36 36.) Kamu Duluan Saja

"Bagaimana keadaan Shindou?" Tanya ku

"Dia baik baik saja hanya pingsan, kurasa karena belum makan" jawab Saki

"Sayu san kulkas sudah terisi bukan?" Tanya Saki

"Baru terisi daging dan sosis"

"Bumbunya?"

"Sudah ada"

"Baik aku akan memasak untuk kalian burger italia" ucap Saki

"Kamu bisa?" Tanya ku

"Belum tau juga, tapi coba saja dulu"

"Aku akan membantu Saki san"

"Baiklah"

Setelah 30 menit masakan burger daging sapi telah siap.

Shindou juga bangun karena bau masakannya.

"Uwaaa daging" teriak Shindou lalu meneteskan air liur

"Tidak Shindou ini untuk Haruka, kamu masih bisa makan Sosis bakar ini" ucap Saki

"Eh tidak apa aku juga suka sosis" ucap Shindou

"Kamu bisa ambil nasi sebanyak yang tersisa di penanak itu Shindou san" ucap Sayu

"Baikkk!!" Teriak Shindou

Aku Saki dan Sayu makan dengan lauk burgernya sedangkan Shindou makan sosis dengan nasi yang menggunung.

"Aku kenyang" ucap ku

"Aku juga, masakan mu enak sekali Saki san" kata Sayu

"Itu kan kamu juga membantu, mulai nanti belajarlah memasak hidangan yang ada di menu ini" ucap Saki sambil menyerahkan beberapa resep

"Ingat lah bahannya dan takaran untuk setiap porsi, jangan takut gagal jika gagal kita punya dia" ucap Saki sambil menunjuk Shindou

"Haii aku siap jadi tempat hasil percobaan" kata Shindou

"Sayu san nanti akan ada tukang untuk mengganti papan nama, berikan mereka minum dan makanan ringan, buatlah dimsum sudah cukup" kata ku

"Oke Haruka san" balas Sayu

"Shindou nanti kamu jalanlah ke tempat aksesoris ruangan dan beli lah beberapa bingkai foto dari ukuran 5r 10r 15r 20r"

"Berapa banyak Haruka san?"

"Beli masing masing 10 buah, jika kamu keberatan membawanya kamu bisa pinjam sepeda motor ku dulu, oh iya pilih bingkainya yang bermotifkan kayu coklat atau hitam oke"

"Eh jika cuma bingkai saya bisa membawanya dengan jalan kaki dan kurasa toko aksesoris disini ada yang lumayan dekat"

"Baiklah jika kamu butuh kendaraan bilang saja, ini uang untuk membeli bingkai, jika ada kembalian maka serahkan dulu pada Sayu" ucap ku padanya dan memberinya 10rb yen

"Baik Haruka san"

"Baiklah jika sudah paham, Aku dan Saki akan pamit dulu"

"Silahkan Haruka san dan Saki san " ucap mereka berdua

Kami berdua keluar dari restoran dan berniat kembali ke apartemen.

Ding

Suara notifikasi muncul dari Hp ku

"Transaksi berhasil 7 juta yen dimasukan dalam Saldo anda"

Note pengirim : Hadiah lomba senilai 1 juta dan donasi dari penggemar anda 6 juta yen

"Kelihatannya setelah aku menikah dengan mu uang selalu datang saja Saki Chan"

"Aku pun juga merasa seperti itu Haruka kun"

Notifikasi lain pun datang, kartu yang ku kirim ke alamat pembeli sudah sampai jadi uang otomatis dimasukkan ke dalam rek milik ku.

"Ayo kita jalan jalan Saki chan"

"Ayo tapi kemana?"

"Mau ke zoo?"

"Jangan, aku ingin berenang"

"Oh, bagaimana jika ke kolam renang Diving on di selatan mini market itu, tapi sayangnya aku tidak punya celana renang" ucapku

"Eh jika renang kamu hanya pakai celana?"

"Ya cd juga pakai Saki"

"Maksudku tanpa atasan?"

"Ya memang seperti itu aturan laki laki jika berenang di kolam renang umum"

Saki membayangkan tubuh suaminya di lihat banyak orang, pasti juga banyak ibu ibu nakal centil.

