1 01. Kencan -/Rical

Di belakang halaman rumah ini terdapat sebuah saung kecil yang terbuat dari kayu nan kokoh. Tampak nyaman untuk sekedar bersantai atau beristirahat sejenak dari aktivitas yang padat. Seperti halnya pemuda ini, pemuda dengan surai cokelat yang berpadu dengan warna merah pudar, kedua matanya terpejam sementara itu ia sendiri tengah menikmati suasana hening dan udara yang terasa sejuk di sini.

Matahari sedang bersinar terlalu bersemangat, membuat orang-orang kebanyakan merasa malas untuk sekedar melakukan kegiatan kecil. Sama sepertinya.

"Eric...."

Tiba-tiba sebuah suara yang terdengar lembut meski sedikit serak memanjakan indra pendengaran pemuda itu. Kedua matanya masih terpejam dan ia hanya membalas dengan gumaman rendah.

"Ric ih, jadi nggak kita kencan?"

Itu Alena yang tengah berusaha membangunkan pacar tampannyaㅡ Eric.

"Males tapi akunya, Al." balas Eric memilih hendak tertidur.

Kedua tangannya ia silangkan di belakang kepala sebagai bantalan, sementara sebelah kakinya ia tekuk, rambutnya sedikit berantakan karena angin sepoi-sepoi dan posisi berbaringnya yang berubah-berubah.

Alena tampak cemberut, ia kesal, tentu, karena sebenarnya mereka sudah berjanji akan kencan sejak tiga hari yang lalu. Dan saat harinya tiba, pacarnya itu malah memilih berbaring malas di bawah saung kecil.

"Eric gitu ih, udah nggak sayang lagi ya sama Alena?" tanyanya masih dengan raut wajah cemberut.

Hening.

Dua menit berlalu dan Alena tidak mendapat respon apa-apa, alhasil ia menghela napasnya secara serentak. Ia kecewa sebenarnya tapi ia sendiri berusaha bersikap dewasa. Ya, mungkin Eric merasa kelelahan hari ini sehingga tidak bisa pergi berkencan dengannya.

Akhirnya Alena memilih hendak pergi meninggalkan pacar tampannya itu karena ia pikir tidak ada yang bisa dilakukan di sini dan tak ingin mengganggu kekasihnya.

Tapi, baru saja ia hendak bangkit, sebelah tangannya ditahan. Alena tertahan di posisinya, dan mendapati senyum tampan dari wajah pacarnya yang masih terpejam.

"Sini aja sama Eric," pinta Eric sambil menarik sebelah tangan Alena agar terbaring.

Gadis mengangguk, kemudian membaringkan tubuh sintalnya di samping sang pacar. Alena baru saja hendak membaringkan kepalanya sebelum Eric mengulurkan lengannya tepat di bawah kepalanya-menjadikan lengan pemuda itu sebagai bantalan pacar manisnya.

"Kita enggak usah kencan, Al. Cukup nikmatin waktu berdua begini aja udah cukup kok, yang penting kita bisa makin deket satu sama lain." Eric mengusap lembut surai hitam milik pacarnya.

Sementara itu, sang pacar hanya tersenyum manis. Kedua pipi putihnya tampak merona dan memanas.

Dengan sedikit ragu-ragu dan kaku, Alena mulai melingkarkan kedua tangannya di pinggang Eric, memeluk tubuh kurus yang nyatanya memiliki tenaga kuda.

Eric tersenyum semakin lebar, sebelah tangannya mengusap lembut surai hitam milik Alena. Membiarkan rambut mereka tergerai angin yang lembut, lamban laun Alena merasa kantuk menyerangnya. Akibat segala rasa nyaman dan suasana tenang seperti saat ini, ditambah usapan Eric pada rambutnya terasa nyaman sekali.

"Ric, mau tidur," ucapnya kemudian menyamankan kepalanya di atas lengan sang pacar.

"Tidur aja, Eric juga mau tidur kok," jawab Eric dengan santai.

Ia pun memiringkan tubuhnya, memeluk benar-benar pacarnya, membiarkan tubuh keduanya terkena skinship yang berlebihan. Alena lagi-lagi merona, jantungnya berdetak kencang, bisa dibilang ini pertama kalinya ia bisa sedekat ini dengan Eric ditambah diperbolehkan tidur bersama pacar tampannya itu.

"Ric?" Alena mendongak kecil, mendapati wajah damai sang pacar yang sudah pulas tertidur.

"Dasar kebo ih," komennya sambil mencubit pelan pipi tirus milik Eric.

Alena masih tersenyum di sana, kedua matanya selalu tampak berbinar. Menatap wajah sempurna milik pacarnya, benar, ia tidak akan pernah bisa lepas dari jeratan pacarnya kata teman-temannya yang lain.

"Sayang Eric."

"Eric juga sayang Alena."

Entah itu hanya mimpi atau kenyataan, yang jelas Alena mendengarnya sedetik sebelum kedua matanya terpejam karena kantuk yang sudah merajai pikirannya.

ㅡkencan selesai

avataravatar
Next chapter