webnovel

69.) Dokter Cinta

Setelah melihat berita aku mendapatkan pesan dari Momata Kaoru teman sekelas ku. (Choppiri Toshiue demo Kanojo ni Shite Kuremasu ka? ~ Baca dulu ini, tapi 18+ loh ya)

"Haruka kun bolehkan aku bertanya padamu tentang pernikahan?" tanya Momata

"Kamu mau menikah?" tanya ku balik

"Bukan, aku hanya minta saran tentang bagaimana pernikahan yang baik, ceritanya begini aku punya pacar yang lebih tua dariku aku berniat meneruskan hubungan kami sampai jenjang yang lebih jauh setelah sekolah"

"Seberapa jauh terpautnya usia mu dengan pacar mu Momata kun?" tanya ku

"12 tahun"

"Kamu serus? Itu sama dengan umur bibi ku loh jika ku tambah dengan umur mu, umurnya berarti 27-28?"

"Umurnya 27 tahun"

"Kamu yakin mau meneruskan hubungan tidak wajar itu?"

"Aku yakin, makanya aku minta saran dari mu"

"Sebentar, biar ku tanya dulu, pacar mu itu pekerjaannya apa?"

"Dia Manajer di perusahaan IT"

"Dah suram Momata kun" balas ku

"Yah ya jangan dong aku cuma minta saran saja jangan menakut nakuti aku dengan kata kata suram"

"Besok saja kita bahas berdua saat jam istirahat, aku terlalu ngantuk saat ini, tidak apa kan?"

"Malah lebih bagus, maafkan aku ya merepotkan mu, dari teman sekelas kita hanya kamu yang sudah menikah dan punya pengalaman pernikahan sebelumnya"

"Di satu sekolah pun hanya aku bre yang sudah nikah" pikir ku

Sengaja aku tidak ingin membahas itu saat ini sebab itu permasalahan penting yang akan berpengaruh di masa depan jadi ku ajak bertatap muka saja.

Aku belum mau tidur hasilnya sekarang aku main Pubg saja.

Jam 10 Malam

Saki keluar kamar karena aku tak kunjung tidur bersamanya.

"Woy jangan main ponsel terus ayo tidur!" teriak Saki memarahi ku

"Bentar nanggung ini udah hampir menang"

"Tidur atau ku suruh main saja keluar"

"Baik aku akan main di luar" ucap ku

"Ihhh ngeselin!"

"3 menit doang" balas ku

"Cepat atau ku buang hp mu"

"Iya sabar"

Saki menunggu selama 3 menit.

"Sudah, ayo tidur" ucap ku

"Gedong aku ke kamar, ini hukuman"

"Iya sayang"

Ku gendong Saki ke kamar,

"Apa lagi yang kamu mau?" tanya ku

"Peluk seperti biasanya"

"Mm"

Tidurlah kita.

.

Rabu 17 Juni, Pukul 6 Pagi

"Bangun sayang" ucap Saki

"Ummm, hoammm, jam 6 pagi sekarang?"

"Iya, ayo kita jalan jalan ke dalam komplek perumahan"

"Kamu turunlah dulu" ucap ku karena Saki menindih ku

"Baiklah"

Aku dan Saki ganti pakaian dulu dengan kaos dan celana trining.

"Sarapan dulu atau jalan jalan dulu?" tanya ku

"Jalan dulu saja, kita sarapannya setelah mandi sehabis jalan jalan"

"Oke"

Aku dan Saki jalan jalan pagi, sepanjang jalan kami bertemu banyak orang, mulai dari Yui, ibunya, bapaknya, Nishinoya, Tanaka dan Daichi (mereka sama kompleknya dengan Haruka, paling satu rumah dengan yang lain hanya berjarak 200 sampai 400 meter.

"Enaknya punya istri jika mau jalan bisa berdua" ucap Tanaka

"Umm kamu benar teman ku" balas Nishinoya

"Ya jika kalian mau ya ikutilah jalanya Haruka" kata Daichi

"Mana bisa, dia itu kaya dan kita ini sederhana" balas Tanaka

"Hey aku kaya bukan karena keluargaku asal kamu tau" balas ku karena aku tersindir

"Lalu bagaimana coba?"

