webnovel

Bab 7: mencari ibu

Lingwei tiba di dekat sebuah bangunan aula dan mulai mengintip ke dalam melalui jendela kertas yang telah robek, dia merasa agak penasaran karena telah mendengar suara-suara aneh dan juga menghirup aroma menjijikkan yang berpusat di sekitar aula, barusan.

Ketika tatapannya mendarat di satu sudut tertentu di mana ada pemandangan yang tidak senonoh sedang terjadi, dia tiba-tiba merasakan sensasi mual yang amat parah.

Tanpa menunda lagi, Lingwei segera menjauh dari jendela, lalu jongkok di dekat semak dan memuntahkan semua isi lambungnya.

"Tuan, ada apa?" tanya Xiao Bai dengan kepala miring, tanda bahwa dia sedang bingung dan juga penasaran dengan serangkaian perilaku tidak normalnya.

Usai menuntaskan rasa tidak nyaman yang menimpa perut dan tenggorokannya, Lingwei segera bersandar di tubuh lembut dan hangat Xiao Bai, kemudian berguman jijik.

"Pemandangan di dalam benar-benar menjijikkan dan menyebalkan! Apa kau tahu apa yang kulihat barusan?"

Xiao Bai mengangguk dan menjawab, "Ada seorang wanita yang dikawin oleh enam pria bertintin kecil. Itu memang pemandangan yang memuakkan. Tuan, kamu tidak boleh melihat hal-hal serupa di masa depan, karena itu hanya akan mencemari pandanganmu."

Lingwei mengetuk kepala Xiao Bai dan mendengus kesal karena merasa telah diremehkan olehnya. "Hmp! Apa yang sebenarnya kau fokuskan di sini? Berhenti memperlakukanku seolah aku adalah seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa. Meskipun usiaku lebih muda darimu, tapi pengetahuanku tentang perbuatan plus-plus lebih baik daripada kamu, tahu."

Xiao Bai mengangguk saja, dalam hati mengeluh tentang tindakan dan ucapan dari tuannya itu yang sangat tidak cocok dengan penampilannya.

Lingwei menggaruk dagunya dan mulai menceritakan tentang apa yang telah dilihatnya di dalam ruangan dan penyebab dari datangnya rasa mual yang menimpanya.

"Jadi begini, tadi aku melihat ada seorang perempuan yang duduk di sudut, penampilannya sangat-sangat buruk. Pakaiannya dirobek perlahan oleh semacam makhluk berbentuk gurita, tetapi tubuh bagian dada ke atas adalah milik manusia berwarna gelap yang memiliki ekspresi memuakkan, puluhan tentakelnya melilit di sekitar tubuh perempuan itu, menggosoknya perlahan dan menusuk ke ... ahhem ... alat reproduksinya."

Lingwei berhenti sejenak untuk menghirup udara dan menahan rasa mual yang hendak menyerang kembali.

Kemudian melanjutkan kisahnya. "Tidak sampai di sana, tentakel berukuran besar itu bahkan menusuk lewat mulut dan meneteskan lendir berwarna tinta ke seluruh tubuh, aku yakin bahwa hal itu juga dimasukkan ke dalam itunya. Untuk hal yang lebih menjijikkan lagi adalah, squidman, ah kita panggil saja seperti itu. Dia menjilati serta menggerogoti tubuh si perempuan setelah mengotori dengan tintanya, sedikit demi sedikit. Hiii!"

Xiao Bai tiba-tiba merasa merinding setelah mendengar ceritanya, dia bangkit dan mengintip ke dalam aula tersebut, berusaha mencari sesuatu yang telah dilihat dan diceritakan tuannya. Namun dia tidak dapat menemukan hal mengerikan seperti itu.

Dia hanya menemukan adegan 7p dan juga seorang perempuan yang memiliki posisi duduk dan ekspresi aneh di wajahnya. Setelah mengamati lebih jauh lagi, Xiao Bai akhirnya menemukan bahwa perilaku perempuan itu ternyata sesuai dengan deskripsi yang telah dikemukakan oleh tuannya.

Mulutnya terbuka lebar seolah ada sesuatu yang mengganjal dan menusuk di sana. Kedua tangan memegang leher seolah tercekik, tubuh kaku dan kedua kaki terentang lebar layaknya seseorang yang tengah dipaksa untuk bercinta.

Hanya saja Xiao Bai tidak dapat melihat pihak lain yang sedang menggumuli perempuan tersebut, membuatnya bingung dan juga mulai berpikiran liar. Mungkinkah tuannya yang selalu tak bisa diandalkan tersebut benar-benar dapat melihat 'sesuatu' yang istimewa? Jika memang benar seperti itu, maka pengorbanannya tidak akan sia-sia.

