webnovel

Reincarnation From the Past to Meet You

Menurut kamu apa itu reinkarnasi. Apa kamu percaya dengan reinkarnasi. Bagaimana jika ada seseorang pria misterius menemuimu dan berkata "menikahlah denganku". Tentu saja itu akan membuat semua wanita yang mendengarnya pasti akan terkejut. Dan berpikir bahwa pria misterius itu gila. Bahkan kamu sama sekali tidak mengenalinya. Tapi siapa sangka hal tersebut dialami oleh Lyra Vanessa. Seorang pria yang bernama Steve Carmain mengatakan kepada Lyra. Bahwa ia reinkasi dari masa lalu. Dan mengatakan bahwa dirinya dan Lyra pernah hidup bersama. Namun sesuatu terjadi hal buruk yang tidak diinginkan Steve. Sehingga takdir merenggut segalanya. Namun, takdir berbalik dan kembali mempertemukan mereka. Akankah Lyra akan mengingat kenangan bersama Steve? Apa bisa Steve mengembalikan ingatan masa lalu Lyra? Bereinkarnasi? Apakah mereka akan bahagia selamanya, atau justru sebaliknya?

LaveniaLie · Fantasy
Not enough ratings
400 Chs

Gugup Berada Di Dekat nya

"Iya Lyra. Aku harap ini akan abadi untuk selamanya." Kata Steve mencubit pipi Lyra pelan.

"Sakit tahu." Kata Lyra sambil memegang pipinya.

"Mana yang sakit? Sini ya." Steve mencium bekas yang ia cubit tadi.

"Steve..." Kata Lyra yang berusaha menjauhkan Steve dari pipi miliknya.

"Kenapa?" Tanya Steve yang sedang sibuk mencium pipi Lyra terus menerus.

"Hentikan, geli. Hahaha." Kata Lyra sedang tertawa.

"Memangnya apa yang geli?" Tanya Steve bingung lalu menghentikan tingkah lakunya.

"Tidak ada. Ayo ke supermarket, yang terakhir sampai di mobil. Dia jelek." Jawab Lyra lalu berlari keluar kamar.

"Tunggu aku." Kata Steve yang sedang mengejar Lyra.

...

"Huh, ada apa dengan jantung ku? Jantungku serasanya mau meledak. Untung saja aku bisa mengalihkan perhatian Steve." Guman Lyra yang masih berlari. Akhirnya Lyra sampai dulu di mobil Steve.

"Ye, aku menang. Kamu kalah. Berarti kamu jelek." Ejek Lyra sambil loncat - loncat kecil.

"Ih, kesal aku. Tidak mau ganti baju dulu nih?" Tanya Steve dengan raut cemberut.

"Oh iya, yang kalah harus joget." Kata Lyra lalu lari masuk ke dalam rumah.

"Eh tunggu." Kata Steve. Lyra berlari dengan sekuat tenaga agar Steve tidak mengkalahkannya. Lyra pun sampai dulu dikamarnya, lalu disusul Steve tampak mengatur pernafasan nya.

"Aku menang, kamu kalah. Kamu harus joget nanti." Lyra pun masuk ke dalam kamar dan mengganti pakaiannya.

"Ada - ada saja." Guman Steve sambil tersenyum. Steve masuk ke kamar nya dan mengganti pakaiannya.

Tidak butuh waktu lama, mereka berdua selesai mengganti pakaian. Lyra menutup pintu kamarnya dan berdiri di depan pintu kamar Steve.

"Steve. Sudah belum?" Teriak Lyra. Steve pun keluar, dengan pakaian yang casual. Lyra lagi - lagi terpanah dengan penampilan Steve.

"Lyra, kamu kenapa?" Tanya Steve heran.

"Ah tidak - tidak." Jawab Lyra dengan cepat dari lamunannya.

"Ayo pergi." Ajak Steve.

"I -iya." Jawab Lyra yang masih malu.

...

Di perjalanan, Lyra hanya diam dan merasa malu dengan tingkah nya tadi. Kejadian tadi seakan - akan berputar di dalam kepalanya.

"Aduh Lyra, kenapa kamu menatap Steve begitu?" Guman Lyra menutup wajahnya dengan kedua tangannya. Steve hanya tersenyum, bingung dan heran melihat tingkah gemas Lyra.

Sesampainya di supermarket, Steve memakirkan mobilnya. Steve yang melihat Lyra yang seperti itu. Lagi - lagi Steve mendekat wajahnya di depan Lyra.

"K - kamu kenapa?" Tanya Lyra kaget saat Steve mendekatinya.

"Kita sudah sampai Lyra." Jawab Steve lalu mencium Lyra sekilas. Seketika Lyra membeku bercampur kaget. Seakan - akan waktu terasa berhenti.

"S - steve?" Lirih Lyra yang semakin gugup.

"Iya, ayo turun." Ajak Steve.

"I - iya." Steve dan Lyra akhirnya keluar dari mobil. Lyra yang masih gugup tidak berani berjalan di dekat Steve. Steve kemudian berjalan lambat agar Lyra berjalan disampingnya. Namun, Lyra semakin memperlambat langkahnya. Steve kemudian berbalik dan menarik tangan Lyra, lalu menggenggam nya dengan erat.

"Tidak usah gugup begitu Lyra." Kata Steve lalu menarik Lyra masuk ke dalam supermarket.

Lyra berjalan mengikuti Steve berjalan masuk. Lyra yang merasa sedikit gugup, menarik napanya dalam - dalam untuk tenang.

