1 chapter 1 Pemilihan Selir

Raja Xiang jin memiliki lima orang istri yang mandul. Untuk itulah ia mengadakan perjamuan dengan seluruh penghuni istana untuk memilih selir baru. Para wanita dari kalangan mereka diperiksa oleh tabib Istana. Siapa saja yang memiliki ciri tertentu untuk bisa mengandung anak maka harus mau diperistri sang raja.

Ada sekitar seratus wanita diperiksa sang tabib, tapi tak satupun dari mereka yang memenuhi kecocokan untuk menjadi selir ke enam. Hal itu membuat Raja putus asa. Pada saat itu ada seorang wanita terbongkok-bongkok membawa kayu bakar di punggungnya melewati sang tabib, ia hendak menyuplai kayu bakar dapur istana.

Dengan sekilas pandang, sang tabib merasakan sesuatu yang berbeda.

"Hai kamu! datang dan segera bersamaku!" Wanita itu keheranan karena sebenarnya ia baru saja tiba dari hutan mencari kayu bakar. Ia tidak mengerti ada keributan apa di istana kerajaan.

Dengan begitu ia tak bisa menolak, karena itu pastilah titah raja.

Sang tabib memberinya minuman berupa akar-akar tanaman yang ditumbuk, lalu memberikan perasaan air daun sunke kedalam ramuan tersebut. Melihatnya saja membuat sang wanita hampir muntah.

"Kau harus meminumnya, jika ternyata engkau masih hidup maka engkau harus bersedia menikah dengan sang raja. Akan tetapi jika ternyata engkau mati, maka kami tidak bisa berbuat apapun untukmu."

Wanita bernama Xue Fu itu terkejut. Ini sama saja hukuman mati untuknya. Jika ia hidup, lalu menjadi istri raja, maka sebenarnya ia sangat jijik dengan raja yang kejam itu. Adapun jika ia mati, ia tidak bisa membalaskan dendam orang tuanya yang telah meninggal akibat ulah raja itu.

"Apakah menurutmu aku akan hidup?"

"Menurut perkiraanku, kau akan hidup dan melahirkan putra raja."

Xue Fu berpikir, ia harus mempercayai ucapan tabib kerajaan ini. Bagaimanapun itu adalah cara yang paling bagus untuk membalas dendam. Ia harus menjadi bagian dari istana kerajaan.

"Baiklah, aku akan meminumnya."

"Tunggu!"

Sang Ratu mendatangi Xue Fu. Matanya menelisik tajam kearah Xue Fu dengan jijik.

"Wanita yang penuh luka koreng di kaki dan tangannya, bagaimana bisa Raja akan menyentuhnya?" katanya sambil memutari Xue Fu. Hal itu dibenarkan juga oleh siapapun yang melihatnya. Penghuni istana yang tidak lolos dalam pemeriksaan saling berbisik mengejek Xue Fu.

"Bagaimana bisa Raja menikahi kasta terendah di negri ini? kurasa dia pasti akan mati meminumnya," kata seorang wanita di sudut aula kerajaan.

"Xue Fu? Baunya bahkan seperti kotoran kuda!"

"Kalau dia hidup, dia pasti selir yang paling jelek diantara kita." Salah seorang selir berparas cantik mengomentari.

"Wang Lee, kau sangat keterlaluan." Suara ratu membentak tabib tersebut.

"Maafkan Paduka, hanya ada wanita ini yang punya kemungkinan untuk melahirkan keturunan."

Raja yang melihatnya segera berteriak, "Hentikan! keputusan ada ditanganku."

Raja berjalan mendekati Xue Fu.

Dengan sorot mata yang mengerikan Raja Xiang jin menatap seluruh tubuh Xue Fu.

"Jika dia hidup, berikan dia obat-obatan untuk menyembuhkan lukanya. Aku tak perduli dimana kau mendapatkan ramuan untuk membuatnya cantik seperti selirku yang lain."

"Baik paduka," tabib itu menyetujui rencana Raja Xiang jin.

Saat ini mereka semua berdebar melihat Xue Fu memegang gelas ramuan berbentuk piala itu. Sementara Xue Fu harus bersiap merasakan efek dari ramuan yang berwarna hitam seperti getah yang lengket dan bau.

Berpasang-pasang mata menatapnya penasaran dengan apa yang terjadi selanjutnya.

Gluk Gluk Gluk

Air kental berwarna hitam itu mengalir kedalam kerongkongan wanita yang berpakaian compang-camping itu. Rasa panas yang membakar tak ia hiraukan. Dalam dua belas tegukan air itu telah berlalu dari kerongkongannya dan memasuki perutnya.

Segalanya menjadi berputar dalam pandangan matanya yang mulai kabur.

Hingga semburan darah segar keluar dari mulut wanita malang itu.

"Matilah dia!" kata seorang disana.

"Apa yang terjadi? Apakah tabib itu membunuhnya?"

"Sudah kuduga, dia pasti mati!" kata yang lain lagi.

Suara-suara itu sangat terdengar jelas di telinga Xue Fu sebelum ia kehilangan kesadaran sepenuhnya. Rasa sakit yang tidak tertahankan mendera sekujur tubuh kurusnya. Ia lunglai bersimbah darah.

.

Tabib istana membawanya masuk ke dalam sebuah bilik pengobatan. Ia memeriksa nadi Xue Fu, sangat aneh karena nadi Xue Fu berdenyut dengan cepat.

"Apa yang terjadi?" Raja masuk ke dalam bilik.

"Kekuatan Jing yang ada padanya luar biasa," tabib itu menjelaskan.

"Apakah dia akan hidup?"

"Kita harus menunggu sampai satu kali purnama Paduka, baru kita akan tahu apakah "Yin Yang" akan tetap stabil."

"Baiklah, aku akan menunggu. Pengawalan harus dilipat gandakan. Tak ada seorangpun yang boleh menyentuh area ini,"

Sang Raja memberikan peringatan kepada pengawal kerajaan untuk terus mengawal bilik Xue Fu dengan baik.

avataravatar
Next chapter