1 CHAPTER 1: BECOME A HERO IN ANOTHER WORLD

Pagi ini aku berangkat menuju sekolah seperti biasa, keluar dari rumah dan segera berjalan menuju sekolah. Karena kedua orang tuaku sudah bercerai sejak Sekolah Dasar, jadi diriku hanya tinggal seorang diri di rumah ini.

Ibuku memiliki pekerjaan yang mengharuskan nya bepergian ke luar kota, sedangkan Ayahku berada di luar negeri untuk saat ini. Alasan itulah yang membuatku harus tinggal seorang diri di rumah ini. Aku menjalani kehidupan seperti ini sejak kelas 3 SMP, jadi hal ini sudah biasa bagiku.

Aku keluar dari rumah dan berjalan sekitar 10 menit hingga akhirnya sampai di sekolah. Aku menaiki tangga untuk naik ke lantai dua, memasuki ruangan yang bertuliskan kelas 2-A dan segera duduk dikursi yang sudah menjadi tempat dudukku.

Aku segera mengambil buku dari dalam ransel dan langsung membacanya begitu sampai di kelas. Aku adalah orang yang tidak terlalu suka keramaian dan bersosialisasi, aku lebih suka membaca buku, novel, atau manga dari pada harus mengobrol dengan seseorang.

Orang-orang biasa menyebut diriku sebagai seorang otaku. Mungkin karena sifatku yang seperti ini, membuat orang lain jadi sedikit memberi jarak padaku. Tapi aku tidak perduli dan tidak terganggu dengan hal itu.

"Yoru... selamat pagi"

Seorang wanita menghampiriku, suara lembut keluar dari mulutnya saat dia menyapa diriku.

Wanita itu adalah teman sekelasku, Julia Cosmocure. Dengan kecerdasan dan kecantikan yang dimilikinya, membuat dia dijadikan idola di sekolah ini.

"pa... pagi"

Aku menjawab sapaan Julia dengan gugup karena aku merasa seluruh laki-laki yang ada di kelas menatapku dengan tatapan yang begitu mengancam.

"Lia, jangan bicara padanya. Dia orang yang aneh"

Axel tiba-tiba menghampiri kami berdua dan langsung mengatakan hal tersebut dihadapanku.

Jika Julia adalah idola untuk para laki-laki, maka Axel adalah kebalikannya. Mereka berdua juga terlihat sangat dekat, dan banyak yang bilang mereka berdua adalah sepasang kekasih.

Sejujurnya aku tidak peduli dengan mereka berdua, jadi aku hanya mengabaikan rumor itu.

Ding...dong.....deng.....

Bel berbunyi yang menandakan pelajaran akan segera dimulai.

"tenanglah Axel, aku hanya menyapa Yoru"

Julia segera pergi meninggalkan kami dan duduk manis di tempat duduknya.

"menjauhlah dari Lia..."

Setelah mengatakan hal itu, Axel juga pergi ke tempat duduknya.

Kenapa dia marah padaku? Aku tidak mengerti?

Kami semua memulai kegiatan belajar setelah guru memasuki kelas. Guru kami memberhentikan kegiatan mengajarnya ketika jam sudah menunjukan waktunya makan siang.

Setelah pelajaran selesai, aku beranjak dari tempat dudukku dan memutuskan untuk pergi ke kantin.

"Yoru... apa kau ingin pergi ke kantin?"

Lagi-lagi Julia menghampiriku; dan kali ini ia bersama dengan teman dekatnya, Rikka.

Aku merasakan reaksi yang sama dari para laki-laki yang ada di kelas saat Julia mengajak diriku bicara. Terutama Axel, tatapannya sangat sinis terhadap diriku.

"ti-tidak... aku mau ke kamar mandi!"

Aku mencoba sebaik mungkin untuk menghindar dari Julia.

"baiklah kalau begitu, aku duluan ya..."

Julia akhirnya pergi setelah mengatakan hal itu, dan Rikka mengikutinya layaknya seorang penjaga.

Aku juga segera pergi menuju kamar mandi untuk menghindari tatapan dari para laki-laki yang berada di kelas.

"tunggu!"

Kata-kata itu membuat langkahku terhenti, saat aku menengok kebelakang, Axel sudah melihatku dengan tatapan yang sangat kesal. Dia segera menarik bajuku dan melemparku ke sebuah ruangan kosong yang berada di dekat toilet.

"bukankah aku sudah bilang, jangan pernah mengajaknya bicara"

Aah.... Aku mengerti, jadi dia marah karena melihatku bicara dengan Julia.

"dia duluan yang mengajakku bicara"

Axel yang masih terlihat kesal langsung melancarkan pukulannya ke arahku. Pukulan tersebut berhasil mendarat di pipi kiri dan aku langsung terjatuh ke lantai karena tidak siap menerima pukulan tersebut.

Axel adalah murid yang sangat mahir dalam bidang olahraga, jadi pukulannya terasa sangat menyakitkan. Tapi aku kembali bangkit dan membalas pukulannya.

Pukulanku ini mengenai pipi kiri Axel dan hal itu ternyata membuatnya sedikit terkejut.

Kenapa? Apa dirimu terkejut? Kau tahu, aku bukanlah orang bodoh yang diam saja saat ditindas. Aku mengatakan semua ini, walaupun hanya dalam kepalaku.

Walaupun pukulanku mengenainya, tapi ia hanya mundur beberapa langkah karena hal itu; tidak seperti diriku yang langsung terjatuh dengan satu pukulannya. Itu mengartikan ketahanan tubuhnya memang jauh diatas diriku.

"beraninya kau!"

Sekarang Axel terlihat benar-benar kesal dan dia bersiap-siap untuk memukulku kembali. Tentu saja aku tidak diam melihat hal ini, aku juga memasang kuda-kuda untuk bersiap menghadapinya.

Axel mengambil kursi yang ada di dekatnya dan melemparkannya begitu saja kearahku.

Aku mencoba menghindari kursi yang terbang ke arahku, tapi itu semua sudah terlambat. Lemparan Axel yang sangat bertenaga membuat kursi itu melayang dengan sangat kencang dan langsung mengenaiku hingga membuatku jatuh ke lantai untuk yang kedua kalinya.

Brak.....! Suara yang sangat keras terdengar saat kursi tersebut menghantam lantai.

Aku melindungi wajahku dengan kedua tanganku; dan hal tersebut malah membuatnya tergores.

Sial!! Dilempar sebuah kursi dari jarak sedekat ini memang menyakitkan.

"shh...aw...."

Aku meringis kesakitan saat tanganku tergores oleh kursi tersebut.

Brak!! Pintu ruangan ini tiba-tiba dibuka secara kasar, dan tiga orang terlihat masuk kedalam ruangan ini.

Tiga orang yang masuk kedalam ruangan ini adalah ketua kelas kami, Mark, bersama Julia dan juga Rikka. Julia yang melihat diriku duduk dilantai segera membantuku berdiri, sedangkan Mark dan Rikka mencoba menjauhkan Axel dariku.

"ada apa ini, kenapa kalian bertengkar?"

Mark bertanya kepada kami berdua tentang apa yang terjadi dan mencoba menyelesaikannya. Seperti yang diharapkan ketua kelas, dia memang orang yang akan menyelesaikan masalah dengan kepala dingin

"Yoru... apa kau terluka?"

Disisi lain, Julia terlihat sangat mengkhawatirkanku.

"i-iya, aku baik-baik saja..."

Setelah aku memberitahukan kondisiku, Julia segera berjalan menghampiri Axel.

Plak! Tamparan yang sangat keras mendarat di pipi kiri Axel, dan hal itu membuatku sangat-sangat terkejut.

"apa yang kau lakukan....?"

Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tapi tiba-tiba Julia terlihat sedih, bahkan matanya mulai berkaca-kaca.

