1 Prologue to the Eternal Journey

Part 1 "Harmony Creation and Depravity"

Sebelum adanya kehidupan di dunia ini, dunia ini masih kosong dan tidak memiliki apa pun…."Dunia"? Apa sudah bisa disebut sebagai "dunia" jika masih belum memiliki apa pun? Karena kehidupan belum ada, masih lebih tepat disebut sebagai "kekosongan." Sampai suatu saat ada sesuatu…"Sesuatu"? Apakah "Itu" bisa disebut sebagai "Sesuatu"? Ada sebagian orang menyebutnya sebagai "Pribadi" dan ada juga yang menyebutnya sebagai "Energi" atau "Kuasa." Tapi ada satu nama yang dipegang oleh semua orang mengenai "Itu" adalah "Harmonia."

Harmonia menciptakan dunia ini, Harmonia yang mengubah "kekosongan" itu menjadi "dunia" dengan banyak kehidupan di dalamnya. Harmonia menciptakan dunia ini dengan tujuan agar semua kehidupan di dunia dapat melayani Harmonia sebagai Pencipta dunia. Dengan begitu, Harmonia menciptakan sihir sebagai media untuk semua kehidupan melayani Dia. Tumbuhan, hewan, manusia, dan makhluk lainnya yang menjadi ciptaan Harmonia pasti memiliki energi sihir di dalamnya. Benda mati pun memiliki kekuatan sihir. Di antara semua ciptaan, manusia adalah ciptaan dengan memiliki kekuatan sihir terbesar dengan memiliki sebutan sebagai "Penakluk Sihir." Sebelumnya aku menyebutkan "dan lainnya" berarti ada makhluk lainnya yang memiliki energi sihir ya mereka disebut sebagai kaum "Druid."

Mereka selalu menjalankan hidup skeptis yang jauh dari kehidupan makhluk lainnya terutama manusia, mereka juga dikatakan tidak pernah menunjukkan diri di hadapan manusia dengan alasan yang tidak diketahui. Meskipun memiliki energi sihir yang lebih lemah daripada manusia, Druid dipercaya sebagai makhluk yang dapat berkomunikasi langsung dengan Harmonia. Keunggulan Druid yang lain dibandingkan manusia adalah kapasitas energi sihir mereka yang tidak terbatas. Jadi, jika kekuatan sihir manusia adalah yang terbesar, maka Druid memiliki jumlah energi sihir yang lebih banyak daripada manusia. Kehidupan di dunia terlihat sangat bahagia dan penuh kedamaian sampai pada suatu hari manusia memberontak kepada Harmonia dan ingin menghancurkan keseimbangan dunia. Dunia terpecah menjadi dua dengan sisi yang memberontak Harmonia dan sisi yang mencoba mempertahankan keseimbangan dunia. Peperangan kedua sisi tersebut berlangsung selama ratusan tahun, sampai suatu hari datanglah sekelompok orang yang menyebut diri mereka sebagai "Holy Knights."

Holy Knights memimpin sisi yang ingin mempertahankan keseimbangan dunia. Holy Knights berhasil menghancurkan sisi yang memberontak terhadap Harmonia dan berhasil membuat dunia kembali merasakan kedamaian. Holy Knights dipercaya sebagai asal-usul dari munculnya dua kerajaan besar di dunia saat ini. Kedua kerajaan itu adalah kerajaan "Khai" dan kerajaan "Rahi." Kerajaan Khai adalah kerajaan yang berdasarkan kekuatan sihir terang seperti cahaya, api dan air. Sedangkan kerajaan Rahi adalah kerajaan yang berdasarkan kekuatan sihir gelap yaitu bayangan, tanah dan angin. Di luar itu ada kekuatan sihir yang sama-sama dimiliki kedua kerajaan ini, yaitu "void." Itu semua setidaknya pengetahuan yang diturunkan oleh ayahku Rakh yang adalah raja dari kerajaan Khai. Ayahku menurunkan pengetahuan itu kepada aku dan adik aku, oh iya nama aku Enral dan adikku Enity. Dari semua pengetahuan itu, aku masih penasaran dengan kekuatan sihir "void" yang aku tidak mengerti sama sekali. "Ayah, seperti apakah kekuatan sihir void itu?" "Kekuatan sihir void bukanlah kekuatan yang perlu kamu ketahui untuk sekarang Enral, ayah pun tidak mau kamu mengetahui tentang kekuatan sihir void ini." jawab ayahku. Perkataan ayahku itu membuat aku menjadi semakin penasaran terhadap kekuatan sihir "void" itu. Tapi setiap kali aku ingin mencari tahu, ayah selalu berhasil menghentikan aku. Dari sini aku paham bahwa ayahku terlalu hebat untuk dilawan, karena dia dapat melihat dan memahami setiap pemikiranku. Selain itu, ayahku adalah raja yang hebat dalam memimpin kerajaannya. Akhirnya aku menyerah dan berpikir bahwa suatu saat aku pasti punya kesempatan untuk mengetahui tentang kekuatan sihir "void" ini. Di sini aku masih belum menyadari bahwa di dalam diriku telah muncul suatu keinginan buruk untuk terjadi.

