webnovel

59.) Keluarga?

Sabtu 13 Juni, Jam 5.30

Ringgg

Ringgg

Alarm ponsel Saki berbunyi, aku terbangun untuk melihat jam.

"5.30?"

"Mau apa Saki pasang jam 5.30" pikir ku

"Entahlah ku bangunkan saja lah"

"Sayang bangun" ucap ku pelan sambil menggoyangkan tubuhnya yang sekarang jadi memeluk ku

"Bangun sayang"

"Mmmmm"

"Bangun, kamu pasang alarm jam 5.30 kan?"

"Mmmmm"

"Huh gak bangun bangun ya" ucap ku

"Aku jadi yang bangun saja"

Saat aku keluar selimut.

"Ishh dingin" kuambil remot ac dan ku matikan acnya

Aku memakai kaos dan celana tidur untuk menutupi tubuhku yang telanjang.

Aku naik ke atas untuk main pc sebentar.

"Oke lihat harga saham lagi" (this is my job bro)

Ku lihat di bursa saham saham Honda sedang turun beberapa o,o1.. persen, lalu saham Amazon naik ke angka $620 dan saham Apple $92, lalu Berkshire Hathaway naik ke angka $65.540

Kenaikan paling tinggi ada di Berkshire jika di lihat dari jumlah per satu saham, namun jika di hitung dari berapa persen naik maka Amazon lah pemenangnya yaitu dengan 20%.

"Ah benar juga beli Furnitur" ucap ku

Ku buka maps dan ku cari toko furnitur yang buka 24 jam.

"Ok ada nomor telepon di mapsnya"

Ku kirim pesan pada nomor itu.

"Pagi tuan apa benar ini toko Furnitur Yellowstain?"

Butuh beberapa menit hingga mereka menjawab.

"Benar tuan dengan toko Furnitur Yellowstain ada perlu apa?"

"Bisakah aku pesan Furnitur?" Tanya ku

"Bisa saja dengan siapa ini sebelumnya"

"Saya Haruka Shinomiya"

"Shinomiya san anda mau beli Furnitur apa?"

"Sofa satu set, Lemari dapur yang menempel di tembok, Ayunan kayu jika ada, kursi kayu untuk taman, lemari pendek yang atasnya bisa ku pasangi televisi besar dan meja makan, oh benar 1 lagi rak buku"

"Semuanya ada Shinomiya san"

"Baguslah, kirimi aku fotonya, ingat yang terbaik tidak perduli harganya berapa pun"

"Baik Shinomiya san" balasnya

Lalu di kirimkan foto foto barang barang yang ku inginkan setiap barang ia memberiku pilihan 3-6 jenis.

"Kalian juga melayani jasa antar kan?"

"Benar Shinomiya san"

"Baiklah aku pesan Sofa satu set nya yang tipe 2, lemari dapur yang hitam itu, ayunan yang tipe 4, kursi taman tipe 3 beli 3, lalu tempat duduk taman tipe 2 itu 1 set, lemari pendek tipe 6, meja makannya yang 3, rak buku tipe 1 yang menempel di dinding"

"Apa kalian juga punya ayunan gantung dari rotan juga?" Tanya ku lagi

"Ada tapi hanya 1 tipe"

"Tidak apa yang penting kuat"

"Oh pastinya kuat, beban yang bisa di tahan bisa sampai 500 kg dalam keadaan diam dan jika di ayun kami sarankan jangan lebih dari 300 kg"

"Apa kalian bercanda?"

"Tidak Shinomiya san, kami berani menjaminnya kami memberikan garansi 1 tahun untuk setiap barang yang akan anda pesan"

"Katakan harganya"

"Totalnya ada 2 juta yen Shinomiya san dengan diskon bayar saja 1,9 juta yen dan gratis ongkos kirim jika anda ada di lingkup maksimal 5 km dari toko kami"

"Hanya 560 m dari tokomu pak" pikir ku

"Begini saja ku bayar 2 juta yen tapi harus di antar sekarang ke alamat rumah.... apa bisa?"

