webnovel

47.) Menjadi Penduduk Desa

Aku kembali duduk.

"Saya Haruka Shunomiya minta restu anda untuk memiliki Saki, saya tau ini memang terlambat tapi percayalah pada saya bahwa saya sangat mencintainya dan saya berjanji akan membahagiakannya" ucap ku

"Aku memberikan restu ku nak Haruka, aku ini yang sudah tua belum tentu bisa merawat mereka lagi, jadi ku harap kamu menepati janji mu"

"Terimakasih Kakek"

Pintu di ketuk lalu nenek masuk dengan membawa teh hangat untuk kami.

"Terima kasih nenek"

"Sama sama Haruka kun, anggap saja rumah sendiri ya"

"Baik nek"

Lalu nenek pergi keluar ruangan.

"Nak Haruka aku sebelumnya juga mendengar bahwa Saki hampir di perkosa juga apa itu benar?"

"Benar Kakek awal mula aku bertemu dengan Saki juga saat kejadian itu, kejadiannya ketika Saki jalan dengan pacar yang asal di pilihnya, aku menyelamatkan Saki waktu itu"

"Saki salah pilih pacar?"

"Iya kakek waktu itu Saki masih labil karena baru masuk SMA, dia ingin mengikuti gaya modern anak jaman sekarang, alhasil bukannya mengarah ke hal positif malah hampir terjerumus ke hal negatif, saat ku ringkus pacarnya waktu itu aku juga menemukan pil ekstasi"

"Astaga anak muda pengguna narkoba?"

"Benar kek"

"Untung nak Haruka ada kamu waktu itu, jika tidak pasti keluarga kecil ku ini sudah rusak"

Kami bercakap cakap sampai 1 jam lebih entah apa yang di bicarakan tapi kurasa laki laki yang berbicara bersama itu memang cocok.

Pintu di ketuk lagi.

"Kakek sudah jangan ngobrol lagi biarkan Haruka bebas" ucap Saki

"Ah sudah kelamaan kah ngobrol ku dengan nak Haruka?"

"Sudah 1 jam lebih kakek"

"Maaf maaf aku tidak sadar"

"Tidak apa kek obrolan kita juga menarik kok" ucap ku

"Kamu boleh keluar nak Haruka jalan jalan di sekitar sini pun boleh"

"Baik kek"

Aku keluar ruangan menuju ke.

"Saki apa oleh oleh dari koper ku sudah kamu berikan pada nenek" tanya ku

"Sudah, tapi untuk apa kamu sampai membeli 8 melon Haruka kun?" Tanya Saki

"Ya katanya enak untuk di makan jadi ku beli 8"

"Heleh jika tidak termakan nanti akan busuk, sayang uang nya"

"Oh itu katanya matang sempurnanya besok" ucap ku

"Bisa seperti itu ya?"

"Entahlah tapi katanya penjualnya sih begitu, sekarang dimana Nenek?"

"Dia sedang menemani ibu ke makam ayah ku"

"Oh ayah mu di makam kan di sini ya, ku kira di Miyagi sana"

"Hadeh, jika di Miyagi sudah pasti akan ku ajak lebih awal ke makam untuk ziarah"

"Ayo kita susul mereka" ucap ku

"Kita besok saja" balas Saki

"Lah kenapa?"

"Aku masih masak di sini jadi tidak bisa ku tinggal"

"Ini baru jam 4"

"Ya apa masalahnya, di sini aku sedang buat kare masalahnya"

"Oh bilang dong dari tadi" ucap ku

"Pasti kamu mengira aku masak biasa ya, tetot kamu salah Haruka kun"

"Iya iya"

"Kamu mandi saja dulu sana Haruka kun"

"Dimana mandinya?"

"Di belakang rumah"

"Lewatnya?"

"Lewat lorong ini lurus terus belok kanan"

"Baju ku mana?"

"Kamu mandi saja dulu aku yang akan memberikannya nanti"

"Baiklah jangan sampai lupa loh"

Aku pun mandi sore, segar rasanya mandi di pedesaan dengan air tanah yang sangat jernih dan dingin.

Sayangnya di sini tidak ada bath up, hanya kolam dan gayung untuk mandi cepat.

"Haruka kun ini pakaian mu"

"Bentar aku masih cuci rambut"

"Cepat buka saja dulu pintunya"

"Bentar Saki"

Pintunya malah di buka sendiri oleh Saki.