Part 2 "Unforgettable Promises upon the Sun"

Ayahku pernah mengatakan beberapa hal kepadaku mengenai siapa aku ini dan siapa adikku Enity itu. Kami berdua bukan hanya anak-anak raja Rakh dari kerajaan Khai, tapi kami berdua adalah manusia pilihan Crimson yang adalah elemen utusan Harmonia dan berkuasa terhadap kekuatan api. Aku, Enral memiliki kekuatan api Purgatory yang menyaingi atau melebihi api neraka sedangkan Enity mewariskan kekuatan api dari ibu kami yaitu kekuatan Phoenix. Kekuatan api Phoenix adalah kekuatan api yang tidak pernah padam selama-lamanya dan merupakan api penyembuhan. Ayahku hanya mengatakan hal ini kepadaku dan dia mengatakan bahwa masih memerlukan waktu untuk kekuatan kalian yang sepenuhnya untuk muncul. Jadi, dia menyarankan kami untuk sering latihan setiap hari. Di samping pernyataan ayahku itu, kehidupan sebagai anak-anak raja tetaplah memiliki sisi menyenangkan dan sisi menjengkelkan. Hidup sebagai anak-anak raja memiliki keuntungan tersendiri di mana akan mendapatkan penghormatan yang sama seperti orang-orang menghormati raja.

Di samping mendapatkan penghormatan, yang aku suka menjadi anak raja ialah pelayanan yang gratis. Ketika berjalan di seluruh daerah kerajaan, anak-anak raja pasti diberikan pelayanan yang maksimal dengan gratis seperti makanan, minuman, mainan, buku, dan banyak hal lainnya. Hal-hal itu yang aku dan Enity sebagai anak-anak raja rasakan sejak kecil. Seperti yang aku bilang tadi, lahir di keluarga kerajaan adalah sangat menjengkelkan, kenapa? Karena kami harus banyak mengikuti peraturan-peraturan yang rasanya membatasi kebebasan kami: cara berpakaian, cara makan, cara berjalan, aktivitas-aktivitas yang ditentukan secara mutlak seperti belajar, berlatih sihir, berlatih pedang, pola hidup setiap hari diatur oleh hukum keluarga kerajaan. Aku dan Enity sering melanggar hukum-hukum itu sampai kami pasti mendapatkan hukuman dari ayah kami.

Suatu hari aku menyampaikan sesuatu kepada Enity, "Enity, bagaimana kita bolos latihan pedang hari ini? Ada yang ingin kakak perlihatkan kepadamu di luar sana!" Enity menjawab dengan nadanya yang malu-malu, "um…kakak…bagaimana jika…itu, kalo kita ketahuan lagi…kita bisa dihukum loh!" Aku ingin membujuk Enity, jadi "tenang saja, kali ini kita pasti tidak akan ketahuan siapa pun…serahkan saja kepada kakak!" Enity masih dengan keraguannya, "ta-tapi kakak…di luar sana…" Sekali lagi dan kali ini aku langsung menggenggam erat tangannya sambil berkata, "tenang saja Enity, yang ini kamu pasti akan sangat menyukainya, yah di samping itu apa pun yang terjadi, kakakmu akan selalu melindungimu!" Aku menarik Enity dengan senyuman terbaik membawanya ke suatu tempat di luar kerajaan. Ketika hampir tiba di tempat yang aku maksud, "Enity, kakak ingin kamu tutup kedua matamu sebentar, nanti kakak bilang "buka matamu!" baru kamu bisa buka matamu lagi…" Aku masih melihat Enity masih kebingungan, Enity dengan kepribadian yang sangat pemalu dan sering merasa takut membuat aku ingin sekali melindunginya. "uun, oke…" Enity menjawabnya dan melakukannya.

