webnovel

Retaknya Sayap Merpati

Kategori Dewasa. Untuk Bab 100 kebawah! Volume 2: Apa rasa Cinta? Ketika mendengar itu keluar dari bibir kecil Romeo. Itu seperti rasa manis dan asam buah strawberry, Dicecap pertama tidak terasa, lalu di gigit baru merasa.. Asam tak terkendali, manis menimpali berulang Kali.. Nia suka ketika senyum itu begitu tulus dan lembut. Seperti berada dalam selimut dingin yang berbulu.. "Nia kau tau? Ada Mata Coklat yang menatapku, Mata coklat itu milikmu. jika aku bisa berikrar hari ini, kurasa waktu akan malu dengan kecepatan niatku." Romeo mengambil Bross yang sudah Nia taruh di dalam keranjang, Romeo langsung menempatkan Bros tersebut di ujung kerudung yang terselip di pundak Nia. Ini tentang Cinta, tentang bagaimana sebagian hatiku patah berulang kali, namun aku tetap memasangnya kembali - Romeo *Ini hanya cerita novel yang di buat semenarik mungkin oleh Author, ada beberapa adegan dewasa yang di tambahkan. Bukan untuk menghina apapun, hanya sebagai penambah bumbu dalam cerita.*

silvaaresta · Urban
Not enough ratings
412 Chs

Perkenalan dengan Bunga

Nia sudah berdiri di depan gerbang apartemen milik Riri, melihat dari kejauhan bahwa Romeo sudah datang dengan mobil berwarna hitam yang memang selalu dibawa Romeo kemana-mana. Romeo membuka jendela kaca dan memberikan senyum manis pada Nia, Nia langsung masuk ke dalam mobil dan memasang sabuk pengaman.

"Pagi Nia, gimana tidurnya semalam?". Tanya Romeo yang berbasa-basi lalu mulai menjalankan mobil untuk membelah jalanan ibukota.

"Pagi Romeo, Tidurnya baik baik aja.. nyenyak dan mimpi indah, apalagi semalam dimasakin lagi sama Riri". Kata Nia yang sudah mengotak-atik setelan radio di mobil Romeo. mencari Lagu yang bisa membuat mood pagi semakin lebih baik..

"Wah seru ya bisa makan masakan Riri terus, kalau gitu besok pagi aku mampir lebih dulu deh ke dalam apartemen kalian.. mau cobain juga masakan Riri". Romeo melihat kaca spion mobilnya saat akan membelokan ke jalan yang lebih ramai.

"Boleh dong, biar nanti aku kasih tau Riri kalau kamu mau mampir". Nia sudah menemukan lagu yang cocok untuknya, lagu lawas dari Nike Ardila yang judulnya bintang kehidupan. Romeo yang mendengar lagu ini hanya bisa ikut bersenandung bersama Nia. Nia memang suka sekali dengan lagunya Nike Ardilla, katanya lagu lagu lawas tuh mengena di hati.

"Oh iya, Mommy tuh sebenernya mau ngundang kamu makan makan sambil masak loh. Katanya sih suruh ajak Riri juga, Mommy mau buat nasi kuning tumpeng gitu". Romeo baru ingat bahwa tadi ibunya berpesan untuk menanyakan pada Nia dan Riri apa bisa ikut membantu membuat nasi kuning tumpeng.

"Oh iya? kapan? aku mau lah kalau Mommy yang ajakin masak masak. memangnya ada acara apa sampe bikin tumpeng segala?". Nia sudah memfokuskan pendengarannya pada obrolan Romeo.

"Ulang tahun pernikahan Mommy sama Daddy, mau Adain acara kecil-kecilan aja. Minggu ini, kamu mau ya datang sama Riri? Sabtu malam kalian aku jemput, jadi kalian nginep di rumahku. karena Mommy bilang masaknya bakalan shubuh shubuh gitu". Nia yang mendengar itu mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Yaudah, nanti aku kasih tau Riri. kami pasti datang kan kamu juga yang jemput". Nia tertawa karena Romeo ini sudah seperti supir pribadi, mau saja menjemput kemana-mana.

"Oke deh". Mereka akhirnya hanya saling mengikuti nada lagu dan sibuk dengan pikiran masing masing. melewati perjalanan sekitar 15 menit untuk sampai ke perusahaan.

Setelah sampai Romeo dan Nia turun dari mobil dan berjalan bersama, beberapa pekerja menyapa Mereka berdua. Nia hanya tersenyum canggung.

"Aku sungkan deh, kamu itu pemilik perusahaan kan? Riri kasih tau aku kemarin malam.. aku tidak pernah berpikir bahwa kamu benar benar anak pemilik perusahaan sebesar ini, Daddy kamu kaya banget ya ternyata". Ujar Nia yang berbicara dengan pelan, takut orang lain mendengarnya.

"Jadi kamu baru tau kemarin malam? bukanya Pak HRD sudah kasih tau ya? kalah aku ini memang anak pemilik perusahaan ini". Romeo sedikit lucu mendengar kalau Nia baru tau, lalu kemarin dia itu berpikir aku siapa?.

