1 Zhalika Shafira

Zhalika Shafira

***

Di lorong sekolah SMA Alfa Centauri Bandung, nampak seorang gadis remaja sedang berjalan dengan lesu menuju ke kelasnya, entah apa yang membuat gadis remaja tersebut seperti itu. Mungkin ada beberapa hal yang sedang ia fikir kan belakang ini.

**

"Lihat Lika nilai kamu, semuanya tak ada yang meningkat, paling mentok ya diangka 7, kamu itu pintar Lika jika kamu mau belajar, saya tau kamu punya kesibukan lain diluar sekolah Lika, sekolah juga masih mentoleransi kesibukan kamu, tapi saya minta tolong kepadamu, prioritaskanlah sekolah dulu dari pada yang lain Lika." Ucap seorang wanita selaku guru Bimbingan Konseling di SMA Swasta Ternama dikota Bandung tersebut.

"Tapi kan bu... saya sudah berusaha sekeras mungkin agar nilai saya gak rendah terus, tapi tetap saja nilai saya segitu-gitu aja, otak setiap orang kan tidak sama bu." Balas gadis tersebut.

"Iya Ibu mengerti, tetapi setidaknya kamu berusaha lebih keras lagi untuk pendidikan kamu Lika."

"Iya bu..." Gadis remaja itu sudah mulai lelah dengan ucapan yang berulang-ulang kali diucapkan oleh guru dihadapannya. Menurutnya tingkat kecerdasan seseorang itu dibedakan dalam beberapa hal, ada beberapa orang yang walaupun tidak belajar keras tetapi sudah memiliki tingkat kecerdasan sejak dini. Ada juga yang belajar keras dan terus menerus akan membuahkan hasil memuaskan pada pendidikan. Ada juga yang sudah belajar sekeras mungkin tetapi tidak ada perubahan apa-apa pada pendidikannya. Karena setiap orang berbeda, ada orang yang pandai dalam akademik, dan ada pula orang yang tidak terlalu pandai dalam akademik.

"Kamu masih banyak waktu untuk belajar lagi, UTS akan diadakan 2 bulan lagi, saya rasa itu waktu yang cukup untuk kamu belajar dan memperbaiki nilai akademik kamu."

"..."

"Sekarang kamu boleh keluar dari ruangan saya."

**

Siapa yang tak kenal dengan gadis yang satu ini, ia bernama ZHALIKA SHAFIRA seorang aktris muda yang sedang naik daun dan digandrungi banyak orang, terutama kaum remaja seusianya. Banyak orang kagum dan iri kepada gadis ini dikarenakan ia adalah seorang gadis yang cantik, kaya raya, dan terkenal atau bisa dibilang ia termasuk jajaran gadis yang good looking. Tetapi walaupun sudah terkenal gadis yang biasa dipanggil Lika ini tidak sombong kepada siapapun, dari segi fisik Lika memang merupakan gadis yang mendapatkan predikat good looking, tapi dari segi kejeniusan otak, Lika adalah seorang gadis yang memiliki IQ tidak terlalu tinggi, itu yang menyebabkan Lika selalu mendapatkan nilai rendah disekolah nya. Bukannya ia tidak bisa membagi waktu antara pekerjaan dengan pendidikannya. Tetapi memang pada dasarnya ia salah satu manusia yang lambat dalam memahami materi yang telah di sampaikan, butuh waktu yang cukup lama dan berulang-ulang untuk ia dapat memahami materi yang telah diberikan.

"Eh... eh... ka, lo tadi kenapa lemes banget waktu masuk kelas? habis diapain lo sama bu Karin? Habis diceramahin ya? Diceramahin apa ka? Cerita dong sama kita berdua." Tanya salah seorang gadis diantara 2 gadis yang duduk berhadapan dengan Lika, yang dari awal Lika duduk hingga detik ini tak henti-hentinya mengajukan pertanyaan kepadanya.

"Woy kaleng rombeng bisa gak sih jangan berisik!!!." Karena kebisingan gadis tersebut, gadis yang duduk disebelah nya pun mulai bersuara karena mulai jengah dengan tingkah gadis itu.

"Hehehehe sorry Rai, Ka jawab dong gue nanya nih masak di kacangin, nyokap bilang kacang-kacangan lagi gak mahal kok di pasar, malah ya yang lagi mahal itu cabe-cabean tau."

"Haduh...Tania, lo bisa gak sih gak usah berisik, pusing gue dengernya." Jawab Lika karena sudah bosan mendengar salah satu temannya yang bernama Tania itu terus berbicara dan mengajukan pertanyaan tanpa henti. "Sekarang lo pasang tu kuping dan denger baik-baik, awas lo nanya lagi, pertama gue baru aja pulang dan udah capek terus ngantuk lagi, kedua gue belum sarapan, dan yang ketiga gue habis dipidatoin sama mami Karin tercinta." Lanjutnya

"Apa lo bilang barusan? Mami Karin ." Sahut serempak kedua sahabat Lika. Beberapa detik kemudian keduanya kompak tertawa dan menjadi pusat perhatian kantin yang sedang ramai.

