webnovel

1. Moonlight in the Starry Sky

Perlahan, kesadarannya yang memudar dikarenakan transmigrasi masuk ke dalam cerita, perlahan mulai kembali dan menguat. Hal itu membuat dirinya yang semula gamang karena belum terintegrasi penuh, mulai merasakan keberadaan di sekitarnya.

Hal yang pertama ia rasakan adalah dingin yang membalut tubuhnya tanpa kecuali. Lalu selanjutnya, kesulitan untuk bernapas. Rasa tercekik membuat ia tanpa sadar meronta. Menggerakkan tangan juga kaki dengan liar, dikarenakan rasa panik yang semakin menjadi untuk mendapatkan udara bagi paru-parunya.

Dalam keadaan yang serba membingungkan tersebut, ia tidak menyadari seseorang telah masuk ke dalam ruangan dan menghampirinya. Hal yang membuat ia mengetahui kehadiran orang lain dalam ruang itu adalah, saat sepasang tangan kokoh menariknya keluar dari apa yang menyiksanya saat ini.

Suara gemericik air yang terdengar di sekelilingnya, membuat ia tahu, bahwa pada detik yang lalu ia tengah tenggelam. Jika ia belum merasa yakin atas asumsi tersebut, mulutnya yang terbatuk mengeluarkan air yang masuk ke tubuhnya merupakan bukti lain yang membuat asumsi tersebut semakin kokoh.

"Aurel, kamu tidak apa-apa?" tanya orang yang menolongnya.

Namun ia yang tengah sibuk untuk mengeluarkan air sebanyak mungkin dari mulutnya juga menghirup udara sebanyak-banyaknya, tidak mendengar pertanyaan itu.

Sekelibat gerakan yang tidak ia perhatikan, membuat tubuhnya yang semula telanjang tertutupi. Hal itu berhasil menyita perhatian yang semula tidak ia berikan pada orang yang berada di hadapannya,

Ketika ia menatap sosok yang sangat akrab yang kini berada di depannya, rasa panic yang semula belum hilang dikarenakan dirinya tenggelam, lenyap dalam seketika. Otaknya tanpa diminta, memunculkan deret deskripsi mengenai orang—atau tepatnya, pria, di hadapannya.

Jika dengan bertatapan dapat melempatkan seseorang ke tempat lain, maka saat ini ia akan berada di sebuah hamparan padang rumput baru dengan bunga liar berwarna kuning yang bertebaran di sekelilingnya.

Dengan penjabaran warna mata tersebut, orang pasti berpikir akan seseorang yang memberikan ketentraman juga rasa aman. Tapi, tidak. Tatapan tajam dari pria dengan iris berwarna hijau muda di sekelilingi bercak kuning, mengirimkan getaran ke seluruh tubuh yang membuat lutut lemas pada orang yang melihatnya.

Ia, bukan pengecualian akan hal itu. Dirinya terjebak dalam pandangan yang memberikan sensasi sama halnya seperti keadaan tenang sebelum datanya badai.

Mata itu milik pria yang memiliki wajah dengan raut dalam, mencitrakan rupa tampan secara universal. Di mana membuat perempuan dari etnis, ras dan negara mana pun, tanpa sadar memacu jantung mereka ke kecepatan yang membahayakan.

Tapi dengan segala kesempurnaan fisik yang pria itu miliki, yang membuat orang dari segala gender atau usia terpikat padanya, bukanlah wajahnya yang terukir sempurna yang membuat orang menggila. Bukan tubuhnya yang seolah dipahat oleh seorang maestro dunia yang membuat napas tercekat akan keseimbangan sempurna dalam proporsi. Bukan pula matanya yang terlukis indah membuat orang menapak di ladang khayalan dalam dongeng.

Suara yang unik serta khas, yang membuat seorang pun tidak lupa meski hanya mendengar sedetik saja, digabung dengan lirik puitis yang membiuslah yang membuat banyak orang terpesona. Dengan semua itu tidak mengherankan jika setiap lagu yang ia nyanyikan selalu berada dalam tempat teratas dalam tangga lagu di kala meluncur.

