1 1.) Penindasan

Uzumaki Naruto

Namikaze Menma

Namikaze Khusina

Namikaze minato

®©®

- - - -

- - -

- -

-

Di hutan kematian

"Akhirnya sampai juga disini, huft huff ternyata lelah juga berlari dari rumah sampai sini, hahaha" ucap Naruto.

Segera Naruto melakukan pemanasan dilanjutakan latihan kerasnya seperti kemarin yaitu melempar batu yang tajam, sebagai penganti suriken dan kunai.

Berlatih melompati cabang pohon,berlatih memanjat dangan cepat, jika dilihat latihan tersebut terbilang masih ringan untuk seorang ninja, namun itulah yang dirasa porsi yang cukup untuk Naruto yang cakra di dalam tubuhnya hampir tidak ada, Naruto berkeinginan untuk bisa berlatih Ninjutsu namun ya apa di kata, cakranya masih belum cukup, walaupun hanya untuk membuat satu bunsin.

3 jam kemudian

Tak terasa latihan tersebut telah berjalan hingga matahari tepat di atas ubun ubun, yang menandakan bahwa saatnya untuk istirahat sejenak dan makan bekal yang telah Naruto buat tadi.

'Itadakimasu' ucap Naruto sebelum memakan onigiri yang Ia buat secara terburu buru.

Dia mensyukuri makanan tersebut, sebab ia masih diberi karunia dari Kami sama untuk makan dan menikmati cita rasa yang lezat, tak kurang dari 5 menit onigiri tersebut habis. Kemudian Naruto mencari mata air untuk ia minum.

'Uhhh, segarnya mata air ini' ucap Naruto setelah meneguk air dari sungai.

Kembali berlatih

Setelah menyantap makanannya ia segera kembali berlatih, namun berbeda dari tadi sekarang naruto hanya berlatih fisik, yaitu push up 150 kali, sit up 200 kali, lari selama satu jam dan yang terakhir ia melakukan lompat lompat, ya bisa di lihat ini hanya latihan fisik biasa. Namun tetap melelahkan baginya.

Jam 4 sore, Naruto segera menyudahi latihanya tersebut, ia tak ingin kena marah lagi akibat pulang terlambat, ia semata mata berlatih hanya untuk membuat kedua orangtuanya sayang dan tidak marah marah lagi kepada dirinya.

Dirasa baru jam 4 dan belum terlalu malam, akhirnya naruto menuju ke taman bermain untuk bermain bersama dengan teman sebayanya.

'Hay minnaaa Naruto is back' teriak Naruto.

Cengiran khas dirinya, dan tak lupa salam lima jari ia tunjukan kepada teman temannya, para temanya hanya tertawa melihat tingkah absrud dari Naruto.

Hanya di taman inilah Naruto dapat menjalani hidupnya seperti anak normal pada umumnya, bisa tertawa lepas, bersenda gurau, walau ada anak yang memusuhinya yaitu adiknya sendiri.

Ia mencari sosok adiknya, 'Uh syukurlah dia tidak ada hari ini' ucap Naruto lega.

Mengapa? Karena jika ada Menma pasti ada ibunya, jika ada ibunya pasti Naruto yang akan disuruh untuk mengalah dengan cara ia disuruh pergi, ibunya tak ingin melihat aib seperti Naruto di depan publik.

Jam menunjukan pukul 5 yang artinya anak anak, akan di jemput orang tuanya untuk pulang kerumah.

'Bye Naruto' ucap salah seorang anak sekaligus melambaikan tangan kepada Naruto.

Disusul teman yang satunya lagi, hingga hanya tersisa beberapa anak lagi.

Ada juga orang tua yang tak suka kepada Naruto dengan cara melarang anaknya untuk bermain dengan dia,

'Hinata ayah peringatkan untukmu, besok lagi jangan bermain dengan iblis kuning itu lagi" kata sang ayah.

'Tapi otousan' bantah sang anak.

Sang ayah menjawab 'tak ada tapi tapian. '

Naruto yang samar mendengar itu merasa sakit di telinganya, sudah hidupnya tak di inginkan oleh keluarganya, hidup sebagai orang lemah, sekarang ia malah di jauhi oleh teman taman nya.

'Kami-sama cobaan apa lagi yang akanrikan kepada ku, sungguh tak ad kau berikan kepada ku, sungguh tak adil, sungguh tak adil' ucapnya Naruto dalam hati sambil menunduk untuk menutupi raut muka kegelisahannya.

Sikamaru sebagai teman Naruto sebenarnya juga mendengar itu, ia merasa kasihan namun karena masih kecil ia belum tau apa yang harus ia lakukan, ia hanya berusaha menghibur Naruto.

'Hey Naruto besok main lagi yuk' ucap Dirinya kepada Naruto.

Naruto membalas 'hohoho boleh saja Shika' ucapnya sambil tersenyum.

Sikamaru berkata lagi 'ayo pulang, sepertinya aku hari ini tidak di jemput oleh ayahku, jadi ayo pulang bersama Naruto'

Naruto menjawab 'hemm boleh saja tapi maaf Sikamaru rumah kita kan berlawanan nanti aku takutnya kamu pulang terlalu malam, kita pulang sendiri sendiri ya, hehehe.'

