webnovel

RICIE & PROMISES

Cindy Anastasya Adnerson, seorang gadis blasteran Indonesia-London yang memiliki sifat dingin. Namun semua itu berubah saat ia mengenal seseorang lelaki yang berstatus sebagai Ketos disekolahnya. Gabriel Mahardika Filer. Lelaki yang membuat hidup Cindy berwarna. Dikarenakan keinginan mereka untuk melanjutkan studi di university impian mereka. Akhirnya perpisahan pun terjadi. Awal LDR, semuanya berjalan baik, hingga suatu saat Ariel mulai menghilang entah karena apa. Lalu, Kedua orang tua Cindy mengatakan bahwa mereka telah menjodohkan Cindy dengan anak dari rekan bisnis ayahnya. Keluarga Nedson. Ethan William Nedson. Seorang CEO perusahaan yang akan menjadi suaminya. Tanpa Cindy tahu, bahwa perjodohannya dengan Ethan-lah yang menjadi penyebab hilangnya Ariel. Saat semua itu terungkap, Cindy bingung. Akankah ia mempertahankan pernikahannya dengan Ethan, yang menjadi alasan Ariel pergi. Atau ia akan memilih kembali kepada Ariel, cinta pertamanya.

khansa_jalilah · Fantasy
Not enough ratings
11 Chs

PART 2

Seminggu berlalu, akhirnya Cindy lulus dari pelatihan. Sudah sebulan setelah lulus pelatihan, Cindy berada di rumahnya. Cindy tidak menyia-nyiakan waktunya untuk bermanja dengan kedua orang tuanya, karena sebentar lagi mereka akan berpisah. Dan lusa Cindy akan berangkat menuju Swiss.

  Hari ini Cindy berada di salah satu Mall di Jakarta bersama kedua orang tuanya. Hari ini Livia sengaja mengajak Cindy pergi berjalan-jalan sekedar untuk memanjakan putri semata wayangnya itu, dan untuk menghibur Cindy agar lebih relaks, mengingat Cindy yang akan pergi ke university impiannya.

"Sayang, coba baju ini, sepertinya cocok untukmu." Pinta Livia sambil memberikan dress peach selutut itu pada putrinya.

"Iya maa, Cindy juga suka warnanya. Ini kan warna faforit Cindy." Setuju Cindy lalu berlalu ke ruang ganti.

Sementara Leonard yang menunggu di dalam mobil karena tidak terlalu suka berada di tempat ramai. Sekarang mulai merasa bosan, Leonard-pun keluar menuju restorant di dalam mall, dia memesan beberapa makanan lalu mombooking meja. Setelah itu Leonard menelfon Livia agar datang ke restorant tempatnya itu dan tentunya bersama putri tercinta mereka. Mereka bertiga menghabiskan waktu bersama, tentunya dengan perasaan gembira.

~

Sore ini Cindy, berada di taman yang berjarak satu kilo meter dari sekolah SMA-nya dulu. Dia duduk tepat di bawah pohon raksasa yang kokoh. Tempat di mana Cindy mengucap janji dengan seseorang yang spesial. Tempat dimana terakhir kalinya Cindy bertemu dengan orang itu. Cintanya. Menghabiskan waktu dan tertawa bersama, semuanya. Semua memory itu seakan kembali terulang dalam pikirannya. Seketika senyum Cindy terukir di wajah cantiknya.

Cindy sengaja datang ke tempat ini. Dia ingin mengingat seseorang yang di rindukannya di tempat faforitnya dengan orang itu.

Setelah puas, akhirnya Cindy memutuskan untuk pulang. Dia memesan taksi, dan sebelum pulang Cindy mampir menuju mini market terdekat.

Bruk.

Cindy terjatuh, karena tidak sengaja menabrak seorang gadis.

"Maaf, saya tidak sengaja," ucap Cindy dengan nada menyesal lalu merapikan belanjaan yang berserakan di lantai.

"Cindy?" ucap gadis itu.

Mendengar namanya disebut, Cindy pun mendongak menghadap ke atas. Cindy begitu terkejut melihat salah seseorang yang di rindukannya itu.

"Lala!" ucap Cindy lalu bangkit dan memeluk gadis itu. Gadis itu membalas pelukan Cindy dengan menangis.

"Aku sangat merindukanmu," ucap gadis itu.

"Aku juga," jawab Cindy dengan wajah yang tersenyum, di balik pelukan itu.

Alvina Syila Hamid. Lala.

Dia adalah sahabat Cindy dari SMA, mereka berpisah saat Lala pergi melanjutkan kuliah di luar kota. Cindy ingat betul sifat Lala yang membuat Cindy pusing. Lala adalah gadis cantik yang sangat cerewet dan tidak bisa dibantah.

Mereka melepas rindu dengan bercakap-cakap di cafe di dekat mini market. Mereka merasa benar-benar beruntung dapat bertemu kembali.

"Gimana sama si ketos," ucap Lala tiba-tiba, yang membuat Cindy tersedak saat meminum kopinya.

"Eh maaf... maaf Cin, aku nggak bermaksud apa-apa. Aku Cuma pingin tahu hubungan kamu sama si ketos aja," ucap Lala menyesal.

"Iya, gapapa."

"Aku baik-baik aja kok sama dia. Tapi belakangan ini, dia nggak pernah bales sms dari aku. Udah sebulan lebih aku nggak kontek-kontekan sama dia. Jujur aku khawatir." Tutur Cindy panjang lebar dengan perasaan sedih.

"Positive thinking ajalah Cin. Dia kan lagi kuliah di negara orang, yang kita nggak tahu kesibukannya apa aja. Mungkin jadwal kuliahnya lagi padet, mangkanya dia nggak sempet bales," ucap Lala sambil mengelus pundak Cindy.

"Iya, makasih ya Laa," ucap Cindy lalu memeluk sahabatnya itu. Cindy merasa sangat lega karena dapat menceritakan sesuatu yang mengganjal di hatinya selama ini.

~

Malam harinya, Cindy kembali mengirim pesan pada orang yang dirindukannya itu.

Hari ini aku bahagia sekali, karena aku sudah lulus pelatihan. Dan lusa aku akan berangkat ke Swiss."

"Apa kakak tidak memberiku ucapan selamat?hah!"

"Aku sangat merindukan kakak pembohongku."

Seketika bulir bening menetes, terjatuh dari mata indah Cindy. Cindy menyudahi sms itu lalu menaruh ponselnya di nakas, di samping tempat tidur. Lalu terlelap dalam kerinduan yang sudah sangat berat.

~

Di Tempat yang Jauh

"Kamu harus menepati janji mu pada kami, " Tutur seorang pria dengan tatapan seriusnya.

"Baiklah." Jawabnya dengan nada putus asa.

Setelah mendapatkan jawaban, pria itu lalu pergi meninggalkannya sendirian di sunyinya malam yang amat mencekik.