"Li-Lia, aku akan jelaskan semuanya"

Axel juga terlihat sangat gugup saat ingin menjawab pertanyaan Julia.

"aku sangat membenci orang yang menggunakan kekerasan untuk menyelesaikan masalah.."

Rikka segera menjauhkan Julia dari Axel dan mencoba menenangkannya.

"semua tenang! Kita akan menyelesaikan ini di ruang-...."

Mark berhenti berbicara saat tiba-tiba ada cahaya yang begitu terang keluar dari lantai ruangan tempat kami berpijak. Cahayanya begitu terang dan menyilaukan hingga mataku tidak sanggup melihatnya.

Sinar apa ini!?

Aku membuka mataku kembali ketika cahayanya sudah sedikit pudar, dan aku sangat terkejut saat menyadari bahwa kami berlima sudah berada di ruangan lain.

Kami berada di ruangan yang sangat besar, dan aku bisa melihat ada beberapa orang dewasa yang sedang memegang senjata seperti sebuah tombak.

"Selamat datang para Pahlawan"

Saat aku merasa kebingungan, tiba-tiba ada suara pria dewasa yang seperti sedang menyambut kedatangan kami.

Pahlawan? Apa maksud dari perkataan nya, aku sama sekali tidak mengerti?

"kalian semua pasti kebingungan! Tapi jangan khawatir, aku akan menjelaskan semuanya."

Tentu saja aku merasa bingung! Bagaimana tidak, kami semua yang tadinya berada di sekolah tiba-tiba pindah ke suatu tempat yang terlihat mewah seperti ini.

"biarkan aku mengenalkan diri terlebih dahulu, namaku Erick Star IV, Raja keempat dari Kerajaan Bintang. Kalian berlima adalah manusia dari dunia lain yang berhasil terpanggil ke dunia ini dengan sihir yang digunakan oleh penyihir kerajaan kami."

WTF? Dunia lain? Raja? Orang ini pasti mengada-ada, jelas-jelas dia berbicara menggunakan bahasa yang bisa aku mengerti.

"jika kalian dari dunia lain, kenapa kita menggunakan bahasa yang sama?"

Kepalaku sudah sangat pusing dengan semua informasi yang tidak masuk akal ini, jadi aku menanyakan pertanyaan tersebut secara spontan.

Semua teman sekelasku juga menyadari hal yang sama setelah aku menanyakan hal ini.

"ya itu benar! ini semua pasti hanya sebuah tipuan kan?"

Mark yang sepertinya juga penasaran mulai berani bersuara.

"bukan, ini bukan tipuan! Bahasa ini sudah digunakan oleh leluhur kami sejak zaman dahulu…"

"Rajaku, biarkan hambamu ini yang menjelaskannya"

Seorang pria tua berjalan mendekat ke arah kami saat situasi disini sedikit memanas. Pria tua itu mengenakan jubah hitam besar yang membuat dirinya terlihat seperti seorang penyihir dari film-film dan cerita yang pernah aku lihat.

Pria tua itu berdiri di hadapan kami semua dan melakukan gerakan tangan yang cukup aneh. Tidak lama setelah itu, muncul lingkaran berwarna biru dengan tulisan aneh disekitar tangannya.

Huh? bukankah itu terlihat seperti lingkaran sihir? Ini bohongkan…? kenapa pria tua itu bisa melakukan hal-hal seperti game yang kumainkan.

Lagi-lagi diriku menerima banyak sekali informasi yang tidak masuk akal dan membuat kepalaku sakit.

Tiba-tiba ada tiga sosok hitam yang keluar dari bayangan pria tua tersebut. Setelah terlihat jelas, ternyata tiga sosok itu merupakan pria yang sama; jadi sekarang ada 4 pria tua yang sama sedang berdiri di hadapan kami.

"kami menyebut hal ini sebagai [ sihir ], dan ini adalah sesuatu hal yang tidak ada di dunia kalian"

Aku sangat terkejut dengan hal itu sampai tidak bisa berkata-kata.

Jika kita benar-benar berada di dunia lain.... maka.....?

Aku segera mengangkat tanganku untuk menarik perhatian orang-orang yang berada disini. Dan benar saja, Raja langsung melirik ke arahku.

"ada apa, Pahlawanku?

"bisakah aku bertanya sesuatu?"

"tentu saja..."

"jika kalian bisa memanggil kami kesini, maka kalian juga bisa mengembalikan kami ke dunia asal kami kan?"

Karena pertanyaanku, Raja dan beberapa orang yang ada di ruangan ini tiba-tiba terdiam dan terlihat murung.

Huh? kenapa kalian bereaksi seperti ini.

Tolonglah, aku harap pemikiranku ini salah.

"maafkan aku, tetapi kami tidak bisa mengirim kalian kembali"

Kami berlima sangat terkejut setelah mendengar jawaban itu.

Sigh.... sudah kuduga, ini pasti jawaban mereka.

"kenapa seperti ini? Kalian yang memanggil kami seenaknya kesini, seharusnya kalian juga bisa mengembalikan kami."

Mark protes sampai menaikan nada suaranya. Sedangkan diriku tidak tahu harus berkata apa, jadi aku hanya bisa diam.

Setelah kami semua berdiam diri dan mencoba mencerna informasi selama beberapa menit, akhirnya Mark memberanikan diri untuk menghadap Raja.

"walaupun tidak masuk akal, kami akan menerima fakta bahwa kami benar-benar berada di dunia lain. Jadi, apa yang kalian inginkan dari kami?"

Raja yang tadinya terlihat murung, mulai mendapatkan semangatnya kembali setelah mendengar pertanyaan Mark.

"aku memanggil kalian semua ke dunia ini bukan tanpa alasan. 200 tahun lalu, kami berhasil mengalahkan ras Iblis dengan bantuan manusia yang berasal dari dunia kalian. Dengan kekuatan Pahlawan tersebut, dia berhasil menjinakan salah satu naga dan membuat ras Iblis menyerah. Tapi belum lama ini, Ras Iblis kembali aktif dan kami takut mereka akan memulai invasinya kembali. Jadi aku minta tolong pada kalian semua, tolong selamatkan umat manusia sekali lagi."

Raja dan para bawahannya memohon sambil menundukan kepalanya pada kami berlima.

Meminta bantuan kami? Jujur saja aku tidak mengerti kenapa mereka meminta hal ini kepada kami.

Maksudku, mereka bisa melakukan hal yang tidak bisa kami lakukan seperti sihir. Jadi aku tidak mengerti mengapa mereka meminta bantuan kepada kami.

"kalian memiliki sihir, kenapa kalian masih meminta bantuan kepada kami?"

Huh? ternyata bukan hanya diriku yang memiliki pemikiran ini, Julia juga punya pemikiran yang sama denganku.

"biar aku jelaskan alasan kami membutuhkan kalian"

Lagi-lagi pria tua yang tadi menggunakan sihir mulai angkat bicara saat kami punya pertanyaan yang sulit untuk dijawab.

"maafkan kelancanganku, biarkan aku memperkenalkan diriku dengan benar kali ini. Namaku Zeris, kepala penyihir kerajaan Bintang."

Aku sudah menduganya, dengan hal-hal yang dia lakukan tadi, dia pasti seorang penyihir.

Setelah memperkenalkan diri kepada kami, Zeris mulai menjelaskan alasan Kenapa kerajaan ini membutuhkan kami.

"manusia-manusia didunia ini memang terlahir dengan bakat sihir, tetapi kami punya satu kelemahan. Energi sihir kami sangatlah sedikit."

Setelah mengatakan hal itu, Zeris mengeluarkan sebuah bola dari sakunya. Bola itu mulai memancarkan sebuah cahaya dan terlihatlah sebuah panel yang keluar dari bola tersebut.

Panel yang melayang di udara itu menampilkan sebuah status seseorang yang terlihat seperti status dalam video game.