"Aaaa"

"Jangan lebay Haruka kun"

"Maaf maaf kamu gak sabaran sih" kata ku

"Ku gantung di belakang sini ya"

"Oke"

Jam 4.15 aku selesai mandi dan duduk di halaman samping.

Ku lihat banyak orang berkerumun mendatangu rumah ini.

"Nympasu kakak Haruka" teriak Renge padaku

"Eh Renge chan dan yang lain sudah datang ya, silahkan masuk dulu"

"Apa kamu yang namanya Haruka?" Tanya Yukiko ibunya Komari

"Benar apa ibu ini Yukiko san?" Tebak ku

"Iya saya Yukiko dimana Ibu nya Saki?"

Saki datang menghampiri ku.

"Siapa yang datang Haruka kun?" Ucap Saki

"Wah ada Yukiko san dan Hikage?" Tanya Saki saat melihat tamunya

"Halo Saki lama tak jumpa" ucap Hika

"Wah lihat sekarang, Kamu tambah cantik Saki chan"

"Anda bisa saja Yukiko san" kata Saki

"Benar yang di katakan ibu kak Saki kamu cantik dengan apron itu" teriak Natsumu

"Um umm" kata Komari

"Sudah sudah masuk dulu sini, Haruka kun ambilkan meja di ruang keluarga" kata Saki

"Baik baik"

Aku berdiri.

"Gila berapa kali ku lihat memang kamu sangat tinggi kakak" ucap Natsumi

"Benar amat tinggi" ucap Renge

"Sudah anak anak jangan ganggu Haruka san" ucap ibu

Aku membawakan meja kecil untuk meletakan makanan.

"Taruh sini kak sini" ucap Renge

"Baik Renge chan" kata ku

Saki membawakan minuman dan kue khas Sendai untuk camilan.

"Saki potong saja melonnya untuk di makan sekarang" ucap ku

"Eh tidak usah repot, kami hanya ingin mampir dan menyapa teman lama ku kok, lalu dimana ibumu Saki"

"Ibuku sedang ziarah makam ayah ku, tunggu sebentar ya aku akan memotong melon dulu"

"Jangan nanti kamu repot"

"Tidak repot kok"

Saki pergi

Anak anak bermain sendiri dan ada yang makan camilan.

"Haruka Kun apa benar kamu sudah menikah dengan Saki chan?"

"Sudah, Aku menikah dengan Saki juga baru saja kok 25 Mei kemarin"

"Astaga jadi kalian masih pengantin baru ya"

"Ya begitulah"

"Kamu sudah kerja atau masih sekolah?"

"Aku sekolah sekaligus kerja Yukiko san"

"Hebat kakak kerja sambil sekolah?" Ucap Hotaru

"Bukankah sekolah sambil kerja itu berat?" Tanya Hika

"Ya berat tapi demi mencukupi kebutuhan ku dan rumah tangga jadinya ku anggap itu kesenangan hidup juga, eh bentar siapa kamu?"

"Oh aku belum memeperkenalkan diri ya, perkenalkan aku Hikage Miyauchi" ucap Hika

"Kamu kakaknya Renge?" Tanya ku

"Benar"

"Hey Haruka kun kamu kerja apa memangnya kok sampai berani menikah di usia muda, bahkan masih sekolah, dan anak ku tadi bukanya kamu berikan barang mahal juga" tanya Yukiko

"Kerja ku banyak sih Yukiko san, tapi yang paling banyak menghasilkan ya aku jadi pemilik restoran"

"Kamu kaya kakak?" Tanya Hotaru

"Uwaa sudah ku duga kakak memang kaya" ucap Komari

"Berikan aku kue itu Hika nee" kata Renge

"Aku memang kaya sih tapi gak terlalu kok"

"Halah apanya yang tidak terlalu jujur saja Haruka kun, jika kalian tau nih ya suami ku ini orangnya sangat kaya adiknya saja ia beri hadiah 100juta yen" ucap Saki lalu menaruh melon yang sudah di potong di piring

"Astaga itu uang semua?" Tanya Yukiko

"Tidak tidak jangan melebih lebihkan Saki chan" kata ku

"Hahahaha itu memang uang semua Yukiko san"

"Sangat kaya" ucap Komari, Hotaru, dan Hikage

"Berapa itu 100 juta yen Hika nee" tanya Renge

"Itu uang yang banyak banget pokoknya"

"Jika beli es serut dapat berapa?" Tanya Renge

"Jangankan es serut toko nya pun bisa di dapatkan" balas Yukiko

"Ugh itu uang yang sangat banyak dong"

"Memang banyak"

Ibu dan Nenek datang.

