223 1. Back 80' Mad life

Marah!!

"Sudah ku katakan ayah, aku tak ingin bekerja di tambang" Teriak marah

"Apa maksud mu hah! Kamu sudah menikah dan masih menganggur, kamu pikir istri mu akan jadi tanggungan kami orang tua mu, kamu tidak malu dengan si menantu!"

"Aku punya jalan sendiri"

"Persetanan dengan jalan mu itu, sampai kapan kamu mau bermalas malas, keluarga mu butuh makan bukan omongan dan harapan!"

(Bekerja di tambang menghasilkan 60 yuan, namun tidak ada jaminan keselamatan kerja, gaji terbilang tinggi sebab rata rata gaji di tahun yang sama (1980) hanya 40 yuan, satu sen sangat berharga dalam perbedaan gaji, apalagi 20 yuan)

"Aku tetap tak ingin, kamu bersikeras maka aku akan pergi dengan istri ku keluar dari keluarga ini"

Ayah tersenyum meremehkan.

"Kamu pikir sudah dewasa ya, baiklah jika begitu maumu"

"Ayolah, kalian ini ayah dan anak, mau sampai kapan bertengkar, suami redakan amarah mu, dan putra ke 4 tolong diam sejenak" Ibu mencoba melerai.

"Kamu diam dulu, biar mereka rasakan apa itu susahnya hidup!"

Masuk ke dalam rumah lalu mengambil surat anggota keluarga.

"Mulai sekarang kamu bukan bagian keluarga Yu, aku tak akan peduli jika kamu mati kelaparan di luar sana, dan jangan pernah kembali sedetik pun untuk meminta maaf"

"Di Otak ku akan ku pahat dengan jelas untuk tidak pernah minta maaf pada mu orang tua"

Di ruangan lain.

Keluarga Yu punya 6 orang putra, 1 putri.

"Ipar ke 4 apa kamu yakin tak ingin melerai suami mu itu?" Ipar ke 2 bicara pelan

"Aku ingin tapi aku baru satu hari pindah kemari dan bagaimana bisa aku menentang ayah mertua" Ipar ke 4

"Yah memang sih, ayah mertua itu orangnya tegas, aku juga tak berani" Ipar ke 1 sedikit khawatir dengan nasib ipar ke 4

.

Putra pertama Yu Shun maju mencoba melerai.

"Ayah, tolong redakan amarah mu dulu, aku yakin putra ke 4 salah bicara" Ucapnya

"Aku tak bercanda kakak pertama, dia ini orang dungu yang kepalanya sangat keras dan tak mau mendengar omongan ku" Balas ku

"Yu Hajin jaga ucapan mu! (Nama putra ke 4)" Ibu marah

"Bu, aku tetap berbakti padamu, namun tidak dengan orang di depan ku ini, aku sudah muak sejak kecil terkekang oleh perintahnya"

Plak!!

(Ditampar oleh ibuku sendiri)

"Jaga ucapan mu nak, ia tetap ayah mu" Ibu

"Bagus sekali, ternyata aku selama ini membesarkan bajingan yang tak tau diri" Ayah tersenyum bangga (menghina)

"Aku memang bajingan, namun kamu lebih dariku, egois dan semena mena dengan anak sendiri" Ucap ku tak mau sadar dengan kesalahan ku

"Bagus bagus, sekarang pergi lah" Ayah tepuk tangan atas keberanian atau mungkin kebodohan ku

"Tanpa kamu suruh pun aku pergi, menjauh dari keluarga dan tak ingin kembali, kecuali untuk ibuku ketika dia tak mampu lagi!"

(Tak ada ucapan maaf, terima kasih, atau lainnya dan aku pun pergi bersama istri baru ku, yang hanya baru sehari menikah)

.

.

Membawa tas yang isinya hanya beberapa potong pakaian, tanpa uang dan bekal makan.

(Uang ku beserta sodara lain di atur oleh ayah kami, semua uang gaji kami berikan padanya dengan alasan uang persiapan sebelum menikah, lalu yang sudah menikah? Diberikan separuh untuk membantu adik yang belum menikah)

Ipar ke 4/ menantu (Su Wanqiu)

"Maaf bertanya, tapi kita mau kemana suami?" Wanqiu tanya dengan khawatir sebab takut suaminya marah (terbawa emosi di rumah)

"Aku ingin pergi dari desa terpencil ini, aku pikir aku seharusnya tak berada di Jiangbin, mari pergi ke Beijing dan memulai hidup baru di sana" Ucap ku

Wanqiu mematung seketika.