"Usaha, pinjam uang lalu lakukan usaha selanjutnya balikan uang yang di pinjam, hasilnya kamu punya aset usaha itu"

"Kami bukan jiwa jiwa pengusaha, Haruka berikan kami pekerjaan yang bisa di lakukan di rumah" teriak Tanaka

"Ya kalau aku memberikan pekerjaan sih tidak ada, jika mau ya kerja ditempatnya ibunya Saki atau jadi sales pakaian toko ku"

"Sialan itu juga tidak bisa"

"Ya namanya bekerja pasti ada perjuangan bukan?" tanya ku

Jam 6.30 kami kembali ke rumah untuk mandi dan makan.

"Hanya kare tidak apa?" tanya Saki

"Ya tidak apa"

"Kamu apa bukan orang yang pemilih makanan sih Haruka kun!"

"Lah kenapa aku kena marah"

"Ya kamu itu sudah ki tawari baik baik, bukanya di manfaatkan"

"Hadeh" pikir ku

"Gorengkan aku nugget apa ada?"

"Tidak bisa ini sudah jam 6.50, tidak sampat nanti"

"Ngapain nawarin kalau begitu?" pikir ku

Jam 7 kami brangkat dari rumah dan sampai di restoran pukul 7.05.

"Nah akhirnya sampai, pinjam mobil mu" ucap Kyouko san

"Mau di bawa kemana?" tanya ku

"Komplain pada supermarket pemasok bahan karena sampai sekarang belum juga di setorkan"

"Oh baiklah ini kuncinya"

Aku dan Saki masuk ke sekolah sementara Kyouko mengendarai mobil ke daerah Osaki karena supermarket pemasok bahan kami ada di sana.

"Saki kamu bawa barangnya kan?"

"Bawa di tas"

"Oke nanti jangan langsung di buka tapi kita pura pura membuatnya dulu saja"

"Oke sayang" balas Saki

Jam mapel pertama adalah seni rupa, materi hanya diskusi. Selanjutnya ada prakarya dimana berkelompok dan mencicil pembuat produk yang sudah di rencanakan minggu kemarin.

"Sensei tinggal dulu ya, kalian teruslah mengerjakan hingga jam pelajaran selesai, tugasnya akan kita kumpulkan pada minggu depan, ku harap semua kelompok sudah jadi pembuatannya pada hari itu"

"Baik sensei"

.

"Kalian yakin kami tidak perlu keluar uang?" tanya Maki

"Benar, bukankah karya itu bagu jadi pasti agak mahal" ucap Yachi

"Tenang itu gratis kok dari ibuku, jadi kalian tidak usah menggantinya" balas Saki

"Jika begitu terima kasih atas kalian aku jadi bisa punya waktu longgar untuk belajar olimpiade" ucap Maki (dia ikut seleksi olimpiade biologi)

"Ah benar juga kamu kan ikut olimpiade tapi ku lihat kamu terus di kelas dan jarang ikut belajar bersama di perpustakaan" ucap Yachi

"Ya pelatihan di sma karasuno itu cuma belajar dan latihan mengerjakan soal, jadi kalau mengerjakan soal yang diberikan guru bisa tuntas maka tidak perlu ikut belajar pun boleh, contohnya ya aku ini, aku kurang nyaman juga jika belajar dalam kondisi ramai, jadi aku belajar sendiri di rumah dan ikut tes latihan setiap hari setelah pulang sekolah"

"Wahh hebat, tapi seleksi ini setingkat apa?"

"Langsung setingkat prefektur, jika lolos akan melaju ke nasional"

"Lawanya?"

"Seluruh SMA di Miyagi boleh mengirimkan maksimal 3 orang di setiap mata pelajaran yang di lombakan"

"Mantap, aku juga ingin tau di SMA sini apa sudah ada yang tembus nasional?" sekarang aku yang bertanya

"Sudah, tahun lalu jika kalian kenal namanya Serizawa senpai, dia anak kelas dua dan sudah pernah juara 3 nasional di pelajaran matematika"

"Oh ternyata dia" ucap Saki

"Dia?" Tanya Maki

"Tidak apa aku hanya salah bicara" balas Saki

"Sudah dulu lah kalau begitu aku ingin main game dulu" ucap ku meninggalkan mereka dan join siswa lain yang nongkrong di belakang kelas

Pendidikan kewarganegaraan adalah pelajaran berikutnya.

Selama satu jam pelajaran, kami hanya berdiskusi tentang suatu masalah yang di berikan guru dan berusaha memecahkannya dan jika memang ada bukti ke salahan maka kami harus mencari alasannya, bukan alasan secara opini melainkan fakta, jadi pasal pasal ikut main dalam diskusi ini.

