webnovel

RE: Creator God

Bermula dari kehidupan biasa yang tidak sengaja masuk ke dalam takdir yang tidak biasa yakni masuk ke organisasi tersembunyi, dilanjutkan takdir yang lebih tidak masuk akal lagi dalam waktu singkat yaitu dijemput oleh seseorang yang tidak dikenal dari dunia lain, tetapi mengaku istrinya. Sampai akhir hayatnya pun dirinya tidak dibiarkan tenang karena tugas utamanya belum selesai. Tujuan hidupnya hanya satu, menemukan kebenaran tentang kehidupannya. Seseorang yang bernama Sin juga punya identitas rahasia yaitu Alpha dan identitas lainnya dari dunia lain yaitu Lucifer dan ketika mati dia menjadi....

GuirusiaShin · Fantasy
Not enough ratings
377 Chs

CH.2 Kemampuan yang Bangkit

Keheningan ini menyiksaku, tetapi aku harus menunggu dengan sabar untuk mengetahui semuanya. Jujur semua ini terbilang tidak masuk akal buatku, tetapi semua yang diucapkannya memaksaku untuk mengambil keputusan ini.

Jangan katakan aku pengecut, sudah terlalu lama aku tidak mendengar kabar soal orang tuaku. Jujur aku sudah melakukan banyak hal sebenarnya untuk mencari tahu, tetapi nihil hasilnya walau sudah memakai berbagai cara.

"Namamu adalah Alpha Grim."

"Alpha Grim? Yakin tidak ada yang lain? Bukankah itu terlalu mencolok?"

"Ya lebih mending daripada yang lain lagipula tidak jauh berbeda dengan nama aslimu, Guirusia Sin."

Nama pemberiaan yang sudah merawatku di panti asuhan ini, atau yang biasa disebut dengan nama sister ini memang nama yang sedikit unik. Namun aku tidak bisa menolak, dari awal nasib hidupku memang selalu begini.

Juga sebenarnya aku memiliki seorang 'saudara' yang bisa kukatakan adalah anak yang terbuang di sampingku. Kami tidak kembar, juga bukan dari keluarga yang sama, tetapi nama keluarga kami sama-sama Guirusia.

"Jadi sebagai Agent Souler kamu bilang? Apa yang harus aku lakukan, dan tolong jelaskan maksud dari Agent Souler."

"Ok, sebagai Agent Souler, yang disebut Agent adalah orang yang menerima misi bedasarkan standar kemampuan. Karena kamu masih baru bergabung nanti akan kutunjukan. Dan kata-kata Souler adalah kemampuan yang akan kamu dapatkan nanti yaitu, 'Soul Linking', 'Deep Dive Mind', 'Soul Exploder', 'Read Mind', 'Soul Cracking', itu adalah kemampuanmu sebagai Souler. Jadi sebagai Agent Souler atau singkatan AS, kamu, Alpha Grim atau singakatannya AG-1, akan menerima misi yang bermacam-macam. Namun sebelum mulai, kamu butuh senjata."

Penjelasannya panjang lebar kuadrat pangkat dua. Tidak ingin kudengarkan sebenarnya, tetapi penjelasan sesimpel apa pun akan berarti buat nantinya. Buat aku yang menjalankan sebuah perusahaan, kalau saja ada salah data sedikit, bisa fatal jadinya.

"Senjata? Apakah itu? Sepenting itukah?"

"Ya, sangat penting, misi-misi yang dijalankan berhubungan dengan orang-orang penting… dan berbahaya. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi, tetapi lebih baik bersiaga terlebih dahulu."

Hidupku sudah dipenuhi oleh hal-hal yang di luar yang normal sejak awal. Jadi tertambah satu hal baru tidak akan ada bedanya. Semuanya akan kulakukan demi yang terbaik, aku tidak ingin menyesali perbuatanku nanti kalau tidak kulakukan.

"Sebelum aku memberimu senjata, mari kita ke bagian daftar anggota baru supaya kamu mendapatkan apa yang kamu butuhkan."

Kami berjalan keluar dari ruangan tersebut, menuju bawah tangga, dan berhenti tepat di depan bagian daftar anggota baru. Untuk sekarang mari aku ikuti perkataannya juga perintahnya, tidak banyak yang bisa kulakukan dan membantah permintaannya.

"Kamu isi informasi di form itu, nanti aku akan kembali menemuimu."

Jadi sesuai permintaanya aku memnint formulir itu dan mulai mengisi. Setelah selesai, form itu kuberikan kepada orang yang tadi memberi form itu. orang itu mengarahkan aku ke suatu tempat.