"Tidak jadi renang"

"Eh kenapa tiba tiba berubah pikiran aku bisa beli celana renang di mini market kok"

"Pokok tidak titik" ucap Saki

"Hmmm ya sudah mau ke zoo?"

"Ya jangan ke kebun binatang juga" jawab Saki kesal

"Ke Akuarium?"

"Disini ada?"

"Tidak itu di Tokyo adanya"

" -_- " Saki tambah cemberut

"Haruka san jika menyarankan yang dekat dan menarik saja ok?" Kata Saki dengan menahan marah

"Ya tadi ke zoo juga dekat"

"Jangan zoo" teriak Saki

"Ah itu saja kita ke salon untuk pijat dan potong rambut mau?" Saran ku

"Ok kamu duluan tunjukan arah" kata Saki

"Kita pulang dulu lah untuk mandi"

"Oh benar juga kita belum mandi" ucap Saki

Kami kembali ke apartemen untuk mandi lalu pergi ke salon menggunakan motor.

"Trust Salon"

"Namanya Salon benar" kata Saki

"Iya sayang, namanya unik bukan"

"Kamu pernah ke sini?"

"Pernah sekali dan perawatan mereka juga nyaman"

"Maksudmu karena yang melayani mu wanita bukan" tanya Saki

"Emmm iya kali"

"Ok nanti kamu yang melayani pria saja"

"Hey" teriak ku tidak terima

"Ayo masuk" kata Saki

"Hey!!"

"Udah ayo masuk dulu" kata Saki sambil menarik tangan ku

Di depan meja resepsionis.

"Kak mau pelayanan full set untuk dua orang, dan khusus untuk dia(menunjuk ku) gunakan laki laki untuk melayaninya' kata Saki

"Itu bisa di atur, Pelayanan full set untuk dua orang sebesar 20rb yen nona"

"Baik ini uangnya" ucap Saki sambil menyerahkan uangnya

"Hey!!" Teriak ku lagi

"Udah jangan melawan" ucap Saki

Pelayan laki laki untuk ku dan perempuan untuk Saki

"Silahka tuan ikuti saya untuk merapikan rambut dulu" kata pelayan ku

"Kak ganti orang" ucap ku pada resepsionisnya

"Maaf tuan nanti nonya nya marah"

Aku di tarik oleh pelayan itu menuju kursi duduk barber.

"Sudahlah Sayang jangan banyak bertingkah dan nikmati" ucap Saki

"Mana bisa di nikmati!"

"Ara ara tuan pelayanan ku juga nikmat kok"

Aku langsung menoleh padanya sambil melotot

"Kamu bukan gay kan?"

"Bukan, tapi jika tuan mau saya juga mau"

"Itu gay bengke"

"Sudah jangan banyak bergerak mari mulai memotong nya"

"Jangan setuh aku, aku jijik" teriak ku

"Hentikan itu Haruka kun aku yang jadi jijik dengan omongan mu" teriak Saki yang duduk kursi barber sampingku

"Mau gaya potongan apa tuan Haruka?"

"Potongan kostrad"

"Eh jangan jangan masa pilih botak sih" kata Saki

"Lah kan keren jika dengan tubuh ku sekarang"

"Pokoknya tidak, potong saja gaya undercut kak" kata Saku

"Baik nyonya"

"Hey yang punya rambut kan aku"

"Itu jelek Haruka kun"

"Oh kamu ingin aku jadi tampan rupanya"

"Pastinya lah, biar aku bisa pemer ke yang lain bahwa suami ku tampan"

"Ok jika itu mau mu" kata ku pada Saki

"Bang bikin seperti yang kaya gini ya" ucap ku Sambil tunjuk foto di hp

"Wow anda nakal sekali tuan"

"Hey apa itu" tanya Saki

"Shuttt diam dan fokus pada dirimu sendiri" balas ku

Saki terus mengamati rambut ku.

"Baik sudah selesai tuan apa ada yang perlu di tambahkan?"

Aku mendongak menunduk menoleh ke samping.

"Ini cukup"

"Oke mari kita cuci rambut anda"

Pelayan itu mengambil tempat cuci rambut dan mulai mencuci rambut ku.

Dengan pijatan di kepala juga membuat aku rileks.

"Angkat kepala and sedikit tuan"

Lalu dia melilitkan handuk pada kepala ku.