Sayang sekali khusus diskusi ini kelompok ku Chika dan Hinata, hu sangat menyedihkan.

"Masalahnya adalah, 'Ada 3 orang yang berjalan bersama, salah seorang dari mereka tiba tiba ada yang jatuh tanpa di ketahui penyebabnya, dua orang itu yang tidak mau repot dan langsung melarikan diri tanpa menolongnya' kalian sudah paham kan?" tanya ku

"Paham, maksudnya tidak menolong orang asing kan?" tanya Hinata yang entah kenapa jadi pintar

"Betul sekali pokok permasalahan adalah itu tapi menurut kalian itu boleh salah atau normal saja" balas ku

"Jika aku berpendapat mungkin akan lebih condong ke kata itu hal yang salah, walaupun orang tidak di kenal mereka seharusnya tetap menolong paling tidak menelepon kan ambulan" saran dari Chika

"Tapi di sini ada kata tidak mau repot ya, walaupun orang yang jatuh tadi punya penyakit menular lebih baik tetap menolong tanpa menyentuhnya dulu, jadi langsung telepon ambulan saja" sambung Hinata

"Aku pun berpendapat demikian jadi kita akan jawab saja begini, 'tindakan mereka itu kesalahan walaupun orang tidak di kenal ataupun jikalau orang yang jatuh tadi punya penyakit menular lebih baik mereka berdua atau salah satu tetap menolongnya dengan memanggilkan ambulan dulu' begitu kan?" tanya ku

"Benar, lalu kita perlu alasan kenapa kita menyalahkan mereka berdua, Chika cari di google pasalnya tentang tolong menolong" ucap Hinata

"Oke, kalian juga carilah, jikalau ada pasal lain yang mungkin nanti aku terlewat"

"Oke"

Saat sudah ketemu kami yang di bikin kaget, sebab di pasal berbunyi jika tidak memberikan pertolongan dan malah tidak peduli atau pura pura tidak peduli maka yang akan di salahkan adalah orang yang tidak peduli itu, hukumnya pun juga berat yaitu pidana penjara paling lama 3 bulan, dengan syarat di tempat kejadian tidak ada orang lain selain orang itu.

"Astaga aku baru tau jika hal ini bisa dihukup pidana" ucap Chika

"Benar lah di hukum pidana, aku pun baru tau" balas ku

"Aku sama juga" ucap Hinata

Aku menuliskan pasal tersebut di bawah tulisan pernyataan tadi, setelah selesai kami kumpulan kertas jawaban pada guru.

"Bagus ini jawaban yang sensei inginkan, kalian sudah benar jadi nilai A untuk kalian bertiga"

"Yes" ucap Chika dan Hinata

Kami adalah kelompok pertama yang menyelesaikan permasalahan dari semua kelompok dan waktu hanya baru berlangsung 40 menit, saat pelajaran akan di tutup kelompoknya Saki(Saki Maki Nobara) juga sudah mengumpulkan lalu di susul kelompok Ayumu(Ayumu Takaoka Tadakuni).

Jam pelajaran terhenti karena sudah jam 12 siang pertanda istirahat makan siang di mulai.

Kami ber 8 mengumpulkan meja untuk makan siang, namun tadi aku sudah mendapat pesan dari Momata bahwa dia ingin diskusi dengan ku di atap sekolah.

"Aku pamit dulu, aku ada urusan dengan seseorang di atas" ucap ku

"Baiklah tapi apa kamu akan kembali?" tanya Chika

"Tidak, mungkin aku akan makan bekal ku di sana"

"Kamu tidak ikut Saki?" tanya Yachi

"Tidak aku makan di sini saja" balas Saki (dia sudah tau bahwa Momata mengajakku setelah ku ceritakan pesannya padaku"

Aku datang ke atap sekolah, saat aku sampai sana dia sudah duduk menunggu sendiri dengan bekal di depanya.

"Ah Haruka kun ku kira kamu akan lupa"

"Tidak mungkin lupa, aku suka menolong teman yang sedang ke susahnyaan soal urusan cinta"

"Terima kasih mau datang sebelumnya"

"Iya iya kita makan sambil ngobrol ya" ucap ku

"Tentu"

Aku duduk dan membuka bekal ku.

