95 CH.95 Gadis Misterius

Ketika aku melakukan pemindahan buku sesuai arahan Sin, aku mendengar mekanisme berat dari balik rak buku. Tiba-tiba saja sebuah ruangan besar terbuka dengan perlahan dan menunjukkan sebuah ruangan baru lagi. Tetapi tunggu, itu bukannya ada seorang gadis ya?

"Siapa itu? Kenapa dia tertidur di sini?"

Aku mendekati gadis itu yang tertidur di atas sebuah meja tunggal di ruangan itu. Untuk bahkan membuka ruangan ini aku harus melewati proses yang sulit, tetapi kenapa malah begitu membukanya aku menemukan sebuah gadis?

"Hei, bangun. Bangunlah." aku menggoyangkan pelan tubuh gadis itu untuk membangunkannya.

"Tunggu, jangan-jangan dia itu hantu yang selalu membuat keributan dan membuat banyak orang jadi tidak berani ke perpustakaan lagi!?"

Hah, hantu? Apa yang mereka bicarakan? Tunggu, sekarang aku mengerti. Perpustakaan ini lama tidak dipakai karena para murid merasa gelisah dengan gangguan entah dari mana dan membuat perpustakaan ini menjadi angker padahal hanya disebabkan oleh satu gadis ini.

"Nghh, eh siapa kalian?"

Aku berhasil membangunkan gadis itu. Gadis itu, aku bisa melihat pikirannya dalam sekejap. Dia adalah orang yang baik hati, namun terkucil. Tambahan lagi dia adalah orang yang pintar, jadi dibenci dan menyendiri di perpustakaan. Sampai akhirnya dia menemukan ruangan rahasia di perpustakaan ini dan mengambil waktunya di sini. Satu lagi, dia bertubuh mungil.

"Kami adalah murid akademi ini, kamu juga kan? Perkenalkan namaku adalah Kiraibu Kioku, boleh kau kenalkan dirimu?"

"Umm, namaku adalah Hojou Nanami. Perasaan tempat ini hanya aku sendiri yang mengetahuinya, kenapa kalian bisa sampai di tempat ini?"

Untuk ukuran tubuh mungilnya, tata bicaranya begitu teratur, apa dia mempunyai kemungkinan lebih tua dariku ya? Mungkin, kelihatannya dia lebih tua dariku entah satu atau dua tahun.

"Aku adalah tuan putri dari negara kerajaan ini. Baru saja aku kembali ke publik dan masuk ke akademi ini, kepala sekolah memberikanku kartu akses penuh ke tempat ini. Namun kelihatannya tidak berguna, lalu aku menemukan ruangan rahasia ini dengan bantuan sihirku."

Itu adalah singkat cerita apa yang sudah terjadi kepadaku setelah aku kembali dari masa menyendiriku. Cukup informasi saja, aku adalah orang yang tidak ingin mencampuri urusan orang lain, tetapi untuk kasus gadis ini rasanya aku ingin menolongnya.

"Begitukah? Kalian baik kepadaku, tetapi orang lain membenciku." sudah kuduga gadis ini butuh bantuan.

"Kurasa Hojou-san lebih tua dariku? Aku masih berumur 15 tahun, berapa umur Hojou-san?"

"Aku berumur 17 tahun. Jadi apa yang bisa kubantu untuk kalian?"

Sudah aku duga lagi bahwa dia lebih tua dariku. Aku harus bersikap sopan dengannya karena dia adalah senpaiku. Mungkin aku bisa belajar banyak hal darinya soal perpustakaan ini.

"Tidak, maafkan kami mengganggu waktu Hojou-senpai. Hanya saja aku ingin membaca buku di perpustakaan ini, jadi aku tidak akan mengganggu tempat rahasia Hojou-senpai lagi."

"Tidak, kalian di sini saja tidak apa-apa. Lagi pula perpustakaan ini sudah menjadi tempat terakhirku untuk bisa tinggal. Kalian baik, aku ingin berteman dengan kalian."

Kalau dia sudah meminta maka aku akan memberi. Dengan kepintarannya mungkin dia bisa membantuku di masa depan untuk banyak hal. Kepintaran gadis 17 tahun bertubuh mungil ini akan menjadi bantuan besar untukku pastinya kalau aku punya masalah.

