1 PESTA DI HARI KEMATIAN SANG RATU

Izax menari-nari dengan langkahnya yang riang, seolah-olah menjadi pusat perhatian di tengah-tengah kedai bar pada malam itu. Dia mengocok-ngocokkan kakinya sambil bergurau dengan menyanyikan mantra-mantra sihir kematian terlarang. Beberapa orang di dalam bar merespon lelucon Izax dengan berbagai ekspresi dan perasaan. Ada yang ikut bergurau, "Lebih keras lagi, Bung!!! Biarkan dunia berakhir dan kiamat dengan mantra magis dan suara fals mu itu, hahaha." Namun, ada juga yang mengeluh dan memintanya untuk berhenti.

"Kelucuanmu itu tidak pantas, teman. Apakah kau ingin mengutuk Ratu hingga mati dengan cara seperti itu?" Ujar seseorang dengan nada serius.

Izax menyahut pertanyaan itu dengan senda guraunya, "Santai saja, teman. Ratu tidak akan mati dengan penyihir kelas bawah sepertiku ini. Kalaupun Ratu Viorella selemah itu, tidak mungkin dia masih hidup selama 40 tahun sampai sekarang."

Orang tersebut sepertinya semakin marah, setelah mendengar jawaban dari Izax yang terlihat sangat santai dan gembira.

Situasi semakin memanas, dan Rossel, pemilik bar, akhirnya muncul dari dapur untuk menghentikan kelakuan bodoh Izax. Rossel, seorang pria berumur 30 tahun dengan tubuh kekar, jenggot tipis, dan kepala botak, dia telah lama bersahabat dengan Izax sejak kecil. Jadi, dia sudah terbiasa dengan tingkah laku temannya yang agak ceroboh dan gila itu.

Rossel berkata, "Hoii, Badut Pencuri, perihal apa lagi yang membuatmu bergembira hari ini? Apakah kau berhasil menemukan harta rahasia kerajaan yang selama ini kau cari? atau akhirnya kau berhasil mendapatkan gulungan sihir dari 100 tahun lalu yang berisi ramuan keabadian?"

Izax mendekati Rossel dan menghentikan kelakuan bodohnya. Sambil tersenyum sombong layaknya poster-poster badut sirkus yang menakutkan, dia berkata, "Tidak, lebih dari itu! Besok malam, ketika bulan purnama mencapai puncaknya, aku diundang secara langsung untuk bertemu Ratu Viorella!! Ya, kau tidak salah dengar....DIUNDANG LANGSUNG!!! Sepertinya aku akan pensiun dari kehidupanku sebagai seorang pencuri dan fokus menjadi badut pribadi Sang Ratu untuk sisa hidupku...Hahaha! Tunggu sebentar, sebelum kau menertawakan karir baruku, biar kuperlihatkan surat rekomendasi dari kerajaan, agar kau tidak mengira aku cuman mengigau atau bercanda."

Izax membuka gulungan surat dan memberikannya kepada sahabat lamanya itu. Sementara itu, Rossel membaca surat tersebut dengan ekspresi kaget dan bingung.

"Undangan terhormat," gumam Rossel, sebelum akhirnya dia disela oleh Izax yang memintanya untuk membacakan isi surat tersebut dengan lebih lantang dan tegas.

"Sialan...Ehemm....UNDANGAN TERHORMAT!" Rossel membacanya sesuai dengan arahan Izax, dia berteriak dengan lebih lantang.

semua orang di bar itu terkejut dan terdiam, pandangan mereka tertuju pada Sang Pemilik Bar, Rossel.

"UNDANGAN TERHORMAT! DARI RATU VIORELLA....KEPADA IZAX VERRANTIA, TERKAIT DENGAN RUMOR DAN ISU YANG BEREDAR DI KERAJAAN GOLDENRISE....

Kami dengan ini menyatakan bahwa Anda akan dipromosikan menjadi Alchemist dan Penyihir Kerajaan, dikarenakan bakat Anda yang luar biasa yang telah kami pantau selama beberapa bulan terakhir ini. Pernyataan ini langsung ditulis oleh Sang Ratu Kerajaan Goldenrise, Viorella Zahwa."

