webnovel

ReBirth48

ReBirth 48 Tang Shin, seorang Saint tingkat tertinggi yang mati dengan tenang dan cukup bahagia karena melihat kedua anaknya sudah menjadi orang besar. Ia tdak memiliki penyesalan apapun lagi di dalam hidupnya karena semuanya sudah selesai. Ia pun berfikir setelah ini ia akan pergi ke surga. Namun, dugaannya salah. Jiwa Tang Shin kembali di lahiran di dalam tubuh seorang mahasiswa kuliahan biasa. Setelah seminggu beradaptasi dengan ingatan dari kedua kehidupannya. Tang Shin pun memutuskan dengan sangatlah yakin. Bahwa di kehidupan ini ia harus hidup aman, tentram, dan yang paling penting adalah kehidupan yang santai. Namun, apakah akan semudah itu untuk mendapatkan kehidupan Tang Shin yang santai? ~Higashi

HigashiSasaki · Fantasy
Not enough ratings
52 Chs

[Arc 2] Chapter 4-(35) : Sebuah keberuntungan atau kesialan?

ReBirth 48

[Arc 2] Chapter 4-(35) : Sebuah keberuntungan atau kesialan?

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Pukulan tajam kedepan-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Sayatan mulus-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Insting bertahan-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Intimidation- dan -Deteksi bahaya-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Tembakan bola api level rendah- dan -Tembakan bola api level menengah-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan Skill -Pembekuan level rendah-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Tebasan tajam secara acak-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Heal level rendah-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Swordmanship level rendah-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Avoid the bullets-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Ketahanan Listrik- -Ketahanan Api- -Ketahanan es- dan -Tubuh kuat-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

Mendapatkan skill -Martial Arts tingkat rendah-

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

"Haaah, haaah, haaah. Sialan, wanita itu benar-benar kejam. Dari pagi hingga siang aku selalu menjadi mainannya. Dari siang hingga sore aku harus menerima hukuman siksaan dari keluarganya. Di malam hari aku di paksa mengikuti turnamen pertempuran bawah tanah," seru Shin yang merasa sangat kesal dan menatap ke langit-langit dengan penuh hawa membunuh.

3 Minggu sudah berlalu semenjak hari ulang tahunnya. Di kalungku, di pasangkan perintah permanen tambahan.

"Jangan pernah menyerang tuanmu, jangan pernah melakukan sesuatu padanya tanpa izinya, jika kau melakukannya maka kau harus bunuh diri di tempat."

"Sialan, aku benar-benar membenci peraturan itu. Beruntung skill Coruption tidak pernah di hitung sebagai serangan. Jika tidak aku lagi-lagi harus menggorok leherku sendiri."

Disaat Shin terus bergumam sambil kelelahan di kamarnya. Ia merasakan ada langkah kaki yang mendekati kamarnya. Reflek Shin duduk di atas kasur dan menatap ke depan.

Seorang wanita melangkah masuk ke dalam kamar Shin sendirian. Shin langsung menatapnya dengan penuh aura permusuhan.

Wanita itu tak menghiraukan suasana di sekitarnya, malah ia bahagia bisa merasakan aura tekanan ini.

"Oh hei disana, kenapa kau belum tidur lagi?" tanya Rie yang terus melangkah mendekat sambil memasang senyum mencurigakan.

"Emangnya kenapa? Apakah aku akan diracuni atau di siksa lagi?" jawab Shin yang menyindirnya.

"Hey, hey. Tidak usah berpikiran buruk terlebih dahulu."

"Memangnya kau pernah membawa kabar baik bagiku?" tatap Shin langsung.

Rie menghela nafas, ia lalu berjalan ke samping kanan Shin sambil memegang pundaknya. Tak lama kemudian, Rie duduk di atas kasur dan menggunakan tangan kiri yang ada di pundak kanan Shin sebagai tumpuan dagunya.

"Baiklah, kau benar. Tapi kabar pertama yang ingin kuberitau adalah." Tiba-tiba saja Di tangan kanan Rie muncul cahaya, Shin sudah siap-siap untuk langsung pingsan.

Tapi, setelah menunggu beberapa saat Shin tak merasakan apapun. Shin lalu melirik ke Rie.

"Apa? Aku hanya mengganti kalung budakmu."

"Hah? Kalung budak?" respon Shin di dalam hatinya.

Reflek Shin bangun dan berjalan mendekati cermin. Ia melihat sudah tak ada lagi kalung di lehernya.

"Tunggu! Bukankah ini berarti aku sudah bebas!" teriak Shin dengan senang, namun tak butuh waktu lama. Ia juga langsung sadar bahwa ini jebakan.

"Tidak, Rie jelas-jelas mengatakan mengganti. Pasti dengan sesuatu," tambah Shin.

Tiba-tiba saja, ia mendengar suara perintah dari Rie.

"Mendekat kesini," ucapnya pelan dan datar.

"Ugh," seru Shin yang masih bisa merasakan lehernya tercekek. Ia akhirnya tak bisa membantah dan berdiri di depan Rie.

"Berlutut!"