"Anda transfer atau bayar saat barang sampai tuan Shinomiya?"

"Ku bayar cash transfer"

"Maka kami bisa mengirimkannya sekarang Shinomiya san"

"Baik kemana aku harus transfer"

"Ke nomor rek ... atas nama Yuichiro Takiha"

"Baik tunggu sebentar"

Aku buka m banking ku dan ku kirim ke no rek tersebut sebesar 2 juta yen, lalu ku ss riwayat pembayaran ku.

"Ini sudah ku transfer, barangnya kira kira datang jam berapa?"

"Setengah jam paling lama Shinomiya san"

"Oke"

Aku turun dulu untuk membangunkan Istriku karena bisa berabe nanti jika ia keluar kamar dalam keadaan telanjang saat pekerja masuk rumah.

"Saki chan bangun dan pakai pakaian mu"

"Mmmm aku masih ngantuk"

"Ayolah ku beli furnitur baru, pekerjanya akan masuk rumah apa kamu tidak malu"

Saki langsung bangun.

"Pakaikan Haruka kun"

"Ish dasar istriku"

Ku ambilkan pakaian dalamnya, kaos dalam, kaos luar dan celana tidur.

Ku pakaikan pakaian dalamnya dulu.

"Astaga cobaan berat ini jika ku lakukan dari depan" kata ku

"Ya dari belakang saja" kata Saki

"Ummm"

"Masukan tangan mu, ok kancing ke berapa?"

"Ke 2"

"Oke"

Lalu bawahannya aku harus ke depan dulu.

"Angkat pantat mu, ok sudah"

Lalu kaos dalam

"Angkat kedua tangan mu, sip sudah juga"

Celananya

"Angkat"

"Umm"

Terakhir kaos luar

Cuph, ku cium bibirnya dulu.

"Ih nakal" kata Saki

"Kamu lebih nakal sayangku"

Lalu ku pasangkan kaos luarnya.

"Sudah selesai, apa ada yang kurang?" Tanya ku

"Tidak, ini sudah nyaman" ucapnya lalu kembali tidur

"Ehh jangan tidur lagi"

"15 menit"

"Hmmm baiklah" kata ku

Aku keluar kamar kembali ke lantai atas untuk main trading sebentar.

Saat ku buka akun tarding ku di world trade

"Akun anda terbanned karena anda terlalu banyak melakukan wd, akun anda akan bisa di akses lagi setelah 2 minggu"

"Astaga jadi sudah terbanned selama 3 minggu ya" pikir ku

"Yah bikin aku lagi saja" ucap ku

Ku buat akun baru dan aku melakukan deposit sebesar 5 juta yen.

Saldo sudah masuk, aku mulai trading, tapi sebelum itu aku mengkurs kan uang ke dolar saja, sekitar 49 rb dolar yang ku dapat.

Aku mulai main dengan all in tentunya.

"Ok profit"

"Profit"

"Profit"

Profit sebanyak 23 kali

Saldo akhir $30,546,786,000 ku kurs kan ke yen menjadi ¥ 3,294,135,000,000

"Apa aplikasi akan memberikan ini semua ya?" Pikir ku

Aku terpaksa buat skrip dulu dengan bot penarikan otomatis 100 milar yen sekali tarik dan berselang 15 menit, serta ku buat skrip agar pemilik broker tidak tau jumlah saldo ku.

"Bisa gawat bila broker memblokir akun ku" pikir ku

"Haruka kun kamu di mana!" Teriak Saki

"Aku ada di atas"

"Ngapain?"

"Main pc"

Saki naik ke atas dan membuka pintu.

"Itu Furniturnya sudah datang"

"Oke aku turun"

Aku turun bersama Saki untuk membukakan gerbang dan membiarkan mereka masuk.