"Pertama dulu aku tanya siapa nama pacarmu karena aku tidak enak jika berkata pacarmu pacarmu jika harus menyebut dia"

"Namanya Hime Ohara"

"Oke akan ku panggil dia Ohara jika begitu, lalu apa pertanyaan mu?"

"Bagimana pendapatan mu tentang hubungan ku ini"

"Pendapat ku sih oke oke saja, tapi lebih banyak tidak oke nya, jika kamu yakin maka perjuangan begitu saja"

"Sebenarnya aku pun juga ingin berjuang namun jika aku memikiran diriku yang masih 15 tahun ini aku agak minder"

"Kamu suka dirinya atau suka badannya saja?"

"Tentu saja ku suka dirinya"

"Lalu rasa suka mu apa akan tetap bertahan walaupun dia sudah tua duluan?"

"Tidak, aku akan tetap mencintainya, aku berniat serius di hubungan ini, aku berniat setelah lulus SMA menikah dengannya"

"Wow kamu cukup berani ternyata" ucap ku

"Aku hanya berani namun belum ada jalan mewujudkannya, aku ini hanya orang yang hidupnya normal dan pekerjaan part time ku hanya membantu orang tua di salon spa"

"Oh benar juga ya, kata mu Ohara san itu bekerja sebagai manager di perusahaan IT?"

"Iya dia bekerja di perusahaan IT yang membantu pengembangan game dan berita MN daily news"

"Lah anak cabang perusahaan ibuku jika begiti" pikir ku

"Itu hal yang suram asal kamu tau, bukannya merendahkan mu tapi posisi manager di perusahaan itu sangat tinggi loh, gajinya pun bisa tembus 2 juta yen per bulan" ucap ku

"Hah? Bisa setinggi itu?"

"Perusahaan itu yang bertanggung jawab penuh pada berita di Miyagi"

"Sial kamu bikin aku tambah minder"

"Mau coba lupakan dia?" tanya ku

"Tidak aku tidak ingin meninggalkan dia!"

"Kita bahas dulu soal masalah keluarga, apa ayah atau ibumu setuju soal hubunganmu?"

"Aku belum bilang pada mereka, tapi aku akan memastikan mereka menerimanya"

"Caranya kamu tau?"

"Belum"

"Hadeh, begini saja berhubungan aku akan membuka toko baju apa kamu berminat membantuku mengelolanya penghasilan aku pastikan tinggi jika kamu seorang manager"

"Aku tidak bisa ilmu management"

"Jika kamu bersungguh sungguh kamu harus belajar, ingat ini kesempatan yang mungkin tidak datang dua kali padamu, namun aku menawarkan posisi ini juga tidak semata mata langsung ku kasih, kamu masih harus perlu lulus tes yang aku berikan dan kamu wajib belajar cara memimpin orang lain, apa kamu mau?"

Momata diam sebentar mungkin lagi berpikir kedepannya.

"Berapa gaji yang kamu tawarkan Haruka kun?"

"Jangan begitu jika bertanya soal pekerjaan tapi tanyalah dulu bagaimana pekerjaananya atau apa saja tugas tugas yang mungkin akan aku berikan, kamu belum terjun ke masyarakat saja sudah salah begini"

"Maaf aku terlalu terpikirkan oleh kata katamu yang mengatakan soal gaji Ohara san"

"Ya maaf jika kamu malah lebih terbebani, tapi ini mungkin pilihan yang harus kamu ambil, ingatlah mungkin Ohara san bisa menunggu kamu tapi waktu tidak, Ohara akan menua lebih cepat darimu jadi jangan buang waktunya untuk mengunggu kamu"

"Tapi apa dia akan setuju dengan hal ini ya"

"Jangan bodoh Momata kun, kamu sebagai laki laki harus bisa bertanggung jawab jika punya hubungan, apalagi berniat melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi, kamu masih sma kamu boleh bermain tapi kamu harus sadar juga waktu yang terbuang sia sia itu berapa banyak"

"Aku tau tapi..."