Dia kulihat mulai mengambil baskom dan mulai mencuci kaki ku serta memotong jari kaki lalu jari tangan ku.

Selanjutnya memijat pundak dan kepala lagi, barulah yang terakhir membuka handuk dan menyisir rambut serta meberikan sedikit minyak rambut.

"Sudah Selesai tuan anda memang tampan dengan potongan ini"

"Benar bukan, apa nanti akan ada wanita yang tertarik pada ku ya?"

"Sudah pasti banyak tuan"

"Oke" ku lihat di samping Saki juga sudah selesai dengan potongan yang entah berubah atau tidak karena hampir sama dengan yang lalu

"Kamu terlalu tampan Haruk kun!!!"

"Ya aku memang tampan"

"Ubah potongannya ke kostrad kak" teriak Saki pada pelayan

"Eh ya jangan dong sayang udah lama buatnya masa di buat kostrad"

"Jjwjejqi" Saki ngedumel namun tidak ku perhatikan

Aku dan Saki keluar Salon

"Haduh dasar pasangan gak jelas" ucap Salah satu pelayan pada kami

"Tapi itu juga seru kok" balas pelayan lain

"Benar jarang jarang ada pelanggan yang bikin onar tapi lucu jika di lihat"

Di parkiran

"Bagaimana Saki chan apa aku tampan seperti yang kamu inginkan?"

"Kamu melebihi ekspektasi ku"

"Kamu juga cantik" kata ku

"Kita beli topi untuk menutupi rambut mu" ucap Saki

"Yehhh buat apa ke salon jika hasilnya malah di sembunyikan"

"Tapi kamu pasti akan tebar pesona saat jalan sendiri!"

"Tidak lah"

"Masa?"

"Tidak juga"

"Ihhhh Haruka kun pokoknya pakai topi!"

"Sudahlah jangan cerewet aku hanya suka kamu, aku tidak akan melirik ke yang lain"

"Janji?"

"Gak"

"Saki Sakit ituu" sambung ku setelah di cubit Saki di perut

"Janji?" Tanya Saki lagi

"Janji janji lepaskan sekarang juga"

"Ok mari kita pulang"

"Sampai rumah awas saja nanti bakal aku tusuk kamu" ancam ku

"Ahhh aku takut" teriak Saki pura pura

"Anjengg" pikir ku

Aku dan Saki kembali ke apartemen.

"Haruka kun mau makan apa? Kyaaa jangan sekarang!"

"Pokoknya hukuman!" Tangan ku dengan kasar memegang dada Saki dan meremasnya

"Itu sakit Haruka kun, lepaskan sekarang"

"Tidak mau"

"Lepaskan atau aku marah"

"Coba saja bwek"

Plak

Saki menampar ku?

"Sudah kubilang itu sakit, maafkan aku juga sudah menampar mu" kata Saki

"Ehh,ummm" kata ku lalu pergi menuju pintu apartemen

"Haruka kun mau kemana?"

Aku tanpa menjawab lantas keluar saja dari apartemen, aku masih linlung alasan Saki berani ringan tangan padaku.

Entahlah mungkin aku perlu sendirian dulu, aku mengendarai motor ku lagi dan ku kendarai entah kemana.

"Haruka jangan pergi dulu!" Teriak Saki dari lantai 3

"Kurasa aku memang keterlaluan tadi, sudah tadi mempermainkan suami ku dan sekarang aku malah menamparnya, akan ku cari dia sekarang" ucap Saki

Aku yang pergi sedang menuju ke mini market terdekat untuk membeli rokok.

Ketika sampai ku masukkan koin kedalam mesin dan rokok jatuh bersama dengan koreknya.

Ku buka bungkusnya dan ku nyalakan, masa bodoh dengan larangan Saki lagi.

Huff ...huhhhh

Setiap hisapan ku rasakan lebih nikmat dan stress ku berkurang.

Beberapa menit berlalu ku lihat jam menunjukkan pukul 1 siang.

Ring ring ring

Hp ku berbunyi entah berapa kali Saki menelpon ku atau memberiku pesan.

Setelah rokok ke dua ku habis aku baru niat membuka hp ku.

"Dasar Haruka kun bodoh dimana kamu sekarang?"