"lihatlah, ini adalah statusku"

Status

Nama : Zeris

Title : Pemusnah

Ras : Manusia

Job : Mage

MP : 768

Hp : 347

Skill : Sihir Elemental Tingkat Lanjut ( Api, Air, Tanah, Angin ), Sihir Pemanggil. Skill Unik [ Lullaby ]

Woah! Aku merasa takjub dengan hal yang ada didepan mataku ini, tidak kusangka hal yang sering kulihat di dalam game benar-benar nyata.

"tolong letakkan tangan kalian di atas bola ini, dengan begitu aku akan lebih mudah untuk menjelaskannya"

Kami semua mengikuti arahan Zeris dan meletakan tangan kami di atas bola kristal. Aku sedikit kebingungan setelah bola itu tidak memberikan reaksi apapun saat kami meletakan tangan di atasnya.

"sekarang kalian harus berkonsentrasi, fokuslah lalu ucapkan [ Status Open ]"

Kami mendengarkan semua arahan Zeris dan melakukan semua hal yang dia jelaskan kepada kami.

Jujur saja diriku sangat pesimis dengan hal ini. Maksudku, kami semua hanyalah manusia biasa, jadi sangat kecil kemungkinannya bagi kami semua untuk memiliki potensi sihir.

"[ Status Open ]"

Status

Nama : Mark Rhodes

Title : Pahlawan

Ras : Manusia

Job : Sword Master/Mage

Mp : 10.000

Hp : 1.000

Skill : Pemimpin, Keberanian, Kepedulian, Berpedang, Sihir Elemental ( Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es ), Skill Unik [ Perintah ]

Status

Nama : Axel Thomas

Ras : Manusia

Job : Mage

Mp : 3.000

Hp : 1.000

Skill : Sihir Cahaya, Sihir Kegelapan, Skill Unik [ Psikokinesis ]

Status

Nama : Julia Cosmocure

Ras : Manusia

Job : Healer

Mp : 10.000

Hp : 1.000

Skill : Sihir Suci Tingkat Menengah, Sihir Penyembuhan Tingkat Lanjut, Skill Unik [ Pelindung Suci ]

Status

Nama : Rikka Grey

Ras : Manusia

Job : Mage

Mp : 5.000

Hp : 1.000

Skill : Sihir Elemental ( Api, Air, Tanah, Angin, Petir, Es ), Skill Unik [ Penulisan Sihir ]

Status

Nama : Yoru Edelhard

Ras : Manusia

Job : Sword Master

Mp : 2.000

Hp : 1.000

Skill : Berpedang, Pedang Sihir, Skill Unik [ Lightning Step ]

Panel-panel yang berisi informasi tentang kita mulai melayang di udara. Jujur saja aku sangat terkejut ketika melihat kekuatan diriku yang ternyata jauh melebihi penyihir nomer satu Kerajaan ini.

"Waaaaah..."

"Hiks...hiks..."

"Tuhan..... aku sangat berterima kasih..."

Aku sangat terkejut karena orang-orang yang berada di ruangan ini mulai menciptakan kegaduhan secara tiba-tiba.

Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi orang-orang yang berada di ruangan ini mulai bersorak kegirangan, menangis dengan senyuman di wajahnya, dan ada juga orang yang berdoa sambil mengepalkan tangannya.

Eh.... ada apa ini? Kenapa orang-orang ini bertingkah aneh?

Semua pertanyaan itu muncul di dalam kepalaku setelah melihat tingkah laku orang-orang ini.

"kenapa ini? Apa yang terjadi dengan orang-orang ini?"

Mark yang sepertinya juga kebingungan mulai menanyakan hal ini kepada Zeris.

"aku adalah penyihir yang terkuat di Kerajaan ini, dan lihatlah perbedaan kekuatan kita. Jadi aku meminta tolong pada kalian semua, tolong bantulah kerajaan kami!"

Zeris tiba-tiba bersujud setelah dia menyelesaikan kata-katanya, hal itu juga terjadi pada semua orang di ruangan ini. Bahkan Raja Erick pun juga ikut menundukan kepalanya, dan meminta tolong kepada kami.

"kami akan membantumu..."

Axel tiba-tiba mengatakan hal itu dan membuat kami semua terkejut.

Huh? apa yang dia katakan? Apakah dia bodoh, kita bahkan tidak mengetahui apapun tentang dunia ini.

"Axel, apa yang kau bicarakan!...."

Julia menaikan nada suaranya saat mempertanyakan pernyataan Axel. Julia yang selalu terlihat ramah ternyata bisa marah juga, aku sedikit terkejut dengan hal itu.

"Lia... lihat orang-orang ini, mereka semua mengharapkan bantuan kita semua. Kita punya kekuatan untuk menolong mereka, jadi kenapa kita tidak lakukan saja...."

Axel dan Julia mulai berdebat saat pemikiran mereka tidak ada di jalan yang sama. Aku tidak mengerti jalan pikiran Axel, jadi aku ada di pihak Julia saat ini.

"kau tahu, jika kita membantu mereka, maka kita semua akan menghadapi iblis. Makhluk yang bahkan tidak kita ketahui sama sekali."

"Julia benar, kita tidak tahu mahluk seperti apa mereka itu..."

Aku yang menyetujui hal ini juga mulai memberikan pendapatku. Dan tentu saja, Axel pasti tidak setuju dengan pendapatku.

"huh? kau pasti hanya ketakutan kan, kau yang paling lemah diantara kami. Benar-benar pemikiran seorang pengecut..."

"apa kau bilang!!"

Aku yang terpancing dengan kata-kata Axel mulai melangkahkan kakiku ke arahnya, tapi Mark menghentikanku agar kami berdua tidak bertengkar.

"berhenti... kalian berdua, tolong jangan bertengkar."

Akupun menghentikan niatku setelah Mark menahanku.

Aku pasti akan memukulmu, Pasti! Jadi tunggu saja. Aku tidak tahu masalah Axel denganku itu apa? Tapi dia membuat diriku benar-benar kesal saat ini.

Setelah memukul dan melukai tanganku dengan kursi, sekarang dia malah meremehkanku dan bilang aku seorang pengecut. Kau tahu, aku hanya berpikir rasional saat ini.

"Yoru tenanglah...."

Mark masih berada didekatku dan masih berusaha untuk menenangkan diriku.

"bagaimana denganmu, apakah kau mau membantu mereka?"

Aku yang sudah sedikit lebih tenang menanyakan hal ini kepada Mark. Saat Mark mendengar pertanyaanku ini, ekspresinya menjadi lebih serius.

"aku... aku memilih untuk membantu orang-orang ini, tapi aku akan membuat kesepakatan kepada mereka."

Tidak kusangka Mark malah setuju dengan hal ini, kukira dia adalah orang yang akan menolak keras permintaan ini. Tapi ternyata diriku salah, rupanya dia tidak seperti apa yang aku pikirkan.

"kalau begitu, ada dua orang yang setuju dan dua orang yang menolak. Jadi keputusan ini ada ditanganmu Rikka?"

Setelah Axel mengatakan hal ini, kami semua pun melirik ke arah Rikka dan menantikan jawabannya. Rikka terlihat sedikit tertekan setelah kami semua menatap ke arahnya.

"Jawabanmu ini akan menjadi penentuan bagi kita semua. Jadi, tolong buatlah pilihan yang bijak."

"a-aku... aku memilih untuk membantu orang-orang ini!"

Sial, kenapa kau malah memilih pilihan itu.

Aku dan Julia terkejut saat mendengar jawaban itu keluar dari mulut Rikka, aku pikir dia akan memiliki jawaban yang sama dengan Julia karena mereka bersahabat.

Aaaarrrrrgghh.... jujur saja, aku sangat kesal dengan jawaban yang dipilih oleh Rikka.

"Rikka? Kenapa kau...?"