"Dengarkan aku, ku beri waktu kamu sampai tanggal 20 Juni, aku openingnya pada tanggal 25 Juni jadi pre oerder akan aku buka pada tanggal 23, jika kamu yakin datanglah padaku dengan otak yang sudah kamu isi ilmu management"

"Aku tidak memaksa kamu, kamu bebas menolaknya, tapi aku hanya memberikan bantuan padamu dan jika kamu mau kamu juga membantu aku, aku sarankan sih kumpulkan uang dulu dan soal main main se masa sma boleh tapi jangan terlalu banyak waktu di habiskan, kamu pasti juga akan kencan kan sesekali dengan Ohara san"

"Iya"

"Maka dari itu, kamu tidak ingin kan hanya di bayarkan terus olehnya, kamu laki bro tindakan kita menunjukkan keseriusan bukan dari hanya mulut tapi bukti nyata"

"Kamu benar Haruka kun aku akan menerima tawaran mu"

"Bagus dapat calon manager yang berjuang untuk kebutuhan hidup yang mendesak itu memang perfect" pikir ku

"Belajarlah ilmu management, lalu tanggal 20 datanglah ke gedung di samping Hand art Nihara yang namanya HS store, jam 10 pagi, dan aku akan mengetes kamu di sana"

"Terima kasih banyak"

"Jangan terima kasih dulu orang kamu belum tentu di terima, berjuang lah untuk cinta mu jikalau itu pantas untuk kamu perjuangkan, tapi aku ada saran lagi untukmu"

"Apa itu Haruka kun?"

"Keburu tua langsung gas saja jika Ohara mengajak kamu main"

"Main apa?"

"Yang maju mundur, yang penting pakai pengaman"

Muka Momata jadi memerah.

"Eh kamu sudah?" tanya ku

"Tentu saja belum bodoh!"

"Makanya jika memang di ajak langsung aja gas, tapi jika sudah kamu lakukan dan kamu malah meninggalkan dia maka aku orang pertama yang akan memukul kamu"

"Ehhhh"

"Ya aku menyarankan kamu sebab kurasa kamu memang benar benar yakin akan pilihan mu, jadi tidak ada salahnya juga"

"Jangan bicarakan itu secara langsung disini" teriak Momata

"Hahahaha maaf maaf jika kamu malah malu di buatnya, percayalah pilihan mu itu sesuatu yang tepat, jikalau Ohara san tidak setuju langsung saja katakan toko itu yang mengelola Haruka Shinomiya, pasti dia akan langsung setuju"

"Benarkah? Kenapa bisa begitu?"

"Ya kamu tanya saja padanya, aku sudah dulu ya makanan ku sudah habis, kamu pikirkan saja kembali pilihan mu tepat atau belum"

"Umm"

Aku turun ke bawah dan Momata langsung menelepon Hime Ohara sang pacar.

"Ada apa Momata kun"

"Aku ingin menjadi meneruskan hubungan kita sampai jenjang pernikahan aku akan bekerja mulai sekarang!" teriaknya dalam telepon

Ohara yang di kantin kantornya memerah di buatnya dan jadi malu.

"Kamu yakin Momata kun? Kamu masih kelas 1 SMA apa itu tidak akan memengaruhi belajar mu?"

"Aku sebenarnya juga tidak yakin hal ini akan memengaruhi atau tidak, tapi teman ku ada yang menawari aku kesempatan jadi manager di suatu toko pakian, katanya kumpulkan uang dulu untuk pernikahan"

Ohara di buat lebih merah lagi.

"Kamu tidak usah berjuang dulu Momata kun aku bisa menunggu kamu"

"Kamu bisa menunggu tapi waktu tidak Ohara san, aku berniat serius padamu jadi inilah bentuk tanggung jawab keseriusan ku, apa kamu setuju akan pilihan ku ini"

"Tidak, aku tidak setuju, pekerja manager itu berat dan kamu pasti akan terganggu dengan masa pembelajaran mu di SMA"

"Oh iya kata teman ku jika kamu menolak aku harus bilang bahwa toko itu milik Haruka Shinomiya"

"Haruka Shinomiya? Anak pertama dari Owner utama Shinomiya grub?" pikir Ohara

"Kamu yakin namanya Haruka dan keluarganya Shinomiya?"

"Iya aku yakin"

"Hahaha ini mungkin keberuntungan untuk kamu Momata kun, aku mendukung penuh jika atasan kamu Haruka Shinomiya itu, keluarga Shinomiya itu baik pada karyawannya tapi jangan pernah sekali kamu menghianati mereka"

"Tunggu sebentar kamu juga kenal dia?"

"Aku kenal dia tapi mungkin dia tidak kenal aku, dulu aku pertama kali bertemu dengannya adalah ketika aku pertama kali masuk di perusahaan IT ini"

"Tapi aku ada masalah"

"Masalah apa Momata kun?"