"Dimana kamu Sayang?"

"Sayang jawab telepon ku"

Ringg panggilan masuk dari Ibuku

"Mati aku jika seperti ini" ucapku dalam hati melihat nama ibuku di layar hp

Ku beranikan diri untuk mengangkat teleponnya.

"Halo ibu apa kabar?"

"Halo Haruka kun, kamu baik bukan?"

"Aku baik memangnya kenapa?"

"Saki ingin tau keadaamu katanya Saki membuat mu marah tadi, dia mencoba menghubungi mu tapi tidak bisa dan minta tolong ibu"

"Dengarkan Ibu nak, jika punya masalah hubungan jangan diam sendiri berikan kesempatan pada pasangan untuk menjelaskan jangan egois ingat pernikahan kalian masih seumur janur jangan goyah hanya karena masalah kecil"

"Baik ibu nanti akan ku perbaiki"

"Tidak ada nanti nanti sekarang Haruka"

"Baik sekarang aku akan berbaikan dengan Saki"

"Baguslah"

Ku tutup telepon ku dan ku lihat di arah jalan Saki sudah berdiri sambil menghadap ku, terlihat pula air mata masih tergenang di pipinya.

Aku menghampirinya dan ku peluk tubuhnya.

Dia tambah keras menangis, untungnya di sana sepi tanpa ada orang.

"Sudahlah jangan menangis lagi aku yang salah tadi karena pergi tanpa bilang bilang"

"Tidak Haruka kun aku yang salah karena ringan tangan padamu padahal kamu selalu baik padaku"

"Sudah cup cup ayo kita berteduh dulu disini panas"

"Umm"

Aku membawa Saki menuju motor dan ku kendarai berdua menuju ke apartemen lagi.

Di dalam apartemen.

Kami duduk di sofa bersama

Ku lihat kantung mata Saki sembab.

Ku hapus air mata yang masih tersisa di pipinya dengan tangan ku.

"Jangan menangis lagi Saki chan, aku baik kok"

"Jangan pergi seperti itu lagi Haruka kun, aku takut kamu meninggalkan ku"

"Ya tadi aku maaf atas tindakan ku"

"Umm aku juga minta maaf karena sudah menampar pipimu, apa itu masih sakit?"

"Tidak"

"Kamu boleh main dengan tubuh ku tapi ku mohon untuk lembut jangan kasar seperti tadi Haruka kun"

"Eh"

"Itu menyakitkan ketika kamu menekannya dengan kasar"

"Maaf soal itu, jadi mari berbaikan sekarang"

"Umm"

Lalu ku cium kening Saki dan ku bawa dia kedalam pelukan ku.

"Kamu merokok Haruka kun?"

"Emmm iya. Tapi hanya dua batang"

"Sudahlah terserah kamu yang penting kita sudah berbaikan" kata Saki

"Tidak jangan terserah, tapi teruslah tegur diriku jika salah Saki, dan umm bisa kamu buatkan aku makan?"

"Kamu lapar? Tunggu akan ku buatkan sebentar"

Setelah 15 menit, Saki membawakan nasi dan Ikan goreng untuk ku makan.

"Kamu sudah makan?" Tanya ku

"Belum, ini aku juga mau makan"

"Oh baiklah mari makan bersama" kata ku

Setelah selesai makan.

"Saki aku akan istirahat duluan karena nanti sore ada kerja bangunkan aku jika jam 5 aku belum bangun"

"Baik Haruka kun"

Aku berjalan ke kamar dan mengistirahatkan tubuh ku, sebelum tidur aku ingin melakukan trading dulu siapa tau untung.

Ku buka hp dan ku buka aplikasinya, ku pasang dengan angka tertinggi yaitu 1 juta yen sebagai taruhan.

"Ok win" pada percobaan pertama dan sudah untung 20juta yen saldo ku menjadi 520

"Ok lanjut lagi" kata ku dan menang juga sekarang jadi 600 juta.

Ku lihat candel sangat tajam turun jadi ku beranikan pasang all in ke sell.

Setiap detik ku tunggu dan akhinya winn, aku memenangkan 510 juta yen bersihnya dan saldo menjadi 1,11 miliar yen.

