webnovel

Ratu Istana Gelap

“Menarik” kata seorang pria dengan wajah tegas dan mata yang tajam. “Dia berani menipuku? Orang ini sepertinya berani mempermainakanku? Benar-benar luar biasa!” Semua orang yang mendengar perkataannya hanya membisu ketakutan. Dialah Sang Kaisar dari dynasti yang sedang berkuasa saat ini. Ia bukan orang yang bodoh tapi cukup licik bagi sebagian orang. Masalah yang dihadapinya saat ini adalah, pengantin wanita yang akan ia nikahi melarikan diri. Wanita itu pergi dan mengirimkan seseorang yang lain kepadanya untuk dinikahi. “Kaisar, perlukan kami membunuh wanita ditandu itu?” Kaisar menoleh ke salah satu orang kepercayaanya. Tatapannya sangat dingin. Cukup mematikan dan membuat orang biasa mati berdiri. Ia terlihat sangat marah. Angkara murka tidak bisa ia sembunyikan dari mata indahnya. Meski ia terlihat tidak marah atau menaikkan nada bicaranya, namun sekali lagi. Hawa kamarnya benar-benar lebih mencekam dari pada sebuah rumah tua dengan banyak siluman di dalamnya. “Penasihat, Rong. Apa keuntungan yang bisa aku dapat dengan membunuh wanita yang ada di dalam tandu itu?” Penasihat tua berusia lebih dari setengah abad itu tidak bisa menjawab. Hal itu berarti… “Tidak ada bukan?” Kaisar bangkit dari tempat ia duduk. Ia mendekati kasim kepercayaannya. “Katakan, apa yang seharusnya aku lakukan kasim He yang cerdas?” Kasim itu tiba-tiba gemetar. Ia tidak memiliki jawaban atas perntanyaan itu. Selama melayani pria ini, kasim sudah melihat banyak kasim lain dibunuh hanya untuk satu kesalahan kecil. Kali ini, kaisar sedang tidak enak hati. Pertanyaan yang dilontarkannya, sudah tidak mungkin lagi ia jawab. Ia yang seorang kasim, mana mungkin berani memberi nasihat. “Am..ampun Yang Mulia, Hamba tidak pernah jatuh cinta. Jadi…” Kaisar mengangkat tangannya. Ia terlihat tidak suka mendengar jawaban kasim. ~Habis sudah. Aku akan mati hari ini. Kata kasim dalam hatinya~ Sementara itu di dalam tandu pengantin. Seorang wanita mengenakan pakaian serba indah dan mewah. Perhiasan menempel di seluruh tangan dan kepalanya. Wajahnya tidak buruk. Bibir yang merah dan ia terlihat sangat sempurna. Satu-satunya kesalahan di sini adalah. Tangan dan kakinya terikat. Ia nyaris tidak bisa bergerak. Mulutnya disumpal degan kain. Wanita ini jelas pengantin paling sial di dunia. Dialah Mei Hongli, guru dari Jia Li. Anak seorang jenderal besar yang harusnya menikah dengan Kaisar hari itu. Tapi gadis itu jatuh cinta pada pangeran Fudo. Kerabat dekat kaisar. Dengan sedikit tipu daya, ia berhasil mengelabuhi sang guru untuk dijadikan pengantin pengganti. “Kau selalu bercerita semua kebaikan Kaisar. Sekarang, Kau harus berterima kasih padaku, Guru” kata Jia sesaat sebelum Mei Hongli kehilangan kesadaraan beberapa waktu lalu. “Kau selalu bilang, menjadi permaisuri haruslah seseorang yang berbakat dan berbudi baik bukan? Kau menyiksaku dengan berbagai macam pelajaran setiap hari. Kini bagaimana kalau Kau buktikan, bahwa ilmu yang Kau ajarkan itu berguna?” “Jia, apa maksudmu? Mengapa tubuhku tidak bisa bergerak?” tanya Mei Hongli. Murid cantik belia dihadapannya mendekati tubuh Mei Hongli yang tersungkur lemas dilantai akibat racun pada teh. “Guru, aku telah meracunimu. Tapi tenang saja. Kau tidak akan mati.” “Lalu apa maumu?” Jia kembali berdiri dengan angkuh. Wanita itu terlihat seolah-olah menjadi dewa bagi nyawa gurunya saat ini. “Guru, Kau akan menggantikanku menikahi Kaisar besuk. Kau selalu mengatakan hal yang tidak berguna tentang menjadi wanita hebat sekelas permaisuri. Kau menyiksaku berhar-hari dengan semua etika kerajaan. Kini, Kau akan menggantikanku menjadi istri Kaisar. Kita lihat apa ilmumu benar-benar berguna? Atau malah, Kau akan mati ditangan pria itu?” jawab Jia sambil tertawa terbahak-terbahak. “Jia hentikan. Kau sudah gila!”