Dari ekspresi yang diperlihatkan olehnya, sepertinya Julia sangat terkejut dengan jawaban Rikka ini.

"....."

Rikka hanya terdiam tanpa kata saat melihat ekspresi Julia.

"Yoru, Julia.... kita memiliki hal yang lebih daripada mereka, jadi kenapa kita tidak mencoba untuk membantu orang-orang ini. Dan mungkin saja, kita akan menemukan petunjuk untuk kembali pulang jika membantu mereka"

Dengan penjelasan Mark yang mudah dimengerti dan sedikit memaksa, membuat diriku tidak bisa melakukan apapun. Jadi aku hanya mengikutinya.

"baiklah... aku ikut" ( Julia )

"sigh..... kurasa aku tidak punya pilihan lain." ( Yoru )

Dengan sangat terpaksa, aku pun mengiyakan permintaan mereka.

"aku sangat mengerti perasaan kalian, jadi aku berterima kasih kalian berdua bersedia membantu kami." ( Mark )

Setelah kami semua setuju dengan hal ini, Mark menghampiri Raja untuk membuat kesepakatan dengannya.

"Raja! Mari buat kesepakatan. Kita berlima akan membantu kerajaan ini untuk melawan Ras Iblis, jadi kami ingin mengetahui semua informasi yang anda punya tentang mereka. Jika informasi yang kalian berikan tidak lengkap dan mengakibatkan masalah pada kami di kemudian hari, maka kami akan berhenti untuk membantu kalian."

Senyuman mulai tumbuh diwajah Raja setelah dia mendengar penjelasan Mark. Hal itu mengartikan bahwa Raja telah menyetujui kesepakatan ini.

"kami semua berharap pada kalian"

"ya. kami juga akan berusaha sebaik mungkin."

Mark dan Raja Erick bersalaman sebagai tanda bahwa kami sudah bekerja sama untuk mengalahkan Ras Iblis

**

Matahari sudah terbenam sejak kami sampai di dunia ini, dan ternyata dunia ini memang benar-benar dunia lain. Pemandangan langit malam di dunia ini sangatlah indah, kami bisa melihat banyak sekali bintang dan dua buah bulan yang sangat terang pada malam hari ini.

Saat ini kami berada di sebuah mansion yang telah disiapkan oleh kerajaan untuk tempat kami beristirahat. Mansion ini berukuran cukup besar, bangunan dua lantai ini memiliki 10 kamar tidur, ruang tengah, serta ruang makan.

Kami juga diberikan lima orang pelayan dan satu orang koki yang bertugas untuk memenuhi semua kebutuhan kami di mansion ini. Aku, Mark, dan Axel memilih lantai atas sebagai kamar kami; sedangkan Julia dan Rikka memilih kamar yang ada di lantai satu.

Saat ini aku sedang berbaring di dalam kamarku, semua hal yang terjadi pada hari ini membuat kepalaku benar-benar pusing. Walaupun aku tidak bisa tidur, tapi setidaknya diriku bisa beristirahat dengan nyaman di tempat ini.

Sigh... Ibu! Apa kau sudah mengetahui jika anakmu ini menghilang...?

Kurasa dia tidak akan peduli, lagi pula sudah satu tahun sejak terakhir kali aku bertemu dengannya. Mungkin dengan menghilangnya diriku, akan membuat dirinya senang…

Tok... tok....

Aku mendengar suara pintu kamarku diketuk oleh seseorang.

"Yoru... ini aku! Apakah aku mengganggumu?"

Huh? apa yang dia lakukan…? jujur saja aku sedikit terkejut setelah mengetahui orang yang berada dibalik pintu adalah Julia.

Akupun segera beranjak dari tempat tidurku dan membukakan pintu untuknya.

"Yoru..."

"Ju-Julia... ada apa?"

"ada yang ingin aku bicarakan denganmu, jadi bisakah aku masuk?"

"oh... silahkan..."

Akupun mempersilahkan dirinya untuk masuk kedalam kamarku, dan sekarang aku benar-benar gugup. Bagaimana tidak, wanita yang menjadi idola di sekolah saat ini berada di dalam kamar yang sama denganku.

Julia dan aku hanya diam tanpa kata setelah diriku mempersilahkannya masuk, hal ini membuat suasana menjadi sangat canggung. Sampai detik ini, kami masih diam dan belum ada yang membuka percakapan

Ayolah Yoru... kau tidak boleh terlihat gugup di hadapan wanita.

"Julia, duduklah dimanapun yang membuat dirimu nyaman"

"ah, iya..."

Aku akhirnya memberanikan diri untuk mengajak bicara Julia, hal ini akhirnya memecah kecanggungan diantara kami berdua.

Julia akhirnya duduk diatas tempat tidurku dan aku mengambil kursi untuk diriku duduk.

"ada apa?..."

"aku minta maaf..."

Julia tiba-tiba menundukan kepalanya ke arahku dan langsung meminta maaf kepadaku.

Kenapa dia melakukan ini? Seingatku dia tidak pernah berbuat salah padaku.

"to-tolong angkat kepalamu... kenapa kau meminta maaf padaku?"

Aku meminta Julia mengangkat kepalanya karena diriku merasa sedikit tidak enak.

"aku ingin meminta maaf atas apa yang dilakukan Axel pagi ini..."

Untuk Axel? Aku tidak menyangka Julia mendatangiku hanya untuk meminta maaf atas nama orang lain. Kau memang orang yang sangat baik...

"Julia, kau tidak perlu meminta maaf, lagipula ini bukanlah salahmu..."

"tapi tanganmu sampai terluka karena perbuatannya"

Julia masih bersikeras meminta maaf padaku, bahkan air matanya sedikit keluar saat dia melakukan ini. Hatiku pun luluh setelah melihat dirinya bersikap seperti itu untuk orang lain.

Kau memang orang yang sangat baik yaa, Julia.

"baiklah, aku menerima permintaan maaf darimu"

Aku mengatakan ini sambil tersenyum ke arahnya.

Setelah mendengar dan melihat reaksiku, akhirnya Julia juga terlihat ceria kembali.

"terima kasih, ka-kalau begitu aku akan kembali..."

"oh i-iya... silakan"

Julia segera berdiri dan segera berjalan menuju pintu untuk kembali ke kamarnya, tapi dirinya tiba-tiba berhenti saat sudah berada didekat pintu.

"Yoru... kau juga boleh memanggilku Lia seperti teman-temanku yang lain"

Eh!? Kenapa dia melakukan ini secara tiba-tiba.

Aku masih membeku setelah mendengar kata-kata itu terucap dari mulutnya. Tapi Julia segera keluar dari kamarku dan langsung berlari untuk kembali ke kamarnya.

Setelah melihat Julia kembali ke kamarnya, aku pun memutuskan untuk kembali berbaring di atas kasurku.

**

Mmmhh....

Sinar matahari menusuk mataku dan hal itu membuat diriku terbangun. Rupanya kemarin malam aku tertidur dikamar ini, mungkin itu terjadi karena diriku kelelahan.

Karena sudah terbangun, aku pun memutuskan untuk pergi mandi. Setelah selesai mandi, aku mengenakan pakaian yang telah disiapkan di dalam lemari.

Aku membuka pintu lemari dan melihat banyak pakaian yang digantung disana. Dari sekian banyaknya pakaian yang ada di dalam lemari, akhirnya aku pun memilih satu pakaian yang menurutku nyaman.

Wow... pakaian ini terlihat cukup bagus.

Aku kira kerajaan ini menyediakan pakaian-pakaian yang terlihat kuno seperti yang ada di novel atau manga bertema Kerajaan yang pernah aku baca. Tapi ternyata tidak, pakaian yang disediakan oleh kerajaan ini bisa dibilang cukup keren dan tidak ketinggalan zaman.

Tok...tok...

"tuan Pahlawan, sarapan sudah siap..."

