webnovel

Raja Jadilah Peliharaan Ratu

Angelia Calista seorang artis paling populer seorang Dewi kecantikan di dunia hiburan tidak segaja mati di bunuh oleh mantan pacarnya karna tidak ingin putus darinya ia berfikir hidupnya sudah berakhir tapi siapa tahu dia malah hidup dan pindah ke tubuh seorang putri manja dari keluarga bagsawan di dunia yang aneh Sial aku kenapa ada di sini bukannya aku mati, pria sialan buatku mati seperti ini tapi aku takut ahhh aku sedih ya sudahlah pasrah itu mungkin karma untukku kuputuskan aku akan tinggal di dunia ini dengan baik aku sudah bertekat tidak ingin jatuh cinta atau aku akan menahan diri tidak tergoda kecantikan Aku takut mati bisa bisa aku di bunuh dan mati lagi oleh pria gila, aku harus berubah Tidak tidak siapa yang bisa memberi tahu aku bagaimana orang orang di dunia ini mereka pria pria itu mereka sangat tampan cantik seksi aku tidak bisa menahannya ingin rasanya aku menculik mereka semua tidak tidak aku tidak tahan godaan kecantikan, brengsek bagaimana caranya aku tidak tergoda oleh kecantikan mereka sangat mengoda ayo Angelia tahan Bisa tidak seorang Angelia Calista mendapat pria yang akan membuat ia jatuh cinta ayo baca ceritanya Oke penasaran liat ceritanya ya temen temen next......

Amali_Natha · Fantasy
Not enough ratings
18 Chs

Masalah sihir

Aku terdiam selama beberapa menit berpikir keras apa sebenarnya yang terjadi melihat gadis kecil ini Angelia, aku telah menyaksikan ia tumbuh dari kecil hingga dewasa seperti putriku sendiri aku merasa sakit kepala apa yang terjadi selama aku pergi sebulan ini

"Lia"panggilku pelan

"Ya guru"

"Ayo ceritakan pada guru sebenarnya apa yang terjadi sebulan ini saat guru tidak datang"

"Itu guru"dengan wajah cemberut sedih ragu,

"guru tapi jangan marah oke jika aku menceritakannya"

Mengerutkan kening "baiklah ayo bilang guru tidak akan marah"

"Guru sebenarnya sebenarnya seminggu yang lalu aku hampir saja mati tengelam di danau dekat kastil aku tidak tahu apa yang terjadi aku kehilangan sebagian besar memoriku"

"Apa" berteriak

"Lia apa katamu ?"

"Guru kamu bilang kamu tidak akan marah" cemas

"Baik Lia ayo ceritakan lebih jelas pada guru" mencoba menenangkan diri

"Guru aku aku tidak tahu, guru seperti yang guru tahu aku sangat suka bermain di sekitar danau dekat kastil jadi seminggu yang lalu aku bermain di sana tapi tidak jelas ceritanya aku tidak ingat menurut pelayan dan penjaga aku terjebur dan tengelam lalu di selamatkan oleh mereka, tidak ada lupa padaku aku pingsan hampir 8 jam saat aku bangun tubuhku baik baik saja tapi guru memoriku hilang aku bahkan tidak ingat siapa diriku sendiri"

Sakit kepala memijat pelipis

"Lalu bagaimana kamu mengenal guru"

"Itu guru mely dan pelayan yang lain aku bertanya pada mereka dan berpura baik baik saja karna tidak ingin ayah tahu kecelakaan ku aku merahasiakan dari ayah"

"Angelia pernahkah kau memikirkan konsekuensi menyembunyikan hal ini dari ayahmu dan jika ia tahu tentang ini apa yang akan ia rasakan bahwa kau berbohong padanya"

"Guru lalu apa yang harus aku lakukan aku tidak ingin ayah marah dan khawatir padaku" dengan wajah sedih dan mata merah akan menangis kapan saja

"Baiklah guru akan bicara pada ayahmu dan menjelaskannya "

"Yah guru baiklah" cemberut

"Apa tidak apa apa pada tubuhmu ?"

"Tidak apa guru kata dokter aku sehat sedangkan masalah memoriku dokter bilang mungkin karna kepalaku terbentur saat aku jatuh ke air membuat aku terkejut otakku kehilangan sebagian memoriku mungkin seiring berjalannya waktu ingatanku akan kembali'

"Hem baikalah jika begitu kepala guru sakit masalah sebesar ini kamu menyembunyikannya "

"Guru maaf"

"Tidak Lia jangan minta maaf pada guru, tapi Lia ada yang aneh"

"Aneh aku bingung melihat guru

Apa yang aneh guru?"

"Lia kamu adalah penyihir es apa kamu lupa?"

'Aku ingat guru bukan tadi kita coba "

"Lalu apa kamu tidak perfikir es itu terbuat dari apa?"