Setelah Rossel membacakan surat tersebut, Izax dengan antusias dan riang mengeluarkan sekantong pundi-pundi uang, yang mungkin hasil dari curiannya juga hari itu, dengan maksud untuk mentraktir siapa pun yang ada di bar malam itu. Ia merasa gembira dan bersyukur karena akan diangkat menjadi Alchemist dan Penyihir Kerajaan yang resmi. Apalagi pesan tersebut langsung dikirimkan oleh Sang Ratu Viorella yang terkenal dengan kebijaksanaannya.

Dengan suara falsnya yang khas, Izax berbicara dengan semangat untuk meninggikan diri di hadapan pelanggan bar dan sahabat lamanya itu. "Biarkan....Izax, Sang Badut Alchemist Kerajaan ini, memimpin pesta dadakan malam ini. Bersulang Hahahaha....."

Semua orang di bar bergembira, merayakan prestasi Izax dengan tepuk tangan, nyanyian dan sorakan yang riuh. Namun, Rossel, sang pemilik bar, masih memandang Izax dengan tatapan serius, seakan-akan ada sesuatu yang dipertanyakan terkait pencapaian sahabatnya itu.

"Hoii, Badut Pencuri, apakah kau tidak merasa ada yang aneh dengan isi surat ini? Lagipula, siapa yang mengirimkan surat ini langsung ke tanganmu?" Rossel mengembalikan gulungan surat kepada Izax dengan pandangan tajam.

Izax menjawab pertanyaan temannya dengan meremehkan, "Kau meragukan perkataan Ratu Viorella yang diwakilkan melalui surat ini? Apakah kau benar-benar rakyat Goldenrise yang bermartabat? Wahai sahabatku. Tenang saja... Surat ini diberikan langsung oleh pengawal ratu, si Ophiveus yang terkenal dengan sifat arogan dan pemarahnya."

"Baiklah, akan kuterima uang curianmu ini...Tapi, sebagai temanmu, aku memperingatkanmu. Ada sesuatu yang aneh dari surat ini. Hanya itu.." Kata Rossel sambil mengambil uang tersebut dan kembali ke dapur untuk menyiapkan tambahan minuman dan makanan untuk pesta kenaikan jabatan sahabatnya malam itu.

Seorang pelanggan yang sempat mengomentari serius lelucon Izax di awal tadi memilih untuk keluar dari bar. Izax berpikir mungkin karena orang itu merasa direndahkan setelah mengetahui prestasi yang diraihnya malam itu.

Orang-orang di bar tersebut mengangkat Izax ke udara sambil berteriak "IZAX SANG JUARA!!! IZAX SANG JUARA!!! IZAX SANG JUARA!!!"

.

.

.

Malam semakin larut, dan suara pesta semakin berkumandang di Bar Rossel. Seperti sinar rembulan yang tak terhalang awan malam kala itu, suasana penuh semangat dan sukacita. Namun, di tengah kegembiraan itu, Izax tak bisa menghilangkan keraguan yang mulai mengusik pikirannya.

Ia merenungkan perkataan temannya beberapa jam yang lalu, membedah setiap kalimat dari isi surat promosi yang diterimanya. Semakin ia berdansa dan bergembira, pikirannya semakin dalam mempertanyakan setiap kata-kata yang mungkin tampak mencurigakan.

Hingga akhirnya, pikirannya mencapai ke satu pertanyaan yang merubah perasaannya 180 derajat. Dia bergumam dalam hati, "Telah kami pantau beberapa bulan lalu?...Sejak kapan? Mulai kapan pihak kerajaan memantau aktivitas keseharianku? Sejauh mana mereka mengetahui rahasia diriku? Tidak mungkin Ratu mengangkat seseorang hanya dari rumor dan isu yang beredar di kerajaan kan?"

Ketidakpastian itu telah meredupkan semangat yang sebelumnya berdentang begitu gembira. Izax merasa bahwa ia harus segera mencari jawaban atas pertanyaan yang memenuhi pikirannya itu. Namun kepada siapa seharusnya dia mencarinya? kebingungan merajai pemikiran Izax.