Kini suara yang sama membisikan sebuah nama dengan nada yang menyiratkan kekhawatiran, "Aurel," sebutnya.

Aurel, atau lebih tepatnya Aurellia adalah namanya dalam kisah ini.

Panggilan lembut atas namanya membuat ia menyatu penuh baik pada karakter ataupun cerita yang ia masuki saat ini. Hal itu membuat gelombang arus nostalgia yang sangat kental menerjangnya. Mengenai rasa pada pemilik suara yang membuatnya merasakan cinta tapi secara bersamaan membuat ia—Aureliia, mencicipi rasa pahit yang tidak ingin ia ecap lagi.

Pria yang membuat Aurellia merasa getir, tidak lain tidak bukan adalah Ravindra Dewa Permana. Seorang penyanyi dengan kepopuleran yang luar biasa Meski dunia musik saat ini masuk dalam era redup, lagu yang ia nyanyikan selalu terjual dengan jumlah kopi yang menembus rekor dan beberapa lagunya menjadi sebuah lagu 'klasik' di semua kalangan.

Tidak hanya itu, menjadi anak kedua dari pemilik Grup Trihadmodjo, membuat Ravindra tidak tersentuh di dunia hiburan. Membuat ia menjadi salah satu dari segelintir orang yang bisa mempertahankan dan memperlihatkan karakter asli yang ia miliki tanpa kepalsuan, tanpa sebuah citra yang dilukiskan oleh orang yang bekerja di bagian hubungan publik.

Sama seperti Aurellia, Ravindra juga salah satu peran dalam cerita ini. Hanya saja berbeda dengan Aurellia yang merupakan tokoh antagonis. Ravindra merupakan tokoh protagonis pria dalam cerita Moonlight in the Starry Sky.

Jika memang ingatan Aurellia tidak mengecohnya, cerita Moonlight in the Starry Sky bercerita tentang kisah perjalanan Sasikirana meniti hidupnya sebagai aktris papan atas di dunia hiburan.

Sasikirana digambarkan sebagai seorang gadis dengan paras yang jika dilemparkan di tengah kerumunan orang kebanyakan akan dikatakan menarik. Dengan wajah yang membulat mengesankan rasa manis pada rautnya. Mata besar ekspresi yang digambarkan sebagai cermin jiwa yang tidak berbohong oleh penggemarnya, karena selalu menampakkan perasaan yang sedang Sasikirana rasakan.

Namun di dunia hiburan, di mana berkumpulnya orang-orang berpenampilan menarik, rupa Sasikirana tidaklah istimewa sama sekali. Para pembenci Sasikirana menggambarkan wajahnya hanya cocok sebagai pemeran figuran, dan penggemarnya selalu membela dengan mengatakan, setidaknya Sasikirana tidak melakukan operasi bedah plastik, namun juga tidak menampik tidak ada yang spesial dari penampilan idolanya.

Tapi, seperti halnya kebanyakan tokoh utama, tentu saja pengarang memberi Sasikirana seorang—salah, sebatalion pria yang menaruh hati pada perempuan itu untuk mengesahkan statusnya sebagai yang 'terpilih', satu-satunya dan istimewa. Meski dengan rupa yang terbilang biasa, tapi sikap dan kecantikan hati, Sasikirana, bagai namanya—yang berarti cahaya bulan, membuat para pria terpukau dan bersedia dengan senang hati menggelar karpet merah untuk Sasikirana berjalan meniti kariernya.

Namun tentu saja, karena Moonlight in the Starry Sky dengan tidak tahu malunya sang pengarang golongkan sebagai cerita romansa-inspirasional, alih-alih karena bantuan pria yang 'mencintai'-nya, karier Sasikirana yang melejit ia dapat karena kerja keras dan keteguhan perempuan itu.

Aurellia sendiri tidak terlalu menganggap negatif akan Sasikirana memanfaatkan relasi yang ia miliki. Di dunia hiburan yang bagaikan perang kolosal dalam kolosium, di mana perumpamaan manusia makan manusia benar-benar berlaku, wajar jika seseorang mengeksploitasi apa yang ia miliki untuk mencapai ke puncak.

