webnovel

chp1. jam berapa ini

 

  Dunia yang gelap suram dengan bangunan runtuh dimana-mana, tanpa jejak kehidupan manusia yang terlihat, berbagai macam bangkai kendaraan berserakan.

  Jalanan hancur berlubang terlihat sangat tidak biasa, kota tanpa penghuni yang berantakan, suasana kosong hampa bahkan hembusan angin pun sangatlah dingin menggigit kulit.

   RROOOOOARRRRGHHH

  Raungan mengerikan terdengar dari suatu makhluk yang sangat tidak pernah terpikirkan manusia untuk muncul di bumi.

   Makhluk humanoid setinggi sepuluh meter, terbang tinggi dilangit, memiliki dua pasang tangan, sayap kelelawar yang membentang puluhan meter dipunggungnya, tanduk indah dengan aura intimidasi yang sangat mengerikan.

  Kemunculannya mengubah seluruh suasana di kota, kota yang dingin menjadi sangat panas hingga melelehkan bangunan dan berbagai macam kendaraan.

   Hooorgggghhh

   Semburan nafas api menghancurkan berbagai sudut kota tanpa jelas apa yang coba dia hancurkan.

   Di lantai tertinggi gedung apartemen dari arah selatan tempat makhluk itu mengacaukan segalanya, seorang pria yang memiliki bekas luka lebar di kepala dan hanya memiliki satu tangan tersisa, melihat perubahan panorama langit yang tadinya gelap suram hingga sekarang merah benderang.

  "BALROGGG!!!" teriak amarah pria itu, melihat kota yang dia tempati selama tiga bulan ini dihancurkan dengan brutal.

  Sliiinng...

  Pria tersebut menghunus pedang hitam dengan tangan kanannya, memancarkan aura tajam seolah tiap ayunan pedangnya akan memotong apa saja yang dilaluinya.

  "DISITU KAU RUPANYA!!!"

  Balrog merasakan aura tajam menguncinya, menembakkan lagi nafas apinya kearah aura yang menguncinya, bedanya dengan nafas api yang tadi, nafas api yang sekarang lebih panas dengan warna api yang sangat gelap.

    SWISSHHHH

  Pria itu membalas serangan yang datang kearahnya dengan tebasan pedang sederhana, membelah nafas api menjadi beberapa bagian.

  "HAHAHAHAHAHA!!! KETEMU KAU!! KAU TIDAK AKAN BISA KABUR LAGI SEKARANG!!!!" ucap Balrog dengan suara kasar kerasnya yang terdengar sangat mengerikan, sambil membentuk empat senjata dari energi api dimasing-masing tangannya.

  "Enggak perlu repot-repot, gua gak bakal lari" jawab pria itu sambil melompat melaju kearah Balrog dengan sekuat tenaga dan menghancurkan bangunan tinggi tempatnya beristirahat tadi hingga berkeping-keping.

  

  Pria itu dalam sekejap mencapai Balrog yang jauhnya berkilo-kilo meter dari tempat dia sebelumnya, menggenggam erat pedangnya yang berubah warna menjadi ungu karna penumpukan energi yang sangat berlebihan.

    SWIIIISHHHHHH

   Energi pedang yang sangat panjang muncul dari tebasan pedangnya, bahkan Balrog dengan tinggi sepuluh meter terlihat biasa didepan energi pedang itu.

  Energi pedangnya tidaklah besar, tapi panjang membentang yang memotong apa saja yang dilaluinya.

  "HAHAHAHAHA!!!" Balrog tertawa melihat energi pedang yang terbang cepat kearahnya dan mulai membalas  dengan empat ayunan senjatanya sekaligus, mengirim energi tebasan pedang api yang sangat besar, berharap memblokir energi pedang lawannya.

   Tapi sayangnya semua serangannya hancur terpotong rapih dan serangan energi pedang yang sangat tajam masih melaju cepat kearahnya.

  "APA?!!?!!" Balrog melihat serangannya yang terpotong, tanpa pikir panjang menghembuskan nafas api hitam yang sepuluh kali lebih kuat dari mafas api yang dia keluarkan sebelumnya.

    BOOOOMMMMMMMMBBB

   Energi pedang tajam yang melaju cepat berbenturan dengan api hitam, saling beradu kekuatan, keduanya saling menghancurkan dan menghasilkan ledakan keras menghancurkan lebih parah lagi pada kota yang sudah hancur, bahkan bom atom yang pernah diledakkan di Jepang tidak seberapa bila dibandingkan.

   Asap ledakan membumbung tinggi, menutupi permukaan tanah, "DIMANA KAMU?!!", teriak Balrog melihat sekelilingnya yang ditutupi asap tebal, berfikir bahwa lawannya sengaja bersembunyi darinya, "PERCUMA SAJA! KALI INI KAMU TIDAK AKAN BISA LARI!!!", lanjutnya sambil terus mengayunkan pedang energi apinya kesegala arah, membubarkan asap yang mengepul.

   "Kena kau!!" tanpa Balrog sadari  pria itu muncul lima belas meter dibelakangnya.

"SLASH!!!!"

  Energi pedang yang sama seperti sebelumnya datang dari arah yang tidak diduga Balrog, asap tebal yang dia fikir sebagai penutup orang itu untuk kabur dan lari, ternyata digunakan untuk mengecohnya.