Kami masih berjalan sekitar 20-an langkah dan akhirnya tiba di tempat tujuan. "Oke, sekarang kamu bisa buka matamu!" Tiba-tiba, angin kencang berhembus sampai hampir menerbangkan kami berdua lalu Enity membuka matanya. Enity hanya melihat padang yang berwarna kuning penuh dengan bunga Matahari sejauh mata memandang. Aku membawanya ke padang bunga Matahari yang aku temukan dalam peta di perpustakaan. Awalnya aku penasaran apa itu bunga Matahari, dan aku mencoba buka di buku ensiklopedia dan mendapatkannya serta memutuskannya untuk memperlihatkannya kepada Enity. Ketika Enity membuka matanya, seakan-akan tubuhnya terdiam tapi matanya dan senyumannya sangatlah bercahaya seperti bunga Matahari. Ini kali pertama aku melihat Enity senyum dengan mata yang berkilauan. "Waaah! Ini apa kakak? Ini cantik sekali, pertama kali aku melihat hal seindah ini…waaah!" Enity mengatakan itu sambil membentangkan kedua tangannya, berputar-putar di antara padang bunga Matahari.

Aku rasanya ingin meneteskan air mata, karena aku telah menepati janjiku kepada ibu kami sebelum dia meninggal 6 tahun lalu ketika aku masih berumur 3 tahun dan Enity berumur 1 tahun. "Enral, kamu tahu…Enity sudah satu tahun belum pernah tersenyum…ini permintaan ibumu yang terakhir…tolong lindungilah Enity…dan…buatlah dia tersenyum…itu adalah tanggung jawabmu sebagai kakak…ya Enral...? Itu adalah kalimat terakhir ibu kami sebelum dia meninggal di tempat tidurnya karena sakit. Aku kembali mengingat hal itu kembali dan akhirnya aku meneteskan air mata…Di samping itu aku menyadari Enity menjadi kebingungan dengan diriku yang tiba-tiba menangis. "Eh!? Kakak, kenapa kakak menangis…eh!? eh!? Apakah Enity berbuat sesuatu sampai kakak menangis??" Kebingungannya berubah menjadi kepanikan…*sigh* adikku ini memiliki tingkah laku yang sulit juga untuk diprediksi (selain sifat pemalunya).

Beberapa saat kemudian, aku kembali menjadi tenang dan memeluk adikku. "Eh!? eh!? eh!?!? Kakak kenapa?" Dalam hatiku aku berbicara, "ah…mungkin tingkah laku yang sulit diprediksi saat ini mungkin saja adalah aku sendiri…" Aku sekali lagi menenangkan diriku dan menghapus air mataku dan menatap Enity kemudian berkata, "aku tidak apa-apa Enity…bagaimana dengan hadiah kejutan kakak ini? Kau menyukainya?" Enity kemudian tersenyum lebar, memalingkan badannya dan kembali melihat aku kemudian berkata, "terbaik! Ini adalah hadiah kejutan terbaik sepanjang aku hidup…tidak ada hadiah yang akan bisa menandingi hadiah dari kakak ini!" Enity kemudian meletakkan tangannya di bawah dagunya seakan memikirkan sesuatu, "tapi, ulang tahunku masih lama lalu ini hadiah buat apa kakak?" Aku tersenyum melihat Enity dan berkata, "tidak buat apa-apa kok, ini cuma keinginan kakak…" Setelah itu, Enity memelukku dan berbisik, "ini balasan untuk yang tadi…" Pemandangan waktu itu adalah pemandangan yang tidak akan pernah terlupakan, kami berdua, kakak dan adik melihat pemandangan padang bunga Matahari yang rasanya tidak ada ujungnya.

Pada akhirnya aku memberikan hadiah bunga Matahari kepada Enity sebagai perhiasan di rambutnya kemudian kami pulang ke rumah. Di perjalanan pulang, "hey Enral, Enity…kalian berhasil bolos lagi ya?" kata seorang anak. "Kalian ini tidak ada habisnya melanggar hukum kerajaan" balas seorang anak yang lain dan *plak* "hey kakak, kenapa kau memukulku?" kemudian jawab anak yang lebih tinggi yang dipanggil sebagai kakaknya "kamu berkata apa sih? Kita juga kan sama!" Mereka adalah Lokiy dan Tohr, mereka adalah anak-anak dari raja Odiyn dari kerajaan Rahi dan kami sering berjumpa dengan mereka ketika bolos. "Hey Lokiy, Tohr kalian juga?" Lalu Lokiy memandang Enity dan, "hmmm…rasanya ada yang berbeda dari Enity hari ini, kau telah berbuat sesuatu kepadanya kan, Enral?" Aku menjawabnya, "hm, bukan apa-apa kok!" Tohr membalas, "kau bohong kan!? Kakak, dia berbohong kan?" *plak* "bisakah kau sedikit saja diam dulu?" Di samping itu Tohr berbisik kepada dirinya "dua kali…" dan Enity tertawa melihat tingkah laku mereka sampai membuat kami bertiga tidak bisa berkata apa pun, karena ini kali pertama kami melihat Enity tertawa seperti itu. "Kalau begitu, kami pulang dulu ya!" teriakku kepada Lokiy dan Tohr, "oke, sampai jumpa lagi!" teriak mereka berdua. Enity hanya tersenyum dan melambaikan tangannya kepada mereka. Kami sampai di kerajaan dan akhirnya untuk pertama kali kami tidak dihukum. Hal ini berkat aku yang telah menghipnotis guru latihan pedang untuk menuruti perintahku. Tetapi hal ini hanya aku yang mengetahuinya, Enity juga tidak mengetahuinya.