Lingwei menarik telinga Xiao Bai dan mengajaknya untuk berkeliling ke daerah lainnya.

Setelah berjalan santai selama sepuluh menit, keduanya sampai di sebuah menara yang memiliki aura hitam dan jahat lebih banyak dari daerah lainnya.

"Ini pasti tempat tinggal dari para elder sekte dan juga merupakan tempat untuk berkultivasi dengan cara yang khusus bagi mereka. Xiao Bai, mau melihat-lihat sebentar?" tanya Lingwei dengan seringai main-mainnya.

Harimau putih itu merasa tertarik oleh senyuman dari tuannya yang nampak jahat dan berbahaya, segera mengangguk setuju.

Begitu saja, keduanya berhasil menyelinap ke dalam menara tanpa mengalami kesulitan sedikitpun.

Dan ternyata, apa yang telah dikatakan oleh Lingwei semuanya benar. Di dalam menara ini terdapat ratusan kamar yang memiliki pintu transparan, di setiap ruang kamar akan memiliki seorang wanita cantik yang terikat belenggu.

Kebanyakan dari wanita yang ada di dalam sana memiliki ekspresi kosong dan putus asa, seolah mereka telah benar-benar menyerah pada tekad kehidupan.

"Kau benar-benar terasa enak untuk dipakai meskipun sudah ratusan kali aku memasuki dan merusak tubuhmu ini. Oh Dewi Pedang Suci memang tidak mengecewakan dan sangat memuaskan untuk digunakan. Yah, teruslah meremas di bawah sana, hahaha!" ucapan tak senonoh diiringi suara tamparan dan pukulan bergema di salah satu kamar.

Lingwei merasakan sudut bibirnya berkedut ketika mendengar suara itu, tetapi memilih untuk tidak melihatnya. Melanjutkan langkahnya ke lantai berikutnya dan mengamati situasi di setiap kamar, memastikan bahwa ibunya tidak berada di salah satu kamar tersebut.

Setelah selesai menjelajah di seluruh menara, Lingwei akhirnya pergi ke tempat lain bersama Xiao Bai.

"Kira-kira di mana ya, mereka menyembunyikan ibu? Mungkinkah ada di penjara bawah tanah? Xiao Bai, apakah kamu tidak bisa mengendus bau milik, ibu? jika terus seperti ini, maka aku akan mati karena kelelahan dan kecemasan sebelum bisa menemukan ibu." Lingwei menendang kerikil di bawah kakinya, merasa sangat bosan dan juga kesal.

Xiao Bai mengendus ke segala arah, kemudian mendapatkan sesuatu aroma yang agak akrab di satu arah. Dengan bersemangat dia berlari ke arah itu, meninggalkan Lingwei yang masih tercengang di belakang.

"Hei, Xiao Bai! Mau kemana kamu? Aku belum naik ke punggungmu dan kamu berani pergi begitu saja? jangan ditinggalin aku sendiri di sini, wah. Awas saja kalo kamu berani ninggalin aku sendiri di tempat menjijikkan ini. Akan kukuliti kau!"

Lingwei merasa sangat lelah dan malas untuk mengejarnya, hanya bisa duduk di tanah dan menopang dagu, memulai perenungannya yang dalam.

"Setelah tiba di tempat aneh ini, aku harus merencanakan sesuatu di masa depan, tidak mungkin untuk terus tinggal di dalam hutan yang berbahaya itu. Pertama-tama yang perlu dilakukan adalah menemukan ibu dan saudara-saudari, lalu membuka bisnis di desa terdekat. Setelah bisnis berjalan dengan lancar, maka aku harus memperluas jangkauan ke ibukota ...."

Setelah berlari dalam jarak yang cukup jauh, Xiao Bai berhasil menemukan lokasi disembunyikannya ibu dari tuannya.

Sembari mengintip ke lokasi yang dijaga ketat oleh beberapa binatang buas peringkat menengah, Xiao Bai melontarkan pertanyaan.

"Tuan, bukankah itu adalah ibumu? Lalu bagaimana sekarang kita harus bertindak? Haruskah kita menyerang dan menghancurkan seluruh sekte secara diam-diam atau melakukannya dengan cara yang semarak dan dilebih-lebihkan?"

Tidak ada jawaban, karena penasaran dan terlalu bersemangat, harimau itu benar-benar tidak menyadari bahwa tuannya tidak berada di atas punggungnya!

"Tuan! Di mana kamu berada, tuan? Jangan menakutiku, oke. Sekarang bukan saatnya untuk main kejar-tangkap, tuan!" Xiao Bai menitikkan air mata gelisah, mengira bahwa tuannya telah meninggalkannya sendiri.

***