webnovel

Tidak Memiliki Kebajikan Atau Kemampuan

Translator: Wave Literature Editor: Wave Literature

Kediaman keluarga Zhao ada di sudut kota kecil ini, untuk menuju ke sana harus melewati jalan setapak yang terjal.

Tidak banyak barang milik Fu Zhi yang ada di rumah keluarga Zhao. Hanya ada satu buku catatan, jam tangan mekanik, beberapa pakaian, pot tanaman yang diletakkan di ambang jendela, dan ponsel ultra yang tipis. Semua barang-barangnya itu cukup ia masukkan ke dalam tas saat bepergian.

Fu Zhi mengambil ponselnya yang ia letakkan di atas tempat tidur, saat itu kebetulan layarnya menyala dan menunjukkan beberapa panggilan tidak terjawab. Panggilan tidak terjawab itu dari satu nomor yang sama dan tidak terdaftar di kontak ponsel Fu Zhi.

Kemudian Fu Zhi pun menghubungi nomor itu dengan santai. Dengan segera sambungan telepon itu langsung terhubung. Suara dari orang yang dihubungi Fu Zhi itu terdengar penuh hormat dan hati-hati, "Aku dengar... Kepala Panti Asuhan telah menemukan keluarga baru untukmu?"

Fu Zhi mengaktifkan panggilan secara handsfree, karena saat ini ia sedang membereskan pakaian sambil mendengarkan telepon. Setelah mendengar pertanyaan orang tersebut, ia hanya menjawab singkat, "Iya."

Lawan bicara Fu Zhi pun merasa sedikit bingung, "Keluarga Lu tidak berada dalam lingkup keluarga yang kami pilihkan untukmu, dan kondisi anggota keluarga mereka sangat rumit... Aku harap kamu kembali dulu, baru kita bicarakan lagi keluarga baru untukmu. Bagaimana menurutmu?"

Fu Zhi seketika langsung menghentikan gerakannya sejenak, kemudian ia mengerucutkan bibir namun tidak berbicara. Selama ini Fu Zhi selalu menjadi anak yang pendiam. Selama bertahun-tahun, ia mampu menyimpan kebahagiaan dan kemarahan di dalam hatinya.

Setelah sekitar lima detik terdiam, lawan bicara Fu Zhi pun menghela napas dan berkompromi, "Jika kamu merasa tidak nyaman berada di keluarga Lu, jangan memaksakan diri, kamu langsung kembali saja ke rumah."

Setelah terdiam selama beberapa saat, akhirnya Fu Zhi pun menjawab dan ia berkata, "Bunga yang aku tanam di belakang kebun keluarga Zhao, ambil saja dan bawa pergi."

Ada sebuah tanah kosong yang tidak digunakan di halaman belakang rumah keluarga Zhao. Ketika Fu Zhi datang ke keluarga Zhao, ia menanam beberapa tanaman yang mengelilingi tanah itu dengan tanaman bunga yang tidak bisa disebutkan namanya.

Istrinya Zhao Mingquan sering mengeluh bahwa Fu Zhi lebih memperhatikan kegiatan tidak berguna ini daripada belajar. Awalnya Fu Zhi ingin menyerahkan bunga-bunga dan tanaman ini kepada mereka, tetapi sekarang ia merasa tidak perlu menyerahkan itu kepada mereka.

Lawan bicara Fu Zhi terdiam sejenak, kemudian dengan nada bicaranya sedikit tinggi ia bertanya, "Bukankah suhu dan tanahnya tidak sesuai? Apa benih itu bisa di tanam di sana?"

Fu Zhi pun menjawab, "Iya."

Seseorang yang menelepon Fu Zhi itu tampak sangat terkejut, "Baiklah, baiklah! Aku akan mengatur ahli untuk membawa para kesayangan itu kembali! Jangan khawatir, aku pasti akan menyayangi mereka melebihi Ibu Kandung mereka sendiri!"

"..."

Fu Zhi tidak ingin mendengarkan omong kosong pemberontak ini lagi. Ia pun langsung mematikan sambungan telepon dan mengucapkan selamat tinggal kepada Kepala Panti Asuhan, kemudian ia membawa tas sekolah kecil di punggungnya.

-

Langit di luar jendela tiba-tiba menjadi gelap dan angin dingin bertiup. Setelah melalui perjalanan dengan mobil selama empat jam, akhirnya mobil yang dinaiki Fu Zhi itu tiba di rumah keluarga Lu.

Keluarga Lu tinggal di kawasan perumahan yang mewah. Sebagai salah satu orang yang terkenal dan terbaik di kota Yucheng, bangunan vila keluarga Lu sangat megah. Beberapa pohon-pohon besar berjajar di luar vila. Sementara itu bangunan di dalamnya sebagian besar bergaya klasik, yang terasa enak dipandang.

"Papamu sudah kembali."

Saat memasuki vila, ada seorang wanita yang bertubuh tinggi dengan berat badan yang proporsional memakai baju cheongsam warna biru langit. Wanita tersebut sedang mondar-mandir di depan pintu vila sambil melihat ke arah jalan, kemudian ia segera menoleh ke belakang dan melihat pemuda yang ada di belakang.

