webnovel

Bab 6

"Ayo jalan Ra." Ajak Rayhan lagi.

"Dih, gue tanya Lo chat apa, malah ngajak jalan. Ga jelas."

"Ya itu, gue chat Lo buat ngajakin jalan. Malah Lo nya ga bales." Jawab Rayhan.

"Masa?"

"Iya. Ntar malem jalan ya." Ajak Rayhan lagi.

"Ga bisa. Sibuk gue." Tolak Nara. Nara hanya takut jika Rayhan hanya main-main.

"Ayo dong Ra, gue lagi jomblo nih!" Ajak Rayhan lagi.

"Lah? Ya bodo amat sih. Gue gak peduli." ucap Nara. Sedangkan, Tika dan Risna yang duduk di bangku belakang Nara hanya tertawa.

"Ck. Gue traktir makan deh!" Ucap Rayhan masih berusaha membujuk Nara.

"Gue lagi diet." ucap Nara santai sambil memainkan hp nya.

"Badan Lo udah kecil, Lo mau diet lagi tuh pengen punya badan cuma tulang doang?"

Rayhan memperhatikan tubuh Nara yang menurutnya sangat kecil, karena gadis itu memiliki badan yang lumayan tinggi.

"Ya suka-suka gue dong." Jawab Nara seadanya.

"Lo mau jadi tiang? Kurus tinggi gitu?"

"Lo mending pergi deh, daripada disini cuma ngoceh doang." Usir Nara.

"Gue beliin es krim deh. Mau kan?" Tawar Rayhan lagi. Dia tidak bosan untuk membujuk gadis itu, namun Nara tetap menggeleng.

"Coklat?"

"Gue diet"

"Boneka?"

"Gue diet"

"Gue nawarin boneka yaa, lo bilang diet juga? Jadi, boneka lo makan juga Ra?" Tanya Rayhan dengan ekspresi terkejut.

Nara yang menyadari ucapan nya keliru langsung menoleh pada Rayhan.

"Gue gak makan boneka ya, maksudnya tuh gue udah punya banyak boneka." ralat Nara.

"Halah, lo bilang tadi diet. Ternyata cemilan lo itu boneka juga ya. Baru tau sih gue." goda Rayhan sambil tersenyum jail.

Nara menatap Rayhan dengan tajam.

"Berisik! Balik deh lo ke bangku sendiri" ketus Nara.

"Ngapain? Gue mau duduk di sini aja." ucap Rayhan santai sambil bersedekap di dada.

"Sena mau duduk. Mending lo pergi deh!" Ucap Nara sambil mendorong-dorong bahu Rayhan.

"Lo mau duduk Na?" Tanya Rayhan pada Sena yang sedang berdiri di samping Nara. Gadis itu sudah berdiri disana sejak tadi, sebenarnya dia sudah capek berdiri. Tapi Rayhan si  keras kepala itu tidak mau pergi dari tempat duduknya.

"Ya iya lah." Bukan Sena yang menjawab, tapi Nara.

"Gue nanya ke Sena, Nara cantik, bukan ke Lo." ucap Rayhan sambil menatap tajam mata Nara.

"Yaudah sih, B aja tuh mata. Mau gue colok lo?" Ucap Nara kesal. Jujur saja, Nara takut melihat mata Rayhan yang menatap nya dengan tajam. Mata dengan bola mata hitam legam itu, terlihat menakutkan saat menatapnya tajam tadi. 

"Lo mau duduk?" Tanya Rayhan lagi, pada Sena.

"Iya lah!" Jawab Sena kesal. Dia jadi ikut kesal saat Rayhan masih bertahan duduk ditempatnya. Kakinya sudah lelah.

"Devano sendiri tuh, lo duduk aja sama dia." ucap Rayhan setelah melihat Devano duduk sendiri dengan kepala menunduk, ia yakin jika anak itu sedang memainkan ponselnya.

"Ck. Gue mau duduk depan aja." ucap Sena kesal.

"Udah deh, lo di belakang aja. Devano pacar lo kan? Sebagai cowok yang ganteng dan baik, gue kasih kesempatan buat lo untuk duduk sama Vano. Biar bisa sekalian pacaran dibelakang." Ucap Rayhan santai.

"Udah deh mending lo minggir," ucap Nara . Dia tidak bisa jika harus duduk dengan cowok. Bisa gak fokus belajar kalo kaya gini, pikirnya.

Nara terus saja mendorong-dorong bahu Rayhan, hingga cowok itu hampir hilang kendali. Rayhan hampir jatuh dari kursi jika tadi tidak berpegangan pada meja disebelahnya.

"Diem deh! Gue mau duduk di depan gak usah berisik!" Rayhan berkata dengan nada lumayan tinggi. Kelas yang semula terdengar sangat ramai dan berisik, menjadi sepi saat mendengar suara keras milik Rayhan. Dia sudah kesal dengan penolakan Nara pada dirinya.

Nara menatap Rayhan dengan mata berkaca-kaca. Dia malu sudah di bentak di depan semua teman-teman nya seperti ini.

"Biasa aja kalo ngomong. Gak usah bentak-bentak bisa kan?" Ucap Nara dengan suara bergetar, lalu pandangan nya beralih pada Sena yang masih berdiri. "Lo duduk di sini aja Na, biar gue yang duduk sama Vano." ucap Nara lalu menyambar tas nya yang ia letakkan di atas meja dengan cepat.

