webnovel

Hujan

"ehhh...btw ortu lu kemana feb?" Tanya Jay saat dirinya menyesap air dingin yang dituangkan oleh Feby

" Ohhh..ortu gua pergi ke rumah saudara, ada nikahan" balas Feby yang duduk disamping Jay

" Terus keluarga lu yang lain?" Tanya Jay

" Siapa?" Tanya Feby kembali

" Ya siapa ke, kakak lu atau adek lu?" Kata Jay lagi

" Ga ada, gua ga punya kakak sama ade, gua anak tunggal" balas Feby sambil mulai memilih bahan belajar bahasa Inggris

" Udah ayo mulai" kata Feby berkata ke Jay

" Tunggu bentar lah, baru juga gua minum teh" balas Jay dengan senyum kencur, merasa Feby terlalu mengeksploitasi dirinya

" Lemah banget lu jadi cowo" balas Feby mendengus kesal namun dirinya tetap tidak terus memaksa Jay

" Tau dari mana lu gua lemah?" Tanya Jay dengan nada mengejek

" Liat aja belum" balas Jay dengan senyum penuh arti

" Tau lah gua, ngeliat lu santai-santai " balas Feby lagi

Dan Jay yang mendengar hal itu hanya tertawa sebagai menerima tanggapan dari Feby, karena dia tahu bahwa Feby tidak mengerti maksud dari perkataannya

" Apa'an sih lu kok malah ketawain gua" balas Feby kesal dan mencubit Jay

." Ahhh...sakit febyyy" teriak Jay dan menghindar dari cubitan Feby

" Lu cewe pada demen banget yubit" balas Jay dengan kesal dan mengusap tangannya yang sakit karena dicubit

" Huffft" balas Feby dengan puas

Sampai tak berapa lama kemudian pada akhirnya atas desakan terus-menerus dari Feby, jay pun, memulai sesi belajar mereka, awalnya keduanya masih tidak serius dengan pembelajaran mereka lakukan secara bersama, namun kemudian saat Feby melihat jay yang serius pada akhirnya dirinya merasa bahwa tindakannya terlalu kekanak-kanakan

Belum lagi fakta bahwa dirinyalah yang mengundang Jay untuk mengajarinya bahasa Inggris, sehingga lama tahun dirinya pun terdiam dan mengikuti dengan serius pelajaran yang diberikan oleh Jay, sampai tak terasa waktu pun berlalu dan matahari mulai terbenam, di saat Jay akan memasuki akhir dari belajar bersamanya

Suara gemuruh dari gluduk pun terdengar, hal ini sontak mengagetkan keduanya dan Feby di sisi lain, tanpa sadar memeluk tangan Jay " ahhhh..." Teriak Feby takut dan memeluk tangan Jay dengan erat

Melihat reaksi dari Feby tersebut, Jay kemudian paham bahwa Feby nampaknya memiliki ketakutan terhadap gluduk, bersama dengan gluduk yang terus terdengar hujan lebat pun segera turun, sontak saja hal ini membuat Jay mengerutkan keningnya karena hal ini jelas memberitahu dirinya bahwa dia akan pulang terlambat dikarenakan harus menunggu hujan yang reda terlebih dahulu.

" Lu takut sama geluduk?" Tanya Jay kepada Feby yang masih memeluk tangannya

" Menganggukkan kepalanya " melihat hal tersebut Jay hanya bisa menghela nafas, namun jelas dirinya merasa perlu berbucara tentang suatu hal ke Feby, " ada telepon dirumah lu kan?" Tanya Jay lagi

" Ada, di ruang tengah" jawab Feby

" Kalo gitu, anterin gua kesana, gua mau telepon rumah gua, mau ngabarin kalo gua telat pulang" kata Jay menjelaskan kepada Feby

" Ok" balas Feby namun dirinya tidak beranjak dari tempat duduknya

" Kalo ok, berdiri lah" kata Jay dengan nada tak berdaya

" Liat udah ga ada lagi geluduknya" berkata Jay memberi tahu Feby bahwa kini hanya ada hujan lebat diluar