"Haruka tidak langsung memberikan aku jabatan manager, dia berkata aku harus lulus tes ilmu management jika ingin di terima"

"Aku bisa mengajari kamu, tes dari Ibunya dulu sebenarnya tidak terlalu susah, hanya beberapa hitung hitungan dan lebih banyak logikanya dan dia mewajibkan jika aku jadi manager aku harus bisa belajar kepemimpinan"

"Nah Haruka kun juga mengatakan seperti itu padaku, harus bisa belajar kepemimpinan"

"Ya memang itu syarat utama jadi manager, ilmu management saja tidak cukup untuk kamu jadi seorang manager"

"Aku ingin bertanya juga Ohara san"

"Bertanya apa lagi?"

"Berapa gajimu?"

"Kamu yakin mau tanya hal itu?"

"Katakan saja"

"2,4 juta yen dan tunjangan sebesar 30rb yen"

"Astaga lebih besar dari yang ku duga"

"Ya maaf jika kamu malah terbebani, jujur saja perusahaan ku besar dan posisi ini termasuk yang tertinggi, selain dewan direktur, mendapatkannya saja susahnya setengah mati"

"Tolong maafkan aku jika di masa depan saat aku jadi suami mu gajiku tidak setinggi kamu Ohara san"

"Tenang saja aku tidak terlalu memermasalahkan gaji jika aku punya suatu hubungan, yang penting dia cinta padaku dan serius akan hubungannya"

"Atas nama ku Momata mohon tunggu aku dan bantu aku dalam hidup terjun ke masyarakat Ohara san"

"Tentu, kamu belajar dulu sepulang sekolah dan datang ke apartemen ku pukul 6 petang nanti"

"baik Ohara san"

Aku turun ke lewat tangga karena di sini tidak ada lift, di lantai 3 ku temui, seseorang yang ku kenal dari anime lagi.

Shoya Ishida (A silent Voice) dan Jun Naruse (Kokoro ga Sakebitagatterunda)

"Lah si orang yang puta pura tidak bisa melihat dan yang tidak bisa bicara jadi satu" pikir ku

"Mohon permisi sebentar ya" ucap ku

"Iya silahkan" ucap Ishida sambil menunduk dan Si Naruse hanya mengangguk

Saat aku berjalan di samping mereka.

"Jika kalian punya salah lupakan saja dan minta maaf, kesalahan tidak ada yang tidak bisa di hapuskan" ucap ku pelan namun masih bisa di dengar oleh mereka

"Tunggu, kenapa kamu berkata seperti itu?" tanya Ishida

"Entahlah, aku hanya kepikiran saja"

"Tidak mungkin!"

"Kamu mau bicara atau tidak?" tanya ku pada Naruse

"Dia kesulitan berbicara" ucap Ishida

"Kamu bisu?"

"Tidak, dia cuma kesulitan bicara" kata Ishida lagi

"Kamu punya telur?" tanya ku

"Tidak punya" jawab Ishida

Dan si Naruse malah kaget dari perkataan ku.

"Jika punya tolong pecahkan saja ya, jika cangkangnya keras lempat saja telurnya ke atas dan kamu bisa mengeluarkan isi di dalamnya jadinya"

"Maksud kamu apa lagi?"

"Tidak ada, perempuan di samping mu pasti paham kok, sudah ya aku mau kembali ke kelas ku dulu bye"

"Umm"

Aku kembali ke kelas jam masih menunjukkan pukul 12,34 yang artinya masih banyak waktu tersisi untuk makan siang sebenarnya.

"Haruka kun kamu kembali, sudah selesai urusannya?" tanya Saki

"Sudah untuk diskusinya tapi aku malah berniat merekrut Momata jadi manager di toko pakaian kita"

"Dia mau?"

"Ya katanya sih dia mau mencoba"

"Oh benar juga apa kamu juga sudah membuka lowongan pekerjaan?"

"Sudah ku buka untuk posisi pelayan dan khusus it yang melayani pesanan online"

"Pre oreder barangnya mulai 23 kan?"

"Iya Saki chan"

"Aku mau ambil satu untuk ibuku"

"Kenapa hanya satu, ambil saja 2 atau 3"

"Satu sudah cukup"

"Baiklah"

Jam 13.00 pelajaran di mulai kembali.

Next chapter