecepatannya mencapai 5x kecepatan vampir biasa. Bahkan Ares yang berada di samping Leo sangat terkejut saat Mario bisa melewati dirinya dengan mudah.

Mario mengepal tinjunya dan mengarahkannya ke arah wajah Leo. Sepersekian detik sebelum tinju Mario sampai menyentuh ke wajah Leo, satu jentikkan kecil membuat mereka berempat berpindah tempat.

"Kau tidak apa-apa?" Leo menghindari tinju Mario.

Mereka berempat berpindah tempat ke sebuah bukit lapang. Dan tinju Mario meleset, ia hanya meninju angin saja. Leo menggeser posisi Fana dan Ares sedikit menjauh dari posisi Mario meninju tadi.

"Hah? A-aku baik-baik saja," ucap Fana.

Ia sangat bingung dan tambah bingung lagi saat ia sadar telah berpindah tempat.

"Ini di mana? Leo! Apa kau yang memindahkan kita?" Ares langsung menoleh ke arah Leo.

"Tenanglah, aku memindahkan kita agar tidak terjadi keributan di kampus. Akan jadi masalah bila setengah gedung workshop bolong karena kita," ungkap Leo.

"Menarik! Kau menggunakan teknik teleportasi legendaris dari keluarga Constantine. Sudah lama aku tidak melihat skill ini, terakhir kali aku menyaksikan teleportasi yaitu saat kakekmu menghajar hidung kepala keluarga Balmount hingga patah." Mario tertawa keras.

"Terima kasih atas pujiannya, tapi maaf, aku tidak terima pujian instan dari seekor anjing yang selalu menuruti perintah tuannya," kata Leo.

Saat mendengar perkataan Leo, Mario nampak kesal. Ia segera menyerang kembali, namun Ares menghadangnya. Beberapa tinju saling bergantian di sematkan ke wajah mereka masing-masing. Ares menambahkan efek skill gravitasi miliknya, hal itu membuat tinjunya 10x lipat lebih mematikan.

"Ares! Apa kau bisa menggunakan tangan lemah lembutmu! Dari tadi tidak ada satu pun tinjumu yang berhasil!" sindir Mario.

Fana yang melihat pertaruhan epic antara Mario dan Ares hanya bisa melotot heran. Tubuhnya hanya diam dan ia tidak bisa bicara apapun kecuali merasa kagum.

"Kalau begitu, coba yang ini!" Ares memusatkan energi miliknya, ia membuat sebuah lonjakan gravitasi dan membuat Mario terhempas cukup keras dan sangat jauh.

Akibat serangan yang baru saja ia lancarkan, Ares terlihat sangat kelelahan. Ia harus mengimbangi kecepatan Mario dan fokus terhadap skill miliknya.

"Kurang ajar! Ini sakit!" Mario berteriak keras.

Ia segera memusatkan energinya, Mario membuat satu lompatan momentum, ia melesat sangat cepat mendekati kecepatan suara.

BUAAAK!

Tendangan dari Leo yang tiba-tiba muncul di depan Mario yang sedang berfokus ingin meninju Ares langsung membuatnya terbang terhempas dan jatuh cukup keras di tanah.

Leo menggunakan teknik teleportasi untuk berpindah tempat, topi yang ia kenakan terbang dan membuat rambutnya berantakan.

Fana yang melihat wajah Leo tanpa menggunakan topi membuat dirinya mengingat kejadian pada malam saat ia dirampok.

"Leo! Kau sangat mengganggu! Tunggu giliranmu, dasar bocah sialan!"

Tendangan Leo sangat keras hingga membuat luka goresan di wajah Mario.

Ares yang masih kelelahan dan napasnya terengah-engah melihat ke arah Leo. Ia seperti melihat sosok yang kuat di depan matanya. Dirinya tidak menyangka bila Leo bisa berkembang sangat luar biasa.

Leo melihat ke arah cincin yang dipakai oleh Mario di jari manis tangan kanannya. Leo memikirkan satu rencana, tapi ia butuh bantuan Ares.

"Ares, kau ingat penyergapan babi hutan?" tanya Leo.

"Maksudmu tentang latihan di gunung Alpen? Yah, aku masih ingat," balas Ares.

Leo menggigit ibu jarinya hingga keluar setitik darah, lalu ia mengoleskan darah itu ke dahi Ares.

"Apa yang kau lakukan?" Ares merasa bingung.

"Apapun yang ditandai oleh darahku akan bisa aku teleportasi. Dengan cara ini kita bisa mendekatinya dan tidak perlu takut dengan kecepatan miliknya." Leo mengambil pisau lipat di kantong celana panjangnya.

Ia juga mengoleskan darahnya di pisau tersebut. Leo memegang pisau itu dengan tangan kirinya, ia bersiap untuk menyerang.