Part 3 "Strong Will with Dependable Support"

Beberapa hari kemudian, aku dan Enity berlatih sihir dengan ayah kami. "Seranglah aku seperti kalian ingin membunuhku…" kata ayahku dengan penuh kesombongannya. "Oke, aku harap kamu tidak akan menyesal!" Aku dan Enity mulai mengambil posisi untuk menyerang. Banyak orang yang juga menonton latihan kami, tapi hal ini membuatku lebih bersemangat. Enity berfokus kepada bantuan dari belakang dan aku yang bertugas menyerang ayah secara langsung. Aku bergerak maju dengan menggunakan dorongan api dari kaki dan terbang seperti roket menuju ayahku. Aku membuat tujuh bola api di sekelilingku dan melemparkan semuanya kepada ayahku.

Aku berpikir itu telah menghilangkan pandangannya, kemudian Enity menggunakan teknik bantuannya kepada tubuhku dan aku berpindah ke belakang ayahku kemudian ingin menyerangnya dengan tinju apiku. Usaha kami itu dipatahkan dengan munculnya perisai sihir di seluruh tubuh ayahku. Ayahku telah membaca strategi kami dan mencoba untuk membuat kami putus asa. "Hanya itukah kemampuanmu?" tanya ayahku dengan keseriusannya. "Heh…ini belum selesai, saatnya teknik Enity aktif!" Teknik Enity yang sebelumnya diberikan kepadaku itu adalah teknik untuk memacu kekuatan sihir seseorang dan menambahkan satu keistimewaan dari setiap serangan dari orang yang diberikan teknik itu, yaitu dapat melelehkan perisai sihir lawan.

"Huh!?" ayahku kelihatannya merasa terkejut dengan itu tapi "heh, strategi yang sangat memikirkan keadaan sendiri tapi tidak keadaan lawannya…kalian tidak boleh lupa untuk melihat kembali siapa yang kalian lawan dan pikirkan strategi sekali lagi." Tiba-tiba muncul ledakan api dari tubuh ayahku dan memancar ke atas langit seperti layaknya menara. Aku terlempar dan terbentur di dinding kemudian Enity menyembuhkan luka yang aku terima di situ." Aku melakukan hal yang sama seperti ayahku meskipun ledakannya jauh lebih kecil dari ayahku dan pancarannya hanya setinggi rambutku. Enity sekali lagi menggunakan teknik bantuannya yang lain kepadaku. Sekarang aku menyerang ayahku menggunakan tujuh bola api yang dipersatukan dengan tanah menjadi seperti kumpulan bola meteor kecil dan langsung menyerangnya. Kali ini, aku menyerangnya langsung dari depan dan aku berpikir ayahku tidak akan menggunakan perisai sihir lagi disebabkan dia berpikir bahwa aku masih menggunakan teknik bantuan Enity yang sebelumnya.

Aku menyerangnya dengan kedua tinjuku dan berhasil ditahannya. Di sini dia tidak menyadari ada orang lain yang akan menyelesaikannya, yaitu Enity. Enity berlari dari belakang menuju kepada ayahku dengan menggunakan pedang sihirnya yang terbuat dari api. Teknik Enity yang kedua kalinya diberikan adalah teknik dengan membiarkan lawan berfokus kepada orang yang memperoleh teknik itu, ini disebut dengan Flame Provoke. Ayah tidak lagi menggunakan perisai sihir dan dia terfokus dengan seranganku, Enity bisa dengan bebas mengalahkannya dari belakang. Masalah sihir serahkan kepadaku, tapi masalah Teknik pedang, Enity jauh lebih bagus dibandingkan aku. "Kali ini kau kalah bapak tua!" aku berbisik di depan ayahku. "Huh? Apa kau bilang?" kemudian "haaaaaah!!!!" *cyang* suara pedang sihir menyentuh ayahku dari belakang beserta teriakan Enity. Ayahku seketika terdiam dan "…sejak kapan Enity berani menyerangku? Selama ini, Enity hanya selalu di belakang Enral tapi sekarang…"

