webnovel

Pak Nuran

Pagi yang cerah menyambut murid-murid smp/sma xx Bangsa, ditambah dengan sambutan guru beserta kegiatan-kegiatan lain yang biasanya dilakukan saat apel pagi.

Seperti biasanya, Keira berbaris dibagian belakang sedangkan Risha berbaris paling depan. Dari posisi barisan favorit saja mereka sudah berbeda sampai-sampai Keira agak merasa penasaran bagaimana mereka bisa menjalankan pertemanan dengan damai.

Setelah pemimpin apel pagi memperbaiki barisan, dilanjutkan dengan 'singing Indonesian National anthem' dan 'spech' berdasarkan piket masing-masing dan dilanjutkan dengan pengumuman dari guru jika ada.

"Selamat pagi calon pemimpin bangsa."

Suara ucapan ikonic pak Eko menggema di seluruh lapangan dan semua siswa siswi memperhatikan dengan khidmat.

"Saat ini tidak terasa sudah satu minggu sejak diberlangsungkannya kegiatan ekstrakurikuler dan semoga selama waktu pelaksanaannya tidak akan ada kendala apapun. Sedangkan jika kalian memiliki kendala atau mungkin ingin mengganti ekskul, maka bisa kalian laporkan ke miss Anisa. Sekian terima kasih."

"Everyone before we start our class and lesson activity let's pray together. Pray begin."

(semuanya, sebelum kita memulai kelas dan aktivitas pembelajaran mari kita berdoa bersama. Berdoa dimulai.)

Setelah pengumuman dari pak Eko, Dilanjutkan penutup serta pengumuman barisan dari 'the head of morning assembly' semua orang bubar dan masuk ke kelas masing-masing.

"Kei, kamu udah ngerjain pr belum?"

Tanya Siska teman sebangku Keira saat mereka dikelas.

"Emang kita ada pr?" Tanya Keira heran.

"Itu loh, pr bahasa inggris yang kemarin. kamu udah belum?"

Keira terdiam sambil mencoba mengingat apa yang terjadi di kelas kemarin tapi sayangnya dia tidak bisa mengingat apapun selain jajanan kantin favoritnya.

"Ntar aku cek dulu. Halaman berapa btw?" tanya Keira pada Siska karena menyerah untuk mencoba mengingatnya.

"Halaman 46 bagian charity itu loh, ak dah ngerjain bagian A tapi bagian B nggak tau kek mana."

srek srek

suara halaman dibalik dengan pelan tanpa menimbulkan suara keras yang bikin sakit kepala berhenti saat Keira mencapai sebuah halaman yang dipenuhi dengan coretan pensil.

"Yang ini?"

"iya! yang itu! kirain kamu belum ngerjain, huuh. btw ajarin dong, cara dapet ininya gimana."

"Kenapa nggak tanya Aria aja? dia kan lebih pro."

tanya Keira karena memang Aria itu bahasa inggrisnya level master.

"Apa nyebut-nyebut namaku? ada utang kah?"

Aria yang datang tiba-tiba sambil memegang sebuah buku cetak dan buku tulis bahasa inggris serta satu lagi sketchbook yang terlarang untuk dibuka entah apa isinya.

"Nggak, tadi aku minta diajarin Keira tentang pr bahasa inggris. Kamu belum pindah kelas?"

"ini mau pindah. Babai" kata Aria sambil melambaikan tangan pada kita berdua.

"Tuh, Aria udah gak dikelas. Cepetan ajarin."

"hmm, kalau salah jangan marah ya."

"iya iya"

Sekedar penjelasan, di kelas A dan B akan di gabungkan dan dipisah menjadi dua bagian saat pelajaran bahasa inggris. Yaitu menjadi kelas Pro dan standar. Keira dan Siska dari kelas standar sedangkan Risha dan Aria dari kelas pro. Makanya tadi Aria pindah kelas.

*

*

*

Saat ini tidak terasa sudah sore hari. Kebanyakan siswa siswi yang mengikuti ekskul saat ini sedang diruangan ekskul masing-masing termasuk Keira dan Siska yang merupakan anggota ekskul robotik sedangkan yang tidak mengikuti ekskul seperti anggota Olympus/olimpiade seperti Risha dan Fina ataupun anggota Osis seperti Tima.

Diruang kelas yang sejuk karena ac, sangat berbeda dengan suasana panas diluar sana yang seperti menambah penderitaan mereka yang mengikuti ekskul olahraga.

Risha saat ini sedang berfokus pada crombuknya bersama dengan Fina dan Tima karena mereka nganggur sedangkan Risha ingin ngerjain tugas.

Kenapa yang menganggur di kelas hanya mereka bertiga? Itu karena kebanyakan siswa yang menganggur lebih suka makan dikantin atau tidur sore diasrama sedangkan sebagian kecil membaca buku diasrama. Intinya, kebanyakan orang lebih suka menghabiskan waktu untuk bersenang-senang dan bersantai dari pada di kelas.

suara ketikan keybord terus terdengar diantara kesunyian sampai seseorang membuka pintu kelas yang awalnya tertutup rapat.

"hayoo udah jam berapa ini?? kenapa masih dikelas? pindah tempat aja jangan dikelas."

tanya pak Eko mengagetkan mereka bertiga

"iya pak, iya." balas Risha, Tima dan Fina bersamaan.

* Tima= Fatimah

"Habis ini keluar ya."

"iya pak, bentar lagi." balas Risha yang masih berfokus pada crombuknya tapi masih mencoba membalas dengan sopan sambil senyum.

setelah itu pak Eko pun meninggalkan kelas.