"Ketawa aja lo berdua, ketawa sampai lo puas." Karena merasa kesal Lika pun meninggalkan teman-temannya yang masih tertawa tanpa henti.

"Eh... Zhalika Shafira lo mau kemana."

"Lo sih Tan, berisik amat kan jadi kabur tuh."

"Heh cewek jadi-jadian yang ada tuh lo yang ngeledikin dia, makanya dia bete pusing 7 keliling terus cabut deh."

"Berisik lo, mending gue nyusulin Lika."

"Eh Rai, tungguin dong."

**

Lika POV

Sumpah, hancur banget mood gue hari ini, udah tadi pagi baru pulang dari lokasi masih capek dan ngantuk sampai sekolah malah diceramahin sama Bu Karin terus ditambah lagi sama tu kaleng rombeng yang nyerocos mulu jadi hilang lenyap sudah mood gue seperti butiran debu yang terkena angin. Mending ke perpustakaan aja kali ya? sepi tu enak buat tidur, masih ngantuk nih gue.

Author POV

Lika berjalan santai menyusuri lorong sekolah nya yang didominasi warna putih menuju perpustakaan yang letaknya di gedung depan. Dikarenakan kelas nya berada di gedung yang berbeda ia harus berjalan cukup jauh untuk bisa sampai ke perpustakaan.

Namun ketika sudah sampai di perpustakaan, ia mendapatkan fakta ternyata ada seseorang lelaki yang sedang fokus membaca buku. Seperti nya ia sudah lama berada di perpustakaan buktinya sudah ada 3 buku yang mungkin sudah ia baca. Lika tak memusingkan hal tersebut, ia pun mencari spot untuk tidur yang nyaman untuk nya.

Setelah memilih tempat yang cukup nyaman untuk meistirahatkan tubuhnya Lika pun mulai memejamkan matanya, tetapi belum lama Lika memejamkan mata terdengar suara yang cukup dekat dengannya.

"Kalau mau tidur jangan disini." Ucap seseorang dengan suara dinginnya.

Tunggu, ada yang berbicara? Apakah berbicara kepadanya? Padahal jarak ia dan lelaki yang sedang membaca itu cukup jauh.

"Tuli".

Membuka mata perlahan dan ia pun dapat melihat sesosok lelaki yang berdiri tak jauh darinya. "Kenapa? Perasaan gue gak ganggu lo."

"Lo memang gak gangguin gue, tapi lo menggangu pemandangan gue." Balasnya kumudian pergi meninggalkan Lika.

"Dih cowok aneh, ini tempat umum kali jadi siapa pun boleh kesini kali."

Belum lama Lika memenjamkan matanya kembali sebuah gangguan datang menghampirinya lagi, gangguan itu menyebabkan ia harus segera pergi dari perpustakaan. Tak perlu ia sebutkan apa gangguan tersebut, intinya adegan yang sering terjadi di drama Korea yang biasa kalian tonton. Complate sudah masalah hari ini, apakah ia harus minum goodmood supaya mood nya kembali normal.

 **

Kringgggg

Kringgggg

Suara nyaring yang terdengar seantero sekolah ini menyebabkan seluruh siswa/siswi yang ada disekolah itu bersuka cita mendengar nya, Salah satu hal kecil yang dapat membuat semua orang bahagia, iya bel pulang sekolah, Mengapa disebut hal yang membahagiakan karena sudah hampir satu hari mereka berada ditempat yang cukup menguras tenaga dan pikiran itu, jadi waktunya untuk beristirahat datang setelah bel tersebut terdengar.

Diantara ribuan siswa/siswi yang berlalu-lalang di sepanjang lorong sekolah, tiga orang gadis remaja berjalan beriringan menuju pintu gerbang. "Ka, lo kemana aja tadi?".

"Perpustakaan.'' Balas Lika tidak bersemangat, ia sudah menduga pertanyaan teman-temannya pasti hanya akan membuat ia merasa semakin badmood. Kenapa hari ini banyak sekali orang yang mengajukan pertanyaan untuk nya, apakah hari ini dinobatkan sebagai hari pernyataan untuk Lika? Lalu apakah kalian yang bertanya mendapatkan keuntungan? Jika tidak, maka berhentilah bertanya.

"Yaelah ketus amat bu."

"Bodo amat, udah gue duluan." Ucap Lika seraya pergi meninggalkan teman-temannya.

"Ya dianya malah cabut."

"Temen lo kenapa sih?". Tanya Rai yang penasaran karena akhir-akhir ini salah satu sahabatnya itu terlihat aneh, membuat otaknya berfikir yang aneh-aneh, tapi yasudahlah sahabatnya yang satu itu memang jarang untuk mengungkapkan apa yang sedang ia rasakan toh nanti jika ia sudah tak tahan menyimpan sendiri pasti ia akan menceritakan semuanya.

***

avataravatar
Next chapter