Di tempat itu, orang itu memberikan pakaian yang harus dipakai sebagai Agent Souler. Dengan segera aku memakai pakaian itu. Cukup bagus, itu yang pikirku. Lalu orang itu menyuntikan sebuah cairan kepadaku. Katanya itu berisi kemampuan yang dimiliki Souler. Setelah selesai, orang itu pergi, dan Blake datang.

"Bagaimana? Sudah siap? Ikuti aku!"

Blake menunjukan arah untuk menuju suatu tempat. Suasana di dalam organisasi ini cukup suram karena gelap pencahayaannya. Kami berjalan hingga masuk ke suatu ruangan yang cukup kosong hanya ada 2 pasang kursi dan meja. Selain itu ada beberapa rak buku yang berisi beberapa buku. Tempat itu lumayan berdebu. Di ruangan itu selain ada kami, aku dan Blake juga ada seorang perempuan.

"Ini sekarang menjadi ruanganmu dan ini senjatamu, sebuah pedang tradisional Jepang atau dikenal sebagai Katana bermana 'Zero Eye Zero' (0ʘ0)."

Hawa pedang ini terasa begitu berbeda dari aura yang normal dirasakan orang biasa. Ada hawa yang kuat yang menarikku untuk rasanya segera memilikinya juga memakainya juga mencobanya.

Kata Blake, pedang ini juga punya kemampuan khusus. Totalnya ada 2, 'Dark Eye Sense', mampu meningkatkan indera penglihatan secara drastis, juga mendeteksi bahaya, juga lainnya. Tentu, untuk memakainya perlu syarat khusus yaitu sinkronisasi.

"Lumayan juga. Namun yang satu lagi apa?"

Yang satu lagi juga dijelaskan secara rinci. Namanya adalah 'Bloody Tears'. Sebenarnya dari namanya terdengar menakutkan, sesuai dengan efek sampingnya. Namun karena efek sampingnya itu, kekuatannya juga mengerikan, dampak serangan dari kemampuan ini akan berkali-kali lipat. Untungnya dengan menggabungkan dua kemampuan, efek samping dari 'Bloody Tears' bisa dikurangi.

Begitu Blake selesai menjelaskan, dia menyerahkan pedang bertipe katana ini kepadaku. Pedang ini terasa sangat berat. Mungkin akan sedikit sulit untuk menggunakanya. Namun aku akan bisa mengatasinya dengan latihan yang cukup.

"Aku masih punya satu hal lagi. Orang tuamu punya alasan kenapa mereka tidak bisa bersamamu. Walau begitu orang tuamu tetap peduli padamu, ini, pedang yang dititipkan padaku untuk diberikan padamu. Pedang ini bernama 'Akinator'. Aku tidak tahu banyak tentang orang tuamu dan aku hanya mengenal sedikit tentang latar belakang mereka, itu pun dirahasiakan oleh mereka. Aku tidak bisa menggunakan pedang ini, tetapi mungkin kamu bisa!"

Aku mengambil pedang 'Akinator' tersebut. Pedang itu memiliki gaya pedang tradisional Jepang sama seperti 'Zero Eye Zero'. Pedang 'Akinator' ini lebih ringan dan mungkin akan mudah menggunakannya. Pedang itu terasa sangat kuat walaupun aku tidak tahu apa penyebabnya.

Dengan dua pedang ini, kekuatanku akan terbantu dengan luar biasa hebatnya. Memang seharusnya aku tidak boleh bersemangat akan ini, tetapi aku harus melakukan semuanya ini sampai ke titik akhir.

"Kalau begitu sekarang akan kukenalkan seseorang, dialah yang akan menjadi asistenmu."

"Halo. Namaku Christina Grim, kamu juga bisa memanggilku AS/CG-1. Aku akan menjadi asistenmu selanjutnya."

"Salam kenal. Tunggu… aku lupa, aku harus kembali ke panti asuhan!"

Mendapat peringatan dari Blake untuk jangan berbicara apa pun tentang 'Dark Society', tentu saja aku akan tutup mulut. Jujur aku sudah terbiasa menyembunyikan kebenaran, sejak dulu saja aku sudah menyembunyikan bahwa aku punya perusahaan Guirusia.co.

Christina dan aku menuju pintu keluar dengan secepatnya. Dengan bergegas pula masuk kedalam mobil. Aku menyuruh supir membawa mobil ke panti asuhan dengan cepat. Mobil mulai berjalan ke arah panti asuhan dengan cepat sesuai permintaanku.