"Kamu bercanda bukan suami?" Wanqiu mencoba menata ulang akal sehat, jarak antara Jiangbin ke Beijing adalah 2400 km, naik kereta bisa sampai 2 hari sebab tak ada jalur kereta satu jalur, artinya perlu berhenti dan ganti kereta, tapi yang utamanya adalah masalah uang

"Kamu tau kan, berapa banyak dari orang desa yang merantau ke ibu kota yang gagal? Ini hanya ibu kota provinsi asal kamu tau, lalu kamu ingin pergi ke ibu kota negara! Kamu ingin kita hidup sebagai gelandangan di sana, maksud ku kita bahkan tidak punya uang untuk ke sana!" Wanqiu melanjutkan

"Urusan uang kita mikir belakang, tapi tujuan kita ke sana adalah untuk mencari pekerjaan, artinya kita mencari uang di sana" Mencoba meyakinkan

"Kamu gila atau sangat bodoh, kamu hanya lulusan sekolah SMP sedangkan aku bahkan tidak lulus, hidup sebagai petani mungkin sudah jadi garis besar hidup kita suami"

(Sebelum kelahiran kembali, Wanqiu adalah istri yang sangat baik padaku, hanya saja aku yang kurang mampu, dari 6 putra hanya aku seorang yang di bilang gagal dalam kehidupan, tak punya penghasilan tetap, tak punya rumah permanen, dan paling parah aku membiarkan istri ku meninggal di rumah sakit karena kekurangan biaya akibat kecelakaan)

(Aku harus berubah dan punya banyak uang demi kehidupan yang lebih baik, aku ingin keluarga ku nantinya makmur, bisa makan dan belanja pakaian tanpa khawatir besok harus hidup bagaimana)

"Aku tak peduli kamu menganggap ku bodoh atau gila tapi menurut ku Beijing adalah tempat sempurna untuk kita tinggal dan anak anak kita tinggal nantinya" Ucap ku

Ragu dan sangat khawatir.

"Lalu bagaimana caranya kita ke sana aku bahkan belum pernah ke ibu kota, naik kereta tak pernah apalagi pesawat, di kantong ku hanya punya uang 40 yuan hasil maskawin" Wanqiu mencoba pasrah

"Itu cukup untuk tiket kereta dua orang" Ucap ku

"Tunggu sebentar, lalu bagaimana dengan jaminan hidup dan makan kita?" Wanqiu lebih khawatir

"Tiket kereta per orang kemungkinan hanya 13-15 yuan jika di hari kerja, jadi kita masih bisa menyisihkan 10 yuan"

"Kalau begitu terserah kamu suami"

.

.

Jalan ke stasiun (Wanqiu sangat sangat khawatir dengan hidupnya sekarang, dia menikah dengan Hajin sebenarnya untuk kehidupan yang lebih baik sebab keluarga Yu merupakan salah satu keluarga yang berkecukupan di wilayah Jiangbei, tapi sekarang kemungkinan itu tinggal mimpi semata)

"Kamu tak ingin memikirkan ini dua kali suami?" Wanqiu mencoba membujuk

"Tenang saja, aku percaya kita bisa berubah selama kamu percaya padaku"

.

.

Loket stasiun

Pesan tiket menuju stasiun pertama, harga per kursi kelas ekonomi adalah 4 yuan.

Menunggu sesaat setelah membeli tiket.

Naik kereta jam 2 siang.

"Kamu bisa tidur dulu, biar aku menjaga mu" Ucap ku ke Wanqiu sambil ku pegang kepala belakangnya

Wanqiu tak menolak dan menyandarkan kepalanya ke pundak suaminya.

Aku berjaga dan harus tetap terjaga, sebab aku yakin dengan pasti di ingatan sebelumnya, sebelum tahun 2000 pencuri banyak berkeliaran di dalam angkutan umum.