"Taruh mana ini semua tuan" tanya salah seorang tukang

"Yang ayunan di teras sana saja, kursi lama kalian bawalah untuk kalian juga tidak apa, lalu ganti dengan yang baru itu di tempatnya, kursi taman taruh di luar dulu saja aku akan mengaturnya sendiri"

"Baik tuan"

Dalam 6 menit barang yang kusuruh sudah diletakan di tempatnya.

"Sofanya tuan?"

"Ikuti aku"

"Taruh di situ, untuk ayunan gantungnya taruh di dekat jendela kolam renang itu lemari lebarnya di sini"

"Baik tuan"

"Kalian bisa memasangkan rak buku dan Lemari dapur tidak?" Tanyaku

"Bisa tuan kami juga sudah membawa alatnya"

"Ok pasangkan sekalian ya"

"Baik tuan"

Walapun hanya 4 tukang, pekerjaan mereka cepat.

Selama 30 menit semua barang sudah di letakan di tempatnya keculai bangku taman.

"Aduh aku lupa, apa di toko kalian ada tempat tidur kayu yang biasanya di letakkan di pinggir kolam renang?" Tanya ku

"Ada, mau yang satu set dengan meja dan payung atau hanya tempat tidurnya tuan"

"Yang satu set 2 buah dan yang kursi saja 2 buah" kata ku

"Itu Haruka kun ranjang 4 buah untuk setiap kamar" ucap Saki

"Waduh aku lupa juga"

"Pesan ranjang tinggi ada?"

"Ada tuan ini fotonya jika anda mau" tunjuk fotonya padaku

"Baik aku pesan yang tipe 2345 ya satu set dengan meja samping"

"Lemari juga masih kosong loh Haruka kun" kata Saki lagi

"Hmmmm lemari besar yang tipe 4, 4 buah pak"

Tukangnya tersenyum karena dagangan bos mereka laku keras.

"Baik tuan kami akan kembali lagi dan untuk pembayarannya dapat anda lakukan ke bos kami"

"Baik akan ku bayarkan"

Aku di telepon oleh bosnya.

"Total tagihan pesanan anda yang baru adalah 10 juta yen tuan Shinomiya"

"Ok akan ku tansfer"

Ku matikan teleponnya dan ku kirim saldonya, bersamaan juga wd ku sebesar 200 miliar yen sudah masuk.

"Saki masak dulu dan buatkan minum untuk mereka nanti jika kembali lagi ke sini"

"Baik Sayang"

Saki membuatkan minuman jahe coklat hangat 4 gelas.

10 menit berselang mereka datang kembali dan memasukan 2 truk itu ke dalam halaman ku.

"Bapak bapak silahkan istirahat dulu dan minum serta makan makanan dulu" ucap ku sambil menunjukan 4 cangkir dan beberapa surabi"

"Terima kasih tuan"

"Iya sama sama, habiskan dulu baru lanjutkan pekerjaan kalian ya"

"Baik tuan" jawab mereka

"Saki chan buat ku mana?" Tanya ku padanya yang sedang duduk di sofa baru

"Di dapur sudah ku siapkan tinggal kamu makan saja"

"Baiklah"

Aku datang ke ruang tamu lagi.

"Kamu tidak makan?"

"Aku sudah tadi"

"Oh baiklah"

10 menit berlalu, salah seorang masuk ke rumah dan berkata siap melanjutkan pekerjaan.

Aku bangkit dari duduk dan ku arahkan mereka mengenai letak letak barang.

Kurang dari 20 menit perkerjan telah usai.

"Saki kamu ada 20rb?"

"Ada tunggu sebentar"

"Oke"

Para bapak bapak yang menunggu di luar ku datangi, ini pak tip untuk kalian semua.

"Eh tidak perlu tuan kami sudah mendapatkan bonus dari bos kami kok"

"Itukan dari bos kalian dan ini dari ku, anggap saja untuk jajan anak anak kalian" ucap ku sambil menyerahkan amplop berisi uang 20rb yen

"Jika begitu akan kami terima tuan, terima kasih"

"Iya sama sama"

"Kami pamit dulu tuan"

"Baik silahkan silahkan" ucap ku

Mereka pun pergi dan gerbang aku tutup kembali.