Aku ketakutan bagaimana aku memberitahu tentang diriku aku tidak ingin di curigai bahwa aku bukan Angelia yang asli mencari cara aku akhirnya memutuskan memberi tahu apa yang terjadi seminggu yang lalu tentang kecelakaan ku tetapi aku menghilangkan bahwa aku adalah Angelia dari dunia lain lalu aku menambah sedikit kebohongan untuk menutupi cerita aslinya awalnya aku lega karna guru percaya tapi sebelum aku merasa bahagia atas kebohonganku guruku melontarkan pertanyaan yang membuat aku bingung

Hah aku terkejut

Es adalah air yang di bekukan berbentuk padat tidak memiliki kotoran pada partikelnya di udara dia adalah yang paling murni tenang dan mudah di kendalikan di antara element sihir yang lain emelent es adalah emelent yang paling sulit di prediksi ia dapat berubah menjadi beberapa bentuk sihir seperti air dan udara/embun asap ia bisa menguap sulit di lacak tapi lalu apa maksud guru dengan menanyakan ini padaku aku tidak mengerti

Melihat ke arah guruku yang mengerutkan keningnya aku semakin bingung

"Guru apa sebenarnya apa yang salah ?"aku bertanya

Melihat bahwa Angelia tidak mengerti vebranto menghela nafas akhirnya menjelaskan perlahan, "Angelia apa kau tidak merasa aneh element sihirmu adalah es dan es terbuat dari air itu bisa di jelaskan bahwa kau sangat suka berada di dekat air itu kenapa kamu bermain di dekat danau"

"Ya guru aku tahu"

"Ya tapi apa kamu tidak pernah berpikir jika kamu sangat suka air maka kamu tentu dapat berenang lalu bagaimana bisa kamu tengelam di danau?"

Mataku melotot melihat ke arah guruku, aku terkejut bodoh benar bagaimana bisa Angelia asli mati tengelam itu tidak mungkin seharusnya ia bisa berenang

Vebranto melihat Angelia telah mengerti menganggukkan kepala "apa kamu mengerti maksud guru Lia?"

"Ya guru Lia mengerti, tapi guru" dengan wajah bingung aku bertanya "lalu apa yang terjadi kenapa aku bisa tengelam di danau bahkan aku kehilangan memori guru?"

"Itulah yang guru tidak mengerti itu aneh, juga Lia saat kamu mengeluarkan kekuatan sihirmu apa kamu tahu apa yang terjadi?"

Mengeleng kepala "tidak guru"

"Sihir es mu tidak terasa dingin Lia tapi es mu terasa terbakar itu sangat panas seperti ingin melahap"

"Apa guru maksud" aku cemas masa iya es panas baru sekali ini aku mendengarnya

"Benar Lia itu yang guru tidak mengerti saat guru menyentuh dahimu guru melihat di jantungmu element esmu tidak lagi murni seperti ada sesuatu di sana yang bertarung dengan es abadimu"

"Guru apa itu apa itu berbahaya?" Takut

"Guru belum tahu itu tapi Lia tenanglah guru akan mendiskusikan ini dengan ayahmu"

"Guru apa itu benar baik baik saja"

"Tenanglah untuk sekarang ini baik, besok guru akan memberitahu kamu setelah bicara dengan ayahmu sekarang kamu kembalilah dan istirahat guru akan pergi ke ruang ayahmu menunggu dia kembali"

"Baiklah guru, terimakasih dan sampai jumpa jika begitu"

"Ya istirahatlah Lia" mengelus puncak rambutku kami berjalan beriringan lalu berpisah menuju tujuan masing masing

🌺🌺

Sementara itu di waktu yang sama di tempat berbeda di sebuah ruangan kerja besar yang redup cahaya dan sunyi duduk di sofa seorang wanita cantik yang malas tidak terlihat jelas wajahnya karna ia menutupi wajah itu dengan cadar meski begitu dapat di lihat dari tubuhnya dan auranya pasti di yakini ia adalah wanita cantik

Di sisi lain di samping kursi tempat wanita itu duduk ada sebuah meja kerja ada kursi yang di putar ke belakang jika tidak melihat dengan hati hati tidak akan di ketahui ada orang yang duduk di kursi itu

Seorang pria duduk malas menopang seluruh berat tubuhnya di sandaran kursi tangan kanannya yang indah memegang sebuah gelas anggur merah sedang tangan kirinya menopang pipinya miring karna gorden cendela di ruang itu tertutup tidak di ketahui seperti apa wajah pria itu tapi dapat di pastikan dari tangannya pasti pria itu tampan

"Tidak kah kau menemukan benda itu" tiba tiba suara malas dan magnetis memecahkan kesunyian

"Apa yang bisa aku lakukan" jawab suara lembut dan seksi

"Kau kehilangan benda itu"

"Ya aku tahu itu, tapi semua ini salah bawahanmu yang bodoh

"Ck CK CK suara mencibir dari mulut pria kesepian itu, kau yang bertangung jawab atas tugas ini dan benda itu kau yang menghilangkan, aku hanya meminjamkan bawahan ku tidak ada hubungannya dengan sukses tidaknya itu"

"Haah lalu bagaimana?"

"Yah tidak perduli apa bawakan saja benda itu"

Dimana aku harus mencarinya

"Dimana pun itu dan jangan kembali jika kamu tidak menemukannya" marah melempar gelas anggur

"Cihhh baiklah aku pergi"