Salah satu pelayan mengetuk pintu kamarku dan meminta untuk pergi sarapan.

"oh, iya... aku akan segera turun."

Aku segera turun ke lantai bawah untuk menikmati sarapan bersama teman-teman sekelasku. Setelah sampai di ruang makan, aku melihat semua teman-temanku sudah duduk manis di meja makan.

"pagi Yoru..."

Julia langsung menyapa diriku setelah aku masuk ke dalam ruang makan.

"Julia... pagi."

"hmm... aku kan sudah bilang! kau boleh memanggilku Lia..."

Julia mengatakan itu dengan sedikit marah.

Aku sedikit bingung setelah melihat Julia bersikap seperti itu, dan akhirnya aku memberanikan diri untuk memanggilnya Lia.

"pagi, Li-Lia..."

Senyuman Julia kembali tumbuh di wajahnya setelah aku mengatakan ini.

Dan akhirnya aku duduk di meja makan untuk menikmati sarapan bersama mereka semua.

Berbagai hidangan sudah berjajar dengan rapi diatas meja makan, koki kami membuatkan sup daging yang dimakan bersama roti sebagai hidangan utamanya. Koki juga membuatkan kami sebuah puding yang terbuat dari susu dan buah sebagai makan penutup.

Kami Pun menyantap makanan yang sudah disediakan, kami semua sangat menikmati makanan yang dibuatkan oleh koki dan tidak mau berhenti memakannya. Apalagi saat aku menyantap pudingnya, rasa manis dari susu dan buah sangat menyatu di mulutku.

Woah.... kenapa puding ini bisa begitu nikmat? pertanyaan itu muncul di kepalaku setelah satu suapan dari puding itu masuk kedalam mulutku.

Aku tidak tau susu apa yang yang digunakan dalam pembuatan puding ini, tapi yang jelas puding ini sangat nikmat.

Setelah kami selesai makan, Zeris dan seorang ksatria kerajaan datang ke dalam mansion kami.

"selamat pagi para Pahlawan"

Zeris menyapa kami dengan sangat ramah.

Karena kedatangan Zeris, akhirnya kami semua pindah dari ruang makan ke ruang tengah untuk memudahkan kami berbincang-bincang. Pelayan juga menghidangkan teh kepada kami semua saat kami sudah berada di ruang tengah.

"sebelum kita mulai, bisakah anda perkenalkan diri kepada mereka."

Zeris mengatakan hal ini kepada ksatria yang duduk disebelahnya.

Ksatria itu pun segera bangun dan memperkenalkan dirinya kepada kami semua.

"namaku Xorra Harington, aku adalah Ksatria yang akan membantu Party Pahlawan mengalahkan Ras Iblis."

Ksatria tersebut memperkenalkan dirinya dengan sangat gagah, dan setelah mengetahui tujuannya adalah untuk membantu kami, aku jadi semakin yakin bisa mengalahkan iblis.

Walaupun didalam hati kecilku, aku masih enggan untuk melawan Iblis.

"karena kalian sudah berkenalan, mari kita mulai latihannya. Pahlawan Axel, Julia dan Rikka akan ikut bersamaku dan sisanya akan ikut dengan Xorra"

Karena kami semua berasal dari dunia lain, jadi kami semua akan dilatih untuk bisa menggunakan sihir dan pedang. Hal ini dilakukan untuk mempermudah kami dalam menghadapi ras iblis nantinya.

"tunggu dulu, kenapa Yoru dan Mark harus berpisah dari kami?"

Tiba-tiba Julia menanyakan hal tersebut kepada Zeris, dan sepertinya hal itu membuat Zeris sedikit terkejut jika dilihat dari ekspresinya.

"Pahlawan Mark dan Yoru akan berlatih pedang bersama Xorra, sedangkan kalian bertiga akan berlatih sihir bersama saya."

Akhirnya Julia mengerti setelah mendengar penjelasan dari Zeris.

"oh iya, aku hampir saja lupa..."

Zeris tiba-tiba melakukan sihir di depan kami semua, sebuah lingkaran sihir terukir di udara saat Zeris melakukan hal tersebut.

Dan dari lingkaran sihir tersebut, keluar sebuah pedang berwarna emas yang kilauannya sangatlah indah. Setelah pedang itu berhasil keluar sepenuhnya, Zeris memberikan pedang itu kepada Mark.

"Pahlawan Mark, aku persembahkan padamu. Pedang dari Brixton Samuel Harington, sang Pahlawan pertama."

Mana/energi sihir berwarna hijau keluar dengan sangat banyak setelah Mark menggenggam pedang tersebut.

Woah... Pedang itu terlihat sangat indah saat mengeluarkan mana berwarna hijau.

"Penyihir Zeris?..."

Mark terlihat sangat bingung setelah pedang itu mengeluarkan mana yang sangat besar.

"Tenanglah Pahlawan Mark, pedang itu hanya sedang menyesuaikan diri denganmu"

Akhirnya Mark terlihat lebih tenang setelah Zeris menjelaskan semuanya.

Setelah Mark mendapatkan pedang pahlawan, kami semua akhirnya bersiap untuk pergi ke tempat latihan yang ada di area istana Kerajaan Bintang.

Saat sedang bersiap, tiba-tiba Axel menabrak pundakku dengan sangat kencang hingga diriku terdorong beberapa langkah. Aku tidak tahu kenapa, tapi sejak tadi dia selalu melihatku dengan tatapan kesal.

Apa yang telah kulakukan hingga dia bersikap seperti itu padaku?

Aku mulai bertanya kepada diriku sendiri, dan akhirnya aku menyadarinya. Axel selalu kesal padaku setelah aku dan Julia berbicara.

Apakah dia cemburu padaku? Ya... Aku yakin karena itu.

"Axel, kau tidak perlu cemas. Aku sama sekali tidak punya perasaan padanya."

Orang-orang yang ada disini terlihat bingung setelah mendengar ku mengatakan hal ini secara tiba-tiba. Tapi Axel sama sekali tidak bereaksi dan masih terlihat kesal padaku.

Aku sudah mengatakan hal yang ada di kepalaku, jadi aku menganggap masalah ini sudah selesai. Walaupun aku tidak tau ini termasuk masalah atau bukan.

Akhirnya kami pun pergi menuju tempat latihan, kami akhirnya berpisah setelah sampai disana. Julia, Rikka, Axel, dan Zeris pergi menuju tempat latihan yang berada di arah kiri, sedangkan Aku, Mark, dan Xorra ke arah kanan.

Setelah sampai disana, Xorra mengeluarkan sebuah senjata dari tempat penyimpanan yang ada di tempat latihan ini.

"Pahlawan Yoru, pedang ini telah dibuat khusus untukmu."

Pedang berwarna metal diserahkan oleh Xorra kepada diriku, dan aku pun menerima pedang ini dengan senang hati.

Setelah aku menerima pedang ini, kami berdua akhirnya memulai latihan.

**

Sekarang sudah satu bulan kami berada di dunia ini, kami semua sudah mulai akrab dengan suasana kerajaan ini. Aku juga cukup terkejut ketika mengetahui bahwa Kerajaan ini ternyata menggunakan hitungan bulan yang sama seperti bumi.

Selama sebulan ini, kami hanya berlatih dan terus berlatih untuk menguasai teknik berpedang dan sihir. Dan hari ini, kami berencana untuk melakukan latihan di dalam dungeon. Selama ini kami belum pernah melawan mahluk hidup, jadi kami melakukan ini untuk melatih mental kami.

Karena pada dasarnya iblis itu adalah mahluk hidup, jadi kami harus melatih mental kami untuk membunuh makhluk hidup. Kami berencana masuk ke dalam dungeon untuk menaklukan monster-monster yang ada di dalam sana, dan mendapat pengalaman bertarung secara langsung.