Ponsel ku berdering.

"My mother"

Ku angkat teleponnya.

"Woy anak kurang ajar, pindah rumah tidak bilang bilang"

"Aduh ibu jangan teriak teriak" kata ku

"Bagaimana aku tidak teriak aku ke apartemen mu bersama kakek nenek loh ini dan sekarang kami tertipu alamat palsu"

"Memangnya kalian ada di mana?" Tanya ku

"Ada di Osaka"

"Ya itu udah dekat, rumah ku ada di ..... rumah paling pojok dan dekat dengan onsen Osaka"

"Share lokasi saja"

"Baik baik akan ku matikan teleponnya dulu jadinya"

"Umm"

Ku matikan teleponnya dan ku berikan ibu maps rumah baruku.

Aku segera masuk ke rumah.

"Saki chan keluarga ku akan datang"

"Lalu?"

"Bersama kakek nenek"

"Lalu apa?"

"Kamu sudah masak makanan?"

Saki langsung kaget karena dia hanya baru masak nasi.

"Bagaimana ini Haruka kun aku belum masak lauknya"

"Kamu masaklah dulu yang kiranya cepat dan mudah di cerna kakek nenek ku, aku akan mengatur bangku taman dulu"

"Umm"

5 menit berselang dan bel rumah sudah di bunyikan.

Jam 8.15

Mobil Pajero Sport masuk ke halaman rumah.

Aku menghampiri mobil dan ku bantu nenek dan kakek turun dari mobil.

"Wahhh rumah kakak besar dan luas ya" kata Hiyori setelah trun dari Mobil

"Dasar anak nakal pindah rumah tidak bilang bilang!" Marah ibu

"Sudah Kiyoko jangan marahi lagi, mungkin Haruka ada alasan pindah" kata Nenek

"Benar" kata ku

"Berani menjawab?" Teriak ibu

Aku diam.

"Kalian masuklah dulu, ayah berikan kunci mobilnya akan ku parkirkan di belakang mobil ini"

"Ok, ini kuncinya" lempar ayah

.

Saat aku kembali ke ruang tamu Saki sudah menyuguh mereka dengan Teh hangat dan Surabi.

"Hebat ini sangat enak kakak Saki" kata Hiyori

"Mmm ini enak dan mudah di cerna oleh kakek dan nenek" ucap Kakek

"Ini juga seleraku apalagi yang rasa keju" kata ibu

"Kalau aku yang rasa kopi" ucap ayah

"Kalian suka surabi juga ya?" Tanya ku

Mereka tidak menjawab ku dan mengabaikan ku.

"Anjir keluar-ga ku gak jelas" pikir ku

Aku hanya ikut duduk dan menikmati jahe coklat ku.

"Saki chan tolong panaskan lagi ini" ucap ku

"Kita tidak ada microwave Haruka kun" ucap Saki

Aku mendapat tatapan mematikan dari ibu dan ayah.

"Waduh tersulut pastinya ini emosi ayah dan ibu" pikir ku

"Sudah sudah jangan marahi Haruka, dia kan baru pindah jadi mungkin belum sempat beli perlengkapan lain" ucap Nenek

"Kamu sahabat ku nenek" teriak ku

"Eh tidak mau, aku lebih suka jadi neneknya Saki chan saja" ucap Nenek

"Lah jahatnya, cucu sendiri di kalahkan oleh istrinya" ucap ku

"Itu salah mu Haruka kun kenapa juga tidak bilang bilang jika pindah rumah" kata Ibu

"Di bahas lagi dong" pikir ku

"Maaf ibu ini salahku karena meminta Haruka kun pindah secara mendadak" ucap Saki

"Kamu pasti punya alasan Saki chan, disini yang salah adalah Haruka kun karena tidak mengabari kami dulu" ucap Ayah

"Nah betul tuh kakak yang salah" kata Hiyori

"Haruka kun miting keluarga, katakan kenapa kalian pindah" ucap ibu

"Mati aku jika Saki bilang aku hampir berselingkuh" pikir ku

"Anu ibu ..." Saki mau bilang tapi di sela

"Diam dulu kak Saki, ibu sedang berbicara dengan kakak" ucap Hiyori

Suasana ruang tamu jadi hening.