Hanya saja yang membuat Aurellia tidak dapat menahan diri untuk memutarkan bola matanya, disebabkan terdapat kontradiksi besar dengan apa yang pengarang jabarkan tentang citra Sasikirana yang polos, bersikap apa adanya dan tidak perhitungan. Beda dengan Aurellia pengarang tuliskan sebagai orang yang melakukan segala cara untuk berada di posisinya, yang merupakan aktris papan teratas, saat ini.

Padahal jika dilihat, baik Aurellia ataupun Sasikirana merupakan orang dalam satu golongan. Mereka berdua sama-sama memanfaatkan apa yang mereka miliki demi mencapai apa yang mereka inginkan. Namun, terdapat bias besar pada tokoh protagonis dan antagonis, yang mana jika protagonis yang melakukan, jagad raya akan mengaguminya. Sementara jika tokoh antagonis yang melakukannya, merupakan tindakan tercela dan tidak termaafkan.

Itulah posisi Aurellia dalam Moonlight in the Starry Sky. Tokoh tercela dan kotor, yang penuh dengan kepalsuan. Diposisikan oleh sang pengarang sebagai perempuan murah yang bertebaran di dunia hiburan. Dengan status sebagai salah satu aktris dengan bayaran paling tertinggi dan piala penghargaan akting ternama terjajar di rak miliknya, semua itu tidak berarti apa-apa. Pengarang hanya tempatkan Aurellia di posisi sebagai teman tidur Ravindra yang bisa dibuang begitu saja. Juga sebagai perbandingan yang membuat Sasikirana menjadi lebih baik dengan segala kepolosan dan kenaifan yang perempuan itu miliki.

Lebih buruknya lagi, Aurellia digambarkan sebagai perempuan materialistis yang meski mencintai Ravindra, tapi terobsesi karena pria itu putra kedua dari grup Trihadmodjo. Lagi-lagi kontradiksi yang membuat Aurellia ingin sekali mengeluarkan dengusan sinis. Di satu sisi, ia disebut sebagai aktris dengan bayaran tertinggi, tapi di sisi lain, Aurellia digambarkan sebagai pemburu harta.

Di Moonlight in the Starry Sky, melihat Ravindra yang tertarik dengan Sasikirana, dan tidak menerima kenyataan bahwa ia hanya salah satu dari seribu perempuan yang tidak berharga di mata pria itu, Aurellia melakukan segala cara untuk menjegal Sasikirana. Baik dalam karier ataupun cinta. Tapi tentu saja, hanya menjadi senjata makan tuan yang membuat pamor Aurellia hancur, bahkan tidak bisa mempertahankan kariernya.

Pada bagian dekat akhir cerita, Aurellia yang sudah terpuruk, menikahi seorang pengusaha yang penampilannya digambarkan sebagai orang paling tidak menarik. Bertumbuh tambun, pendek, dengan kulit hitam legam, yang mana setelah menikahi Aurellia, perusahaan yang dialami mengalami kebangkrutan. Tidak cukup dengan itu, pengarang pun menambahkan beberapa paragraf yang menuliskan bawah terdapat kabar simpang siur—atau dibaca: fakta, di Moonlight in the Starry Sky, bahwa Aurellia mengandung, namun bayi yang ia kandung bukanlah anak dari orang yang menjadi suaminya.

Aurellia sendiri tidak yakin akan semua hal itu. Kekurangan dari seseorang yang memerankan peran dalam cerita dan bukan sebagai tokoh protagonis adalah jika tokoh tidak lagi tampil secara fisik, maka perannya sampai berakhir di sana dan kembali ke ruang daur-ulang. Ia hanya bisa melihat sekelibat cerita yang masih berlanjut saat ditransportasi ke ruang daur-ulang. Selebihnya, Aurellia hanya bisa mengatakan kata entahlah, atau mungkin seperti saat ditanyakan tentang akhir cerita.