Saat aku melihat keluar dari jendela, aku mendapati bahwa waktu sudah siang hari, jadi kira-kira aku terbangun dari pingsan tadi pagi, mengurus semuanya, dan sekarang ini pergi ke panti asuhan.

Setelah beberapa saat, mobil mencapai panti asuhan. Masih saja kulihat langit berwarna abu-abu kehitaman yang menandakan hujan akan datang. Dengan segera aku masuk ke dalam panti asuhan, bertemu dengan pengurusnya.

Aku mengucapkan terima kasih karena sudah merawat hingga saat ini dan minta maaf akan kejadian tidak pulang semalaman yang pasti membuat khawatir. Aku dengan segera membereskan barang-barang yang ada dan memasukannya ke dalam bagasi mobil. Aku mengucapkan salam terakhir dan melambaikan tangan.

Aku masuk ke dalam mobil dan melihat ke arah kerumunan yang melihat ke arahku. Banyak kudapati muka sedih dan muka senang. Pengalaman di panti asuhan memang tidak terlalu banyak, tetapi tetap menyenangkan walau tanpa tahu siapa orang tuaku. Setelah itu, aku mendengar suara dari hpku menandakan ada panggilan suara masuk. Kulihat ada nomor asing di layar hp dan aku mengangkat panggilan itu.

"Bagaimana? Sudah? Setelah itu kamu harus pergi ke sekolah dan membereskannya."

"Ok, akan kulaksanakan."

Panggilan suara itu berakhir saat aku mengatakan hal itu. Mobil pun berjalan ke arah sekolahku. Di tengah perjalanan aku sedikit berbincang dengan Christina, asistenku. Namun tidak kusangka dia adalah orang yang dingin, pertanyaanku untuk mengetahui dia lebih lagi dijawab dengan begitu polosnya.

"Jadi bagaimana, selama ini apa pernah yang kamu lakukan di 'Dark Society'?"

Sebagai informasi tambahan dari Christina, dia berumur 2 tahun lebih muda dariku, tidak buruk juga. Namun yang lebih penting adalah dia sudah berpengalaman, 4 tahun lebih lama dariku.

Christina menjelaskan dengan terperinci semua yang menjadi pengalamannya. Hanya dengan mendengarkannya saja, itu sudah membuatku terbuka akan pengetahuan yang baru. Mungkin ini juga perintah dari Blake kepada Christina, jadi tidak sengaja menanyakan juga memperingatkan yang jadi suruhan Blake.

Tipe-tipe misinya juga bermacam-cama, dari grade E sampai A, tingkat kesulitan dan apa yang harus dilakukan juga bervariasi mengikuti. Kami juga berbincang tentang grade A yang menjadi paling sulit dan hanya dilakukan oleh para senior yang sudah berada di ���Dark Society' lebih dari 10 tahun.

Setelah kami selesai berbincang, kami sampai di destinasi kami yaitu sekolah. Karena hari masih siang, murid-murid masih ada disekolah. Dan juga saat itu sedang jam istirahat jadi banyak yang melihat kedatanganku tanpa seragam sekolah, tetapi mengenaliku.

Tanpa menghabiskan waktu aku segera menuju ruang kepala sekolah. Aku berkata kepada kepala sekolah tentang memundurkan diri dari sekolah, tetapi katanya belum bisa sepenuhnya disetujui jadi aku tetap harus masuk sekolah walaupun tidak senormal biasanya. Setelah aku menyelesaikan urusanku diruang kepala sekolah dan keluar dari ruangan tersebut, aku bertemu dengan kedua temanku, Chris Jim dan Jeanne Arc.

"Sin? Itu kamu? Apa yang terjadi? Aku tidak melihatmu tadi pagi. Sekarang kamu datang dengan bukan seragam sekolah dan ada seorang wanita dibelakangmu!"

"Christina, kamu kembali dahulu ke mobil, nanti aku akan menyusul."

Dengan singkat aku menjelaskan kepada Chris dan Jeanne, hanya saja mereka tetap memaksaku untuk memberi tahu mereka lebih lagi. Bahkan Jeanne sampai mengira bahwa ini adalah salahnya, tentu aku menyangkalnya.

"Seperti yang aku katakan kepada kalian. Maaf… aku tidak bisa menjelaskannya kepada kalian. Dan juga ini tidak ada hubungannya dengan kalian."

"Kau… tidak membenci kami kan?"

"Tidak… aku tidak-"

Sekejap saat aku berkata-kata, ada suara teriakan dari tempat yang tidak jauh dariku. Aku langsung berlari ke arah teriakan dan melihat….