webnovel

Rebirth : I Married with My Husband Enemy

Vio_Moccha · Realistic
Not enough ratings
17 Chs

Chapter 16

"Nyonya besar yang bibik maksud itu ibunya Dave?" tanya Fiona.

"Benar, Nona." jawab pelayan itu.

"Oh. Bagus sekali bunga-bunga ini. Aku mau duduk sebentar disini." ujar Fiona.

"Apakah sarapan pagi Nona mau dibawa kemari? Tadi Tuan muda bangun pagi-pagi sekali memasakkan bubur untuk Anda." tanya pelayan itu.

"Hah?! Memasakkan bubur untukku? Ah! Bawa saja kemari. Maaf sudah merepotkan bibik ya." ucap Fiona dengan malu.

"Tidak apa-apa, Nona. Sebentar Bibik ke dapur dulu." jawab pelayan tua itu sambil berlalu menuju dapur.

Selagi menunggu pelayan tersebut membawakan bubur untuknya, Fiona pun duduk di kursi panjang itu sambil melihat bunga-bunga yang ditanami oleh calon ibu mertuanya. Sambil berjalan melihat bunga-bunga, gadis berdaster putih itu melihat ada sebuah meja kecil dan disampingnya ada surat yang ditujukan untuk Dave.

"Nona, ini buburnya." ujar pelayan itu membawakan sarapan pagi ke taman belakang.

"Ah! Iya, Bik. Taruh saja disitu." pinta Fiona sambil mengantongi surat tersebut.

"Baik, Nona. Bibik keluar dulu. Nona makanlah." tukas pelayan tua itu sambil melangkah keluar.

Melihat pelayan tua itu sudah keluar, Fiona pun kembali untuk memakan sarapan paginya. Sebelum makan, dia sempat memotret bubur tersebut dan mengirimkannya kepada Dave serta memberikan emoji.

Dave yang saat itu sedang rapat, hanya tersenyum melihat emoji yang dikirimkan calon istrinya itu. Selesai rapat, lelaki itu pun pulang ke rumah dan melihat calon istrinya masih duduk di taman belakang.

"Kamu tidak masuk ke kamar, Sayang?" tanya Dave melepaskan jasnya dan mengenakannya pada wanita itu.

"Cepat sekali kamu pulang. Apa di kantor tidak ada kerjaan?" tanya Fiona berbalik.

"Ada. Tapi hatiku menyuruhku pulang untuk menjagamu." jawab Dave.

"Dasar gombal! Oh ya, ini ada surat untukmu. Sepertinya dari ibumu. Aku mendapatkan surat ini dari meja di ujung sana." tunjuk Fiona.

"Surat dari ibuku? Di meja ujung situ? Coba aku lihat!" jawab Dave mengambil surat itu dan membukanya.

Teruntuk Dave anakku,

Maafkan ibu, Nak jika suatu saat ibu tidak lagi berada disampingmu lagi, karena sakit yang ibu derita akibat diracuni oleh salah 1 pelayan dirumah. Ibu memang tidak punya bukti dan tidak bisa membuktikan siapa yang hendak membunuh ibu. Ibu hanya bisa menuliskan surat untukmu agar kamu berhati-hati dengan mereka. Jangan terlalu mempercayai mereka, Nak. Ibu juga sudah pernah mengatakan hal ini pada ayahmu. Tapi dia mengatakan kalau semua pelayan itu adalah kepercayaan orang tuanya dan tidak mungkin mereka mau membunuh ibu. Nak, berhati-hatilah!

Salam sayang dari ibumu

Itulah sepenggal surat dari ibunya Dave yang membuat mereka sangat kaget. Fiona pun mulai menebak-nebak siapa kira-kira yang meracuni calon ibu mertuanya jika bukan pelayan tua itu. Tapi pelayan itu kepercayaan Pak Agus. Apa mungkin dia yang melakukannya?

Di kehidupan dulu berita tentang meninggalnya Pak Agus juga sempat masuk koran dan didiagnosa sebagai serangan jantung. Dave pun mengklarifikasi kalau ayahnya tidak pernah ada record penyakit jantung dan jenazah Pak Agus yang harusnya hari itu dimakamkan, dibawa kembali oleh polisi untuk diotopsi ulang. Hanya dalam waktu 4 hari, jenazah Pak Agus dimakamkan dengan layak dan polisi memberikan statement kalau Pak Agus meninggal karena terlalu banyak mengkonsumsi arsenik. Tapi polisi tidak mampu menangkap dalang yang sudah membunuh Pak Agus sampai bertahun-tahun kemudian, ada yang mengaku kalau dia yang sudah meracuni Pak Agus dan dia divonis hukuman mati.