webnovel

Aku Datang Untuk Belajar

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Yun Chujiu memutar matanya, kakek baik hatinya ini juga mata duitan!

"Kakek, aku yang mencetuskan rencana ini, aku juga yang sudah menotok Bai Morou, apa 20% itu tidak terlalu sedikit? Minimal 50:50, bagaimana?!"

"Huh, untuk apa gadis kecil sepertimu memerlukan uang sebanyak itu? 30:70, itu sudah paling banyak." Ujar Yun Xiaotian sambil membelalakkan mata.

"50:50, pokoknya 50:50, kalau tidak, aku akan lepas tangan. Bagaimana?" Ujar Yun Chujiu sambil berkacak pinggang, matanya terbelalak, saudara kandung tetap harus membuat perhitungan uang dengan jelas, ini adalah persoalan prinsip.

Yun Xiaotian melihat Yun Chujiu emosi seperti katak kecil, dia merasa lucu dan berkata, "Xiaojiu, coba jelaskan untuk apa uang sebanyak itu? Kalau penjelasanmu masuk akal, jangankan 50:50, kamu 70 aku 30 pun boleh!"

Yun Chujiu mengeluarkan tangan hitamnya, dan mengangkat jarinya sambil berkata, "Pertama, aku sangat suka makan, sedangkan makanan di restoran sangat mahal …"

Yun Xiaotian yang mendengar hal ini pun tercengang sampai bibirnya miring.

Lihat saja keahlian cucunya ini.

Dia tak menyangka kalau hati dan pikiran cucunya ini selalu memikirkan makanan.

Ketika Yun Xiaotian ingin memarahi Yun Chujiu, cucunya ini tertawa dan melanjutkan, "Kedua, aku harus mempunyai uang untuk membelikan hadiah untuk Kakek yang sudah begitu baik padaku, aku harus berbakti padamu. Kakek juga tidak tertarik dengan barang jelek kan?"

Kemarahan Yun Xiaotian tadi lenyap seketika, hatinya merasa sangat senang, kalau dia tidak menahan diri, mungkin dia akan tertawa keras.

Yun Chujiu diam-diam melirik wajah Yun Xiaotian, dia merasa bangga karena rubah tua seperti kakeknya juga tidak bisa lepas dari tangannya, hehehe!

"Ketiga, pamanku, bibiku, kakak keempat, kakak kelima, serta adik kesepuluh, aku juga harus membelikan hadiah untuk mereka kan? Dulu aku sudah melakukan banyak kesalahan, aku harus memberikan kompensasi kan? Kakek, menurutmu, apa keterlaluan kalau aku meminta 50:50?"

"Tidak, tidak keterlaluan. Xiaojiu, Kakek tidak mau uang ini, kamu simpan saja sendiri." Yun Xiaotian sekarang sudah sangat terhibur oleh kata-kata Yun Chujiu, jangankan uang, mungkin jika cucunya itu menginginkan nyawanya, dia juga akan memberinya tanpa ragu.

"Kakek, mana bisa seperti ini? Aku masih muda, bisa gawat kalau aku tidak mengontrol pengeluaranku, bantu aku menyimpan separuh dari uang ini, nanti saat aku menikah, berikan padaku untuk hadiah pernikahan." Ujar Yun Chujiu yang kemudian tertawa senang, sampai-sampai menunjukkan gigi putihnya.

Yun Xiaotian juga tertawa keras, "Baik, baiklah. Aku akan menggantikanmu menyimpannya, saat kamu sudah menemukan cucu menantu yang tepat, semua ini akan aku berikan sebagai hadiah pernikahanmu."

Yun Chujiu kemudian bersikap lucu dan manis di depan kakeknya lagi, sebelum pergi mencari Yun Chuwu.

Yun Chujiu melompat-lompat girang sambil menahan diri, menurutmu hidupnya enak?!

Pemilik tubuh aslinya terlalu banyak membuat kesalahan, dia harus segera membersihkan nama baiknya. Sekarang kakek baik hati sudah beres, jadi dia harus pergi ke kediaman paman dan bibi pertamanya untuk menunjukkan niat baiknya.

Yun Chujiu melompat girang sampai ke rumah Yun Chuwu, dan dia baru tahu kalau Yun Chuwu pergi mengikuti pelajaran.

Yun Chujiu baru ingat kalau Klan Yun memiliki aula kultivasi, kecuali ada acara di dalam klan, para generasi muda di Klan Yun harus mengikuti pelajaran. Tapi karena pemilik tubuh aslinya ini tidak bisa berkultivasi, dan sibuk merayu Bai Moyu, dia sama sekali tidak pernah pergi ke aula kultivasi.

Yun Chujiu dengan mata berbinar, berlari sampai di luar aula kultivasi.

Yang bertanggung jawab menjaga aula kultivasi adalah tetua kelima, Yun Xiaowen. Melihat Yun Chujiu berlari sambil melompat-lompat ke sana, dia pun terlihat mengerutkan kening, "Yun Chujiu, untuk apa kamu datang ke aula kultivasi?"

"Aku datang untuk mengikuti pelajaran. Bukankah semua murid di Klan Yun boleh mengikuti pelajaran?" Tanya Yun Chujiu sambil memiringkan kepalanya.