"Ra, gue gak---"

"Rayhan duduk, kenapa kamu berdiri seperti itu? Pelajaran akan segera bapak mulai" Tegur pak Arif yang baru saja memasuki kelas.

Rayhan menoleh ke arah pak Arif yang sudah duduk di kursi guru. Lalu dia mendudukkan dirinya di kursi nya, lebih tepatnya kursi Sena.

"Gak papa kan?" Tanya Vano pada Nara. Dia cukup iba dengan Nara. Karena ia tau selama sekolah di sini, Nara sangat di segani tidak pernah sampai di bentak seperti ini.

"Gak papa kok." jawab Nara tersenyum.

Saat proses pembelajaran berlangsung. Rayhan benar-benar tidak bisa berkonsentrasi, pikiran nya terus melayang pada Nara. Dia menyesal telah membentak Nara. Sesekali dia menoleh ke belakang, dia bisa melihat Nara yang sedang serius mendengarkan penjelasan dari pak Arif, guru Biologi.

Setelah berjam-jam mengikuti pelajaran. Kini saat nya siswa untuk istirahat, Rayhan melihat Nara yang berjalan ke depan dengan senyuman yang menghiasi bibirnya.

"Kantin yuk guys," ajak Nara pada teman-teman nya.

"Kuy!" Kemudian Nara dan teman-teman nya berjalan beriringan menuju kantin.

Rayhan tidak ingin merusak mood Nara untuk saat ini, karena dia tau, jika ia meminta maaf sekarang, pasti mood makan gadis itu akan hilang. Mungkin setelah Nara kembali dari kantin, ia akan meminta maaf karena sudah membentaknya tadi.

"Ray," Panggil Vernon.

Rayhan menoleh. "Kenapa?"

"Lo kok bisa ngebentak Nara, sih? Kaya nya dia tadi gak ngapa-ngapain lo kan?" Tanya Vernon.

"Gue gak tau. Spontan aja gitu, keluar dari mulut gue." jawab Rayhan lesu.

"Dia itu paling gak bisa di bentak, Ray. Maksudnya anaknya kan juga ceria gitu bawaannya." ucap Sandi.

"Iya gue tau. Nanti gue bakalan minta maaf sama dia." ucap Rayhan.

"Yaudah, lebih baik sekarang kita makan." ajak Riki.

"Ck. Lo mah makan mulu isi nya." cibir Sandi sambil memukul pelan perut buncit milik Riki, setelah itu dia langsung lari keluar kelas.

"Woy! San! Sini lo!" Teriak Riki sambil berlari menyusul Sandi.

Rayhan dan Vernon hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah kedua temannya. Lalu mereka melangkah menuju kantin.

¤¤¤

"Gue gak nyangka, kalo si Rayhan bakalan bentak lo kaya tadi." ucap Nanda sambil menikmati bakso nya.

"Gue juga gak tau, padahal omongan gue juga gak bentak-bentak dia." ucap Nara.

"Lagi PMS kali." celetuk Risna.

"Iya kali. Mungkin masih hari pertama." timpal Tika.

"Lagian kenapa dia bisa sampe emosi gitu sih? Heran gue. Kalo mau duduk di situ yaudah duduk aja, gak usah bentak-bentak temen gue juga. Ikut kesel deh gue." gerutu Nanda.

"Dia kaya gitu karena jomblo kali." ucap Sena sambil tertawa.

"Nah, bisa jadi tuh!" Celetuk Nara ikut tertawa.

"Gue pengen beli es teh. Kalian mau nitip ga?" Tanya Risna.

"Gue mau es jeruk aja deh Ris. Nitip ya, ntar uangnya gue ganti." Ucap Nara.

"Ya elah kaya sama siapa aja. Santai aja kenapa sih. Yang lain ada mau nitip ga?"

"Gue mau air mineral aja deh Ris, haus banget." Tika ikut bersuara.

"Gue juga mau air mineral." Sambung Farah.

"Lo ga boleh nitip, karena banyak barang titipan, Lo harus ikut." Kata Risna saat Sena baru saja ingin berucap.

"Gue juga mau nitip. Malah Lo ajakin, sama aja boong ini mah." Gerutu Sena.

"Udah ayo!" Risna menarik tangan Sena dan segera pergi untuk membeli minuman.

Rayhan yang baru saja memasuki kantin bersama Vernon, mengedarkan pandangan nya untuk mencari Sandi dan Riki. Namun, matanya menangkap seorang gadis yang sedang tertawa bersama teman-teman nya.

"Cewek kaya Nara gitu, gue bentak sampe mau nangis? Emang bego gue." batin Rayhan.

"Tuh Riki sama Sandi, Ray, kesana yok!" Ajak Vernon setelah menemukan kedua sahabatnya yang duduk di pojok kantin.

"Yuk!" Mereka berdua berjalan menuju pojok kantin, tentunya dengan melewati meja Nara dan teman-teman nya.

Rayhan sempat melirik Nara saat melewati gadis itu. Namun, Nara tak menyadari lirikan itu, dia terlalu fokus dengan makanan nya.

"Ngelirik siapa lo?" Tanya Vernon pada Rayhan. Dia tau jika sahabatnya itu melihat Nara.

"Ngelirik makanan nya anak cewek, siapa tau gue minat." jawab Rayhan asal.

"Ck. Gaya lo! Lo suka Ray sama Nara?"

Rayhan hanya diam. Dia juga tidak bisa mengerti tentang perasaan nya sendiri.

---