Izax dengan ragu berjalan menuju ujung meja bar, mencari tempat untuk berdiam diri dan meredakan kebingungannya. Pikirannya masih terpenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan "Siapa? Kenapa? Kapan? Bagaimana? apa saja? dsb" Di tengah keraguannya itu, ia merasa harus menyudahi pesta yang telah dia mulai pada malam itu.

Sudah berapa banyak gelas bir yang ia teguk? sudah berapa banyak makanan yang disantapnya untuk merayakan kesuksesannya? Izax tidak bisa mengingatnya lagi, pendengarannya masih dipenuhi oleh pertanyaan tentang pihak kerajaan yang mengawasinya. Sepertinya ada beberapa rahasia yang ingin disembunyikannya, dan itu membuatnya gelisah.

Saat ia berusaha mengumpulkan pikirannya, lelah yang menyergapnya akhirnya membuatnya tertidur di atas meja bar dengan gelas bir masih di genggamannya. Malam itu terus berlalu, dan pesta perayaannya masih berlanjut tanpa kehadiran sang pemilik pesta.

.

.

.

Namun suasana yang riuh itu mendadak berubah ketika lonceng di luar bar berdering dengan keras. Lonceng-lonceng itu memberi tahu seluruh kerajaan tentang kabar duka yang menerpa mereka. Ketegangan langsung mengisi ruangan, dan semua orang terkejut mendengar berita tentang kematian Ratu Viorella, Sang Pemimpin yang bijaksana, anggun, cerdas, dan berwibawa kini telah tiada.

[TRENGG TRENGG TRENGGG!!!!]

Izax terbangun oleh gemuruh lonceng yang sangat keras, dan dengan cepat menyadari betapa seriusnya berita yang baru saja diterimanya. Pikirannya kembali dipenuhi oleh pertanyaan-pertanyaan gelap. Hari ini seharusnya ia bertemu dengan Sang Ratu, "Tapi...apa yang sebenarnya terjadi?"

Dalam kebingugannya, Izax merenung sejenak. Semua orang meninggalkan bar dengan cepat menuju istana untuk menghadiri peringatan Sang Ratu yang telah tiada. Hanya tertinggal dirinya, Rossel dan seorang gadis muda yang mendekatinya dengan ekspresi tajam.

Gadis itu menuduh Izax sebagai penyebab kematian Sang Ratu karena leluconnya malam tadi. "Kau....Pasti ini semua gara-gara kau mengucapkan mantra-mantra kematian seperti itu... Aku tahu kau bukan penyihir sembarangan, jangan mentang-mentang kau mahir melakukan sihir, jadinya kau bisa mempercandakan hal tersebut..Kau.....PEMBUNUH!!!"

Sang gadis kemudian menampar Izax dengan sangat keras sampai membuatnya terjatuh ke lantai. Sementara itu, Rossel yang terpaku pada meja kasrinya, tiba-tiba melepaskan tangisnya yang terdalam. Pria kekar itu mengisi seluruh ruangan Bar miliknya dengan tangisannya yang sangat kencang.

Setelah menampar dirinya, Si Gadis tadi langsung keluar dari bar begitu saja tanpa mengucapkan sepatah dua patah kata lagi.

Izax masih tergeletak di lantai, memperhatikan Rossel yang sedang menangis. Dalam keadaan penuh keraguan, dia menyaksikan sahabatnya yang berpostur kekar dan berotot menangis dengan lantang. Meskipun terlihat tidak cocok dengan fisiknya, Rossel menunjukkan sisi manusia yang lembut dan emosional.

Setelah terlalu lama berdiam, akhirnya Izax mengumpulkan energi untuk mengeluarkan kata pertamanya untuk hari ini.

dengan membesarkan kedua bola matanya, Izax sambil menghirup udara dan mengucapkan "Hah" suaranya terdengar ragu, tapi pada intinya dia sudah mengawali hari dengan kata pembuka yang singkat, padat dan jelas.

Izax kemudian berdiri tegak, mengusap kembali kedua matanya untuk sepenuhnya bangkit dari lamunannya, dan dengan penuh semangat, ia mengeluarkan teriakan untuk mengimbangi tangisan temannya itu..

"HAAAAAAAAAAAH!!!!!!!"

avataravatar