webnovel

Ratu Kejam Untuk Raja Dingin

"Aku memang terlatih menjadi senjata, jadi tidak salah bukan jika aku kejam dan beringas? Lagi pun aku adalah mantan mafia ... Meskipun sekarang aku adalah Ratu kejam untuk Raja Dingin." ~ Freya

Penulislepas · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

1. Charllote

Seorang wanita berusia 25 tahunan berlari di atas sebuah bangun pencakar langit, berlarinya wanita bersenjatakan tembakan api, dikejar tiga pria dan tiga wanita berjas hitam. Wanita berambut pirang hitam putih sepinggang, dengan mata hitam pekat penuh ketenangan, melontarkan isi senapannya tatkala para pengejar yang mengikutinya menembakkan peluru ke arahnya.

"Ck! Sekumpulan sampah, apa mereka pikir jumlah mereka membuatku takut?" decak wanita itu sambil membidik satu persatu musuh dalam sekali tatapan.

Degungan dari banyak senjata api bergema keras, memperingatkan semua orang yang ada di sana untuk berhati-hati jika tidak ingin mati. Pertarungan antara senjata api terus berlanjut, ketika tidak ada di antara ke dua bela pihak yang ingin mengalah.

Wanita 25 tahun itu adalah Charllote, seorang mafia dari agent tersembunyi yang baru beberapa tahun berdiri. Charllote seorang anak yatim, dibeli saat berumur 5 tahun oleh seorang pemimpin mafia bernama Geralt. Berharap Charllote bisa menemukan cahaya ketika dirinya memutuskan ikut bersama Geralt, tapi tenyata pemikirannya itu hanyalah khayalan. Charllote justru dilatih menjadi senjata, diasingkan ke sebuah pulau terpencil bersama ratusan anak seumurannya, dilatih dengan keras dan bahkan dijadikan bahan penelitian oleh seorang profesor gila.

Awalnya, Charllote memang melakukan perlawanan keras karena paksaan mereka, namun karena pada saat itu dia hanya bocah kecil ingusan, apa yang bisa dia perbuat? Melawan pun percuma, apalagi kabur dari pulau terpencil itu. Sejak saat itu memaksakan Charllote untuk menerima takdirnya.

Charllote tentu masih ingat, bagaimana dia harus berlatih keras agar bisa mendapat makanan, bertarung hidup dan mati sesama rekan di dalam sebuah ruangan agar bisa keluar secara hidup, ditambah lagi dengan adanya profesor gila yang selalu menyuntik mereka dengan cairan-cairan aneh yang tidak mereka ketahui. Menerima pelatihan keras dari usia kecil membuat Charllote tumbuh menjadi sosok yang mengerikan. Hidup dalam kekerasan, mengajarkannya tumbuh menjadi kejam dan bengis.

Saat-saat kejam itu sudah berlalu selama 20 tahun, dari banyaknya ratusan jiwa yang dilatih hanya 10 nyawa saja yang bertahan. Charllote merupakan 10 di antara anak yang masih bertahan sampai sekarang. Karena Charllote bisa dikatakan bibit paling unggul di antara sembilan anak lainnya, dia mendapat posisi Wakil Pemimpin.

Kembali kepada situasi awal, Charllote bersembunyi di belakang tembok sambil mendengus pelan. Senjata yang dia pegang sudah kehabisan peluru, menjadikan situasinya sedikit sulit. Bukannya apa, Charllote hanya sendiri, sedangkan dia melawan enam orang yang dilatih bersamanya sejak kecil. Tentunya Charllote tahu seberapa kuat dan hebatnya mereka.

"Charllote, menyerahlah dan berikan koper itu pada kami. Kami akan membantumu berhadapan dengan Tuan, Tuan pasti akan mengampunimu." Terdengar suara seorang pria berteriak, dia adalah Keanu. Melihat Charllote tidak melakukan perlawanan lagi, Keanu meminta temannya yang lain untuk tidak menyerang lagi, dia tahu Charllote sudah kehabisan peluru.