Sikamaru menjawab sambil berjalan kearah rumah dengan mengangkat tangannya 'baiklah, hati hati di jalan Naruto, aku duluan ya, bye.'

'Sampai jumpa lagi Shika aku akan berhati hati" balas Naruto.

5 menit kemudian

Naruto pun pulang, namun ia sepertinya salah mengambil jalan, ia malah memilih jalan yang disitu terletak pasar malam, Naruto lupa akan hal itu. Naruto mencoba tetap tenang dan mencoba tegar jika lewat di kerumunan orang banyak.

'Yosh pasti aku bisa!!' ucapnya sambil menyemangati dirinya sendiri.

Ia berjalan dengan santai menuju rumah, terdengar juga suara gosipan para warga tentang dirinya, namun ia tetap tak peduli. Naas saat Naruto berjalan ia tersandung oleh batu, lebih naasnya lagi ketika jatuh ia menjatuhi dagangan berupa patung kecil yang mengakibatkan patung tersebut pecah tak bersisa.

'Maafkan aku paman, aku akan mengganti semuanya, tolong maafkan aku paman' ucap Naruto meminta maaf.

Namun yang terjadi malah pedagang tersebut memaki maki Naruto.

'Dasar anak iblis, lihat sekarang daganganku yang sudah kau pecahkan, apa kurang cukup keluarga ku, keluarga orang orang yang telah kau ambil(di bunuh), sekarang kau mau mengambil pekerjaan ku hah!!' ucap pedagang tersebut.

Warga lain yang mendengar suara tersebut lantas berkumpul, banyak warga yang dendam akan Naruto, lebih tepatnya kyubi yang disegel di dalam tubuh adiknya, untuk meluapkan rasa dendam mereka Naruto dijadikan tumbal.

Naruto yang tau ada ancaman yang mendekat ia segera lari menjauh, terjadilah aksi kejar kejaran antara Naruto dengan warga.

Naruto berbelok belok melewati gang gang kecil, Dia berlari sekuat tenaga, dengan harapan bahwa warga tak mengejarnya lagi. Ketika Naruto menengok kebelakang ternyata masih ada warga yang mengejar,

'Oh bagaimana ini, aha belok saja' ucapnya dalam hati.

Naruto yang berbelok lantas berhenti di akibatkan gang tersebut ternyata buntu,Naruto segera berlari dengan melompati tembok tembok.(mengaplikasikan dari latihan nya selama ini).

Crittt

Suara kaki Naruto yang terpleset akibat salah pijak di tembok yang licik, akhirnya ia pun jatuh, warga yang menunggu di bawahnya langsung menghajar habis habisan Naruto tanpa belas kasihan kepadanya.

'Bugh, bugh, buagh bug, bew' suara setiap pukulan tanpa belas kasihan yang terdengar begitu keras ditelinga.

Setelah puas menghajar Naruto warga segera meninggalkan Naruto dalam keadaan yang terluka parah. Terlihat tampilan Naruto yang tampak memprihatinkan, wajah lebam, darah keluar dari bibir, baju nya sudah sobek dengan luka di sekujur tubuhya, saat itu pula kesadarannya menghilang.

Dua jam berlalu, terlihat sekarang Naruto sudah cukup baik yang di akibatkan oleh kyubi yang ada di dalam tubuhnya, sang kyubi meregenerasi sel sel yang rusak.

Naruto membuka mata perlahan ia mencoba berdiri dengan sakit di tubuhnya yang luar biasa, kepalanya pusing, namun ia tetap mencoba untuk berjalan kembali ke rumah.

Aku harus pulang.

Ucapnya menyemangati diri sendiri sambil jalan sempoyongan.

20 menit akhirnya Naruto sampai di depan pintu, ia mengetuk dan berkata tadaima, bukan jawaban yang halus yang ia dengar melainkan jawaban yang kasar.

'Dasar aib tak tau malu jam segini baru pulang, apa kau tau ini jam berapa ha, apalagi ini dengan baju mu itu!!!' ucap sang okaasan.

'Dasar aib sudah tak punya cakra, mempermalukan nama namikaze, ingat kau bukan seseorang yang penting disini ' cingiran dari sang ototounya Menma .

'Maafkan aku aku tadi di hajar oleh warga lagi' ucapnya pelan sambil meneteskan air matanya.

Minato melemparkan tas yang berisi pakaian Naruto

'Sekarang kau pergi dari sini anak aib, sekarang kau bukan siapa siapa dalam keluarga ini, dan sekali kali jangan pernah kau gunakan nama Namikaze atau pun Uzumaki' tutur sang ayah, Namikaze Minato .

Naruto yang mendengar itu semua membuat tangisannya semakin menjadi. Bayangkan saja anak yang baru berumur 5 tahun di usir oleh keluarganya. Sungguh kejam bukan, Naruto mencoba memohon maaf tapi keluarganya malah menutup pintu dengan keras, Naruto mendobrak dobrak pintu.

'Maafkan aku otousan, okaasan, maafkan aku, aku berjanji akan menjadi anak yang baik, aku berjanji aku berjanji, tolong bukakan pintunya, tolong' ucap Naruto yang semakin pelan.

- - - - - - -

- - - - -

- - - - - - -

- - - -

-- - - - - - -

- - -

-

TO BE CONTINUE

Ingat rate this story, bintang itu gratis loh

avataravatar
Next chapter