webnovel

Re-adventurE

Aerer · Sci-fi
Not enough ratings
1 Chs

Vandetta

" Berpencar!!! Sehebat apapun orang itu, tidak mungkin keluar dari Gedung Seratus lantai ini tanpa melewati Lift ataupun tangga. Periksa setiap inci dari ruangan di gedung ini. "

Seorang pria yang berpakaian Polisi lengkap dengan senjata dan helm, terlihat berteriak kepada sekumpulan orang yang berpakaian sama dengannya.

Di dadanya tertulis nama Danuarta Pamersa, yang diwarna putih.

Tanpa menentang ucapannya, sekumpulan orang itu menuruti perkataan Danuarta dan berpencar ke setiap sudut ruangan. Sementara itu, Danuarta berpikir.

' Yah, itu berbeda cerita jika Orang itu salah satu dari mereka. '

Dengan kerja yang efisien dan cepat, para pasukan khusus polisi itu memeriksa setiap ruangan tanpa berhenti, tidak terkecuali dengan Danuarta.

Hingga akhirnya ia berhenti didepan sebuah ruangan dengan pintu besi yang memakai sistem sandi kartu otomatis.

* Bip *

* Bip *

Suara ketukan keyboard hologram yang khas terdengar, menandakan ada seseorang tengah mengetik sesuatu di dalam ruangan.

Namun pintunya terlihat terkunci, dan jumlah kartu yang tengah digunakan adalah 0. Danu langsung menyimpulkan sesuatu.

' Ini aneh, dia masih mengetik setelah mendengar suara langkah kaki kami? Apa pencuri hebat itu bodoh, tentu saja tidak. '

Selain Danu, semua polisi yang ada di lantai itu juga sudah bersiap dibelakangnya, siapa menunggu perintah selanjutnya dari Danu.

Danu sedikit menoleh ke belakang dan meminta pendapat anak buahnya, namun semuanya menggelengkan kepala, yang membuat Danu kembali berpikir.

' Apa kami melewatkan sesuatu tadi? Ini menjengkelkan... '

Danu terdiam sebentar sebelum membuat keputusan, ia mengencangkan pegangan tangannya di gagang senjata automatis miliknya, dan berkata dengan suara yang pelan namun jelas.

" Kita akan masuk! "

Ucap Danu, kemudian seluruh pasukan membuat operasi penyergapan yang mungkin sudah mereka latih bertahun-tahun karena terlihat rapih dan sistematis.

Salah satu Polisi Pasukan Khusus terlihat mengutak atik tombol sandi otomatis, kemudian tiba-tiba berhenti dan melirik kearah Danu dengan tatapan menunggu.

Dan tanpa mengeluarkan suara dari mulutnya, Danu mengangguk yang membuat Polisi itu membalasnya kembali dengan anggukan, dan menekan tombol " OK " di ujung bawah keyboard hologram.

Kemudian, pintu terbuka dan Danu langsung memimpin anak buahnya untuk masuk sambil menodongkan senjatanya kedepan jika ada serangan kejutan.

Namun, tidak ada tanda-tanda serangan yang dilancarkan, sehingga mereka dapat masuk dengan selamat. Dan merasakan bahwa tidak ada sedikitpun bercak kehadiran.

Pertanyaan Danu sebelumnya terjawab setelah melihat bahwa suara ketukan keyboard hologram bukan berasal dari ketukan sebenarnya, melainkan sebuah suara rekaman dari radio elektro yang saat ini ada diatas meja.

" Radio? "

Danu kemudian melepaskan pegangannya dari gagang senapan, dan mengambil Radio yang ada diatas meja dengan wajah bertanya-tanya.

Kemudian ia kembali menaruh Radio itu dan berfikir sambil memeriksa sekeliling.

' Tidak ada apa-apa diruangan ini, ini hanya gudang biasa, tapi kenapa menggunakan kunci khusus? '

Saat Danu masih bertanya-tanya, tiba tiba ia merasakan sedang ditatap dari balik kegelapan. Namun, tidak ada siapa-siapa kecuali ia dan anak buahnya.

" Bos, tidak apa-apa disini, apa mungkin alarmnya palsu? "

Mendengar salah satu anak buahnya mengutarakan pendapatnya, Danu menjawab sambil menggelengkan kepalanya.

" Tidak, itu tidak mungkin, Alarm dari Bank Indonesia saat ini merupakan salah satu yang paling kuat di dunia, karena dilengkapi System C-65 yang merupakan generasi keempat dari System Alarm Virtual, dan menurut sang pencipta, Garendra Tirtanadi, VAS yang ia ciptakan tidak mungkin diretas. "

Ucap Danu kepada anak buahnya, kemudian Danu kembali berpikir dalam hatinya.

' Walaupun aku bilang begitu, tapi kami sama sekali tidak menemukan orang itu, tidak ada laporan juga dari sektor lain, dan Brangkas utama ada di lantai ini, lalu kemana dia pergi? Apa dia memiliki ' itu ' dan lompat dari lantai 100 ini? '

Tiba-tiba suara ketukan keyboard hologram kembali terdengar, namun kali ini bukan berasal dari radio, melainkan ketukan keyboard hologram sesungguhnya.

Mendengar itu, Danu dan yang lainnya langsung menoleh kearah belakang, dan disana mereka melihat seorang Pria dengan topeng berwajah senyum yang merentangkan tangannya.