"Ara Yukiko san dan anak anak sudah datang ya" ucap Ibu nya Saki

"Hara chan bagaimana kabar mu" teriak Yukiko

"Aku baik kok"

"Nenek tolong tunggu di silahkan jamu tamu di sini dulu ya biar aku tunggu kare nya"

"Kamu yang ngobrol di sini saja Saki chan biar nenek yang menunggunya"

Nenek pergi masuk ke dapur.

"Silahkan di coba oleh oleh khas Miyagi ini" ucap Saki

Natsumi mengambil satu potongan melon.

Mmmmmmm

"Enakkk apa ini melon? Ini amat lembut dan meleleh di mulut seperti ice cream" teriak Natsumi

"Biar aku coba" kata Komari

Mmmmmmmmm

"Enak sekali, disini ada melon tapi tidak se enak ini"

Yang lain ikut mencoba.

"Saki san apa apa ini rasanya kok sangat enak" tanya Yukiko

"Benar lah ini amat enak dan meleleh di mulut" ucap Hika

"Aku mau lagi Hika nee" ucap Renge

"Aku tidak tau, suami ku yang membelinya"

"Ini melon Yubari king" kata ku

"Uwaaa aku meleleh" kata Hotaru

Kami semua mendangai Hotaru

Hotaru yang sadar dari lamunannya merasa sangat malu.

"Maaf maaf aku khilaf"

"Hahahahaha" tawa kami semua pecah

"Berapa harga satu melon ini Haruka kun?" Tanya ibu

"20rb yen"

"Wahhh aku baru ingat di Tokyo juga ada melon yang di jual mahal, apa ini satu jenis? Tanya Hika

"Kurasa sih sama karena di jepang melon ini yang paling mahal dan paling enak" ucap ku

"Astaga nih orang bakar uang tanpa pikir ya" pikir Yukiko

Kami mengobrol bersama sampai jam 5 sore, Yukiko hendak pamit namun di cegah oleh ibuku,

"Makan malam saja di sini dulu, ada kare loh"

"Aku mau kare ibu" teriak Natsumi

"Yahh baik baik karena anak ku mau kami akan tinggal sampai makan malam, Hotaru Renge dan Hika juga mau kan?"

"Bolehkan aku pinjam telepon dulu untuk mengabari ibuku" ucap Hotaru

"Boleh Hotaru chan, itu teleponnya ada di depan" ucap Saki

Hotaru pun pergi untuk menelepon orang di rumah.

"Kalian berdua tidak mengabari kakak mu itu" tanya Yukiko

"Tenang bibi, kakak kami masih tidur kalau saat ini"

"Ara apa kerjanya dia tidur terus"

Renge duduk di pangkuan ku

"Ah terasa lebih besar" ucap Renge

"Eh Renge sini jangan duduk di pangkuan orang lain" teriak Hika

"Tapi di sini lebih nyaman Hika nee"

"Tidak apa Hika san" ucap ku

"Hey Kakak Haruka apa kamu bisa main suling?" Tanya Renge

"Aku bisa"

"Coba bunyikan kak" ucap Renge sambil memberikan sulingnya

"Tidak bisa Renge chan" balas ku

"Kenapa?"

"Satu suling hanya untuk satu pengguna,  karena disana sudah tersimpan banyak air lir Renge chan" ucap Komari

"Oh jadi kakak Haruka tidak mau memainkanya karena ini kotor ya, tunggu sebentar akan ku bersihkan pakai air"

"Jangan Renge chan tidak perlu" ucap Hika

"Jika bersih bukanya kakak Haruka mau memainkannya?" Tanya Renge

"Pokoknya jangan sudah kamu duduk saja di sana lagi"

"Ugh padahal aku ingin melihat orang lain bermain suling"

"Jika musik lain apa kamu mau Renge chan?" Tanya ku

"Alat musik apa"

"Gitar" ucap ku

"Eh kakak punya gitar bukanya" ucap Komari

"Aku mau dengar" kata Renge

"Suguru kun apa aku boleh meminjam Gitar akustik mu?"