Terjaga selama 5 jam dan untungnya tak ada gerak gerik mencurigakan.

.

Turun di pemberhentian pertama.

Sekarang jam 7.30 malam.

"Kita sebaiknya makan dulu menantu, kereta berangkat jam 9 nanti" Ucap ku

"Baiklah, kamu yang pimpin kalau begitu kita makan di mana"

Makan di warung makan sederhana.

Pesan nasi sayur dan teh hangat.

"Kita perlu berhemat hari ini, namun ku pastikan di hari masa depan kamu bahkan bisa memilih hotel bintang 5 mana yang cocok untuk mu makan menantu" Ucap ku

"Jangan berhayal dan cepat makan" Wanqiu

"Aku bilang serius"

(Makan : 20 sen)

.

.

Jam 9 kereta berangkat dan sekarang langsung menuju Beijing.

Jam 9 pagi sampai.

Keluar dari kereta dan melihat stasiun yang sangat berbeda dengan stasiun sebelumnya.

Di sini lebih modern dan canggih.

Keluar stasiun, mata langsung di manjakan oleh gedung bertingkat dan suasana perkotaan yang ramai.

.

Crak!!

"Aduh duh duh!" Jambret hendak mengambil tas

"Singkirkan tangan mu dari istri ku atau ku pastikan tangan mu remuk" Bentak ku pada pencuri gadungan yang hendak merampas tas menantu

"Akhh, maaf tuan saya tak sengaja menabrak kemungkinan anda salah"

"Mata mu salah, pisau di bawah itu kamu pikir mainan!"

Ku seret pencuri itu ke gang sempit.

"Maaf tuan saya salah, saya mohon ampun, dan nona maafkan saya, saya hanya ingin hidup dan makan hari ini"

Plak!

Ku bawa masuk lebih dalam dan meninggalkan Wanqiu sejenak.

Ku tampar mulutnya dengan keras.

"Kamu ucap sekata lagi ku tinju mulut mu" Ucap ku marah

"Maaf tuan!!" (Hari yang sial bagi pencuri ini)

"Keluarkan semua rampasan mu" Ucap ku

"Hah?" Pencuri kaget

"Perlu ku pukul telinga mu agar bisa memahami kata kata ku?" Aku marah

"Tidak tuan!"

Di keluarkan lah uang sebanyak 69 yuan dan beberapa perhiasan.

"Ini terlalu sedikit" Pikir ku, alasan utamanya adalah orang kota pastinya kaya kaya

"Berikan semua bukan sebagian" Ucap ku galak

"Ini sudah semua tuan"

"Perlu ku colok kedua matamu itu?" Ancam ku

Dia sangat takut kemudian di keluarkan uang lainnya dari ikat pinggang, topi, dan kaus kaki.

145 yuan totalnya.

"Baiklah ku ambil 140 dan perhiasan, 5 yuan ambil untuk mu kembali"

Penjambret merasa sangat sial hari ini, dia terlalu rakus padahal hari ini sudah untung 145 yuan.

Boom! (Ku pukul hingga pingsan)

.

Keluar dari gang dan menemui menantu lagi.

"Sudah di ringkus penjahatnya?" Wanqiu khawatir

"Sudah di serahkan polisi setempat, ayo lanjut cari tempat tinggal sementara dulu"

"Baik" Menantu perempuan menurut

.

Naik bus sebentar hingga agak sedikit ke pusat kota.

"Kamu nantinya akan kerja apa di sini suami?" Wanqiu tanya sebab dia khawatir dengan lulusan sekolah SMP apa mungkin di hargai di sini yang merupakan pusat budaya, pendidikan, dan kesehatan

"Entahlah"

"Ya tuhan, jadi kita pergi ke sini tanpa tujuan pasti?" Wanqiu menahan emosi dan suara

"Tenang, bukannya tak pasti, tapi aku ingin melihat apa saja ketersediaan pekerjaan di sini, aku mampu kerja apa saja untuk sekarang selama pekerjaan itu bisa menerima diriku"

Wanqiu lebih khawatir sekarang sebab pikiran soal lulusan sekolah dasar menghantuinya.

Ku genggam tangannya agar dia sedikit lebih tenang.

.

Cari apartemen sewa bulanan.