Aku berlutut di depan ibuku dan ayahku.

"Gila sampai harus berlutut" ucap Hiyori pelan

"Haruka kun jangan katakan..." Saki di sela lagi

"Diam dulu Saki chan biar Haruka kun menyelesaikannya" ucap Kakek

"Jadi katakan alasannya" ucap ibu

"Aku..Aku..."

"Kamu laki laki kan Haruka kun!" Teriak Ibu

"Aku hampir selingkuh dengan Tsukasa san" teriak ku

"Lalu?"

"Sebenarnya bukan selingkuh ibu, tapi cuma salah paham" ucap Saki

"Diam Saki chan aku ingin dengar kenyataannya dari anak ku sendiri" ucap ibu

Jantungku berdetak dengan kencang.

"Aku melakukan kesalahan karena telah hampir menghianati cinta ku, aku mohon hukumanmu ibu"

"Sayang bawa pecut?" Tanya ibu

"Gila masa di pecut" pikir ku

"Tidak bawa sayang"

"Saki chan ambilkan sesuatu yang bisa di gunakan untuk memukul" kata ibu

"Itu tidak perlu ibu" kata Saki

"" Ibu diam

"Kak Saki ambilkan atau kakak akan jadi lebih parah" ucap Hiyori pelan, jujur ia juga ketakutan.

Saki kaget dan berjalan ke belakang untuk mencari sebuah tongkat.

Saki membawakan sapu lidi.

Saki kembali ke ibu dan memberikan sapu lidi pada ibu.

"Haruka kun buka bajumu" ucap ibu

Aku membuka kaos ku

"Menghadap ke belakang, raskan setiap pecut walau hanya dari lidi ini dan ingatlah setiap kesalahan mu karena hampir menghianati istrimu yang kataya akan kamu cintai seumur hidupmu" ucap ibu

"Sayang pegangi Haruka" kata ibu

"Baik sayang"

"Saki chan jika tidak kuat menonton pergi keluar atau ke dalam kamar dulu" ucap Ayah

"Tidak ayah aku akan menunggu hingga hukuman selesai" balas Saki

Ibu mengambil 16 batang lidi dan di jadikan satu.

Plakk

"Uhhhh" aku meringis kesakitan namun ayah memegangi ku

"Kuat Haruka kun, ini salahmu dan inilah hukuman mu" kata Ayah menyemangati ku

Plakk

Darah sudah mulai mengalir.

"Sudah cukup ibu" ucap Saki

"Diam Kak Saki ini lah hukuman bagi laki laki yang ingkar janji apalagi mengenai istri mereka" ucap Hiyori

"Sampai kapan Hiyori chan?" Tanya Saki pelan

"Sesuai umur kakak"

"Astaga bukankah itu artinya 16 kali?"

"Umm"

Plakk

"Astaga ini mengerikan" pikir ku

Plakk

Aku menangis kesakitan.

"Tahan Haruka kun tinggal 12 kali lagi" ucap ayah

Plakk

Darah sudah jatuh ke lantai.

"Saki chan ambilkan kain yang tidak terpakai tolong" ucap ibu

"Baik ibu" Saki menahan air matanya tapi tetap melaksanakan perintah ibu

"Ini ibu" serah Saki

Ibu lantas membuang kain itu di bawah untuk menadah darah jikalau menetes kembali.

Plakk

"Ayah ini terlalu menyakitkan" kata ku

"Kata ibu lebih sakit hati yang kamu lukai nak"

Aku memang sadar karena pastinya juga hati kecil Saki sangat tersakiti waktu itu.