"Tenang Lyra, ini adalah kisah cintamu. Kenapa kamu harus gugup didekatnya? Bukankah dia menyukaimu juga? Jangan lewatkan moment ini Lyra." Guman Lyra menguatkan dirinya.

"Kamu mau beli apa?" Tanya Steve.

"Beli sabun cuci muka, pasta gigi, sikat gigi, masker wajah dan pembalut." Jawab Lyra.

"Baiklah, kira - kira dimana letak barang itu?" Tanya Steve yang bingung karena tidak pernah berbelanja barang - barang itu.

"Ayo ikut aku." Dengan keberanian, Lyra menggenggam tangan Steve dengan erat, lalu menariknya menuju barang - barang yang ia cari.

"Tahan Lyra, kamu jangan gugup. Jangan lewatkan moment kisah cintamu Lyra." Guman Lyra.

...

Beberapa waktu berlalu, Steve dan Lyra selesai berbelanja. Steve menyetir mobilnya menuju rumahnya.

"Apa ada kurang?" Tanya Steve sambil melirik Lyra yang sedang mengecek berlanjaannya.

"Tidak Steve, semuanya lengkap." Jawab Lyra.

"Baguslah kalau begitu." Kata Steve.

Lyra hanya tersenyum dan mengatur emosinya, agar tidak gugup lagi.

Sesampainya dirumah, Ibu Steve menyambut dengan ramah.

"Ayo nak, masuk. Makan malam sudah siap." Kata Ibu Steve.

"Iya Bu." Jawab Lyra.

Mereka bertiga menyantap makan malam bersama, untuk kesekian kalinya Lyra makan berhadapan dengan Steve. Jujurnya, rasanya bisa membuat orang tersedak melihat pesona Steve.

...

Lyra pun masuk ke kamar nya, dan berniat untuk membersihkan dirinya. Di dalam kamar Lyra terdapat kamar mandi pribadi. Jadi Lyra bisa mandi tanpa harus keluar kamar.

"Hari yang lelah, namun indah." Kata Lyra lalu membersihkan dirnya. Selesai membersihkan dirinya Lyra teringat sabun cuci mukanya di dalam kantong belanjaan. Lyra segera bergegas memakai pakaian nya dan keluar kamar mandi. Lyra mencari barang belanjaan nya namun tidak di temukan.

Lyra berniat untuk menanyakan pada Steve, dimana barang belanjaan miliknya. Lyra segera berjalan menuju keluar kamar dan mengetuk pintu kamar Steve.

"Steve... Steve..." Panggil Lyra. Namun tidak ada suara. Lyra memutuskan untuk masuk kedalam kamar Steve. Lyra dengan hati - hati membuka pintu kamar Steve.

Steve yang baru saja keluar dari kamar mandi. Seketika handuk yang melilit di pinggang Steve turun. Steve yang terkejut melihat Lyra yang masuk ke dalam kamarnya langsung teriak, Lyra yang kaget langsung menutup matanya.

"Aaa...!!" Teriak mereka berdua.

"A - a, kamu ini kenapa tidak mengetuk pintu dulu." Kata Steve dengan langsung membenarkan handuk di pinggangnya.

"A - aku sudah mengetuk. Tapi k - kamu tidak m - menjawab." Kata Lyra.

"A - ada apa?" Tanya Steve to the point.

"Aku mau nanya, dimana barang belanjaan ku?" Tanya Lyra dengan gugup.

"Di atas meja." Jawab Steve.

Lyra dengan cepat berjalan membelakangi Steve, dan berjalan menuju meja yang Steve bilang. Lyra kemudian mengambil semua barang belanjaan nya. Dengan cepat keluar dari kamar Steve. Steve dengan cepat mengunci pintu kamarnya.

"Huh? Untung saja." Kata Steve lega.

"Ya Tuhan, untung saja." Kata Lyra dengan lega.

Lyra langsung mengambil sabun cuci muka, dan berjalan ke kamar mandi untuk membersihkan wajahnya.

"Apa aku tidak sopan ya? Aku harus minta maaf." Guman Lyra.

Lyra dengan segera membilas wajahnya, dan mengeringkan wajahnya dengan handuk. Saat Lyra bercermin, Lyra melihat anting di sebelah kanannya tidak ada.

"Pasti terjatuh di kamar Steve, aku harus mengambil nya."

...

Lyra mengetuk pintu kamar Steve, lalu Steve membuka pintu kamarnya.

"Ya? Ada perlu apa Lyra?" Tanya Steve.

"A - aku boleh masuk?" Tanya Lyra.

"Boleh, silahkan." Kata Steve mempersilahkan Lyra masuk ke dalam kamarnya. Lyra pun masuk kedalam kamar Steve. Steve kemudian mengunci pintu kamarnya.

"Kamu mencari apa?" Tanya Steve bingung.

"Anting ku." Jawab Lyra yang sedang sibuk mencari.

"Ini?" Tanya Steve sambil menunjukkan anting itu pada Lyra.

"Ah iya, terima kasih." Jawab Lyra.

"Sama - sama." Kata Steve. Lyra dengan segera memakai antingnya.

"Dan ya, maaf jika aku lancang masuk ke kamar kamu." Kata Lyra dengan bersalah.

"Tidak apa, tenang saja." Kata Steve. Steve mendekatkan wajahnya, dan mencium Lyra.

"Rasa gugup adalah satu hal yang kurasakan saat berada didekatmu. Namun rasa itulah yang menjadi bumbu pelengkap dalam kisah cinta."

LaveniaLiecreators' thoughts