webnovel

REINCARNATION

Dendam di masa lalu membuat Reinkarnasi dari Seorang Jenderal perang mencari keadilan dan cintanya yang sudah lama hilang. Ternyata segala yang sudah terjadi adalah sebuah kutukan dari nenek moyangnyan yang dikuasi cinta dan napsu serta keinginan untuk berkuasa. Tapi, keteguhan dan kejujuran hati sudah membuat segalanya menjadi jauh lebih baik dan mengantarkan pada cinta sejati mereka. Diao Chan dan Lee Kuan Si

Rachel_Hengky · Fantasy
Not enough ratings
327 Chs

PERSEMBAHAN ISTIMEWA

_10 TAHUN KEMUDIAN_

Tak banyak yang terjadi selama 10 tahun terakhir semenjak Yukio berbicara dengan Miok So. Gadis itu tetap sendiri dan memutuskan untuk tidak menikah, nyonya Han Cae Young meninggal 5 tahun yang lalu. Dan tuan Choi menyusul setaun kemudian. Dan saat ini Jan Mi Aeri tinggal bersama Choi Tae Eul putrinya dan juga menantunya. Ya, nona Choi tumbuh menjadi gadis yang cantik. Jaksa yang sangat loyal dan memiliki kinerja yang luar biasa baik. Ia terkenal sebagai Jaksa yang jujur dan juga baik hati. Sangat bertolak belakang dengan kehidupannya saat menjadi selir kaisar.

Lee Jeon Si tetap dalam dunia politik. Setelah terpilih menjadi gubernur Seon selama dua periode, tahun ini dia di angkat menjadi wakil Perdana menteri. Dan, Yukio tetap bekerja dengannya. Sementara Lee Jian Si yang memutuskan untuk mengikuti jejak sang ayah. Lee Kuan Si memutuskan menjadi seorang polisi. Dan Yukio merasa heran dengan pilihan Kuan Si. Dia adalah seorang jenderal perang di masa lalu. Tentunya akan menjadi seorang polisi yang baik dan tangguh. Sementara Diao Chan akan lulus SMA tahun ini.

Dan, remaja itu sejak pagi sudah sibuk mendekorasi rumah mereka. Hari ini ulang tahunnya yang ke 17. Dan, hari ini dia akan merayakannya. Tidak banyak yang mereka undang. Tapi, Yukio juga ingin sesuatu yang spesial untuk putri tercintanya.

"Kuan Si dan Jian Si sudah kau undang?" tanya Sun Xia. Diao Chan mengangguk.

"Sudah, aku menelepon bibi Cha kemarin."

"Kenapa?" tanya Sun Xia saat melihat wajah Diao Chan sedikit murung.

"Kuan Si akan kembali ke asramanya lusa, bu. Jadi, aku pasti akan lama tidak bertemu dengannya."

Sun Xia menatap gadis kecilnya yang kini sudah beranjak remaja.

"Kau mencintai Kuan Si?" tanya Sun Xia langsung. Mendengar pertanyaan ibunya pipi Diao Chan langsung bersemu merah.

"Ibu,aku..."

"Kau hanya tinggal menjawab iya atau tidak saja. Ibu tidak akan melarangmu. Bahkan, ibu yakin bibi Cha mu itu akan senang luar biasa jika kau bisa menjadi menantunya."

Diao Chan hanya mengendikkan bahunya. "Dia tidak pernah memperlihatkan apakah dia mencintaiku atau tidak. Bahkan dia terlalu cuek. Dia itu menyebalkan sekali bu. Apa sih susahnya jika memang dia menyukaiku. Tapi, dia selalu menghindar. Terkadang pura-pura tidak melihatku. Ah, pokoknya tidak ada manusia yang menyebalkan selain Lee Kuan Si. Sejak kami kecil dia selalu saja begitu," keluh Diao Chan sambil mengerucutkan bibirnya. Sun Xia tertawa terbahak-bahak mendengar keluh kesah sang putri.

"Dari situ kau harusnya bisa menilai apakah ia mencintaimu atau tidak, masa begitu saja kau tidak tau?"

"Memangnya aku cenayang yang bisa mengetahui pikiran dan hati seseorang, bu? Mana tau jika dia cinta atau tidak kepadaku."

Sun Xia membelai rambut panjang Diao Chan.

"Ibu mengerti perasaanmu. Tidak semua lelaki bisa dengan mudah mengungkapkan perasaannya. Tapi, ada juga yang seperti Kuan Si. Dia termasuk anak yang agak susah mungkin untuk mulai mengutarakan isi hatinya."