Plakk

Darah menetes kembali dan aku sedikit meronta sekarang karena sudah amat perih, kurasa kulit ku mengelupas dengan paksa.

"Jangan memberontak Haruka, hadapi hukuman mu akan tanggung jawab yang akan terjadi saat kamu akan menghianati Saki!"(maksudnya tuh jika kita berbuat maka kita harus berani bertanggung jawab)

"Maaf ibu, lanjutan hukumannya" ucap ku

Plakk

"Ughhhh"

"Ini memang amat perih" pikir ku sambil menahan nyeri

Plakk

"Jangan pingsan atau hukuman mu akan di ulangi lagi Haruka kun" kata ayah

"Un" jawab ku pelan

Plakk

Plakk

Plakk

"Ihhhh ini sangat sakit"

"Saki chan ambilkan obat anti iritasi di dasbor mobil ayah dan ambil handuk 2 buah" kata ayah sambil menyerahkan kunci

"Hiyori chan temani Saki chan" kata Nenek

"Baik nek"

Saki mengambilkan obat anti iritasi di mobil ayah bersama dengan Hiyori dan mengambil handuk serta air hangat.

Plakk

Plakk

Aku harus tetap menahan kesadaran karena cuma tinggal 1 kali lagi.

Plakk

Pukulan terkahir sudah di lakukan.

"Maafkan ibu karena memukul mu sayang, tapi inilah hukuman mu" ucap ibu

"Tidak apa ibu aku juga sadar akan hukuman ku"

Saki dan yang lain mendatangi ku.

"Mana obatnya Saki chan" tanya ibu

"Ini ibu"

"Kamu bilas lah dulu lukanya Saki chan" kata Nenek

"Baik nek"

Perawatan ku selama 30 menit dan hanya di berikan anti iritasi supaya kuman tidak masuk sementara untuk darah tidak boleh di hentikan sampai berhenti sendiri dan mengering.

Jam 10 pagi kami melakukan kegiatan biasa aku pun sudah memakai kaos untuk menutupi luka di punggungku.

Kami sedang makan dan menganggap hal barusan tidak pernah terjadi dan memang itulah aturan keluarga Shinomiya ku, ringan jika lapang berat jika salah.

"Saki chan ayah mau tambah nasi boleh"

"Boleh saja ayah"

"Kakak makanlah juga" ucap Hiyori

"Oke aku akan makan juga" namun untuk menggerakkan bahu ku saja masih sangat nyeri

"Saki chan tolong suapi suami mu" kata Kakek

Saki duduk di samping ku dan mulai menyuapi ku makan.

"Jangan pernah berusaha selingkuh lagi Haruka kun" kata Saki

"Baik Sayang akan aku ingat kejadian ini" ucap ku

"Ayah pernah juga seperti mu kok Haruka" kata ayah

"Berapa kali ayah?" Tanya Hiyori

"27.."

"Kalian diam lah jangan membahas itu di meja makan" kata ibu

"Baik sayang" kata ayah

"Baik ibu" kata Hiyori

"Purti kita keras ya nenek" kata kakak

"Dia keras tapi penyayang keluarga, Kiyoko tidak ingin keluarganya hancur karena perpecahan" balas nenek

"Hahaha jadi teringat saat Yuiga dulu juga sama" tawa Kakek

"Ayah jangan bahas itu" kata ibu

"Iya iya maaf maaf, ayo lanjutkan makan"

.

"Minum Haruka kun?" Tanya Saki

"Iya Saki chan tolong"

"Ini, awas tumpah ya" ucap Saki karena dia yang memegangi gelasnya

Jam 10.30 kami selesai makan.

Bel rumah berbunyi.

Saki membukakan pintu samping.

"Saya dari editor penerbit anime"

"Oh anda yang Haruka kun katakan akan datang, silahkan masuk dan duduk di teras aku akan memanggilkan suami ku"

"Baik"

Saki masuk ke dalam.