"Baiklah. Eriana, Fuukou, Midori, kalian kembali saja ke kelas. Aku dan Hojou-senpai akan ada di sini kalau ada yang mencariku. Bilang saja aku sedang sibuk. Juga tempat satu-satunya aku bisa belajar cuma di tempat ini."

"Kami mengerti tuan putri nona Kioku. Nanti waktu istirahat kami akan kemari lagi."

Setelah tiga orang itu pergi dari tempat ini menuju ke kelas lagi, aku mengambil tempat duduk di hadapan Hojou-senpai. Sifatnya yang begitu tenang membuatku bisa merasa tenang juga. Kurasa selama ini walau dia dikucilkan dia tidak pernah merasa itu sebuah masalah karena dia menghadapi seluruh tantangan ini dengan tenang.

"Apa Hojou-senpai punya buku rekomendasi soal sihir-sihir yang kuat atau berguna di seluruh perpustakaan ini?"

"Rak 22E, buku ke 13, judulnya En Eixodiouas."

Apa dia sudah menghafalkan seluruh judul dan letak buku di seluruh perpustakaan ini? Benar-benar terbantu aku karena kepintarannya. Mengikuti arahan dari Hojou-senpai aku menemukan buku itu. Aku kembali menuju ruangan rahasia dan duduk diam membaca buku itu.

Sedang aku membaca buku itu, di hadapanku hanyalah ada seorang senpai dengan tumpukan buku di atas meja dekat dirinya. Kurasa dia seorang yang pintar karena dia kutu buku, sama sepertiku. Menyenangkan juga punya senpai yang kutu buku.

Di tempat itu aku mengambil waktuku dengan baik. Buku yang disarankan itu benar-benar berguna untukku, aku bisa mempelajari bagaimana sihir yang umum dan wajar di dunia ini bekerja. Ke depannya mungkin aku bisa menahan tidak menggunakan sihir buatanku sendiri.

"Kau bilang namamu tadi adalah Kiraibu Kioku, tuan putri negara kerajaan ini. Apakah tuan putri adalah seorang kutu buku sepertiku?"

"Jangan memanggilku dengan panggilan tuan putri, Kiraibu atau Kioku saja boleh. Aku juga seorang kutu buku seperti Hojou-senpai. Kata kepala sekolah aku bisa menggunakan perpustakaan ini dengan sepenuhnya. Apakah ini perpustakaan milikmu Hojou-senpai?"

"Tidak, dulu ini adalah perpustakaan bersama, tetapi sejak 6 bulan lalu, tidak ada sama sekali yang mengunjungi tempat ini. Bahkan sampai di buat pintu rahasia akan tempat ini. Mungkin orang sudah tidak mau ke perpustakaan sama sekali."

Sungguh kasihan dia tidak mengetahui apa yang terjadi dibalik kejadian ini. Aku pun sebenarnya tidak tahu soal hal ini dengan lengkap, tetapi setidaknya aku punya sedikit penjelasan yang lebih dari pengetahuan dirinya soal hal ini.

"Apakah senpai tidak tahu bahwa semua orang meninggalkan tempat ini karena merasa angker? Mungkin aku tahu penyebabnya walau aku barusan datang ke akademi. Apakah senpai sering membuat kegaduhan di dalam ruangan rahasia ini?"

"Bagaimana kau tahu bahwa aku sering menjatuhkan tumpukan buku dengan tidak sengaja? Apakah kau adalah seorang peramal?"

"Tidak, tetapi aku adalah orang yang observan."

Kalau mau dibilang, aku adalah seorang detektif dari dunia Sin. Dengan melihat kondisi perpustakaan ini dan keberanan yang ada, aku bisa menyimpulkan apa yang terjadi bahkan yang tak nampak di mataku. Seperti ketika aku mendapatkan kesimpulan itu, aku bisa melihat kejadian yang tak pernah kulihat itu.

"Kiraibu-san begitu pintar! Apakah ada hal lain tentang penyebab hal ini terjadi kepada perpustakaan?"

"Tidak, tetapi karena orang tidak bisa menemukan asal dari kegaduhan ini, mereka merasa terganggu dan akhirnya tidak ada yang mau masuk ke perpustakaan ini."

"Jadi begitu… mereka semua pergi karena aku. Sudah kuduga mereka membenciku."