Salah satu wanita berambut pendek berusia tidak jauh berbeda dengan Charllote menjatuhkan senjatanya, "Charllote, dengarkan dan ikutlah bersama kami. Kami akan membantumu beralasan di hadapan Tuan," teriak wanita berambut pendek bernama Leoni.

Berusaha membujuk dari pada melakukan perlawanan, ide yang cukup lumayan, lagi pun mereka tahu Charllote merupakan pemimpin di antara mereka, juga bisa dikatakan paling mengerti mereka. Mereka telah menjadi saudara sejak bertemu dari pulau terkutuk itu, dan berjanji akan saling melindungi. Tapi, tidak akan pernah mereka duga, akan ada saat di mana mereka harus melawan Charllote saudara sekaligus pemimpin mereka, meskipun mereka telah mendengar kabar Charllote berkhianat, tapi rasa persaudaraan mereka masih sangat kuat sehingga mereka percaya Charllote tidak mungkin berkhianat.

Mendengar bujukan dari Keanu dan Leoni, Charllote tersenyum tipis dan keluar dari tempat persembunyiannya. Mata hitamnya menatap 6 temannya yang sudah dia anggap sebagai saudaranya.

"Kalian, tidak perlu membujukku." Charllote menolak bujukan mereka, sebab tekadnya sudah kuat, dia tidak akan kembali lagi pada Tuannya, "Aku tidak akan mengalah," lanjut Charllote sambil menyunggingkan senyuman sinis.

Keanu mengumpat dalam hati, memaki betapa keras kepalanya Charllote. Membuat Keanu tidak bisa berlaku lembut lagi, dia tahu seberapa keras kepalanya Charllote, jika wanita sudah mengatakan itu maka kata itu akan terus berlanjut tidak ada perubahan.

Leoni menjadi dilema, di satu sisi dia tidak bisa membunuh Charllote, tapi di sisi lain perintah ini adalah tugas dari Tuannya. Charllote sendiri seperti Kakak bagi Leoni, bagaimana mungkin dia tidak dilema jika mendapat tugas seperti ini.

Bingung dan ragu membuat mereka berenam sulit menentukan, kaki mereka ingin mengejar Charllote dan menangkapnya, tapi hati mereka berkata enggan untuk melukai sosok pemimpin mereka.

Melihat mereka semua terdiam dan belum bertindak apapun, Charllote tersenyum tipis, kakinya secara perlahan mundur ke belakang membuat semua mata yang menatapnya terkejut, tentu mereka tahu apa yang ingin dilakukan Charllote.

Leoni berniat mengejar Charllote, mencegah Charllote menjatuhkan diri dari gedung pencakar langit. Tapi baru selangkah dia berjalan, Charllote langsung berteriak.

"Maju selangkah aku akan melompat!" Charlotte sudah berada di pinggir gedung membuat siapa saja memandangnya ngeri melihat tindakannya itu, "Ck! Kalian masih saja sama seperti dulu!" Charllote tertawa meledek. Sejenak dia memperhatikan pinggir pijakan kakinya, dapat dia lihat betapa tingginya gedung pencakar langit, dan mulai membayangkan seperti apa lagi bentuk tubuhnya jika dia jatuh ke bawah.

"Charllote, tenangkan dirimu! Kita bisa bicara baik-baik!" sahut seorang pria berambut kuning, pandangannya nanar seakan tidak sanggup melihat Charllote berdiri di pinggir gedung pencakar langit.