"Iya, soalnya aku gak kepikiran sama sekali.. bahkan gak ngerasa gitu kalau kamu diperlakukan spesial".Ujar Nia yang menggaruk keningnya yang tidak gatal.

"Kamu aneh, kan jelas jelas kemarin juga aku sudah kasih tau.. kamu memang begitu, terlalu polos dengan hal hal yang sudah nyata di depan mata". Romeo gemas sendiri, ingin mencubit pipi Nia yang begitu lucu. Nia memang orang yang tidak terlalu peduli tentang kekayaan atau harta, oleh sebab itu Nia seperti tidak peduli siapa Romeo dan Siapa Riri. Nia hanya tau bahwa Romeo dan Riri anak orang kaya, tapi tidak benar benar tau seberapa kaya dan terhormat keluarga mereka.

"Ya lagian aku kan memang gak tau, aku tuh taunya cuma kalau kamu traktir aku makan di mie ayam pinggir jalan. padahal ini satu perusahaan milikmu... seharusnya kamu traktir aku di tempat lebih mahal". Ujar Nia yang sudah meledek Romeo,..

"Memangnya kamu mau aku traktir dimana?". Romeo memencet tombol lift untuk naik ke lantai atas.

"Nasi Padang, pake gulai ayam sama gulai cumi. plus es jeruk dan kerupuk kulit. jangan lupain sayur daun singkong dan sambal ijo.. itukan lebih mahal dibanding mie ayam doang". Dengus Nia yang memang sengaja memancing Romeo agar bisa mentraktir dirinya lagi sore ini.

"Gampang itu mah, nanti kita mampir ke salah satu rumah makan Padang langganan Mommy. disana menu makanannya banyak banget, gimana kalau makan siang ini?". Ujar Romeo yang sudah memberi saran, Nia langsung mengangguk setuju. lift terbuka dan mereka masuk ke dalam lift, pagi ini hanya mereka berdua yang ada di dalam lift. Jadi mereka bisa berbincang tanpa di dengar oleh orang lain.

"Pasti rumah makan Padang itu mahal deh, Mommy kan gak mungkin makan di pinggir jalan kayak kamu ajak aku.. aku gak sabar abisin isi dompet kamu buat makan sepuasnya, aku pasti kalap". Nia sudah berbicara sendiri membayangkan makan siangnya nanti, Romeo yang melihat itu hanya menggelengkan kepalanya heran. Nia ini kalau sudah bahas soal traktiran pasti nomor satu, nasi Padang saja dia sudah anggap makanan mahal apalagi kalau makanan itu memang enak. Berusaha untuk menghabiskan isi dompet Romeo? Romeo tertawa sendiri, Nia memang benar benar tidak tau siapa Romeo dan keluarganya.. bahkan jika Nia mencoba memborong seluruh rumah makan Padang di Jakarta, tidak akan membuat isi dompet Romeo habis..

"Yasudah, Pokoknya kamu harus berjanji habiskan makanan yang kupesan nanti ya". Nia mengangguk semangat, dan mereka keluar dari lift.

Saat mereka sudah keluar dan berjalan ke arah kubikel meja kerja masing masing. ada seorang perempuan yang menyapa mereka, seperti ingin akrab dan berdekatan.

"Hi..". Sapanya, Nia yang memang sangat humble langsung tersenyum saat mendengar sapaan itu". Kenalkan aku Bunga, aku juga mahasiswa magang tapi dari kampus C" Ujar Bunga memperkenalkan diri.

"Hi Bunga, Aku Nia dan ini Romeo.. senang berkenalan denganmu. kamu baru masuk hari ini?". Tanya Nia yang sudah memberikan senyum semanis mungkin, Romeo juga membalas perkenalan Bunga dengan senang hati.

"Iya aku baru hari ini masuk magang, kebetulan aku satu kerjaan sama Kalian. tadi aku dikasih tau oleh HRD". Ujar Bunga yang menjelaskan bahwa dia kemari karena memang memiliki job desk yang sama.

"Oh gitu, bagus deh.. kita jadi lebih banyak temen lebih cepat selesaikan pekerjaan. iyakan Romeo?". Tanya Nia yang melihat Romeo sudah sibuk dengan beberapa berkas di mejanya.

"Ahhh.. iya iya benar sekali". Romeo tertawa menatap Nia yang sudah mendelik kesal karena Romeo tidak menanggapi perkenalan bunga dengan baik.

"Ayo bunga, aku ajari kamu beberapa hal.. sebenarnya aku juga belum banyak mengerti, tapi ya kita belajar sama sama ya". Nia membuka berkas yang memang harus mereka pelajari dan pahami sebelum mereka pergi kelapangan untuk mengecek keadaan. Hal seperti itu memang tidak terlalu sulit, namun yang menjadi kesulitan adalah jika ada beberapa permintaan aneh dari staf lapangan kepada mereka.