webnovel

Chapter 2

Sesampainya di sekolah aku melihat para siswa yang masih lalu lalang menandakan bahwa ujian belum di mulai,mereka terlihay komat kamit menghafal pelajaran seperti membaca mantra,ada juga yang hanya sekedar saling mendukung agar tidak gugu menghadapi ujian.

"Bun,Fi langsung ke kelas ya"kataku sambil menyalami dan mencium punggung tangan ibu.

"Iya sayang,sukses ujiannya.ingat jangan nyontek"kata bunda dengan nada dan muka serius.

"Ya ampun bun sejak kapan aku pake nyontek,masih raguin otak anaknya aja nih"kataku bangga.

"Iya,iya bunda percaya kok kalau anak bunda ini siswa yang jujur.ya udah masuk gih,ntar telat lagi."jawab bunda.

Bukan tanpa alasan bunda berkata demikian,di sekolah aku memang merupakan salah satu murid teladan.bukannya sombong,tapi aku memang murid yang cukup berprestasi dan selalu membanggakan sekolah,bunda dan ayahku.menguasai 5 bahasa,aku pun bisa dengan mudah menguasai pelajaran di sekolah,bahkan di bidang ekstrakurikuler seperti seni dan olahraga pun aku mampu.

Boleh di kata ini mungkin karena bunda dan ayah yang memiliki otak encer jadi teman-temanku sering mengatakan bahwa bisa di bilang ini adalah 'penyakit keturunan'.Bunda ada keturunan Indo-Jepang sementara ayah Korea-Jerman,dan mereka berdua menguasai bahasa asing itu yang otomatis selalu jadi konsumsiku di rumah bahakan dimanapun aku,ayah dan bunda berada😁

Jam 08.00 ujian di mulai,seluruh siswa mengerjakan ujian dengan sungguh-sungguh.akan sangat terlihat ketika otak para siswa mulai buntu,mreka akan mengandalkan teman di sebelah mereka,atau menggunakan mitos hitung kancing.

Tak terasa ujian hari pertama selesai,banyak di antara siswa yang bahkan mengeluarkan keringat dingin ketika keluar dari ruang ujian takut jika jawaban mereka salah dan tidak lulus ujian.

Yah,pemandangan itu terlihat hingga hati terakhir ujian.

Nanum ketika ujian di hari terakhir selesai,para siswa yang sudah berada di tingkat terakhir inipun merasa beban mereka seolah terlepas,seperti tentara yang baru keluar dari medan perang.