"Apa apaan ini, 20 yuan sebulan, dan lihat seberapa buruknya apartemen ini, apa mereka ingin mencuri uang!" Wanqiu marah marah tak jelas dengan plakat daftar harga sewa apartemen

"Ini wajar menantu, upah di sini tembus 200 yuan per bulan asal kamu tau, tentunya sangat berbeda dengan tempat kita tinggal dulu yang hanya 40-60 yuan"

"Tapi ini tak wajar suami, dan bagaimana caranya kita menyewa, uang di tas hanya sisa 9 yuan"

"Tenang, aku punya cara, mari temui penyewa apartemen ini dulu"

.

.

Menemui ibu pemilik.

"Harga 20 yuan itu yang di lantai 3, tiap naik satu lantai turun satu yuan, begitu juga jika turun maka naik satu yuan biayanya, namun khusus di lantai pertama biayanya 25 yuan, jadi kalian pilih yang mana?" Kata ibu pemilik

Jujur kami seperti di tipu kali ini oleh brosur marketingnya.

"Aku juga perlu mengatakan bahwa tak ada cicil mencicil, uang satu bulan pertama harus di bayarkan di muka, urusan kalian pindah sebelum satu bulan itu bukan urusan ku dan uang hangus" Ibu pemilik bisa galak sebab pencari apartemen murah itu banyak dan perlu keketatan dalam penyewaan (semakin banyak permintaan maka semakin sedikit ketersediaan, bisa di bilang prinsip kelangkaan)

"Bagaimana ini suami?" Wanqiu bingung

"Tenang"

Ku keluarkan uang 25 yuan dari saku yang ku ambil dari pencuri gadungan di stasiun.

(Menantu perempuan agak kaget, bagaimana bisa suaminya memegang uang yang lumayan banyak itu)

"Kami menyewa selama satu bulan dulu nyonya, di lantai pertama" Ucap ku

"Oke ku hitung dulu uangnya" (Pecahan uang terbesar yang ku bawa adalah 5 yuan sisanya satu yuan)

Hitung sebentar.

"Oke, aku akan tunjukan kamarnya, setiap kamar punya ukuran yang sama, dan ku pastikan tempatnya bersih"

.

.

Kami mengikuti, kamar nomor 23.

"Sesuai yang ku katakan sebelumnya, listrik bayar sendiri, di dalam hanya ada kasur dan beberapa prabot lain, tv ataupun radio tak ada, namun sambungan untuk antena tv tersedia"

"Baik nyonya"

.

.

Kami diberikan kunci dan masuk.

"Ruangannya tak terlalu besar namun ini sudah lebih lega daripada kamar kita dulu" Ucap ku ke menantu

"Aku punya banyak pertanyaan untuk mu, pertama bagaimana caramu punya uang sebanyak itu, kedua kenapa pilih yang paling mahal, ketiga dengan sewa setinggi ini dan waktu hanya satu bulan apa mungkin kamu mendapatkan pekerjaan yang sesuai?"

"Tenang saja, aku yakin bisa, lalu kita di sini sebenarnya bukan untuk menetap, tapi hanya tinggal sementara, dua tahun paling lama setelahnya kita kembali ke desa" (Aturan terbaru tahun 1981 adalah larangan orang desa merantau ke kota dengan alasan agar tidak terjadi pengangguran masaal di kota dan orang yang gagal merantau bisa mengembangkan desa mereka) (aturan ini punya efek positif yaitu orang kota boleh kembali ke desa dibantu subsidi, jika ingin menetap permanen biaya transmigrasi di bayar oleh pemerintah) (dampak negatif adalah harga sewa dan beli properti turun dan harga properti di desa perlahan naik) (lalu tahun 1985 aturan di cabut urbanisasi kembali di perbolehkan, dampak yang timbul lebih besar lagi)

"Bagaimana aku bisa tenang suami, kita di sini tanpa punya latar belakang ataupun kerabat, bagaimana jika nantinya kamu tak kunjung dapat pekerjaan dan akhirnya kita termasuk orang gagal di sini"

"Shuuttt percaya padaku, aku bisa"

.

Tanpa istirahat jam 12 siang, langsung saja diriku pergi keluar untuk mencari pekerjaan.

avataravatar
Next chapter