287 CH.287 Engram

Pertarungan yang sesungguhnya baru saja dimulai. Para pemburu masih saja membantu kami, tetapi jumlah rotasi mereka lebih banyak dengan jumlah pasukan yang lebih sedikit. Ini bertujuan untuk memberikan ruangan yang leluasa untuk kami bertarung dan tidak terganggu.

Untuk rotasiku sendiri dengan teman-temanku masih sama, hanya saja tertambah keenam anak Shin dan Lala. Karena kekuatan mereka tidak sebanding dengan kami yang dewa langsung atau dewa kedua, mereka berkelompok tiga-tiga.

Kalau ada yang bertanya kenapa hanya enam anak Shin dan Lala, jawabannya Tsuzumi tidak ikut bertarung karena dia tidak bisa mengikuti perkembangan keenam kakaknya. Juga dia mengatakan bahwa keberadaannya hanya akan jadi beban di medan perang.

Aku tidak mempersulit keadaan, tidak perlu kubujuk karena memang sejak awal aku hanya menawarkan apakah mereka ingin ikut atau tidak. Semisal saja mereka tiba-tiba menolak untuk ikut lagi, aku pun akan melepaskannya dengan rela.

Karena jumlah pasukan utama kami semakin banyak, cara rotasinya pun agak kuperbaharui sedikit. Untuk pasukannya sudah pasti, tetapi gilirannya hanya selisih 10 menit satu dari yang lain. Karena total ada 4 rotasi dengan Jurai sebagai penyerang bantuan, kami bisa lebih leluasa bertarung tanpa memikirkan energi yang terbuang.

"Cih, walau kita memulainya dari monster kelas evolusi empat, monster-monster ini masih terasa begitu lemah dan merepotkan karena jumlahnya."

"Mau bagaimana lagi? Pada dasarnya para pemburu ini tidak pernah melawan yang lebih dari kelas evolusi enam. Yang mampu pun bisa dihitung pakai jari."

Tingkat kesulitannya semakin lama semakin meningkat dengan begitu cepatnya. Bisa dikatakan bahwa semakin sedikit jumlah portal di dunia ini, tingkat kesulitannya bisa bertambah dua kali lipat paling banyak.

Bisa dibilang dua kali lipat itu cukup tidak merepotkan, tetapi kalau terus saja dua kali lipat bertambah, kesulitannya bisa mencapai 16 kali lipat hanya dalam waktu setahun. Cukup seimbang, bagi yang kecepatan berkembangnya setara dengan kami.

Aku tidak pernah mengatakan bahwa kami yang terkuat di dunia ini, tetapi otak kami sudah kami desain untuk menerima informasi berguna dan menggunakannya dengan efisien. Itu kenapa perbedaan orang yang memiliki informasi dan tidak itu sangat besar.

Jangan remehkan kemampuan seorang yang sudah mencapai titik Nigh-Omniscient. Tiga orang, aku, Jurai, Shin, kami sejak dulu menjadi kutu buku untuk menghadapi situasi yang bahkan tidak dipikirkan orang lain. Dan itu alasan kenapa kami selalu bertahan walau di masa sulit.

"Kenapa kota ini, bahkan negara ini lemah dalam soal para pemburunya sih? Aku tidak paham kenapa kekuatan pasukan para pemburu bisa membuat negara ini tetap bertahan."

"Buat orang yang mengetahui informasi dari data yang kau sudah cari dan kuberikan, kau kurang cekatan Sin. Setiap negara punya tingkat kesulitannya masing-masing."

"Ah, yang biasa disebut 'Treat Level' ya? Setahuku negara ini berada di treat level C-1 Yellow Zone bukan?"

"Nah akhirnya kau mengingatnya juga. Yellow Zone G-1 itu tingkat kesulitannya tidak tinggi kalau kau membandingkan negara yang sudah runtuh karena dicap negara Black Zone A-1. Itu mengerikan."

Treat Level, itu cara para pemburu bisa menyesuaikan dirinya dengan tingkat kesulitannya masing-masing. Namun treat level bisa berubah seiring waktu sejak portal-portal ini mulai saling bergabung.

Kalau kubuat simpel, dari yang paling bawah, White Zone alias zona aman. Tidak ada monster yang muncul, dan kalau ada, paling maksimal hanyalah monster kelas evolusi satu dan portalnya seukuran pintu rumah.