Pada latihan kali ini, kami berlima hanya pergi bersama Xorra. Saat ini Zeris sedang menerima misi khusus dari Raja Erick, karena itulah dia tidak bisa menemani kami pada latihan kali ini.

Setelah berkemas, akhirnya kami bertolak dari Istana Kerajaan Bintang menuju dungeon "Zoo." Dungeon ini diberi nama seperti itu bukan tanpa alasan, menurut para petualang yang sudah masuk kesana, monster-monster yang ada disana semuanya merupakan monster berjenis hewan.

Dari monster-monster kelas rendah hingga boss lantai, semuanya merupakan monster bertipe hewan. Para petualang juga baru menaklukan dungeon ini sejauh empat lantai dan sudah membersihkan seluruh monster yang ada disana.

Jadi pada latihan kali ini, kami akan mulai menaklukan Dungeon Zoo yang akan dimulai dari lantai ke lima. Kami berenam berangkat menuju dungeon menggunakan kereta kuda yang sudah disiapkan oleh Kerajaan.

Setelah menempuh perjalanan selama tiga jam, akhirnya kami sampai di Dungeon Zoo. Kami segera menyiapkan semua perlengkapan yang dibutuhkan begitu sampai disana. Saat kami sampai, semua petualang yang ada disana melirik ke arah kami.

Dan jujur saja, hal itu cukup membuatku risih. Tapi disamping itu, aku mengerti kenapa mereka melirik kami dengan tatapan sinis.

Dungeon ini merupakan mata pencaharian mereka, jadi mereka pasti mengira kedatangan kami adalah untuk mengambil sumber penghasilan mereka. Xorra yang mengerti dengan situasi saat ini mulai mengambil sikap.

Dia berjalan beberapa langkah dan berdiri tepat di pintu masuk Dungeon untuk memberikan beberapa kalimat pada petualang yang terlihat tidak menyukai kehadiran kami.

"Party kami bertujuan untuk menaklukan Dungeon ini atas perintah Raja Erick Star IV, kami hanya diberi tugas untuk mengalahkan semua monster yang ada didalam sini. Jadi kami tidak punya niatan untuk mengambil apapun yang ada di dalam Dungeon ini."

Setelah mendengar ini, banyak petualang yang terlihat merasa lega. Tapi masih ada beberapa petualang yang tidak menyukai kehadiran kami. Kami mengabaikan sisa petualang yang masih terlihat tidak percaya dan langsung masuk ke dalam Dungeon untuk menaklukkan nya.

Party kami berjalan masuk kedalam Dungeon dengan waspada, walaupun lantai 1 sampai 4 sudah dibersihkan, tapi Xorra memerintahkan kami untuk selalu berjaga-jaga.

Di Dalam Dungeon ini juga terdapat batu sihir yang menerangi seluruh isi goa yang begitu gelap, dan hal ini jadi sangat memudahkan kami. Akhirnya kami semua sampai di lantai lima, dan di lantai inilah pelatihan kami dimulai.

Saat kami memasuki lantai lima, beberapa serigala mulai datang menghadang kami. Serigala yang menghadang kami adalah serigala batu, kami mengetahui hal ini karena sudah mempelajari berbagai jenis monster yang ada di Dungeon ini.

"semuanya, ambil posisi. Kita akan melakukannya seperti saat latihan."

Xorra segera memberikan aba-aba kepada kami semua untuk bersiap.

Pada formasi ini, aku dan Mark mengambil posisi di depan, Axel dan Rikka berada di tengah, dan Julia berada di belakang. Xorra tidak masuk dalam posisi ini dan hanya berdiam diri untuk mengevaluasi Party kami.

Grr...grr....

Serigala-serigala yang berada di depan kami mulai menggeram serta memperlihatkan taringnya yang panjang dan tajam. Sekitar enam serigala berlari mendekat setelah mereka menatap kami, sepertinya mereka sudah menetapkan kami sebagai mangsanya.

"sihir kegelapan [ Pengikat Bayangan ]"

Axel segera melepaskan sihir miliknya dan berhasil menghentikan pergerakan serigala-serigala yang ingin menyerang kami.

Aku dan Mark segera menebas serigala-serigala saat melihat mereka sudah tidak bisa bergerak. Mark berhasil membunuh tiga serigala sekaligus dengan satu tebasan pedangnya, berbeda denganku yang harus menebas mereka satu persatu.

Aku sudah berhasil membunuh dua serigala dengan tebasan pedangku, dan saat aku ingin membunuh serigala yang terakhir, sihir yang mengikatnya tiba-tiba terlepas sehingga serigala itu mendorong tubuhku hingga aku terjatuh.

Mark yang ada didekatku segera menebas serigala itu dan membuatnya tidak bernafas lagi. Untungnya Mark segera menebas serigala itu, mungkin aku akan terluka jika dia tidak segera menebasnya.

"kau tidak apa-apa?"

Mark mengulurkan tanganya padaku untuk membantuku berdiri kembali.

"ya... aku baik-baik saja."

Julia dan rikka juga terlihat cemas saat aku terjatuh, tapi tidak dengan Axel. Aku bisa melihat sedikit senyum di wajahnya saat aku terjatuh.

Aah... aku mengerti sekarang. Dia sengaja membatalkan sihirnya pada serigala yang terakhir tadi, apakah dia berniat mencelakaiku? Aku tidak tahu, tapi hal itu bisa saja terjadi.

Akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk menuju bagian terdalam dari Dungeon ini. Semakin dalam kami berjalan, semakin sulit juga monster-monster yang kami hadapi.

Sejauh ini, kami sudah berhadapan dengan monyet api, kura-kura tanah, harimau es, dan kambing petir. Tapi semua hambatan itu berhasil kami lewati dengan bekerja sama.

Setelah melewati semua itu, akhirnya Party kami sampai di ujung lantai lima, dan disana sudah ada boss monster yang sepertinya telah menunggu kedatangan kami. Monster ular bertipe angin terlihat sedang menatap kami dengan matanya yang begitu tajam.

Kami segera membentuk posisi bertarung dan bersiap menghadapi monster ular tersebut. Tapi tidak disangka-sangka, Axel dengan santainya menghampiri monster tersebut seorang diri.

Huh? apa yang dia lakukan? Apakah dia bodoh...

"Axel berhenti, jangan bertindak secara gegabah..."

Xorra mencoba untuk menghentikannya, tetapi Axel tidak menghiraukan kata-kata Xorra dan terus berjalan ke arah monster ular.

"kalian tidak perlu turun tangan kali ini, Skill Unik [ Psikokinesis ]"

Axel segera mengaktifkan skill uniknya dan membuat bebatuan yang ada disekitar untuk menimbun monster ular tersebut. Akhirnya, monster ular tersebut berhasil tertimbun oleh bebatuan hingga mengubur seluruh tubuhnya.

"lihat, aku bisa mengalahkan monster ini seorang diri"

Dia mengatakan hal ini dengan sangat percaya diri.

Kami semua awalnya juga merasa lega setelah melihat Axel mengalahkan monster tersebut. Tetapi hal itu hanya terjadi selama beberapa detik, tiba-tiba bebatuan yang mengubur monster ular tersebut mulai bergetar dan monster ular itu pun berhasil keluar dari timbunan batu.

Monster ular itu hanya mendapat sedikit goresan setelah berhasil keluar dari timbunan batu yang dilakukan oleh Axel. Ular tersebut terlihat sangat kesal dan dia segera mengeluarkan nafas beracun ke arah kami.

"sihir angin [ Tornado ]"

Rikka dengan sangat cepat mengeluarkan sihir anginnya dan membuat nafas beracun dari monster ular mengenai dirinya sendiri.

Woah... hampir saja, kerja bagus rikka.

Aku mengangkat jempolku kearahnya sebagai ucapan terima kasih, dan Rikka membalasnya dengan senyuman bangga.

"kerja bagus Rikka."

