bab 3 pertemuan dan perdebatan.

mobil sedan putih itu melaju dengan kecepatan lumayan kencang sepertinya pengendaranya sedang terburu buru.

jam delapan kave devils datang lah nak cuman itu yang terngiang di kepala clara,, ibu anggun menelponnya siang tadi kalaw tidak datang ibu akan kecewa.

mendapati meja yang tlah di tentukan clara melirik jam tangan nya,, masih kurang sepuluh menit lagi,,, huuffhhhh dia mengeluarkan nafas nya berat entah kenapa perasaan nya tidak seperti biasa.

namanya prayoga tepatnya lagi prayoga adijaya tadinya clara tidak begitu peduli dengan laki laki tersebut saat ibu anggun mengatakan namanya. tetapi entah mengapa siang itu setelah selesai makan siang ada seseorang di sebelah nya mengatakan bahwa dia terburu buru karna akan ada miting penting dengan nama yang sama dan mengatakan bahwa prayoga adijaya adalah pemilik perusahaan adijaya grup.

perusahaan besar di kota j dan prayoga adijaya tidak suka orang yang tidak tepat waktu,,

clara jadi sedikit tertekan seolah dia terbebani

dan benar saja laki laki itu datang tepat jam delapan..

setelah mendapati orang yang dia cari prayoga tampa basa basi duduk dan memulai percakapan nya dengan clara.

kamu clara bertanya pada perempuan didepan nya iya saya clara jawab clara dengan senyum menghias wajah nya..

jadi apa yang kamu lakukan sehingga ibu saya memaksa menikahi mu.

clara terdiam ekspresi wajah nya berubah

apa yang saya lakukan tanya clara balik sambil tersenyum sinis clara berkata,, saya tidak melakukan apa apa justru saya ingin mengatakan pada anda bahwa saya tidak mau menikah dengan anda tapi karna ibu anda memaksa saya bingung untuk menolak.

saya clara susongko dokter yang menangani kesehatan ibu anda..

saya paham betul apa penyankit ibu anda sehingga saya tidak bisa menolak permintaan nya,, karna beliau tidak bisa tertekan saya datang kesini hanya untuk mengajak anda bicara bagaimana solusi yang baik tekan clara menegaskan..

Ooh jadi berapa yang kau pinta untuk menyenangkan ibu ku..

berapa tanya clara kaget apa maksut mu seketika ruangan itu jadi panas bagi clara

ia berapa jumlah nya aku buru buru masih banyak pekerjaan yang penting untuk ku lakukan katanya datar.

clara melihat wajah laki laki yang berada di depan nya dengan mata tajam.

kalau saja itu bukan prayoga adijaya pastilah sudah kalang kabut dengan tatapan itu,, tapi

laki laki ini adalah prayoga adi jaya dia adalah lelaki yang tidak suka di intimidasi bagi nya tatapan clara adalah intimidasi,, tersenyum sinis

lalu berkata bukan kah kau datang kesini ingin membuat persepakatan kata nya santay.

berapa tanya nya lagi,,

ooh jadi kau belum menentukan jumlah nya baik aku akanmeninggal kan cek kosong kau boleh menulis angka semau mu sambil mengeluarkan cek dari kantung dalam jas nya..

clara tersenyum sinis sambil berkata tidak kusangka wanita selembut dan sebaik ibu anggun mempunyai anak sepertimu,,

apakah aku terlihat seperti kekurangan uang di mata mu. kalau kau kelebihan uang sumbangkan saja ke panti sosial jawab clara..

clara meninggal kan ruangan itu tampa menunggu jawaban dari laki laki yang ada di depannya..