webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

Chapter 17 : Keberuntungan dan kesialan yang selalu berdampingan

ReBirth 48

Chapter 17: Keberuntungan dan kesialan yang selalu bersampingan.

"Hah?" Shin melirik kebelakang dengan hawa yang mengerikan keluar dari matanya.

Pria setinggi 2m itu pun tersentak. Ia sampai mundur kebelakang selangkah.

Shin lalu berbalik dan membersihkan bahunya yang di pegang tadi.

"Ka-kau! Sialan, itu menakutiku bangsad!" Pria setinggi 2m tadi langsung melayangkan tinjunya dengan kecepatan penuh.

Namun, Shin dengan santai menangkapnya dengan tangan kirinya.

"Kau membuatku kesal bangsad!" Ia reflek membalas pukulannya di perut dengan setengah kekuatannya.

Duuuaarrr! Terjadi ledakan angin yang sangat kuat, bersamaan dengan itu. Beruntung kelima anggota Five Prefix saat itu menyebar, berdiri di setiap jalur keluar. Mereka berlima langsung membuat pelindung untuk menahan ledakan aura yang Shin keluar agar tak memancing perhatian orang-orang di luar.

Disaat semuanya mulai tenang, semua orang disitu melihat dimana tangan Shin sudah menembus perut pria setinggi 2m itu.

"Ebuset!! Cok ga sengaja! Ku kira jika dia adalah anggota Silance sistemku maka reflek dan kekuatannya harusnya tak bisa diremehkan!" teriak Shin di dalam hatinya yang saat itu tubuhnya membeku saat di perhatikan semua orang.

"Master! Ada apa!" teriak Five Prefix yang kelimanya langsung muncul di depan Shin dengan panik.

Dengan mata yang masih sama, Shin melirik ke arah Five Prefix. Mereka tersentak dan terpaku selama sedetik.

"Siiaall!! Aku mengacaukan pertemuan pertamaku!" teriak Shin sambil menangis di dalam hatinya.

Dengan pasrah, ia mengeluarkan tangannya dari dalam tubuh pria setinggi 2m yang sudah mati.

Bruk!

Tubuh pria itu terjatuh ke tanah, kelima Five Prefix langsung memperhatikan tubuh pria itu.

"Tunggu, aku tak merasakan adanya aura Silance Sistem dari dia." Pedra menatap tubuh itu dengan fokus.

"Apakah ... Biar aku cek!" Ella langsung maju dan memeriksa tubuh itu. Dan benar saja, ditubuhnya tak ada kontrak hidup dan mati sama sekali.

"Ja-jadi, dia sebenarnya adalah mata-mata? Ba-bagaimana master menyadarinya? Bahkan ia langsung membunuhnya tanpa ragu. Sungguh sosok pemimpin yang sangat menakjubkan," gumam Lena sambil berfikir dan merasa kagum akan Shin.

"Hey, apakah dia baru saja mengetahui Seorang mata-mata hanya dengan melihatnya?"

"Dan, dia tanpa ragu membunuhnya."

"Terlebih lagi posisi tertinggi setelah Mr. Silance, Five Prefix tunduk di depannya. Apakah dia ...."

"MASTER!!" seru semua orang di ruangan itu. Mereka langsung memasang posisi tunduk dan tak berani mengangkat kepalanya.

"..."

"..."

"ADA APA DENGAN SITUASINYA INI!!" teriak Shin dj dalam hatinya dengan panik.

**

Saat itu Shin sedang berdir di atas sebuah panggung, di temani dengan Kevi dan Veila di sebelahnya.

"PERHATIAN!" teriak Shin dengan sangat lantang. Semua mata tertuju pada Shin.

"Aaaahhh! Pengen pulang!" Shin berteriak di dalam hatinya dengan hening.

"Sebagai Pemimpin Silance Sistem. Aku tidak ingin melihat para bawahanku bertindak sombong dan merasa dirinya kuat, lalu merendahkan orang lain. Siapapun yang melakukan itu setelah selesai pertemuan ini. Mereka akan menerima hukuman yang sangat berat.",

"Ingat, kita adalah Silance Sistem. Sang pengamat dengan keheningan, namun sang pemburu kegelapan, yang selalu bergerak bersamaan dengan kesunyian. Karena itu adalah motto Silance Sistem, paham?"

"Paham!"

"Oiya, apakah kalian ingat soal kejadian tadi? Ada cara mudah untuk mengetahui siapa yang mata-mata, serta. Ini akan menjadi perintah kedua."