Untuk beberapa saat, Shin tak bergerak. Ia hanya memandang tajam ke Rie dengan perasan ingin mencekiknya saat ini.

"Aku bilang berlutut!"

Shin secara perlahan tunduk di bawah Rie. Rie lalu melepaskan sepatu kanannya. Lalu menggunakan kaki kanannya untuk mengelus-elus pipi Shin.

Shin tak merespon, Rie lalu mengangkat dagu Shin agar bisa melihat matanya menggunakan kaki kanannya.

"Cium, dengan lembut," perintah Rie agar Shin menciumi kakinya.

Shin tak bisa membantah. Namun, sebelum Shin mencium kaki Rie. Ia di panggil oleh ayahnya.

"Cih," decitnya kesal yang lalu menendang pipi Shin.

Rie bangun, ia lalu berjalan menuju pintu keluar.

"Oiya, aku hanya ingin memberitahukan sesuatu. Mulai besok, kau akan masuk ke dalam penjara pembunuh selama 20 tahun sebagai hukuman. Hal tersebut sudah di tetapkan oleh ayahku," ucap Rie yang berhenti sejenak.

Mendengar itu, reflek Shin berbalik dan melihat ke arahnya.

"Tunggu! Bagaimana bisa? Kenapa juga aku harus kesana!" balas Shin yang merasa panik karena tahu itu penjara seperti apa.

Rie melirik kebelakang, ia lalu menyeringai sunyi.

"Oiya, mulai sekarang semua perintah tentang kau tak boleh menggunakan kekuatanmu semaunya ku hilangkan. Jadi kau bisa leluasa menggunakan semua skillmu." Dengan tak menjawab pertanyaan Shin, dia melangkah keluar dari kamar budak milik Shin.

"Haha, hahahaha! Akhirnya! Akhirnya waktu ini telah tiba. Penjara pembunuh adalah suatu penjara khusus yang berisi para tahanan yang luar biasa jahat dan tempat dimana membunuh itu adalah keseharian. Jadwalnya ketat, hukumannya berat, dan untuk makan saja tak cukup bagi semua tahanan. Maka agar kau bisa makan kau harus merebut, atau bahkan membunuh orang lain. Sungguh penjara yang kejam."

"Tapi, lihat saja! Lihat saja Rie, di sini skillku akan meningkat sangat pesat. Saat kembali aku pastikan kau akan merasakan apa itu namanya keputusasaan!"

***

Keesokan harinya~

Shin yang sudah disiapkan barang-barang bawaannya, dan memakai pakaian yang cukup biasa agar tak terlihat seperti budak. Berjalan keluar dari kamarnya, ia lalu di tuntun pelayannya Rie untuk ikut berjalan keluar.

Saat di luar, sudah ada ayahnya Rie dan beberapa bangsawan lainnya menatap tajam ke arah Shin. Mereka menatap dengan pandangan jijik, namun Shin yang sudah terbiasa mengabaikan mereka semua.

Daripada hal tak penting itu, perhatian Shin teralihkan dengan Rie yang ada di depannya. Ia melirik ke belakang, ke arah Shin yang saat ini juga melihatnya. Shin menatap Rie dengan berbeda, karena baru kali ini ia melihatnya menggunakan pakaian semacam seragam. Tak lama kemudian, mata mereka berdua berpapasan.

Seketika Rie langsung menyeringai, tiba-tiba saja dia menjentikkan jarinya. Dari arah kirinya keluar aura biru, dan kanannya keluar aura merah. Kedua aura yang terlihat begitu indah itu tiba-tiba saja masuk ke dalam tubuh Shin.

[>> ›Sistem‹ <<]

-Penguasaan sihir es- telah di pelajari

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

[>> ›Sistem‹ <<]

-Penguasaan sihir api- telah di pelajari

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

"Eh? Apa?" respon Shin di dalam hati kebingungan.

Tak lama kemudian, sebuah tali yang hanya bisa di lihat olehnya dan Rie muncul. Talu berwarna biru kehijau-hijauan itu, menyambungkan antara leher Shin dan kepala Rie.

"Apa ini? Apakah dia memperingatkanku agar aku tak lupa bahwa aku budaknya?" tatapku dengan tajam.

"He-hey! Apa yang Nona lakukan? Dia akan pergi ke penjara paling mengerikan di benua ini, jangan membuatnya semakin menderita Nona," tegur salah satu pelayannya melihat aura yang tadi muncul.

"Hah, itu bukun urusanmu," respon Rie dengan cuek sambil tersenyum senang.

"Hey putriku sayang! Jangan lupakan pesan ayahmu!" ucap ayahnya Rie sambil melambaikan tangan ke arah Rie.

"Iya-iya ayah, bawel banget dih," respon Rie yang sebenarnya tak peduli.

"Hati-hati di jalan! Banggakan ayahmu di akademi!" tambahnya.

Rie tak menjawab, ia berjalan masuk ke dalam mobil yang begitu mewah berwarna putih mengkilap. Ia duduk dan langsung menyangga dagunya.

Pelayannya tadi menutup pintu lalu bergerak menuju pintu depan untuk menyetir mobil.

Para bangsawan yang statusnya di bawah Rie dan semua pelayan di sana menunduk.