Kedua tangan ayah kami yang besar itu menuju kepada kami berdua dan kami menutup mata kami dengan ketakutan. "Kerja bagus, begitulah menjadi anak-anak dari Rakh hahahahaha!" Setelah ketakutan, kami merasakan kebingungan "eh!?" kami berdua dengan kompak terkejut seperti itu sedangkan ayah kami masih tertawa dengan penuh bahagia. Kami berpikir kami akan dilakukan sesuatu yang lebih hebat oleh ayah kami, ternyata tidak seperti itu. Setelah itu, ayah berbisik kepadaku sambil memelukku dengan satu tangannya, "kau telah lakukan sesuatu kepada Enity, kan? Ayah kalian dapat melihatnya dari pertandingan hari ini…tidak perlu disembunyikan, kerja bagus!" lalu "meskipun kalian tidak berhasil membunuh ayah, tapi kalian berhasil membuat ayah terkejut hari ini!" Kemudian aku menjawab, "terima kasih?" Kami dipeluknya selama beberapa menit dengan mengatakan banyak pujian kepada kami. Setelah itu, ayah kami menyebarkan informasi kepada setiap rakyatnya dan keesokan harinya kami berdua mendapatkan pujian-pujian yang tidak ada habisnya setiap kali kami berpapasan dengan orang, juga ayah kami yang tidak berubah sejak latihan itu. Sementara berjalan-jalan bersama Enity di daerah kerajaan untuk mencari boneka untuk Enity, aku tiba-tiba mendengar suara yang rasanya disampaikan langsung kepada pikiranku yang berkata "lindungilah Enity, apa pun yang terjadi!" Aku merasa terkejut dan melihat sekelilingku tapi tidak ada yang mencurigakan, "kenapa kakak?" aku kemudian menjawab "oh, tidak apa-apa kok kakak cuma berpikir apakah ada yang lupa ternyata tidak." Enity berkata, "ayo cepat, aku ingin boneka panda yang itu!" Kami melanjutkan urusan kami dan kami mendapatkan boneka panda secara gratis dari salah satu tokoh. Aku memberikannya kepada Enity dan dia merasa sangat senang. "Terima kasih kakak!" lalu aku menjawab "iya, jagalah itu baik-baik ya!" Biarlah Enity melindungi panda itu, dan aku akan melindungi Enity apa pun yang terjadi.

Part 4 "Door to the Unknown"

Setiap kali kami bolos latihan dan keluar dari kerajaan untuk bermain, kami pasti akan menemukan dua kakak-adik yang berasal dari kerajaan seberang melakukan hal yang sama. Tanpa kami rasakan, kami menjadi teman dari mereka. Mereka adalah anak-anak yang aneh dan lucu, setidaknya di mata Enity. Tapi, aku masih tidak bisa mendapatkan sifat mereka yang sebenarnya waktu kecil. Berkat anugerah turunan dari ibuku, aku dapat melihat dan mengamati ketika orang-orang berbohong. Lokiy dan Tohr tidak pernah berbohong, tapi tingkah laku mereka terasa kosong di mataku, rasanya mereka tidak mau mengeluarkan karakter mereka yang sebenarnya. Aku masih tidak tahu bagaimana kondisi mereka, selain mereka sering bolos keluar kerajaan seperti aku dan Enity. Aku dan Enity bertemu dengan Lokiy dan Tohr ketika pulang dari padang bunga Matahari, dan itu hari terakhir kami melihat mereka. Setelah itu, kami tidak pernah melihat ataupun mendengarkan kabar tentang mereka berdua. Kami masih tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi, sebelum hal itu terjadi dan semua sudah terlambat. "ak…kak…akak…kakak! Kakak!!!" aku mendengar suara yang semakin lama semakin menggema di telingaku. "Eh!? Enity, kenapa?" Aku dengan tidak mengerti kondisi sekitar bertanya kepada Enity. "*pout* kenapa kakak dari tadi aku panggil tidak dijawab sih? Kakak melamun ya? Lagi pikirkan tentang apa?" Hmm…ternyata aku melamun tanpa aku sadari. Enity juga semakin hari semakin terlihat ceria sejak hari itu. "Hm? Tidak apa-apa kok, kakak Cuma merasa lelah setelah latihan seharian" Enity dengan rasa percaya yang masih terpenuhi menjawab, "hmm…begitu ya, tidak apa-apa ya…baiklah" dan Enity pergi. Di dalam hatiku, aku merasa lega dan tanpa disengaja "phew" keluar dari mulutku.

avataravatar
Next chapter