"Ini Kakak Haruka" serahnya langsung

"Eh kapan dia mengambilnya" pikir kami yang ada di sana

Ku ambil saja gitar itu dan ku atur sebentar para penonton melihat dengan fokus.

Ku coba memetiknya sedikit

"Uwaaa itu amat keren" ucap Renge

"Dia belum main Renge chan" kata Yukiko

"Tapi udah keren loh" kata Renge

"Ummm" ucap Komari

Hotaru kembali bersama kami.

"Ok sudah ku stell sesuai tangan ku, apa ada dari kalain yang ingin bernyanyi?" Tanya ku

"Kamu saja yang nyanyi duluan Kak Haruka" ucap Renge

"Baiklah dengarkan dengan baik ya"

Yoru ni Kakeru - YOASOBI

Dengan senyum ku akhiri lagu itu.

Para penontonnya bertepuk tangan.

"Hebat kakak" ucap Hotaru

"Ajari aku Gitar kakak Haruka" teriak Renge

"Eh maaf Renge chan badamu masih terlalu kecil" ucap ku

"Oh baiklah aku akan segera tumbuh besar untuk bisa main gitar"

"Mainkan lagi kak Haruka sekarang biarkan aku yang bernyanyi" ucap Natsumi

"Mau lagu apa?" Tanya ku

"Pilih lagu itu Natsumi aku juga ingin bernyanyi" teriak Hika

"Ah benar lagu itu"

"Lagu yang mana?" Tanya ku

"Yang pernah muncul di tv"

"Coba sebutkan salah satu liriknya" kata ku

"Nukegara mitai na sora ni Nani wo miteita

Mezameta riyuu de sura Wakaranakatta" ucap Natsumi

"Eh yang itu rupanya" kata ku

"Kamu tau kak?"

"Tau dong itu kan lagunya Saki chan" kata ku

"Ehhh Saki kamu yang menciptakan lagu ini?" Tanya Hika

"Umm aku bersama Haruka"

"Ok kita mulai ya" ucap ku

Di awal ada keraguan dalam nyanyian mereka namun ku pandu agar selaras dengan nada.

Akhirnya tiba di reff dan mereka kehabisan nafas dan berakhir fals.

"Maaf maaf nada ku terlalu tinggi untuk ku capai" ucap Natsumi

Kami tertawa bersama.

Jam 6 sore kakek baru kembali ke rumah.

Kami makan bersama dulu setelah makan barulah keluarga Koshigaya pamit serta Renge dan kakanya, Hotaru juga.

Sebelum pulang kami memberikan mereka masing masih satu keluarga satu melon, dan untuk Hika ku berikan juga pakaian uniqlo.

"Terimakasih ya"

"Sama sama" ucap keluarga ku

Setelah mereka pergi barulah kami masuk kembali ke dalam rumah.

"Menyengakan ya jika banyak anak anak seperti tadi" ucap ku

"Kamu tidak mengkode ku untuk membuatnya kan Haruka kun" tanya Saki untuk memastikan

"Tidak lah"

"Baguslah"

"Kalian berdua apa sudah mandi?"

"Aku sudah ibu" jawab ku

"Aku belum" kata Saki

"Mandi dulu Saki chan sudah larut nanti keburu tambah dingin"

"Baik ibu"

Aku kembali duduk sendiri di teras halaman samping.

"Mau kopi Haruka kun?" Tanya nenek

"Boleh saja nek"

"Ok akan ku buatkan, tunggu dulu ya"

"Baik nek"

"Indah bukan pemandangan di sini nak Haruka" tanya Kakek

"Eh kakek, pemandangan dari sini memang indah, walaupun sudah malam tapi masih bisa di lihat dari terangnya bulan"

"Itulah yang membuat ku dan nenek betah di sini, dulu kami berasal dari Tokyo, awalnya bagus tapi kelamaan Tokyo jadi kota yang bising akhirnya kami pindah saja kemari dan menjadi petani"

"Memangnya kapan kalian pindah kek"

"Kami pindah ketika Nihara berumur 3 tahun"

"Wah sudah sangat lama ya jadinya"

"Benar sangat lama"

Next chapter