"Selamat jalan Nona! Semoga perjalanan anda menyenangkan!" seru mereka dengan kuat.

"Selamat jalan putriku!" tambah ayahnya Rie.

Mobil milik Rie pergi dengan tenang, secara perlahan para bangsawan mulai beranjak pergi. Disitu ayahnya Rie mendatanginya.

"Selamat jalan menuju kematianmu, budak," ucap ayahnya Rie dengan tersenyum merendahkan Shin sambil memegang pundaknya.

Shin tak menjawab, ia hanya berjalan lurus dan melepaskan pegangan itu.

Ia berjalan menuju sebuah kereta kuda murahan yang biasanya digunakan untuk mengangkut padi.

Shin duduk dengan tenang dan menatap ke arah rumah bangsawan itu.

Ia masih bisa merasakan semua kenangan buruk di bangunan besar itu. Itu membuat Shin merasa sangat kesal. Andai saja dia bukan budak, Shin dengan mudah lari saat ini.

"Tapi, tidak mungkin kan orang yang mengendarai kereta kuda dimana sedang menuju penjara paling mengerikan di benua orang normal yang hanya menyetir kereta kuda? Hah, seberapa naifnya aku. Bahkan jika aku memberontak kabur dan membunuhnya. Aku hanya akan membunuh diri sendiri karena perintah mutlak yang baru saja di tambahkan. Aaaah, ini sungguh menyebalkan!" gerutu Shin di dalam hatinya dengan begitu geram.

Saat Shin terlalu sibuk dengan dirinya sendiri, Shin tak sadar bahwa sudah meninggalkan daerah perkotaan dimana banyak kendaraan lalu lalang. Kini Shin ada di jalanan lurus yang kiri kanannya dipenuhi hutan lebat.

Tiba-tiba saja, sebuah portal muncul di depan kereta kuda milik Shin.

"A-apa!"

Kereta itu langsung masuk kedalam portal teleportasi tersebut. Seketika Shin langsung bisa melihat sebuah pemandangan luar biasa.

Luar biasa disini bukan indah atau apa, tapi luar biasa mengerikan. Bahkan dari desain bangunan penjara itu terlihat mengerikan dan juga sangat besar.

Klak, klak, klak.

Langkah kaki kuda berhenti saat sampai di depan gerbang penjara itu. 4 orang penjaga yang memiliki badan sangat besar di lengkapi pakaian armor super canggih dan senjata mesin di tangannya membuat mereka terlihat begitu mengerikan.

"Sudah sampai," ucap orang itu singkat.

Shin tak menjawab, ia hanya mengangkat barang bawaannya dan memasang tatapan kosong.

Shin berdiri di depan gerbang dengan diam, ke 4 orang itu lalu mengecek ke arah tablet mereka. Tak lama kemudian, gerbang barat terbuka.

"Masuk," ucap salah seorang penjaga dengan dingin.

Lagi-lagi Shin tak menjawab, ia hanya melangkah masuk dengan sunyi.

"Hah, apa-apaan dengan penjara ini? Boleh membawa barang bawaan? Bukankah dengan begitu kita bisa membawa alat untuk kabur kan?" tanya Shin di dalam hati dengan kebingungan.

Namun, Shin juga mendapatkan jawabannya sendiri. Tampaknya juga hampir mustahil kabur dari sini. Lokasinya saja harus meleswati gerbang teleportasi, terlebih lagi dengan penjaga yang sangat ketat dan luar biasa kokoh ini.

Setelah puas bergumam dalam dirinya, Shin melangkah masuk.

Shin yang masih berusia 15 tahun, menatap ke depan. Ke arah para tahanan baru yang kebanyakan dari mereka berbadan besar, bertato, dan mayoritasnya berumur dibatas 20 tahun.

"Cih, andai saja aku bisa melihat status dan skill mereka. Tapi sepertinya di kehidupan ini tidak mungkin sampai aku bisa melepaskan status perbudakan ini."

Shin melangkah masuk semakin dalam, banyak orang langsung menatap ke arahnya. Namun tak satupun dari mereka bergerak dari tempat karena orang-orang yang sedang di tunggu-tunggu muncul.

Di atas sebuah bangunan setinggi 4 meter, seorang laki-laki berbadan besar berdiri dengan gagahnya. Seketika, ia langsung mengaktifkan hawa membunuhnya yang terasa sangat mengerikan.

[>> ›Pemberitahuan‹ <<]

Sebuah skill yang mengerikan telah di tujukan ke tuan. Skill Protection {Extraordinary} telah aktif dan mengabaikan semua efek dari skill tersebut.

♦→♦→♦→♦←♦←♦←♦

"Hah? Sebuah penentuan kah?" gumam Shin di dalam hati dengan santai. Ia telah menduga bahwa sesuatu seperti ini pasti terjadi.

Disini, Shin bisa melihat. Ada orang-orang yang menerimanya biasa saja termasuk Shin, ada yang tertekan namun masih bisa bertahan. Dan hanya beberapa yang pingsan.

Proses Shin menjadi lebih kuat telah di mulai!

[Bersambung]

≥Higashi≤