webnovel

Return to Polaris

Warning 18+ (Mohon bijak dalam memilih bacaan) Kim Hana, seorang asisten desainer muda mendapat kesempatan menjadi stylist E-X selama dua bulan. Ia pun bertekad untuk memberikan yang terbaik untuk idolanya, tapi perasaan tak lazim mulai tumbuh antara dirinya dan Seung-Yeol. Di sisi lain, Eun-Soo, kekasih masa lalu Seung-Yeol muncul dan mengacaukan segalanya. Haruskah Hana bertahan demi perasaannya atau melepas Seung-Yeol demi melindungi idolanya?

Reona_Lee · Urban
Not enough ratings
123 Chs

Chapter 19

"Apa? Kami akan segera debut?" seru Seung-Yeol tak percaya atas pernyataan direktur di hadapan mereka ini.

"Ya. Kalian akan debut sebagai boygroup E-X," jelas sang direktur, membuat dua belas lelaki itu bersorak gembira.

Mereka saling melihat dan tersenyum, tidak menyangka kalau hal ini terjadi lebih cepat dari yang mereka bayangkan. Mereka awalnya berpikir kalau mereka akan debut satu atau dua tahun lagi, tapi hari ini pelatih menyampaikan kalau mereka dipanggil menuju ruang rapat. Awalnya mereka berpikir kalau telah melakukan kesalahan, tapi ternyata tidak.

Setelah selesai, mereka disuruh kembali untuk mempersiapkan diri, baik mental dan fisik. Sejenak Seung-Yeol berpikir tentang Eun-Soo. Karena kabar dari beberapa rekannya, Eun-Soo akan debut sebagai anggota S0Ne. Tanpa sadar, senyum Seung-Yeol melebar. Ia dan Eun-Soo akan debut berdekatan, pasti ada banyak fans yang memasang-masangkan anggota E-X dan S0Ne nanti.

Betapa lucunya jika fans benar-benar melakukan itu. Mungkin, Seung-Yeol bisa berharap dirinya akan dipasangkan dengan Eun-Soo, atau malah membuat perempuan itu cemburu ketika penggemar memasangkan dirinya dengan anggota S0Ne lain? Tanpa sadar, Seung-Yeol ingin segera berbagi kabar ini pada Eun-Soo.

"Ah, kalian pulanglah duluan, ponselku tertinggal di ruang latihan," ujar Seung-Yeol sembari berbalik dan melambaikan tangan pada yang lain. Tanpa curiga, member lain pun membiarkan Seung-Yeol berbalik arah.

Setelah memastikan teman-temannya pergi, Seung-Yeol mengunjungi tempat latihan Eun-Soo, tapi ia gagal menemukan perempuan itu. Berulang kali pun ia mengedar pandang, Eun-Soo tidak ada di tempat. Akhirnya Seung-Yeol memutuskan untuk menunggu agak jauh dari ruangan. Namun, dua trainee yang Seung-Yeol tahu sebagai teman Eun-Soo melintas. Dengan cepat, ia menunduk, menyembunyikan diri di balik tiang penyangga.

"Jadi rumor Eun-Soo dikeluarkan dari S0Ne itu benar?" tanya seorang perempuan berambut pendek yang biasa mengajak Eun-Soo pulang bersama.

"Ya, itu yang aku dengar. S0Ne juga akan mengubah formasi mereka."

"Lalu bagaimana nasibnya? Apa ia berhenti menjadi trainee?"

"Entahlah. Direktur sedang membicarakannya sekarang. Mungkin dia akan debut tiga tahun lagi bersama trainee yang baru masuk. "

"Aku masih bingung. Padahal gerakan dance dan suara Eun-Soo sangat bagus. Sayang sekali kalau ia gagal debut."

Sontak Seung-Yeol tertegun. Kenapa tiba-tiba? Bukankah Eun-Soo sudah mantap dinyatakan sebagai member S0Ne? Bahkan hal itu telah ditetapkan jauh sebelum E-X dikabarkan debut. Apa perempuan itu melakukan kesalahan? Tidak mungkin. Seung-Yeol sangat mengenal Eun-Soo. Perempuan itu sangat perfeksionis dan pintar, berbeda dengannya yang ceroboh dan emosional. Tanpa berpikir panjang, Seung-Yeol berlari menuju ruang direktur dan menunggu di depan pintu.

Dalam hatinya Seung-Yeol merasa sangat khawatir. Perempuan itu sudah menginginkan hal ini sejak lama. Tampil di atas panggung, bernyanyi sambil menari. Ia sudah berusaha bertahun-tahun menjadi trainee dan Seung-Yeol ingat betul ketika ia diberitahu akan debut sebentar lagi. Tapi apa ini? Kenapa tiba-tiba Eun-Soo diganti? Kenapa perempuan itu batal debut?

Benar dugaanya, sepuluh menit kemudian Eun-Soo keluar dari ruangan itu dengan kacau. Raut kesedihan bercampur kecewa dan marah tercetak jelas di wajahnya yang cantik. Seung-Yeol sangat yakin kalau Eun-Soo sedang menahan tangis. Haruskah ia memeluk Eun-Soo? Namun, kaki Seung-Yeol enggan melangkah. Sampai akhirnya mereka saling berhadapan, memandang satu sama lain. Eun-Soo hanya berjalan melewati Seung-Yeol, membiarkan lelaki itu membeku di tempatnya berpijak saat ini.