Pemuda itu adalah putra kedua dari pasangan Lu Jingqing dan Xu Wei, ia bernama Lu Yushen.

Setelah melihat pasangan suami istri itu kembali bersama dengan seorang gadis kecil di belakang mereka yang dipikirkan sepanjang siang dan malam, Xu Wei pun dengan bersemangat berkata kepada putra keduanya, "Yushen, dia adik yang pernah Mama ceritakan kepadamu!"

Pemuda itu melihat ke arah yang ditunjuk Xu Wei. Adik perempuan yang lebih pendek dari ayahnya berjalan mengikuti ayahnya dari belakang.

Saat ini langit sudah mulai gelap, Fu Zhi merasa udara saat ini tidak terlalu panas. Wajah Fu Zhi yang putih, kini pipinya tampak kemerahan seperti bunga persik, dan pupilnya yang hitam dengan mata putih yang bersih.

Lu Yushen menatap adik angkatnya itu, perlahan ia menundukkan kepalanya perlahan tanpa minat. Sebaliknya, Xu Wei tidak menunggu siapa pun mendekat. Ia bergegas lebih dulu dan meraih tangan gadis kecil itu.

Setiap gerakan Xu Wei terlihat sangat elegan dan seolah berwibawa. Beberapa tahun yang lalu Fu Zhi bertemu dengannya dan Xu Wei sangat baik padanya. Xu Wei saat ini masih terlihat cantik seperti dulu, kecantikannya itu khas.

Fu Zhi bisa mencium aroma samar bunga aster pada tubuh wanita yang ada di depannya ini. Ia tidak terbiasa melakukan kontak fisik dengan orang lain, sehingga sikapnya terlihat kaku dan bingung saat dipeluk oleh wanita yang ada di depannya itu.

Tubuh yang hangat dan lembut mendekapnya, Xu Wei tidak bisa menahan air matanya memenuhi bulu matanya, ia seolah telah menghantam langit, "Zhizhi, Mama mengira sudah tidak ada kesempatan untuk membesarkanmu. Yang namanya kesulitan pasti ada kemudahan! Sekarang Mama sangat senang, Mama seperti sedang bermimpi!"

"Setiap hari Mama berdoa kepada Tuhan supaya kamu aman dan hidup dengan bahagia, semuanya berkat Tuhan. Tuhan mendengar doa Mama yang membuatmu menjadi yatim piatu lagi!"

Fu Zhi hanya diam mendengarkan Xu Wei berkata seperti itu kepadanya. Fu Zhi hanyalah seorang anak yang tidak memiliki kebajikan ataupun kemampuan apapun. Namun Xu Wei tidak peduli pada apapun dan hanya memeluk Fu Zhi sambil menangis.

Pandangan mata Lu Jingqing tertuju pada Fu Zhi dan istrinya yang sedang menangis. Dalam suasana sedih, ia mengangkat tangannya sambil mengangkat alisnya, kemudian ia menyarankan, "Lepaskan Zhizhi dulu, jangan berdiri di luar pintu. Biarkan dia masuk ke kamar untuk istirahat."

Xu Wei baru saja sadar bahwa mungkin saja putrinya tidak tahan dengan lalu lintas yang padat. Kemudian ia pun menyeka air matanya. Alih-alih peduli dengan ayah dan anaknya sendiri yang sedang berdiri di luar pintu itu, ia malah memeluk putrinya dan menarik putrinya itu masuk ke dalam vila.

"Zhizhi, Mama tidak tahu apa yang kamu suka. Jadi kamarmu diatur sesuai dengan desain asli vila ini. Lihatlah dulu, jika ada desain yang kamu inginkan, katakan saja pada Mama, nanti kami yang akan merenovasinya untukmu." Sambil bicara, Xu Wei membuka pintu kamar Fu Zhi.

Meskipun menyiapkan kamar untuk Zhizhi itu hanya dalam waktu yang singkat, namun tidak ada kekurangan pada dekorasi di dalam ruangannya. Seprai dan selimut semuanya berwarna merah muda, dan juga ada setumpuk boneka yang diletakkan di tempat tidur, berjajar dari tinggi ke rendah.

Dekorasi kamar ini didominasi dengan warna merah muda, sehingga suasananya terlihat sangat hangat saat berada di dalamnya.

Kamar ini sangat berbeda dari kamar Fu Zhi saat tinggal di keluarga Zhao. Ini bukan hanya tempat untuk beristirahat, tetapi juga rumah yang telah didekorasi dengan cermat.

Kemudian Fu Zhi berkata dengan lembut, "Terima kasih."

"Zhizhi, kita adalah keluarga. Kamu tidak perlu mengucapkan terima kasih kepada Mama, semua ini memang seharusnya Mama lakukan." Xu Wei memandang gadis kecil yang berdiri di depannya sambil tangannya mengelus kepala Fu Zhi, "Ini bukan pertama kalinya Papa dan Mama menjadi orang tua. Semua hal yang tidak tepat sudah dirasakan oleh Kakakmu. Kami akan berusaha memperlakukanmu dengan baik, Zhizhi juga harus menganggap kami sebagai keluargamu sendiri, mengerti?"

Fu Zhi perlahan menjawab saat tatapan lembut Xu Wei mengarah padanya, "Mengerti."