Tidak hanya dariku, Xorra juga memberikan tanggapan baik untuk Rikka.

Xorra terlihat mengeluarkan pedangnya, sepertinya dia akan turun tangan pada pertarungan kali ini. Dan benar saja, Xorra segera memberikan aba-aba kepada kami semua.

"Mark, kau akan menyerang monster itu dari depan, Yoru... gunakanlah skillmu dan serang monster itu dari belakang. Julia! siapkan sihirmu untuk membantu mereka berdua."

Seperti yang diharapkan dari seorang kepala Ksatria, dia bisa memikirkan taktik dengan begitu cepat.

"SIAP!!"

Kami bertiga mengerti dengan aba-aba yang diberikan oleh Xorra dan segera menyiapkan serangan kami.

Mark dan Xorra segera menyerang monster ular itu dari arah depan, tetapi serangan mereka berdua segera ditangkis oleh ular tersebut menggunakan ekornya. Aku yang melihat kesempatan emas ini segera menggunakan skill unik milikku dan menyerang monster tersebut.

"skill unik [ Lightning Step ]"

Pertama-tama aku menggunakan skill ini untuk bergerak dengan sangat cepat dan bisa mencapai bagian belakang ular tersebut tanpa disadari olehnya. Setelah aku berada di belakangnya, aku segera menyerang ular tersebut menggunakan skill berpedang yang telah aku kuasai.

"rasakan ini ular sialan, sihir berpedang [ Burning Slash ]"

KIIEEEEKK....!!

Ular itu berteriak dengan sangat keras setelah tebasanku mengenainya.

Berkat tebasanku dan juga distraksi yang dilakukan oleh Mark dan Xorra, akhirnya kerjasama kita semua berhasil membuat ular tersebut terluka. Monster ular yang menyadari keberadaanku segera menatapku dengan tatapan yang sangat mengerikan.

Sial…!?

Monster ular itu membuka mulutnya dengan sangat lebar, dan seketika tubuhku membeku setelah melihat pemandangan itu. Dengan mulut yang terbuka lebar, monster ular berusaha menelan ku hidup-hidup.

Kenapa tubuhku tidak mau bergerak!?...

Ayolah...

Aku masih terus berusaha untuk menggerakkan tubuhku, walaupun tidak menghasilkan apapun.

Claaang!!

Tiba-tiba aku mendengar suara benda yang beradu dengan sangat keras. Dan ternyata, Mark menyelamatkanku dengan menahan ular tersebut menggunakan pedangnya.

"Yoru, cepat pergi dari sini..."

Mark berteriak ke arahku dan menyuruhku untuk segera pergi dari sini. Tetapi semua itu sudah terlambat, monster ular sudah mengeluarkan nafas beracunnya kembali.

Aku dan Mark yang berada sangat dekat dengan monster itu tidak bisa berbuat apa-apa, dan akhirnya kami berdua terkena nafas beracun dari monster ular tersebut. Setelah terkena racun tersebut, tubuhku mulai mati rasa dan aku tidak bisa merasakan apapun.

Shit! Sepertinya racun ini memiliki efek untuk melumpuhkan tubuh seseorang.

"hei, ular bodoh! Lawanmu adalah aku!! Sihir cahaya [ Purgatory ]"

"sihir angin [ Wind Blast ]"

Dengan sihirnya, Axel membakar monster ular hingga membuatnya menggeliat kesakitan. Setelah itu, Rikka menerbangkan ular tersebut menggunakan sihir anginnya sampai membuat ular tersebut menabrak dinding Dungeon.

Julia menghampiri diriku dan Mark yang sedang lumpuh akibat terkena racun, dia segera mengaktifkan sihir sucinya untuk menyembuhkan kami.

"Wahai Tuhan, tunjukkanlah kuasamu dan berikan mereka berdua kesembuhan [ Full Recovery ]"

Dengan mengepalkan tangannya, Julia merapalkan sihir penyembuhan kepada kami berdua. Cahaya berwarna putih mulai menyelimuti kami dan tubuh kami mulai bisa digerakan kembali.

Setelah cahaya putih menghilang, tubuh kami sudah sembuh sepenuhnya.

Woah... tidak kusangka hal ini benar-benar bisa dilakukan.

"apakah kalian berdua baik-baik saja?"

Julia menanyakan keadaan kami berdua dengan tatapan yang sangat cemas.

"terima kasih Lia, aku sudah lebih baik."

Mark dan aku segera bangkit kembali begitu Julia selesai menyembuhkan luka-luka kami. Kami berdua segera bersiap untuk menghadapi monster ular itu kembali.

"Yoru... mari selesaikan pertarungan ini."

"yeah..."

Kami berdua segera berlari sekuat tenaga menuju monster ular tersebut. Walaupun ular itu telah menerima berbagai serangan dari Rikka dan Axel, tetapi monster itu tetap berdiri walaupun terdapat luka yang sangat banyak di tubuhnya.

KIIIEEEKKKKKK!!!

Monster ular itu segera berteriak setelah melihat aku dan Mark berlari ke arahnya dengan sangat cepat. Monster ular segera mengeluarkan sihirnya ke arah kami berdua, beberapa lingkaran sihir terbentuk di sekitar tubuh ular dan mengeluarkan tebasan angin dari lingkaran sihir tersebut.

"jangan khawatirkan hal ini, cepatlah maju!!"

Dengan sihir tanahnya, Rikka berhasil menghentikan tebasan angin yang mengarah ke kita berdua. Axel juga membantu kami dengan mengaktifkan sihir kegelapannya, monster ular berhasil terikat dengan skill pengikat bayangan miliknya.

"kalian berdua, segera selesaikan ini!"

Xorra berteriak dengan sangat keras untuk memberikan motivasi kepada kami berdua.

Setelah mendengar kata-kata itu, kami berdua jadi semakin bersemangat. Akhirnya kami berdua mengaktifkan skill pedang sihir, dan berniat mengakhiri pertarungan ini sekarang juga.

"terimalah ini, Sword Skill [ Storm Slash ]"

"Sword Skill [ Burning Slash ]"

Dengan tebasan petir milik Mark dan juga tebasan api milikku, kepala monster ular berhasil terlepas dari tubuhnya. Dan akhirnya kami berdua menyelesaikan pertarungan ini.

Hosh...hosh...

Aku terduduk lemas di tanah karena merasa kelelahan. Mark yang ada di sebelahku juga melakukan hal yang sama.

Senyuman puas terlihat di wajah teman-teman kami setelah melihat monster ular itu sudah tidak bergerak.

"kalian semua hebat, aku sangat terkesan pada percobaan pertama kalian ini."

Xorra tidak henti-hentinya memberikan kami pujian.

Party kami memilih untuk kembali dan tidak melanjutkan penaklukan ini. Party kami sudah sangat kelelahan, jadi kami tidak mau mengambil resiko untuk membahayakan diri kami sendiri. Dan Party kami segera kembali ke istana Kerajaan begitu menyelesaikan lantai lima Dungeon ini.

****

Aku dan Party Pahlawan baru saja kembali ke istana setelah berhasil membersihkan lantai kelima dari Dungeon Zoo. Aku segera berpisah dari Party Pahlawan setelah kami memasuki area kerajaan.

Alasan aku berpisah dengan mereka adalah untuk memberi laporan kepada yang mulia Raja. Aku dan Penyihir Zeris telah ditunjuk sebagai pembimbing dari Party Pahlawan, jadi kami harus memberikan laporan tentang perkembangan party Pahlawan kepada Raja Erick secara berkala.

Begitu aku sampai di istana Kerajaan, aku segera masuk untuk bertemu dengan Raja. Beberapa penjaga yang ada digerbang istana menundukan kepalanya saat aku melewati mereka. Saat ini aku menempati posisi sebagai kepala Ksatria kerajaan Bintang, jadi sudah wajar bagiku untuk menerima rasa hormat dari ksatria lain.