"Aurel," kata Ravindra dan panggilan itu menyentak Aurellia kembali dari reka ulangnya, "kamu tidak apa-apa?"

Dalam novel reinkarnasi, sering kali menggambarkan bagaimana para protagonis dengan mudahnya melupakan semua rasa selain kebencian kepada orang yang dulu dicintai. Kenyataan yang Aurellia rasakan berbeda. Walau Aurellia telah melewati banyak kisah setelah Moonlight in the Starry Sky, juga telah berganti nama juga peran. Rasa yang ia rasa untuk Ravindra sebagai Aurellia masih ada.

Terlebih saat menatap Ravindra sebagai Aurellia, perasaan itu memenuhi kembali hatinya. Bukan dalam bentuk benci, masih rasa cinta yang sama. Karena meski terdahulu Ravindra memiliki bagian atas luka yang ia dapat. Aurellia sadar, hal itu disebabkan bukan karena Ravindra dengan sengaja ingin melukainya. Namun terdapat perbedaan antara mereka memandang hubungan mereka.

Jika diandaikan, seperti mereka menerjemahkan kata "Like". Masing-masing, memiliki pandangan tersendiri dalam mengartikannya. Aurellia pihak yang menerjemahkan sebagai 'suka'. Meromantisi hubungan antara ia dan Ravindra sebagai ikatan cinta. Sementara Ravindra sebaliknya, memilih 'menyerupai' untuk menjabarkan kata itu. Sama seperti hubungan mereka, yang pria itu anggap sekadarnya. Karena mereka kedua pria itu anggap sebagai dua orang yang sejenis, menganggap apa yang terjadi hanya merupakan simbiosis mutualisme. Tanpa rasa, hanya untuk kenikmatan semata.

Dari awal Aurellia-lah yang salah memahami hubungan mereka. Jadi bagaimana mungkin ia membenci Ravindra? Karena pria itu tidak membalas rasa yang ia miliki dan menyakitinya? Ravindra sama sekali tidak pernah memintanya untuk mencintai pria itu.

Lalu, saat ini Aurellia mendapatkan apa yang sejak dulu ia inginkan. Secuil perhatian pria itu untuknya. Membuatnya mengecap rasa bahagia meski sedikit dan semu. Aurellia pun tersenyum dan menjawab, "Aku tidak apa-apa, Dra."

Suara Aurellia yang serak menandakan hal yang berbalik dengan pernyataannya. Membuat Ravindra melihat Aurellia secara menyeluruh, sebelum mengulurkan tangan dan mengangkat tubuh Aurellia yang terduduk di lantai. Aurellia yang dibopong tanda pemberitahuan terlebih dahulu, secara spontan meraih bahu Ravindra untuk menyeimbangkan diri.

"Kamu seharusnya berhenti memaksakan diri dan lebih banyak beristirahat. Insiden tertidur di bak mandi pun tidak akan terulang lagi. Itu berbahaya dan mudah membuat orang salah paham." Aurellia terdiam sejenak mendengar keluhan Ravindra atas sikap unik yang ia miliki. Dalam suara Ravindra, terdapat rasa khawatir yang Aurellia rasa tidak sesuai dengan sikap pria itu yang biasanya.

Tertidur di bak mandi, bukanlah suatu hal yang aneh bagi Aurellia. Jadwalnya yang padat juga kesibukan tanpa henti sebagai pekerja dunia hiburan sering membuat Aurellia mengorbankan waktu istirahatnya. Tidak heran jika di waktu yang tidak tepat, seperti saat mandi, tubuhnya memaksa meminta istirahat yang tidak didapat. Hanya segelintir orang yang mengetahui akan hal ini dan Ravindra salah satunya.

Di waktu lalu kebiasaan ini sempat bocor dan membuat heboh dunia maya. Bukan karena Aurellia memiliki kebiasaan yang tidak biasa. Tapi karena hal tersebut dijadikan senjata oleh media masa juga para pembencinya untuk menyerang Aurellia. Menyebutkan bahwa ia memiliki masalah kejiwaan dan kecenderungan untuk menyakiti diri bahkan sampai ke tingkat yang menghilangkan nyawa.