"Perintah kedua untuk semua anggota, kenakan seragam Silance Sistem kalian!" Shin memberi perintah lagi.

Tanpa jeda, semua orang yang hadir tubuhnya langsung di selimuti oleh bayangan gelap, dan sesaat kemudian semua orang sudah memakai pakaian Silance sistem mereka.

Namun, ada beberapa orang yang tampak belum memakainya. Karena Sebenanya kostum Silance Sistem adalah wujud dari kontrak hidup dan mati. Mereka yang tidak memilikinya artinya mereka bukan anggota Silance sistem.

"Nah, bagi yang melihat mata-mata, bunuh di tempat!"

Zabs!

Ruangan tersebut menjadi ruangan yang penuh darah dan beberapa mayat.

"Aahhh, sungguh keren," gumam Kevi yang menatap Shin dari belakang dengan mata penuh gairah.

"Hentikan!" bisik Veila dari belakang sambil menatap tajam Kevi.

"Hah? Apa masalahmu?"

"Caramu menatap kakak sangat menjijikan tau!"

"Kau tau apa dasar bajingan kecil!"

"Sial, sekarang ada apa dengan aura membunuh di belakangku ini." Shin mencoba menenangkan dirinya.

"Indah! Sangat indah! Lihatlah Kostum kalian masing-masing. Itu adalah perwujudan dari karakter bayangan yang ada di dalam diri kalian!" seru Shin lagi mencobs mengembalikan suasana.

"Oiya, karena kalian sudah sampai disini, kalian tidak akan pulang dengan tangan kosong tenang saja."

Shin saat itu mengeluarkan kelima senjata jiwanya, senjata jiwanya berputar mengelilinginya. Semua orang takjub dengan pemandangan itu.

Shin menyeringai, saat itulah ia memasukkan kedalam dirnya lagi dengam cara seperti menusuk dirinya sendiri. Lalu ia mengulurkan tangannya kedepan.

Shin pun menggunakan 3/4 kekuatannya saat ini, yang membutuhkan waktu 3 hari lebih agar kekuatannya kembali semula. Kemudian terciptalah sebuah gelembung yang terlihat berisi air. Shin melemparkannya ke atas depan, lalu saat gelembung itu mengenai langit-langit.

Terciptalah sebuah hujan aura yang mengenai semua orang, itu memaximalkan tingkat kekuatan mereka ke batas sampai mereka bisa melakukan terobosan.

"Terima kasih Master!"

Kemudian, saat itulah Shin melirik ke arah Ella, Pedra, dan Lena. Ia menatap mereka seperti ....

"Bisakah kuserahkan sisanya pada kalian?"

Mreka bertiga tersenyum dengan terhormat. Shin, Kevi, dan Veila keluar dari panggung.

***

Di belakang panggung~

Hey, bisakah kalian berdua diam?" Shin melihat Kevi dan Veila yang terus bertengkar.

"Dia yang memulainya!" teriak mereka berdua bersamaan.

"Ck, haaaaah. Jika seperti ini aku tidak akan bisa lolos." Shin menghela nafas sambil berfikir cara untuk kabur dari tempat ini.

Saat itulah sebuah ide terlintas di kepalanya.

"Hey berhenti! Aku Merasakan ada sesuatu yang aneh disini." Mereka berdua langsung berhenti dan melirik ke arah Shin.

"Disekitar daerah sini ada sesuatu yang tersembunyi. Kalian diamlah disini dulu," ucap Shin yang saat itu langsung menghilang dari depan mereka berdua.

Shin saat ini sedang berlari di sebuah gang sempit belakang bangunan itu. Shin dengan tersenyum lebar mencoba membebaskan diri.

Sampai, ia berjalan di salah satu gang, dan itu benar-benar terasa aneh saat seseorang berpakaian rapi seperti pekerja kantoran berpapasan dengannya. Tapi, sesaat kemudian Shin langsung mencoba melupakannya. Jika Shin terlibat masalah yang sangat merepotkan lagi. Maka sepertinya ia tidak akan bisa bersantai.

Namun, itu hanyalah harapannya. Sampai detik itu lah harapannya di dalam hati, ia tanpa sengaja menginjak sebuah lingkarang sihir teleportasi di bawah kakinya.

Shin memasnag ekspresi datar dan.

Zabs!

Shin saat ini sedang berada di tengah hutan yang tak ia ketahui. Dan tak lama dengan itu, ia merasakan banyak sekali hawa keberadaan di atas setiap pohon yang mengarahkan panah ke kepalanya.

"Ah, terserahlah."

>>Bersambung<<

~Higashi