  "SIALAN!!"

  Energi pedang yang datang sangatlah cepat, tidak memberinya waktu untuk melakukan serangan balasan, memaksanya untuk bertahan menggunakan sayapnya yang lebar, menutupi tubuhnya dan dibalut dengan tambahan energi api yang membara sangat panas, "FLAME BARRIER", skill pertahanan utama yang selalu dia gunakan ketika sangat terdesak.

   

   Dua energi yang sama kuatnya tanpa saling mengalahkan, flame barrier yang membentuk bola pertahanan sempurna dan energi pedang yang mencoba menembusnya, yang ujung-ujungnya energi pedang terus melaju kencang membuang Balrog terlempar sangat jauh.

  Seperti halnya bola kasti yang dipukul keras dengan tongkat besi sekuat tenaga, memang bola kasti tidak akan hancur, tapi yang pasti bola itu akan terlempar sangat jauh entah kemana.

  BOOOOMMMMMMMMBBB

   Ledakan keras terdengar ribuan meter jauhnya, Balrog melepas skill pertahannya, sayapnya tersayat lebar dan bekas luka yang dalam terlihat disalah satu dari empat tangannya.

  "SIALAN" Balrog berteriak marah, kembali membentangkan sayap di punggungnya, mengabaikan rasa sakit dan terbang sangat cepat menembus barier udara.

TAAAANNGGG

   Suara benturan pedang terdengar, mengubah gaya permainan, yang tadinya bertarung dari jarak jauh dan menengah  dengan konsentrasi energi yang sangat besar, sekarang menjadi pertarungan jarak dekat dengan kekuatan mentah dan kecerdasan bertarung yang ditampilkan.

  TANGGG TANGG TANGGG

   Suara benturan pedang terdengar terus menerus, dengan Balrog menyerang tanpa henti mengandalkan kekuatannya yang sangat mengagumkan dan pria itu yang terus menghindar sangat tipis, menangkis, dan terkadang melakukan serangan balik yang sangat cepat.

   Pria itu terus melakukan serang balik, dengan setiap satu serangan Balrog dia balas dengan tiga serangan yang sangat cepat, memanfaatkan tubuh Balrog yang terlampau besar dengan banyak celah terbuka, perlahan-lahan menumpuk kerusakan yang signifikan.

   Semua itu bukannya tanpa kerugian, panas energi dari setiap serangan Balrog mengikis ketahanan tubuh, tapi pria itu mengabaikannya, menggunakan energi sesedikit mungkin untuk pertahanan dan hanya fokus menyerang dengan kecepatan ekstrim.

   "SIALAN!!" Balrog merasakan tubuhnya tersayat dengan serangan pedang yang semakin banyak, merobek pertahanan tubuh yang dia banggakan.

  FLAME WAVE!!

   Gelombang api yang dahsyat keluar dari tubuh Balrog, membakar apa saja yang ada disekelilingnya.

  Huupppp

   Pria itu melompat mundur sambil terus mengayunkan pedang membelah gelombang api yang terus meluas.

  "Kenapa?" Pria itu bertanya kepada Balrog didepannya.

  "KENAPA APANYA?" Balrog bertanya balik dengan seringai lebar dibibirnya.

  "Ya sudah kalau begitu" lanjut pria lalu mengangkat tinggi pedangnya.

  "HAH???" Balrog terdiam bingung, dia bisa melihat pria itu jauh didepannya, tapi dia sama sekali tidak bisa merasakan aura apapun, seolah jika dia mengalihkan matanya, dia tidak akan sadar bahwa musuhnya ada tepat didepan matanya.

  "APA!!!" Balrog merasakan dunia hening tanpa suara, indra tubuhnya menjadi tumpul, perlahan dia tidak bisa merasakan jari-jarinya.

  'annihilate'

  Suara sendu terdengar diikuti pria itu mengayunkan pedangnya dengan sangat ringan seolah tanpa tenaga.

   "HAAAAH" Balrog melihat semua itu sembari merasakan kesaradannya semakin kabur.

Sebuah ayunan pedang ringan mengubah semua yang ada dijalurnya menjadi debu berterbangan, membelah tubuh Balrog menjadi dua, satu sisinya hancur menjadi ketiadaan, satu sisinya tergeletak tanpa kehidupan.

Ayunan pedang sederhana membelah dua tanah sejauh ribuan meter, menjadikannya jurang lebar dan dalam.

Pria itu, Abisatya, terbaring dengan mata kosong, rambut tersisa dikepalanya menjadi putih, kulitnya keriput layu, pedang yang digenggam ditangannya hanya tersisa gagang dengan bilahnya hancur tidak mampu menahan kekuatan yang dikeluarkan.

   Abi perlahan memejamkan matanya, merasakan dengan tenang kehidupan yang secara perlahan hilang dari tubuhnya,tersenyum bahagia bahwa akhirnya dia keluar dari penderitaan yang panjang ini.

Kematian datang, dua makhluk yang saling menghancurkan mati, mengubah kota yang tadinya hening menjadi berisik dengan banyak ledakan lalu menjadi hening lagi.

--------———--------———--------———------

"Wooiy, Bi bangun, jam berapa ini? Jadi nonton gak lu?"

Abi terbangun kaget dari kursi tempatnya tidur, melihat ke orang yang membangunkannya.

"JAM BERAPA INI?!!"