"Lanjut kah?" Pikir ku karena sudah menang banyak

Ku cari cari market yang kurasa menguntungkan dan aku berhasil menemukannya namun aku terlambat datang dan hanya ku pasang sebanyak 800 juta niatnya sih ku all in lagi.

Sesuai prediksi ku candel naik dan profit untuk ku, aku untung 720 juta bersihnya sekarang.

Saldo akhirnya jadi 1,83 miliar yen, kutarik saldo sebanyak 1 milar ke akun ku dan ku kirim kan 300 juta ke rek milik Saki.

Ku sisakan 530 juta untuk tarding berikutnya.

Ding

Suara notifikasi di hp Saki tertulis transaksi berhasil 300 juta yen di masukan kedalam saldo anda.

"Astaga setelah marah pun masih baik padaku" kata Saki sambil memikirkan sang suami

"Akan ku buatkan bekal yang mewah untuknya bekerja nanti!"

Saki akan memasak Rendang khas Indonesia, dia belanja dulu di mini market dan mencari daging, namun sayangnya daging ya ia temui hanya potongan kecil sementara untuk rendang perlu potongan besar nan utuh.

Saki mencoba mencari ke pasar daging dan menemukanya, ia membeli sebanyak 3 kg daging sapi, hanya daging tanpa tulang dan tanpa lemak.

Hanya untuk daging Saki bisa merogoh kocek sampai 15 rb yen.

"Astaga mahal juga ternyata" pikir Saki

Saki lanjut membeli rempah rempah yang ada di resep karena di rumah tidak ada.

Setelah membelinya Saki kembali ke apartemen dan mulai memasak rendang.

Ia mulai jam 1,40 memasak dan jam 2 ia baru memasak daging bersama dengan bumbunya, inilah masa terpanjang memasak rendang, karena perlu api kecil dan munggu bumbu merasuk ke daging serta menunggu daging menjadi sangat empuk.

Walaupun ini pertama kali Saki memasak rendang namun ia sudah melihatnya di yt tentang cara memasaknya, walau video dalam bahasa Indonesia ia masih bisa mengenali bahan bahan dari internet, yang ia butuhkan itu ilmu memasaknya saja.

Sembari menunggu masakan matang Saki berberes rumah mulai dari menyapu mengepel mengelap dan mencuci baju, ketika sudah selesai baru lah ia menyetrika baju.

Jam 5

Rendang sudah siap di makan namun jika ingin enak harus di panasi lagi sampai besok, rendang akan tambah enak jika semakin lama di panasi. Jadi waktu terbaik menikmati rendang adalah setelah 1 hari di masak.

"Ughh bau enak apa ini" bau rendang menyebar ke kamar dan membuat ku bangun

Aku keluar kamar dan turun ke dapur, kulihat Saki mengincipi masakannya.

"Apa yang kamu masak Saki chan?" Tanya ku

"Oh kamu sudah bangun Haruka kun, ini aku masak rendang"

"Huh rendang? Masakan apa lagi itu"

"Itu khas Indonesia jika di Jepang mungkin hampir sama dengan semur daging sapi"

"Owh ok aku ingin mencobanya tolong buatkan satu porsi, aku akan mandi dulu"

"Okey"

Selesai mandi aku duduk di meja makan dan disitu sudah tersaji nasi putih tertutup kuah rendang serta kulihat ada 2 gumpalan hitam, kurasa itu daging.

"Ini seperti kare dan yang hitam, apa ini daging?

"Umm kamu benar ini seperti kare tapi bumbunya lebih banyak dan benar itu juga daging"

"Apa ini bisa di makan? Lihat daging hitam ini" ucap ku agak ragu melihat tampilannya

"Coba saja dulu dan kamu akan menemukan rasa baru Haruka kun"

Ku coba dulu kuah kentalnya dengan nasi.

Mmmmm

"Astaga rasanya amat gurih ada rasa pedas manis asin" ucap ku

"Hehe benar bukan itu rasa yang baru untuk mu, masakan ini katanya sih makanan salah satu makanan terenak di dunia"

"Kamu tidak bercanda bukan Saki?" Tanya ku

"Benar kok, lihat saja di google ini"

Tunjuk Saki pada hpnya.