Mengingat hal itu membuat Aurellia terkekeh, suatu hal kecil pun bisa menjadi besar jika dilihat dari sudut pandang tertentu. "Aku akan mengatakan pada Mita untuk sedikit melonggarkan jadwalku." Meski Aurellia berkata seperti itu, ia sendiri tidak yakin akan mengajukan protes pada Mita, yang merupakan manajernya.

Mita perempuan di pertengahan umur tiga puluh tahun yang telah mengurus kegiatan Aurellia sejak ia debut. Dari luar, ia terlihat perempuan berumur yang memiliki wajah juga sifat yang meski tidak terbilang lembut, tapi juga tidak agresif. Mungkin hal itu benar di waktu tertentu dan di waktu lainnya dengan jumlah yang lebih banyak, Aurellia mencurigai bahwa manajernya itu memiliki darah naga dalam tubuhnya. Sangat brutal. Mencoba membujuk Mita mengubah jadwal, sama seperti melakukan percobaan apakah perempuan itu dapat menyemburkan napas api atau tidak.

"Meluangkan waktu tidak ada salahnya," timpal Ravindra. Ia pun menurunkan Aurellia ke kursi rias. Menarik kemeja yang semula ia gunakan untuk menutupi tubuh perempuan itu dan menggantinya dengan jubah mandi yang tebal juga hangat. Aurellia yang masih mengoperasikan otaknya untuk memproses apa yang terjadi hanya dapat memandangi Ravindra yang kini menyiapkan pengering dan mulai mengeringkan rambutnya.

Eh!? Eh!? Eh!?

Rasanya sangat salah dan di luar kebiasaan melihat tindakan Ravindra yang bersikap seperti kekasih dambaan. Pria itu digambarkan bukan lagi sebagai pangeran atau raja es, tapi suatu yang lebih tinggi lagi dari itu. Sikap dingin yang Ravindra miliki dapat membuat beku baik pangeran ataupun raja es. Dalam Moonlight in the Starry Sky, Ravindra hanya bersikap hangat pada Sasikirana, karena hanya perempuan itulah yang dapat mencairkan kebekuan pria itu dan mendatangkan musim semi.

Untuk Aurellia sendiri, hanya Ravindra berikap sikap tidak acuh dan dingin yang sama seperti pria itu memperlakukan orang kebanyakan. Tapi, tidak hanya membopongnya bagai putri, tapi juga mengeringkan rambut!?

"Ini sudah larut dan kamu pun tidak dalam kondisi prima, lebih baik malam ini kamu menginap." Dibanding sebuah bujukan, cara Ravindra mengatakan seperti halnya sebuah pernyataan, yang tidak memerlukan opini Aurellia.

Aurellia hanya menatap Ravindra dengan kebingungan. Bertanya dalam hati, apakah ia tanpa sadar ada dalam sebuah set acara pertunjukan realita, di mana Ravindra ditantang untuk berperan sebagai kekasih idaman?

Karena, Ravindra yang dingin serta teritorial, sama sekali tidak menyembunyikan kebenciannya saat seseorang melanggar daerah pribadinya. Ravindra benci saat seseorang yang tidak dekat dengannya berada di tempat yang sama dengannya sewaktu ia tidur, meski berbeda ruang. Ravindra benci untuk tidur bersama, yang bersikap plantonis, dengan orang lain. Oleh itu setelah mereka meredakan gairah bersama, Aurellia akan pergi dari apartemen pria itu. Atau Ravindra yang pergi.

Jadi saat ini, tidak hanya ia berada di apartemen Ravindra, Aurellia pun yang sedari tadi kebingungan sendiri dibaringkan Ravindra ke tempat tidur. Sementara Ravindra sendiri mengambil posisi tepat di sebelah Aurellia dan memeluknya. Sampai lampu ruangan padam dan pria itu memejamkan mata, Aurellia masih menyalang menatap Ravindra dengan keheranan. Benaknya terus-menerus bertanya apakah ia benar-benar ada dalam cerita Moonlight in the Starry Sky yang ia tahu.