Selanjutnya mulai sulit, Green Zone, Blue Zone, Yellow Zone, Orange Zone, Red Zone, Purple Zone, dan Black Zone. Semuanya meningkat begitu drastis seiring naiknya treat Level. Black Zone yang terkenal dapat menghancurkan satu dunia pernah muncul sekali saja, dan itu di negara reruntuhan. Untuk menjaga negara di sekitarnya, pelindung menyeluruh sudah dipasang.

Alasan kenapa Black Zone itu sanga berbahaya adalah tingkat perkembangan setiap portalnya terlalu tinggi, mencapai 10 kali lipat selisih tiap terakhir muncul. Kemunculannya juga terbilang lebih cepat, jadi tidak ada banyak waktu untuk bersiap. Wajar saja negara itu hancur karena dinilai sebagai Black Zone.

"Yellow ya? Bukankah karena kemunculan portal yang kemarin, statusnya sudah ditingkatkan sebagai Orange Zone bahkan mungkin naik ke Red Zone juga?"

"Berita itu belum dipastikan oleh UHH, jadi aku belum bisa mengkonfirmasinya."

UHH, kepanjangan dari Unification Hunter Heresia. Lokasi negara ini ada di White Zone A-1. Oh ya, yang dimaksud A-1, G-1, itu seberapa sulitnya jika dibandingkan oleh zona yang sama. Dan angka di belakangnya dimaksudkan untuk mengetahui zona keberapa yang memiliki kesulitan yang sama.

Sebenarnya aku enggan mencari tahu informasi yang keberadaannya belum pasti, tetapi seperti yang kubilang, perbedaan mengetahui informasi dan tidak itu besar. Makanya aku terus saja mencari informasi yang sekiranya penting dan kubutuhkan, tidak lebih.

"Shin!! Sin!! Ngobrol saja kalian, rotasi lagi!!"

"Oh, aku terlelap dalam pembicaraan. Giliranku dengan Lala dulu Sin, bersiaplah setelah ini. Jangan lalai!!"

"Tenang saja, aku cukup cekatan soal itu."

Sebelumnya Shin sudah mengatakan kepadaku dia akan menunjukkan hasil risetnya selama beratus-ratus tahun yang sudah pernah kubicarakan namanya. Ya, itu adalah Engram hasil buatan perusahaan Shin. Engram yang diketahui sebagai gulungan sihir itu terkenal kekuatannya, dan sejauh ini sangat laris manis di pasar dunia.

Oh ya, Gen-0X yang kujual pun sudah terbilang cukup laku, tetapi belum terlalu ramai karena yang pertama kali mencicipinya adalah negara ini. Belum kubuka ke negara lain, tetapi aku ingin meributkan dan memanaskan pasar para pemburu dulu.

"Engram pertama Sin!!"

"Hoo, sihir apa itu? Semacam hujan pasir hitam? Kau yakin itu tidak akan melukai para pemburu yang masih di tengah bertarung?"

"Santai saja, usahaku beratus-ratus tahun itu tidak pernah sia-sia. Lihat saja!! Thousand Curse Rain Drop."

Engram yang dibuat memiliki dua macam, satu yang sekali pakai, dua yang bisa dipelajari. Dipisah dengan dua tipe seperti ini untuk tujuan agar laku ke seluruh pemburu, entah yang bisa menggunakan sihir atau tidak.

Pada dasarnya kekuatannya sudah teruji, dan para pelanggan tidak pernah protes soal keefektifan dan keasliannya. Memanglah, namanya hanya ada satu perusahaan kok yang bisa membuat ini, wajar saja pasar hanya dikuasai oleh perusaahan Shin. Sebenarnya kasusnya sama dengan pasar obat dikalangan pemburu soal Gen-0X buatanku dan Jurai.

Kekuatan, itu yang selalu dicari para pemburu. Tanpa disadari semakin dalam keadaan yang semakin tidak menentu, orang akan mengerahkan semua yang bisa dilakukan untuk menjadi kuat dan bertahan. Itu kenapa pasar para pemburu dihajar oleh aku, Shin, dan Jurai.

"Apa ini!? Kenapa para musuh pada mati berjatuhan dan kejang-kejang?"