Rahel_Andrea_Go · Fantasy
Not enough ratings
4 Chs

Pernikahan Dengan Kaisar

"Menarik" kata seorang pria dengan wajah tegas dan mata yang tajam. "Dia berani menipuku? Orang ini sepertinya berani mempermainakanku? Benar-benar luar biasa!"

Semua orang yang mendengar perkataannya hanya membisu ketakutan. Dialah Sang Kaisar dari dynasti yang sedang berkuasa saat ini. Ia bukan orang yang bodoh tapi cukup licik bagi sebagian orang. Masalah yang dihadapinya saat ini adalah, pengantin wanita yang akan ia nikahi melarikan diri. Wanita itu pergi dan mengirimkan seseorang yang lain kepadanya untuk dinikahi.

"Kaisar, perlukan kami membunuh wanita ditandu itu?"

Kaisar menoleh ke salah satu orang kepercayaanya. Tatapannya sangat dingin. Cukup mematikan dan membuat orang biasa mati berdiri. Ia terlihat sangat marah. Angkara murka tidak bisa ia sembunyikan dari mata indahnya. Meski ia terlihat tidak marah atau menaikkan nada bicaranya, namun sekali lagi. Hawa kamarnya benar-benar lebih mencekam dari pada sebuah rumah tua dengan banyak siluman di dalamnya.

"Penasihat, Rong. Apa keuntungan yang bisa aku dapat dengan membunuh wanita yang ada di dalam tandu itu?"

Penasihat tua berusia lebih dari setengah abad itu tidak bisa menjawab. Hal itu berarti…

"Tidak ada bukan?"

Kaisar bangkit dari tempat ia duduk. Ia mendekati kasim kepercayaannya.

"Katakan, apa yang seharusnya aku lakukan kasim He yang cerdas?"

Kasim itu tiba-tiba gemetar. Ia tidak memiliki jawaban atas perntanyaan itu. Selama melayani pria ini, kasim sudah melihat banyak kasim lain dibunuh hanya untuk satu kesalahan kecil. Kali ini, kaisar sedang tidak enak hati. Pertanyaan yang dilontarkannya, sudah tidak mungkin lagi ia jawab. Ia yang seorang kasim, mana mungkin berani memberi nasihat.

"Am..ampun Yang Mulia, Hamba tidak pernah jatuh cinta. Jadi…"

Kaisar mengangkat tangannya. Ia terlihat tidak suka mendengar jawaban kasim.

~Habis sudah. Aku akan mati hari ini. Kata kasim dalam hatinya~

Sementara itu di dalam tandu pengantin. Seorang wanita mengenakan pakaian serba indah dan mewah. Perhiasan menempel di seluruh tangan dan kepalanya. Wajahnya tidak buruk. Bibir yang merah dan ia terlihat sangat sempurna. Satu-satunya kesalahan di sini adalah. Tangan dan kakinya terikat. Ia nyaris tidak bisa bergerak. Mulutnya disumpal degan kain. Wanita ini jelas pengantin paling sial di dunia.

Dialah Mei Hongli, guru dari Jia Li. Anak seorang jenderal besar yang harusnya menikah dengan Kaisar hari itu. Tapi gadis itu jatuh cinta pada pangeran Fudo. Kerabat dekat kaisar. Dengan sedikit tipu daya, ia berhasil mengelabuhi sang guru untuk dijadikan pengantin pengganti.

"Kau selalu bercerita semua kebaikan Kaisar. Sekarang, Kau harus berterima kasih padaku, Guru" kata Jia sesaat sebelum Mei Hongli kehilangan kesadaraan beberapa waktu lalu.

"Kau selalu bilang, menjadi permaisuri haruslah seseorang yang berbakat dan berbudi baik bukan? Kau menyiksaku dengan berbagai macam pelajaran setiap hari. Kini bagaimana kalau Kau buktikan, bahwa ilmu yang Kau ajarkan itu berguna?"

"Jia, apa maksudmu? Mengapa tubuhku tidak bisa bergerak?" tanya Mei Hongli.

Murid cantik belia dihadapannya mendekati tubuh Mei Hongli yang tersungkur lemas dilantai akibat racun pada teh.

"Guru, aku telah meracunimu. Tapi tenang saja. Kau tidak akan mati."

"Lalu apa maumu?"

Jia kembali berdiri dengan angkuh. Wanita itu terlihat seolah-olah menjadi dewa bagi nyawa gurunya saat ini.