"Rendang menjadi salah satu makanan terenak di dunia" salah satu artikel mengatakan itu

"Wow jika kuahnya saja seperti ini apa rasa dagingnya"

"Coba saja" kata Saki

Ku tekan daging itu dengan sendok.

"Saki ini daging dan bukan puding bukan?"

"Hahahahaha itu daging tapi karena lama masaknya jadilah daging itu lembut"

Ku masukan daging itu ke mulut ku dan tanpa ku kunyah daging bisa hancur sendiri namun masih bisa ku rasakan serat daging, rasanya pecah rusak, bumbu di kuah dapat kurasakan merasuk kedalam daging.

Dengan cepat ku habiskan potongan dagingnya karena jujur aku penyuka daging sapi.

"Saki chan tambahkan potongan dagingnya" ucap ku sambil menyerahkan piring

"Boleh" Saki mengambil piringku dan diambilkan lagi 2 potong daging

"Kenapa hanya 2?"

"Makanan ini memang enak Haruka kun tapi kamu harus ingat juga makanan ini mengandung kolesterol yang tinggi jadi lebih baik jangan makan banyak dalam sekali makan

"Owh begitu rupanya baiklah aku tidak akan minta tambah lagi"

Ku habiskan dengan cepat daging dan sisan nasi di piringku.

"Akhh aku kenyang"

"Jika sudah kenyang maka bersiaplah Haruka kun untuk bekerja, sekarang sudah jam 5.30"

"Oke sayang ku yang amat ku sayangi"

Ku ganti pakaian dan ku bawa leptop ku.

"Ini bawa juga untuk Nonaka serta titip untuk Tsukasa dan Sayu jika dia sudah kembali ke apartemen"

Note : 1 kg daging bisa di buat jadi 40 potong

Saki memberikan kotak plastik kurasa, setiap kotak berisi 10 potong.

Aku berjalan keluar sambil membawa kantong plastik berisi kotak rendang.

Aku ke apartemen Tsukasa dulu lalu kuberikan padanya satu kotak.

"Terima kasih Suami Saki chan"

"Namaku Haruka, Tsukasa san"

Lalu aku ke apartemen Saki di lantai dua.

"Maaf merepotkan Haruka san"

"Sama sekali tidak repot, makanlah saat hangat  Sayu san"

"Umm" balas Sayu

Lalu terakhir ke apartemen Nonaka san.

Nonaka membukakan pintunya.

"Ini Nonaka san ada makanan untuk kamu"

"Apa ini?"

"Rendang daging sapi"

"Belum pernah dengar"

"Makan saja dengan nasi, rasanya mungkin sedikit sama dengan kare"

"Baiklah akan ku makan, sekarang kamu kembangkan cerita ini beserta percakapan tokoh" ucap Nonaka menujukan file doc cerita secara ringkasanya mengenai alur cerita

Tugas ku di sini mengembangkan alur untuk cerita yang akan di gambar Nonaka san.

"Ini Haruka kun gajimu selama 3 chapter pertama sebanyak 3,3 juta yen" serah amplop coklat berisi uang

"Bukankah hanya 3 juta?"

"Anggap saja yang 300 rb bonus"

"Oke" ku masukan amplop itu ke tas laptop ku

30 menit bekerja aku sudah selesai mengerjakan alur untuk chpter 5 nantinya.

"Aku sudah selesai Nonaka san silahkan di lihat" kata ku

"Ok akan ku lihat sebentar lagi"

"Ok ini sudah sempurna, satu lagi Haruka kun bisakah kamu mengambar setiap tokoh dan mewarnainya"

"Pihak penggarp memintanya?"

"Iya mereka meminta ilustrasi dengan warna agar bisa lebih baik dalam hasilnya"

"Untuk mewarnai sih ok tapi jika menggambar tokoh itu kan tugas mu"

"Tidak apa kamu gambar juga"

"Loh ya tidak boleh dong"

"Tidak apa kamu gambar saja"

"Nonaka san jangan membuat ini panjang kamu jujurlah tidak ingin menggambarnya"

"Hehehe kamu benar 100%"

"Hadehhhh baik baik akan ku gambar, tanpa background kan?"

"Ya tanpa background"

"Oke"

Aku mulai menggambar karakternya satu persatu lalu mulai ku warnai.

.

.

.

.

avataravatar
Next chapter