" Kau, Vandetta !!! "

Vandetta, mungkin dunia lebih mengenalnya sebagai nama sebuah organisasi, namun untuk Indonesia, Vandetta adalah momok bagi siapa saja yang memiliki Uang.

Simbol dari kengerian para orang kaya, Pencuri hebat yang sudah mencuri Puluhan Triliun Rupiah sejak ia mulai beraksi 2 tahun lalu.

Salah satu buronan paling di cari oleh Pemerintahan Indonesia. Vandetta sang pencuri agung, begitulah orang-orang menyebutnya.

Mendengar dia disebut Vandetta, Pria bertopeng itu tidak senang sama sekali.

" Lagi dan Lagi, kalian menyebutku dengan sebutan norak itu. "

* Bip. *

Kemudian, pintu dari ruangan itu perlahan menutup, para Polisi yang tertegun akibat kemunculan salah satu buronan terbesar di dunia itu belum menembakkan satu peluru pun.

Melihat itu, Danu yang kaget dan panik langsung berteriak kepada seluruh anak buahnya.

" Tembak!!! "

Mendengar perintah Danu, seluruh polisi yang ada di ruangan, langsung menarik pelatuk mereka dan menembakan peluru dari senjata yang ada di tangan mereka.

* Dar *

* Dar *

Ruangan sedikit bercahaya akibat ledakan peluru yang dikeluarkan, Pintu yang belum tertutup sepenuhnya memungkinkan peluru-peluru untuk keluar dan mengenai Vandetta.

Namun, Vandetta sama sekali tidak memiliki niat untuk menghindar, ia malah mengeluarkan sebuah kata.

" Realistic to Fiction, Restore Act "

Dan dalam sekejap mata, seluruh peluru yang ditembakkan kearah Vandetta menghilang, semua orang juga sadar dari lamunan mereka dengan wajah kaget, tidak terkecuali dengan Danu.

Pikiran mereka semua sama.

" Apa itu tadi. "

Namun, sebelum mereka dapat menyuarakan pikiran mereka, Pintu telah tertutup sepenuhnya yang diiringi dengan suara mengejek dari Vandetta.

" Selamat tinggal Budak Masyarakat. "

* Bip *

Pintu tertutup, dan terkunci dari luar, Danu yang lebih dulu sembuh dari kebingungannya langsung mendekati pintu dan berusaha membukanya.

Namun, tentu saja tidak dapat dibuka dari dalam tanpa sebuah key-card. Dengan kesal, Danu memukulkan tinjunya ke pintu besi sambil berpikir.

' Cih, kami dibodohi olehnya! '

Namun, kekesalan Danu langsung hilang karena ia harus tetap menjaga wibawanya dihadapan para anak buahnya, kemudian berpikir dengan pikiran yang rasional.

" Tapi kejadian tadi meluruskan kecurigaanku, salah satu Pencuri paling hebat sepanjang sejarah, Vandetta, adalah salha satu dari orang orang ' itu ', aku harus melaporkannya kepada Anya. "

Danu lantas mengeluarkan sebuah benda yang berbentuk seperti telepon, dan mengeluarkan beberapa patah kata.

" Buka panggilan, Anya. "

Setelah itu, bunyi bip terdengar pelan dari alat yang berbentuk seperti telepon genggam itu. Sebelum sebuah suara wanita terdengar membalas panggilan Danu.

" Kenapa kau meneleponku Dan, bukankah kau seharusnya sibuk menangkap si Vandetta itu? "

" Maaf, tapi kami diperdaya olehnya, dia berhasil kabur dan kami terkunci di salah satu ruangan dengan Kunci otomatis. "

Mendengar itu Anya terdengar menggerutu dari balik telepon.

" Che, dasar tidak berguna, kalau begitu biar aku saja yang membunuhnya. "

Sebelum Anya menutup panggilannya, Danu langsung berkata.

" Tunggu sebentar. "

Anya terlihat lebih kesal karena Danu berbicara lagi.

" Ada apa lagi? "

Danu kemudian memasang wajah serius dan kembali berbicara kepada Anya.

" Orang itu... Vandetta... Dia salah satu dari kalian. "

Ucap Danu, terdengar samar namun Anya tahu apa yang dimaksud Danu, dan terlihat sedikit bahagia dari balik telepon.

" Hoho, jadi begitu ya, sudah kuduga... ini menjelaskan bagaimana ia selalu bisa lolos dari kejaran para Polisi yang mengincarnya. "

Danu hanya terdiam, dan suara Anya kembali terdengar dari balik telepon, terlihat sangat bahagia.

" Jika itu pengguna BEASTS power, maka aku tidak perlu khawatir jika membunuhnya, ya kan? "

Danu, dengan enggan mengiyakan ucapan Anya.

" Um.. tapi- "

Namun, sebelum Danu dapat melanjutkan ucapannya, Anya sudah menutup teleponnya dan meninggalkan suara bip khas yang menandakan telepon telah ditutup.

Danu hanya dapat menghela nafas dan berpikir dengan pasrah.

'*sigh* wanita itu...'

Namun, ia kembali memasang tatapan serius saat memikirkan kembali apa yang Vandetta lakukan kepada peluru yang ia dan anak buahnya tembakkan.

' Tapi berhati-hatilah Anya, kekuatan si Vandetta itu... aku sama sekali tidak mengerti, apa itu memang BEASTS power... '

Setelah itu, Danu menggelengkan kepalanya dan membantu anak buahnya untuk membuka pintu dan keluar secepatnya untuk membantu Anya.