"Jadi begitu, dia ingin membuat loncatan teleportasi dengan pisau lipat itu." Ares mengetahui rencana terselubung Leo.

"Maju!" Mario berteriak.

Leo menghilang, Ares segera terbang ke arah Mario dengan kecepatan penuh.

"Apa!"

Mario tidak menyadarinya, Leo tiba-tiba muncul di belakang dirinya. Leo segera menusuk dada Mario yang sedang menoleh ke arahnya, tapi Mario bisa menghindar dan membuat tusukan Leo meleset. Namun sayangnya, ada Ares yang berhasil menendang dada Mario hingga ia terhempas jauh dan menghantam batu besar.

BUAAAK!

"Ayo kita akhiri," kata Leo.

Ia menghilang kembali, Ares menggunakan teknik gravitasi untuk mengunci gerakan Mario. Ia membuat Mario tidak bergerak.

"Apa!"

Mario sangat terkejut, Leo muncul di samping dirinya. Dengan cepat, satu tebasan pisau lipat yang dibawa Leo membuat telapak tangan kanan Mario putus.

Ares segera menerbangkan Mario ke angkasa. Dan dengan cepat teriknya sinar matahari menembus kulit Mario yang sudah tidak terlindungi lagi dengan cincin pelindung.

"Aaaaaarrrhhhh!!!"

Tubuh Mario terbakar dan perlahan hangus menjadi debu. Jeritannya yang semula keras dan kencang, perlahan-lahan mulai mengecil dan menghilang. Yang tersisa dari Mario hanyalah abu hitam yang turun ke tanah layaknya hujan.

Ares langsung tersungkur ke tanah, ia terlalu banyak menggunakan skill miliknya. Lalu, Leo mengambil cincin milik Mario Balmount. Ia terkejut saat melihat desain cincin itu berbeda dengan miliknya. Leo segera menyimpannya untuk pemeriksaan lebih lanjut.

"Maaf membuatmu harus terlibat dalam pertempuran ini. Sehabis ini, aku janji akan mentraktir mie ayam untukmu."

Leo mengambil topinya yang tergeletak di tanah. Ia membersihkan dan memakainya kembali.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Leo.

"Aku hanya kelelahan, lebih baik kau urus wanita itu dulu." Ares merebahkan dirinya di tanah sambil mengatur napas.

Leo menghampiri Fana yang masih memasang raut wajah terkejut. Ia melihat ada rasa takut di mata Fana.

"Yo?" sapa Leo.

"Hah?" Fana menatap Leo.

"Kau tidak mati karena terkejut, 'kan?" tanya Leo.

"A-aku …." Fana bingung.

"Untuk saat ini, sebaiknya kita segera kembali ke kampus." Leo menjentikkan jarinya lagi.

Mereka kembali ke lapangan bulu tangkis di dekat workshop. Fana merasa bingung kembali. Ia sudah kembali ke kampus.

"Se-sebenarnya ada apa ini?" tanya Fana.

"Aku akan menjelaskannya saat kita makan. Apa kau lapar?" tanya Leo.

"Hah? Bagaimana aku bisa lapar? Aku masih coba mencerna semua kejadian ini," jawab Fana.

Ares melirik ke arah Fana, "Lebih baik kita hisap darahnya dan menguburnya di daerah pegunungan."

"Hah!"

Fana langsung melirik Ares.

"Hentikan, Ares. Sudah cukup membunuhnya. Aku punya batasan untuk membunuh setiap hari. Anggap saja seperti tugas harian dalam game RPG." Leo mengulurkan tangannya ke arah Fana yang masih duduk.

Fana menyambut uluran tangan Leo, ia segera bangun dengan bantuan dari Leo.

"Kau harus janji untuk memberitahukan semuanya!" Fana mengancam.

"baiklah …." Leo menyetujuinya.

"Cih, kau ingin membongkar rahasia kita?" pikir Ares.

"Dari pada kau tiduran, kenapa tidak pergi berikan cincin ini pada Alfred untuk diteliti." Leo melemparkan cincin milik Mario.

"Kau mengambil cincin Mario untuk apa?" Ares nampak bingung.

"Nanti akan kuberitahu, tapi sekarang lebih baik kau pergi." Leo menjentikkan jarinya kembali.

Ia mengirim Ares yang sudah ditandai oleh darahnya langsung menuju ke mansion mewah milik Leo.

"Tuan muda, Ares?" Alfred terkejut saat melihat Ares muncul tiba-tiba di depan matanya.

"Halo, Alfred …." Ares meringis.

"Mau makan?" tanya Leo.

"Hah?" Fana nampak ragu dan bingung.

Apakah kamu menyukainya? Tambahkan ke koleksi!

Muhammad_Titantocreators' thoughts