Uwaa, Hojou-senpai terlihat begitu depresi walau sifatnya itu tenang dan suka membantu. Kalau begini caranya aku harus membuatnya merasa semangat lagi dan percaya diri terhadap dirinya sendiri.

Orang yang depresi seperti diriku dulu pada dasarnya butuh perhatian lebih. Aku dulu mendapat perhatian dari tiga kepribadianku, jadi aku bisa membuat diriku tenang kembali. Tidak mungkin seorang yang depresi bisa pulih begitu saja.

"Senpai, bagaimana kalau kita keluar dari perpustakaan sebentar saja saat istirahat? Pasti senpai menghabiskan kebanyakan waktu senpai di sini kan?"

"Kau benar, aku merasa tidak diperlukan lagi karena mereka begitu tidak membutuhkan bantuanku. Jadi aku keluar dari perpustakaan hanya untuk makan saja, itu pun di saat tidak ada orang yang melihat diriku."

Pantas saja orang tidak ada yang mengetahui soal Hojou-senpai, mereka sudah melupakan identitas dari Hojou-senpai sendiri. Aku jadi punya perasaan membantunya lebih lagi. Dia harus kembali ke publik dengan baik.

"Aku akan membantu senpai, jangan sembunyikan diri senpai lagi ya?"

"Un… baiklah."

Sambil menunggu jam istirahat, kami menghabiskan waktu kami di perpustakaan dengan membaca buku. Terkadang kami mengobrol untuk mengisi keheningan ini. Sampai akhirnya terdengar suara pintu terbuka yaitu pintu rahasia pertama yaitu pintu yang membatasi dunia perpustakaan ini dengan dunia luar.

"Tuan putri nona Kioku, kami di sini."

"Mereka sudah datang, ayo senpai kita keluar."

"Sebentar saja ya?"

Hojou-senpai akhirnya mengikuti langkahku dan menuju dunia luar dari perpustakaan. Tentu saja atmosfer dari dalam dan luar perpustakaan sangatlah berbeda, itu menyebabkan Hojou-senpai sedikit terkejut karena cahaya matahari yang begitu terang.

"Ugh, silaunya."

"Nanti senpai akan terbiasa sendirinya. Bagaimana kalau kita makan di kantin, aku akan buatan menu spesial untuk kita berlima, ok?"

"Eh tuan putri akan memasak? Apakah tidak apa-apa?"

Makanan adalah salah satu jalan untuk mengembalikan semangat yang hilang. Kujamin Hojou-senpai tidak pernah ke kantin untuk memenuhi kebutuhan makannya. Dia palingan hanya pergi ke kantin untuk membeli roti saja.

"Tentu saja, kenapa tidak ya kan?"

"Benar! Aku bahkan merasa ingin memakan makanan buatan nona Kioku lagi dan lagi! Rasa makanan yang membuat semua orang menjadi ketagihan."

Sesampainya di kantin, aku membiarkan mereka berempat duduk di meja seperti aku membiarkan mereka duduk di pagi hari tadi. Koki Reshatous langsung mengerti keniatan dari diriku ketika aku bilang ingin meminjam dapur. Jadi jam istirahat itu, aku memasak sebuah masakan yang dulu sering kumakan, resep milik mama.

"Hei tuan putri cantik, apakah kau adalah asisten dari koki di sini?"

Tunggu, aku familiar dengan suara ini. Walau aku sedang sibuk dengan membuat makanan ini, aku langsung menengok ke arah datangnya suara itu. Sudah kuduga, itu adalah pangeran yang menungguku saat aku sedang tidur waktu itu, Jireiga Koshiyu.

"Kalau pangeran sedang mengganggur, kenapa tidak pergi saja dan tidak usah menggangguku?"

"Tidak, aku ingin merasakan rasa makanan buatan tunanganku."

"Tidak ada yang ingin membuatkan makanan untukmu."

Pangeran yang begitu menyebalkan, kenapa aku bisa dipertunangkan dengannya. Sekarang aku jadi menyesal menyetujui tujuan kedua aku masuk ke akademi ini. Untung saja semuanya itu demi mama.

"Ayolah, aku sedang kelaparan."

"Iya, iya, aku akan membuatkanmu. Tetapi jangan menggangguku."

"Oke deh calon istriku."

avataravatar
Next chapter