"Kan tidak lucu jika aku yang harus memulai, bu. Selama ini aku sudah sering memberikan isyarat. Tapi, memang dia tidak pernah peka."

Sun Xia hanya terkekeh. "Dekorasimu sudah selesai? Kau mau ikut ibu untuk mengambil kue pesanan ibu? Catering akan datang jam 5 sore. Acaramu di mulai pukul 7 bukan? Kau mau mengambil kue dan cemilan lain? Mungkin kau ingin cemilan lainnya selain yang sudah ibu pilih? Jika mau ikut, mandilah dulu."

"Aku mau melakukan perawatan bu. Ibu saja yang pergi tidak mengapa kan?" tanya Diao Chan. Sun Xia hanya tersenyum.

"Baiklah, kau jaga rumah dan lakukanlah perawatan ya. Ibu hanya mengambil kue dan cemilan yang lain. Sekalian menjemput ayahmu."

Diao Chan mengangguk. Ia melambaikan tangan pada ibunya. Baru saja ia akan menutup pintu, seorang wanita cantik tiba-tiba membuka pagar rumahnya. Diao Chan mengerutkan dahinya, karena ia baru pertama kali melihat wanita itu.

"Bibi mencari siapa?" tanyanya ramah.

"Kau pasti Diao Chan. Aku adalah Xiang. Aku teman lama ayah dan almarhum bibimu Hyun Jae. Dulu, saat aku kemari kau masih bayi. Jadi, pasti kau tidak mengenaliku. Apa ayah dan ibumu ada di rumah?"

"Ibu baru saja pergi. Dan, ayah sore nanti baru pulang. Bibi mau menunggu?kebetulan malam ini aku merayakan ulang tahunku yang ke 17. Bibi mau menemaniku untuk meniup lilin?" tanya Diao Chan.

Wanita itu yang tak lain adalah Dewi Xiang hanya tertawa kecil sambil mengeluarkan kotak kecil dan langsung memberikannya pada Diao Chan.

"Bibi tidak bisa lama. Karena bibi tau bahwa putri cantik ini berulang tahun itu sebabnya bibi mampir. Untuk memberikan hadiah ini. Terimalah Diao Chan. Selamat berulang tahun ya."

Diao Chan terpaku, ia menatap Dewi Xiang tak berkedip.

"Ini buatku?"

"Tentu saja. Bukalah..."

Diao Chan membuka kotak kecil itu perlahan. Dan saat melihat isinya, ia merasa takjub. Dewi Xiang tersenyum manis. Dia meraih kalung dengan liontin berbentuk bulan sabit itu dan langsung memakaikan di leher Diao Chan yang jenjang.

"Sudah, kau cantik sekali," ujar Dewi Xiang lalu mengelus pipi Diao Chan sekilas.

"Selamat ulang tahun, Diao Chan. Semoga panjang umur dan Dewa memberkatimu selalu. Bibi pamit ya, sampaikan salamku pada kedua orangtuamu."

"Bibi tidak menunggu?"

"Lain kali kita akan bertemu lagi. Kau baik-baik ya."

Dewi Xiang tersenyum dan langsung melangkah pergi meninggalkan Diao Chan yang masih terpana dengan kedatangan Dewi Xiang. Gadis cantik itu mengamati kalungnya.

"Ah, kalung ini cantik sekali. Aku suka, seandainya saja Lee Kuan Si yang memberiku hadiah yang cantik seperti kalung ini, aku akan senang sekali" gumam Diao Chan. Sementara itu, di tempat lain, Lee Kuan Si mendadak diam. Ia merasa seperti mendengar suara Diao Chan, tapi gadis itu tidak ada di hadapannya. Lee Kuan Si mengerutkan dahinya. Dan mengecilkan suara musik yang sedang ia dengar. Dan, ia mendengar dengan jelas suara Diao Chan.

"Dasar Lee Kuan Si tidak peka, menyebalkan. Lihat saja nanti malam jika ia tidak membawakan hadiah istimewa untukku, aku akan marah. Akan aku gantung dia. Apalagi mengata-ngataiku jelek. Aku akan berdandan yang cantik malam ini."

Lee Kuan Si menahan tawanya. ' Sejak kapan dia bisa ber telepati denganku?' guman Lee Kuan Si dalam hati. Sementara itu tanpa menyadari bahwa Lee Kuan Si bisa mendengar suara hatinya, Diao Chan terus bicara mengutarakan isi hatinya. Membuat pemuda tampan itu tertawa kecil. "Ah, rupanya selama ini cintaku tidak bertepuk sebelah tangan. Dan , aku bisa memberikan hadiah istimewa ku pada gadis manja itu," gumam Lee Kuan Si.