Tapi tetap saja tak seorangpun dari mereka bertiga yang bergeming dari tempat duduknya.

Akan tetapi setelah kejadian ini, Risha akan selalu berharap mampu mengulang waktu dan keluar kelas seperti kata pak Eko karena .....,

Krieeeet—

suara pintu terbuka terdengar lagi tapi sayangnya saat ini bukanlah pak Eko, melainkan pak Nuran yang berdiri di depan pintu sambil mengawasi mereka bertiga.

Risha sedang melihat pak Nuran dengan senyum mencoba menyapa sedangkan Fina dan Tima melihat ke arah Risha lalu—

CEKREK

suara pak Nuran memotret mereka bertiga terdengar sebelum mereka sempat mengatakan apa-apa dan setelah itu pak Nuran pergi.

Risha yang masih syok dengan apa yang baru saja terjadi terdiam ditempat.

'Di foto

kita di foto

aku difoto'

kira-kira itulah yang terdapat dalam pikiran Risha dan yang lain sebelum mengambil ancang-ancang untuk melarikan diri. Tak lupa saling tatap tatapan diantara mereka bertiga seolah masih tak percaya dengan situasi.

setelah itu entah bagaimana Risha, Tima dan Fina berhasil kabur dari kelas dan mengabdikan kejadian tersebut sebagai 'hot topic' karena, yah, bagaimana tidak?

Risha terus terusan menceritakan pengalamannya yang mengerikan itu kepada semua orang di kelas saat kelas malam termasuk Keira.

"Jadi gitu Ra, pak Nuran tiba-tiba aja ngaktifin kamera terus foto kita bertiga! haduh mana gayaku pas itu jelek banget pula."

kata Risha yang saat ini sedang duduk di atas kasurnya bersama Keira sedangkan teman sekamar yang lain sibuk dengan kesibukan masing-masing.

"Iya, iya gapapa. Liat aja besok siapa tau di pamerin fotonya. kan lumayan jadi terkenal."

Balas Keira dengan bercanda. Jujur ini sudah jam 9.30 malam dan kelas malam baru saja berakhir dan Keira ingin tidur tapi sayangnya temannya Risha ini kayaknya 'butuh' didengarkan jadi Keira pasrah meski sudah mendengar cerita itu sebanyak 4 kali.

"Ih Ra! jangan gitu!"

"iya iya, ga bakal di pajang kok. paling di upload di Insta."

"Ra!"

"hahahaha"

Puas sekali rasanya ketika Keira mengganggu Risha. Kayak seneng aja gitu. Mungkin karena Risha mengganggu jadwal tidurnya. Mungkin.

.

.

.

Keesokan harinya berjalan seperti biasa hanya dibedakan oleh curhatan Risha saat di koridor asrama menuju kamar mandi. Risha tak henti henti menunjukkan reaksi gugup dan Keira yang lelah untuk membujuk Risha.

Dan kemudian, waktu apel pagi yang paling ditunggu-tunggu dan di nanti-nanti telah tiba. Awalnya tidak ada hal khusus, hanya seperti apel pagi pada umumnya. Sampai pak Nuran datang.

"Oke anak-anak, bapak mau sampaikan pengumuman penting mengenai penggunaan ruang kelas setelah kegiatan belajar mengajar."

Beberapa siswa memang ada yang tidak tau tetapi hampi semua siswi kelas 10 sudah mengerti pengumuman ini tentang apa.

"Miss, saya izin ke toilet ya." kata Risha kepada Miss Lina yang saat ini berdiri paling belakang untuk mengawasi kegiatan apel pagi. Setelah melihat Miss Lina menganggukkan kepalanya, Risha segera ke toilet untuk bersembunyi.

Sambil bertanya-tanya kapan apel pagi akan selesai dan apakah fotonya beneran dijadikan pajangan sebagai contoh murid 'tidak baik' sungguh membuat Risha gugup sambil memainkan keran air di wastafel kamar mandi sekolah.

Setelah apel pagi selesai, Risha dapat mendengar suara kerumunan langkah kaki menuju kelas dan berbaur 'secara alami' menuju kelasnya juga. Hal pertama yang ingin ditanyakan Risha adalah apa yang terjadi saat apel pagi dan yang ditanya saat ini adalah Keira.

"hmm, kayaknya gak ada apa-apa deh." kata Keira ragu karena jujur saat pak Nuran memberikan pengumuman, fokus Keira ada pada kupu-kupu cantik berwarna oranye yang hinggap di gedung sekolah yang berwarna jingga. Sehingga Keira tidak begitu memperhatikan pengumuman selain garis besarnya saja.

"Coba tanya Aria, dia fokus banget tadi."

Setelah menyebut nama Aria, Risha tanpa ragu berjalan menuju Aria sedangkan Keira akhirnya menyadari keganjalan percakapan mereka.

'lah, emang Risha sendiri nggak ikut apel pagi?

perasaan kami turun ke lapangan bareng deh.'

pikir Keira tapi tak bertahan lama karena dia ingin membaca manga sebelum pembelajaran berlangsung.

Sedangkan Risha, biarpun fotonya tak di pajang saat apel pagi, traumanya terhadap pak Nuran masih belum hilang sehingga setiap kali pak Nuran muncul hal pertama yang terlintas dibenaknya adalah lari.

***

teater kecil

Risha: Gitu Ra, masa aku cuman buat ngerjain tugas, uhh di foto cobaa.

Keira: iya iya aku ngerti kok

(ini udah keberapa kali ya Allah)-batin Keira.