Setelah menunggu beberapa saat dan menyadari bahwa memang benar apa yang dikatakan oleh Jay, Feby pun segera melepaskan tangan Jay namun di sisi lain dirinya jelas menyadari bahwa hal ini sangatlah memalukan bagi dirinya, akan tetapi dia juga memahami bahwa Jay perlu menelpon keluarganya

" Itu" kata Feby menunuk telepon rumah yang ada di depan mereka dan ada bangku di samping meja telepo tersebut, duduk dan kemudian Jay mulai menelpon rumahnya, namun Jay tak mengira bahwa Feby akan tetap melenkat kepada dirinya, " lu masih takut apa feb?" Tanya Jay lagi

" Iya, gua masih agak takut" balas Feby yang berdiri di belakang Jay, menghiraukan Feby yang masih memiliki sedikit rasa takut, Jay kemudian menunggu tanggapan dari teleponnya " Tuty...tutt...Tut...halo dengan siapa saya berbicara?" Tanya seornag wanita muda yang berasal dari suara mba Eka

" Mba ini Jay , Jay mau ngabarin nanti Jay pulang terlambat, soalnya lagi kerja kelompok" berkata Jay membalas mba Eka

" Ohh..kamu kerja kelompok, pantes aja, mba pikir kamu kemana, iyaudah tar jangan terlalu malem pulangnya dan tunggu reda baru pulang" kata mba Eka mengingatkan

" Ok sip mba" balas Jay

" Nah inget juga jangan lupa makan sore kalo nanti malem pulangnya " balas lagi mba Eka

" Ok..ok.mba, tenang aja" kata Jay kemudian menutup telepon

" Nah udah kelar, ayo balik ke ruang tamu" kata Jay mengajak Feby untuk kembali ke ruang tamu, namun baru saat mereka akan kembali ke ruang tamu mereka mendengar suara telepon berdering " kring...kring...kring..." Melihat hal tersebut Jay berkata kepada Feby " ada telepok tuh" Jay berkaya kembali

Mendengar perkataan dari Jay segera Feby pun mengangkat telepon tersebut dan dari sana terdengar suara seorang wanita paruh baya, melihat reaksi dari Feby ini jelas merupakan telepon dari keluarganya dan menyadari bahwa tidak baik untuk dirinya terlalu dekat kemudian Jay pun membuat sedikit jarak

Namun kemudian melihat reaksi dari Feby yang cemberut jelas terlihat bahwa kabar yang diberikan oleh keluarganya kemungkinan adalah sesuatu yang tidak menyenangkan bagi Feby, hingga kemudian dirinya melihat Feby menutup telepon dan bergumam dengan kesal " kenapa?" Tanya Jay

" Orang tua gua ga bisa balik, baru besok siang baliknya, soalnya ada urusan mendadak" balas Feby kepada Jay dengan nada kesal

" Ohhh gitu" balas Jay singkat

" Ihhhh...lu mah Jay..." Kata Feby dengan kesal

" Ok, lanjut materinya aja" kata Jay segera pergi keruang tamu

Maka kemudian keduanya pun terus melanjutkan pelajaran mereka, hingga kemudian tak terasa waktu berjalan begitu cepat dan terlihat dari luar jendela ruang tamu Febi bawa langit sudah benar-benar gelap, namun di sisi lain tidak terlihat tanda-tanda hujan reda meski begitu tidak ada suara gluduk yang terdengar dan hal ini membuat Feby merasa jauh lebih lega

Sampai kemudian ketika Jay mendengar suara perut dari Feby Jay pun menghentikan pembelajaran mereka, " udahan sampe disini aja feb, gua udah capek lagian juga lu keliatan laper tuh" Jay berkata kepada Feby menghentikan pelajaran yang ia berikan

" Emmm..gua juga udah capek, ok lain hari lagi kita lanjut " kata Feby kembali kepada Jay

" Nah bagus kalo gitu, btw ortu lu masak apa feb? Gua laper nih" berkata Jay mengusap perutnya yang juga sudah keroncongan

" Bentar gua liat dulu" kata Feby kepada Jay dan beranjak ke dapur.