"Guru, Kau akan menggantikanku menikahi Kaisar besuk. Kau selalu mengatakan hal yang tidak berguna tentang menjadi wanita hebat sekelas permaisuri. Kau menyiksaku berhar-hari dengan semua etika kerajaan. Kini, Kau akan menggantikanku menjadi istri Kaisar. Kita lihat apa ilmumu benar-benar berguna? Atau malah, Kau akan mati ditangan pria itu?" jawab Jia sambil tertawa terbahak-terbahak.

"Jia hentikan. Kau sudah gila!"

Wanita itu tidak mengubris sang guru. Ia pergi melenggang dengan penuh kemenangan. Tak lama Mei Hongli pingsan karena lemas. Saat ia terbangun, ia sudah ada di dalam tandu dan mendapati dirinya sudah dirias seperti seorang pengantin. Ia tidak bisa berteriak atau memohon bantuan. Tangan dan kakinya terikat. Mulutnya tersumpal. Dan lagi jika ia berteriak, maka semua orang akan menyadari ada yang aneh dengan pengantin di dalam tandu.

"Nona" seseorang membuka tandu.

Mei Hongli kembali dari lamunannya.

"Sudah waktunya tiba. Yang Mulai sudah menunggu."

Kata orang itu sambil melepas ikatan tali pada tangan dan kaki Mei Hongli. Tidak banyak yang tahu bahwa yang di dalam itu adalah Mei Hongli bukan Jia Li. Pada masa itu wanita dari kaum bangsawan harus menutup wajah mereka tanpa seorang pun layak melihatnya. Kecuali kalian adalah kaum bangsawan.

"Beri Hormat" kata pemandu acara pernikahan.

Mei Hongli dengan gemetar mengikuti setiap arahan. Semua undangan yang haris bertepuk tangan dengan meriah . Sungguh benar-benar mengerikan. Di saat semua wanita menginginkan sebuah pernikahan bahagia, Mei Hongli justru ketakutan setengah mati dihari pernikahannya.

Sejujurnya gadis itu tidak terlihat tua. Ia hanya selisih beberpa tahun dengan Jia Li. Ia tidak memiliki kekasih dan selalu berharap suatu hari akan menemukan orang yang tepat baginya. Itulah alasan mengapa ia mencari pekerjaan menjadi guru di rumah keluarga Li. Tidak disangka, hal itu yang akan membawanya dalam masalah besar.

"Selamat Yang Mulia. Yang Mulia Panjang Umur selamanya"

Sorakan tersebut yang mengakhiri upacara pernikahan Kasisar. Kini, kaisar membawanya ke kamar. Mei Hongli yang gemetar berlutut di lantai. Dengan wajah yang masih tertutupi dengan kain merah, ia berlutut di lantai dan tidak berani bergerak. Ia tahu, saat Kaisar membuka penutup wajahnya. Maka saat itulah nyawanya akan ditentukan.

Satu dua jam berlalu. Tidak terjadi apa-apa pada Mei Hongli. Keringat dingin terus mengucur ke kening wanita yang belutut di lantai. Sementara Kaisar, menikmati pemandangan itu dengan seyum liciknya.

"Jadi mau berapa lama, Kau akan berlutut di lantai?"

Pertanyaan itu membuat jantung Mei Hongli berdetak semakin kencang. Rasa-rasanya ia ingin lari sebisa mungkin. Orang yang ada di hadapannya adalah Kaisar. Kaisar yang ia selalu ceritakan pada saat kelasnya. Kaisar yang berkuasa dan bisa membuat nyawa melayang dalam sekejam. Kini, Jia Li menggunakan dirinya untuk menipu orang paling berkuasa itu.

"Hei! Aku bicara padamu! Apa kau tuli?" kata Kaisar dengan nada dingin lagi.

Dengan terbata-bata Mei Hongli menjawab.

"Yang Yang Mulia,..Ma..Maafkan saya"

"Minta maaf?" katakan apa kesalah yang sudah Kau perbuat?"

Mei Hongli semakin gemetar, kaisar dihadapannya bertanya. Ia bingung. Harus berkata jujur dan dipenggal seketika atau mengatakan kebohongan dan dipenggal saat ketahuan? Semuanya berakhir pada satu hal. Kematian.

"Diam saja? Apa kau tahu siapa aku?"

Mei Hongli belutut lebih dalam dengan wajah hingga ke lantai. Ia semakin takut.

Kaisar diam-diam menikamati pemandangan itu. Ia ingin tahu apa yang selanjutnya akan wanita itu katakan padanya.