"Berbicara omong kosong kah? Jika aku mendengarkan kalian, kalian pasti menangkapku. Aku bukanlah orang bodoh, kalian harus ingat kita sudah hidup bersama selama dua puluh tahun," balas Charllote, kemudian dia membuka koper yang dia pegang dan mengeluarkan benda di dalamnya, "Apa kalian tahu benda ini?" Tangannya mengangkat sebuah batu kecil berwarna putih, meskipun batu itu terlihat biasa saja, tapi percayalah karena batu itu Charllote berakhir seperti sekarang, "Aku akan membawa mati batu sialan ini! Karena batu ini Troy dan Carline mati di reruntuhan gua! Aku bahkan tidak menyangka Tuan tidak peduli dengan kematian Troy dan Carline, dia justru memperdulikan batu sialan ini! Apa bagusnya batu ini selain mahal!" pekik Charllote sambil membuang koper yang dia genggam ke lantai dengan kasar.

Batu putih berbentuk lingkaran itu adalah batu permata yang kononnya memiliki legenda tersendiri, tidak hanya itu, ada sebagian mengatakan batu itu memiliki kekuatan sihir yang hebat. Bila batu itu di jual, uang triliunan juta bisa mereka miliki. Tapi karena batu itu, Charllote menjadi berkhianat, tidak, lebih tepatnya membela dua saudaranya yang telah mati karena berusaha membawa pulang batu itu.

Melihat tindakan Charllote yang mulai diluar kendali, semua orang berniat mendekatinya dan menahannya, tapi ... lagi-lagi gadis itu mengancam mereka dengan akan melompat jika mereka mendekat.

"Jangan mendekat!" Mata Charllote melotot disertai mimik wajah mengerikan, sesaat dia memandang batu kecil di tangannya, bisa dia lihat batu putih polos itu memiliki ukiran kecil di sana, meski tidak terlalu jelas tapi Charllote bisa melihatnya. Sesaat Charllote tersenyum pada batu itu dan kepada saudara seperjuangan hidup dan matinya. Dengan gerakan cepat, Charllote menelan batu itu membuat semua mata menatapnya melotot besar seakan hendak keluar dari songketnya.

"Charllote! Apa yang kau lakukan!" pekik Keanu keras, seakan tidak percaya Charllote baru saja menelan batu permata itu.

"Charllote, apa kau tahu betapa bahayanya menelan batu itu!" sahut Leoni lirih dengan pandangan nanar.

Alih-alih merasa takut telah memakan batu itu, Charllote justru mengukir senyum puas, terlihat sangat puas tidak ada lagi yang bisa mengambil batu itu darinya, "Hahaha ... sekarang kalian mau apa? Membelah tubuhku dan mengambil batu itu? Silakan ... itu pun jika kalian bisa!" Charllote membuka jas hitam yang dia kenakan, tampak sepasang bom melekat di tubuhnya, tanpa berpikir panjang lagi, Charllote menelan tombol di bom itu, membuat waktu bom itu berjalan.

Terbelalak semua mata melihat sepasang bom melekat di tubuh Charllote, siapa menduga gadis itu telah menyiapkan semuanya dengan sempurna tanpa diketahui saudara-saudaranya. Keanu dan saudara lainnya tidak bisa membiarkan bom itu meledak, selain membahayakan nyawa Charllote juga membahayakan pondasi gedung pencakar langit.

Tapi, Charllote tahu apa yang akan mereka lakukan, "Tidak perlu mendekat, bom ini hanya memiliki waktu lima belas detik. Kalian tidak akan sempat menjinakkannya," ungkap Charllote dengan senyuman hangat, untuk pertama dan terakhir kalinya dia bisa melukis senyuman seperti itu, seakan menunjukan kebebasannya tidak akan lama lagi datang. Tanpa berpikir apapun lagi, Charllote segera menjatuhkan dirinya ke bawah dengan cepat.

"Charllote!!!" teriak Keanu dan lainnya ketika melihat Charllote menjatuhkan dirinya ke bawah dengan senyuman.

Tidak butuh waktu lama Charllote terjun ke bawah, suara bom langsung terdengar memekikan banyak telinga. Dan seharusnya bom itu pasti membunuh Charllote secara berkeping-keping bersama batu permata itu.

Ayo berikan dukungan kalian agar cerita ini terus berlanjut ^-^

Penulislepascreators' thoughts