Seung-Yeol memegang dadanya yang perih, terasa sangat ngilu seakan disayat oleh pisau tajam. Bukan karena Eun-Soo mengabaikannya, tapi karena melihat kekasihnya tampak sangat kacau. Ia berbalik, berjalan menyusul Eun-Soo yang berjalan menuju tempat yang biasa dikunjungi ketika terjadi sesuatu.

Tanpa Seung-Yeol sadari, Shi-Jin memandanginya dan Eun-Soo dari jauh. Lelaki berwajah imut itu bergumam. "Ternyata memang benar. Kim Seung-Yeol yang menyebabkan perempuan itu gagal debut."

***

Seung-Yeol berdiri bersama dengan para member E-X lainnya siap untuk syuting video teaser mereka. Mereka tampak canggung satu sama lain meski sudah mengenal sejak trainee. Tidak disangka mereka akan debut bersama, berjuang bersama, terluka, tertawa dan bahagia bersama-sama. Mereka hanya tidak menyangka akan disatukan menjadi satu grup yang sama.

Seung-Yeol terlihat fokus pada ponselnya. Ia sedang fokus mengirim pesan singkat pada Eun-Soo. Menanyakan keadaan, atau hal-hal sederhana lainnya. Namun, tidak ada balasan. Hal inilah yang membuat Seung-Yeol makin khawatir. Sudah dua hari perempuan itu tidak muncul di gedung SEnt, bahkan barang-barangnya sudah dikemas. Ia juga tidak bisa sembarangan mengunjungi rumah Eun-Soo karena manajer mengawasinya dengan ketat.

Seung-Yeol bergegas memasukkan ponsel ke saku training saat manajer menghampirinya.

"Seung-Yeol. Jangan terlalu fokus pada ponselmu."

Seung-Yeol mengangguk, lalu kembali fokus pada member lainnya. Ia mencoba mengimbangi suara member lainnya, terutama Dae-Hyun, Jung-Soo, Jae-Hyun dan Yihan yang memang menjadi main vokal di grup itu. Suara mereka yang memiliki ciri khas tersendiri, sedangkan suara Seung-Yeol yang bertolak belakang dengan wajahnya yang imut. Pelatih suara bilang, Seung-Yeol sangat cocok sebagai rapper, apalagi proprsi tubuhnya yang sangat bagus seperti Shi-Jin dan K. Shi-Jin sendiri ditetapkan sebagai center karena wajahnya yang mudah diingat sebagai ikon pertama E-X.

Seorang lelaki yang duduk di dekat jendela terlihat gugup. Seung-Yeol menyentuh pundaknya dan lelaki itu menoleh. Lelaki dengan kulit yang agak gelap dan manis bernama Kim Jong-An atau dengan nama panggung K. Seung-Yeol tersenyum padanya.

"Apa kau gugup?" Seung-Yeol bertanya pada K yang gemetar.

"Yah, sedikit. Kau tidak gugup?"

Seung-Yeol menggeleng, lalu duduk di sampingnya. "Aku malah ingin berdiri di panggung secepatnya."

"Woah, ternyata kau punya rasa percaya diri yang besar," puji K kagum pada Seung-Yeol yang membalas dengan senyuman.

Seung-Yeol merutuk dalam hati. Ia berbohong. Saat ini otaknya hanya memikirkan Eun-Soo, bahkan dirinya tidak memikirkan penampilan mereka nanti. Tanpa siapa pun sadari, Loey hanya berusaha memasang ekspresi palsu yang terus menekan perasaannya.

"Nah, kalian sudah tahu kan peraturan debut? Jika kalian memiliki kekasih, silakan akhiri hubungan kalian dan jangan biarkan publik tahu tentang hal itu," suara sang manajer kembali terdengar, menusuk perasaan Seung-Yeol. Mengakhiri hubungannya dengan Eun-Soo? Ia tidak sanggup melakukannya, tapi bagaimana?

"Fans kalian lebih berharga dari kekasih kalian."

Sedetik kemudian Seung-Yeol bertanya-tanya dalam hatinya tentang apa yang harus dilakukan. Ia merasa bodoh. Hubungannya dengan Eun-Soo pasti telah terbongkar oleh manajer dan direktur. Akan tetapi, bukankah tidak adil jika hanya dirinya yang diselamatkan?

Kenapa hanya Eun-Soo? Kenapa bukan dirinya saja?

Memikirkan hal itu membuat Seung-Yeol benci setengah mati dengan peraturan yang tidak adil ini.

Jika dipikir-pikir, kenapa pula Seung-Yeol tidak memikirkan konsekuensi ini sebelumnya? Harusnya ia memilih jalan takdir yang telah dibentuk orangtuanya, lalu berkencan dengan Eun-Soo sebagai pasangan biasa.

Andai saja bisa memutar waktu, Seung-Yeol ingin menjadi pasangan biasa dan melupakan mimpinya sebagai idola. Namun, saat ini semuanya sudah terlambat. Mungkin saja, ia tidak akan pernah mendapat hidupnya kembali jika kehilangan Eun-Soo.

***