"Jangan takut, itu sihirku. Lanjutkan saja penyerangan kalian."

Para pemburu yang menyaksikan itu wajar saja terkejut dan terpukai. Tentulah! Engram yang barusan dipakai Shin bernilai 18 juta Vousx, sihir yang sangat mahal. Walau tidak pernah dibeli oleh negara ini, tetapi negara yang berada di Orange Zone ke atas, sihir yang ini laku keras.

Jangan ditanya alasannya, sihir seefektif ini dapat memburu ratusan monster kelas evolusi lima ke bawah dalam sekali serang. Sekarang wajar bukan harga 18 juta itu dengan efek semacam ini. Lagipula ratusan monster kelas evolusi lima berharga 20 juta lebih. Untung? Tentu!!

Lalu kenapa harganya di bawah pendapatan yang seharusnya bisa lebih, itu karena Shin melakukan semua ini untuk kebaikan bersama. Jadi dia tidak serakah dengan harta dan meraup keuntungan sebesar-besarnya walau mungkin.

"Shin benar-benar menggila ya sayang soal sihir? Tidak kusangka dia tidak ingin mengalah dengan dirimu atau Jurai."

"Kami semua punya cara bertarung khas kami. Shin dengan sihirnya, Jurai dengan kekuatan dahsyatnya, dan aku pertarung kelas seimbang."

Walau kami punya kekuatan yang bisa dibilang setara, cara kami bertarung pun masing-masing, tidak ada yang sama. Bagi Shin, sihir adalah kartu kesukaannya, dialah yang paling efektif menggunakan sihir di antara kami bertiga. Sebagai jaga-jaga, dia selalu membawa pedang pendek kalau terpojokkan. Namun tidak menutup kemungkinan dia menggunakan pedang normal juga.

Kalau Jurai itu sedikit berbeda. Kekuatan tak terbatasnya memungkinkan dia mengerahkan kekuatan penuh walau itu pertarungan kecil. Semua serangan dari Jurai itu berat dan mematikan kalau tidak dilawan dengan benar dan cekat. Sayangnya dia tidak pandai menghindar karena otaknya selalu berpikir bahwa dia mampu menahannya.

Bagiku yang pertarung seimbang, aku selalu menggunakan fisik dan sihir kurang lebih dalam takaran yang sama. Kalau dalam game, kelasku sering disebut sebagai All-Rounder. Pada dasarnya cara ini tidak efektif, tetapi kalau handal, bisa diatasi ketidakefektifan itu. All-Rounder paling sulit berkembang, karena caranya yang mengharuskan untuk mengembangkan segala aspek yang dimiliki.

"Benar juga, setiap dari kita itu unik dengan caranya masing-masing. Aku dengan kemampuan membaca masa depan dan masa lalu. Lala dengan kemampuannya untuk menggerakan tubuhnya dengan efisien, dan anak-anak mereka yang juga unik."

Kiera sudah diketahui dengan pasti soal kemampuannya, dia bisa membaca masa lalu dan masa depan. Masa lalu untuk mengungkap kebenaran, masa depan untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Namun untuk meningkatkan kepresisiannya, Kiera harus menyetuh targetnya.

Namun soal Lala, aku tidak pernah mendengarnya tentang cara bertarungnya. Pernah sekali aku dan Shin juga Lala lomba paling banyak memburu monster, ujung-ujungnya Lala menang tanpa aku sadari. Jika memang sesuai dengan ucapan Kiera, dia titisan dewa tarung.

Oh ya, alasan kenapa Aeria tidak ikut bertarung, bukan karena dia lemah, tetapi kemampuannya tidak sesuai untuk bertarung. Aeria lebih cenderung dalam kemampuan menyembuhkannya, jadi dia selalu bekerja sebagai pendukung saja di balik layar.

"Ah, lihat, 10 menit sudah berlalu lagi, giliran Shin dan Lala sudah selesai. Kita maju sekarang sayang."

"Tentu saja Kiera sayang, akhirnya aku bisa bersenang-senang juga di medan pertarungan sekali lagi. Akan kulampiaskan rasa kesalku waktu itu."

"Berhati-hatilah, dan jangan gunakan kemampuan dewamu lagi. Aku tidak ingin kehilanganmu sayang."

"Baiklah, aku paham itu."

avataravatar
Next chapter