"Tuan Xorra, Raja sudah menunggu kedatangan anda."

Seorang pria yang cukup berumur menyambut kedatanganku, dan orang tersebut adalah Perdana Menteri negri ini.

Huh!? Perdana Menteri…?

Diriku cukup terkejut karena mengetahui jika yang menyambutku adalah seorang petinggi negara seperti dirinya.

"selamat malam, Tuan Jamie Newson"

Aku segera memberikan salam saat tahu bahwa orang seperti dirinya yang menyambut kedatanganku.

Aku dan Tuan Newson segera pergi menuju ruangan dimana Raja telah menunggu. Kami berdua berjalan melewati banyak ruangan, dan setiap ruangan yang kami lewati memiliki tingkat kemewahan yang sama.

Setelah kami menaiki tangga, akhirnya kami berdua sampai di lantai empat dan dilantai inilah Raja menunggu kami. Tuan Newson segera mengetuk salah satu pintu ruangan begitu kami sampai di lantai ini.

Tok...tok....

"ini aku, aku sudah membawa Xorra."

Tidak perlu waktu lama, pintu yang ada di hadapan kami segera terbuka setelah tuan Newson mengatakan hal ini. Kami berdua pun segera masuk ke ruangan tersebut.

Kami segera bersujud dihadapan Raja Erick setelah kami melihatnya berada diruangan ini, bersujud adalah cara kami memberikan hormat kepada Raja.

"duduklah...."

Kami berdua segera duduk di kursi yang ada di ruangan tersebut.

Pelayan yang ada disana juga segera memberikanku secangkir teh hangat saat aku baru saja duduk.

"baiklah Xorra, tolong berikan laporanmu..."

Gulp!... aku menelan ludah saat ingin berbicara.

Aku selalu gugup setiap Raja memberikan pertanyaan langsung seperti ini. Jadi aku menyeruput teh terlebih dahulu agar merasa lebih relax.

Setelah diriku merasa lebih tenang, aku pun menceritakan semua kejadian yang terjadi di dalam Dungeon. Aku menceritakan semuanya, mulai dari kerja sama tim mereka, kejadian dimana Axel berbuat sembrono, hingga Yoru yang sedikit ketakutan saat saling tatap dengan monster ular.

Raja hanya mendengarkan dan mengangguk saat aku memberikan semua laporan. Setelah selesai memberikan laporan, Raja hanya terdiam sambil menyeruput tehnya.

Setelah diam beberapa saat, akhirnya Raja mulai angkat bicara.

"jadi bagaimana menurutmu, apakah mereka siap menghadapi Iblis?"

Tanpa basa-basi, Raja langsung memberikan pertanyaan seperti ini padaku.

"untuk saat ini belum, mereka hanya perlu sedikit latihan untuk membuat kerjasama mereka semakin kompak... jadi untuk saat ini, kurasa masih belum."

Raja menghela nafas panjang setelah mendengar jawabanku. Kami semua yang berada di ruangan itu juga hanya bisa berdiam diri setelah melihat reaksi Raja yang seperti itu.

Brak!!

Secara tiba-tiba pintu yang ada di ruangan ini dibuka dengan sangat keras hingga membuat kami semua terkejut. Seorang prajurit segera berlari ke hadapan Raja dan langsung membungkuk di depannya.

"Rajaku, aku membawakan berita yang sangat penting!"

"tolong tenanglah..."

Prajurit tersebut terlihat sangat panik, jadi kami semua mencoba menenangkan dirinya agar pesan yang disampaikan terdengar lebih jelas.

Aku menyuruhnya duduk di kursi dan memberikannya segelas air. Karena hal ini, prajurit tersebut menjadi lebih tenang. Setelah itu, dia segera memberikan berita yang dia bawa kepada kami semua.

"Raja, aku membawa pesan dari kota Rigel. Kemarin malam kota tersebut telah diserang oleh Iblis, 70% warga kota telah berhasil diungsikan tetapi kota tersebut telah berhasil dikuasai oleh iblis."

Huh!? jadi ras iblis sudah mulai bergerak...

Kami semua sangat terkejut setelah mendengar penjelasan dari prajurit tersebut.

"Ksatria Xorra, segera siapkan pasukan untuk mengamankan kota tersebut."

"Siap Raja!"

Aku segera membungkuk di hadapan Raja setelah ia memberikan perintahnya.

"dan tolong bawa Party Pahlawan...."

Huh? apakah aku tidak salah dengar…? bukankah aku sudah bilang bahwa Party Pahlawan belum siap.

"ta-tapi Rajaku...."

"kita tidak punya pilihan lain, kerajaan kita harus mengalahkan Iblis dengan semua kekuatan yang kita punya"

Karena Raja berkata seperti ini, mau tidak mau aku harus mengiyakan semua perintahnya. Walaupun sejujurnya aku tidak setuju dengan hal ini.

Aku dan prajurit yang memberikan pesan segera meninggalkan ruangan tersebut dan pergi ke markas pasukan kerajaan Bintang berada. Aku juga segera pergi menuju mansion Party Pahlawan dan memberitahukan semua hal yang terjadi.

Keesokan paginya, kami semua telah bersiap di halaman Kerajaan Bintang. Sekitar 3000 pasukan yang dipimpin oleh ku telah bersiap di tempat ini, party pahlawan juga sudah bersiap untuk pergi menuju kota Rigel.

Pada misi kali ini, kami bukan hanya bertujuan untuk mengambil kembali kota Rigel, kami juga punya tujuan untuk memberikan bahan-bahan logistik seperti makanan dan pakaian kepada para pengungsi.

Sebelum pasukan kami berangkat, Raja memperkenalkan member Party Pahlawan kepada masyarakat Kerajaan Bintang. Dengan alat sihir, Raja memulai pidato di hadapan rakyatnya.

"WAHAI RAKYATKU, DIDEPANKU SUDAH ADA LIMA ORANG YANG TERPILIH SEBAGAI PAHLAWAN DAN MEREKA SEMUA TELAH SIAP UNTUK MENYELAMATKAN NEGERI INI."

Masyarakat di kerajaan ini awalnya merasa sangat khawatir setelah berita tentang iblis mulai menyebar. Dan setelah mereka mendengar pengumuman Raja, kecemasan rakyat mulai sedikit berkurang.

"MARK RHODES, AXEL THOMAS, JULIA COSMOCURE, RIKKA GREY, DAN YORU EDELHARD. MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG AKAN MENYELAMATKAN NEGERI INI DARI ANCAMAN RAS IBLIS."

Rakyat semakin berteriak kencang setelah mendengar pidato tersebut. Hal ini juga membuat pasukan yang aku pimpin semakin bersemangat.

"Pahlawanku, tolong berikanlah sepatah kata kepada para rakyat kerajaan ini..."

Mark segera maju satu langkah didepan kita semua dan mulai memberikan sepatah kata seperti yang diminta oleh Raja.

"RAKYAT KERAJAAN BINTANG, KAMI PASTI AKAN BERUSAHA SEBAIK MUNGKIN UNTUK MENGALAHKAN PARA IBLIS DAN MEMBUAT DUNIA INI KEMBALI DAMAI."

Mark mengatakan ini sambil mengangkat pedangnya, dan hal itu membuat dirinya terlihat sangat gagah.

Aku sangat tidak menyangka, satu bulan lalu mereka masihlah anak-anak yang tidak mengerti apapun. Tapi sekarang, takdir manusia ada ditangan mereka.

Mark, Axel, Julia, Rikka, dan Yoru. Aku sangat-sangat berharap pada kalian.

Setelah mendengar pidato dari Raja dan Pahlawan, pasukan kami akhirnya memulai perjalanan menuju kota Rigel. Dan ini akan menjadi langkah pertama kami dalam menaklukan Ras Iblis.

avataravatar
Next chapter