"Siapa Saki chan?" Tanya Ayah

"Itu tamu Haruka kun dari penerbit anime, Haruka kun temui dia di teras sana"

"Baiklah" kata ku

Sekarang aku sudah agak nyaman berjalan dan sudah bisa mengerjakan tangan walaupun harus pelan pelan.

"Pagi Shinomiya san" ucap pak manager

"Pagi" jawab ku

Kami lalu duduk

"Saya akan menjelaskan kembali mengenai detail kesepakatan apa Shinomiya san keberatan?"

"Tidak jelaskan saja" ucap ku

"Kesepakatan dengan harga akhir 7 juta per lagu dan kami selaku pihak penerbit ingin membeli 2 lagu, bukan hak cipta melainkan hak tayang, serta persyaratan tambahan bahwa pemilik lagu tidak perlu mentake down lagunya dari yt dan tidak boleh mengupload ulang di web mana pun"

"Baik aku terima" ucap ku

"Silahkan tanda tangan di sini Shinomiya san"

"Baik"

Aku tanda tangani dokumen itu dan ku tulis nama terang ku juga

"Oke, untuk transfer uangnya maksimal 1*24 jam ya Shinomiya san, jika dalam waktu lebih dari satu hari silahkan hubungi saja saya"

"Baik pak saya paham"

"Jika begitu saya pamit undur diri dulu"

"Baik pak hati hati di jalan" balas ku lalu ku tutup kembali gerbang ketika mobilnya keluar rumah

Aku kembali masuk ke rumah lalu duduk di sofa bersama keluarga ku.

"Sudah selesai nak?" Tanya ibu

"Sudah ibu, hanya tanda tangan di atas materai kok" jawab ku

"Haruka dimana kamu membeli ayunan gantung ini?" Tanya Ayah

"Aku beli di Toko Furnitur Yellowstain 560 meter dari sini, aranya ke selatan lalu belok kiri ke arah jalan utama sekitar 100 meter mungkin, di depan toko ada papan nama besar"

"Wah dakat ya ternyata"

"Ayah mau beli ini?" Tanya Hiyori

"Boleh saja ini kokoh dan nyaman" kata Ayah

"Aku juga mau ayah" teriak Hiyori

"Haruka kun bisa tolong pesankan dan antar ke rumah?"

"Beli berapa Ayah?"

"Beli 2 saja"

"Baiklah akan ku pesankan" ucap ku

"Haruka kun kami memutuskan akan menginap di sini apa boleh?" Tanya Nenek

"Boleh saja nek tapi apa kelian bawa baju ganti?"

"Ibumu selalu siap sedia kok" kata Nenek

"Tentu saja kalian boleh menginap, gunakan kamar di lantai satu samping itu untuk kalian dan ibu ayah di atas yang kanan, sementara untuk Hiyori tidur di kamar tamu ya" kata ku

"Ehh kenapa aku di pisahkan"

"Tenang di kamar tamu ranjangnya juga king size kok" ucap ku

"Ada ac nya?"

"Ada Hiyori chan"

"Oh benar juga Haruka kun di rumah mu ini ada berapa ac?" Tanya Ayah

"Ada 9 ayah, 1 di setiap kamar, 2 di ruang tamu ini, satu di ruang makan, dan satunya lagi di dapur"

"Oh banyak juga ya"

"Ya saat aku beli rumah ini sudah garis ac"

"Kakak Saki ayo berenang" kata Hiyori

"Eh aku tidak bisa berenang Hiyori chan"

"Tidak apa kita hanya bermain air kalau begitu" kata Hiyori

"Ayah ibu ayo ikut" kata Hiyori

"Boleh saja, ayo sayang sudah lama kita tidak berenang bersama" kata Ayah

"Oke, kamu tolong ambilkan koper kita dulu ya"

"Oke sayang"

"Maaf ya Haruka kun kamu tidak bisa ikut dulu" kata Saki

"Hmmm nikmati waktumu" ucap ku

"Terima kasih"

Next chapter