webnovel

RAGA dan senja

tidak ada persahabatan yang sempurna di dunia ini.seperti sebuah kisah cinta biasa tentang sahabat sejak kecil yang kemudian jatuh cinta kepada sahabat nya sendiri. ini barang kali hanya sebuah kisah cinta yang Sederhana tentang dua sahabat yang saling memiliki meskipun diam - diam melukai. ini kisah tentang cinta seorang sahabat bagaimana kisah selanjutnya !

rosasevina20 · Teen
Not enough ratings
19 Chs

bab 8

sesampainya di rumah Senja

" makasih iya udah nganterin aku pulang"

" tunggu kamu ada yang kelupaan"

Senja merogoh saku bajunya memeriksa apa yang kelupaan " kayak gak ada kelupaan "

" nomor telepon kamu"

Senja tertawa sumringah bersiap - siap mengeluarkan pulpen untuk mencatat nomor telepon di secarik kertas !

" ini"

Erick tersenyum makasih Senja

Raga selalu kesal setengah mati pasal nya dari satu jam yang lalu yang di bicarakan Senja hanya Erick setelah di antarkan pulang waktu itu mereka ternyata membuat janji untuk bertemu lagi.kesalnya lagi akhir - akhir ini Senja selalu pulang bareng cowok.Wajahnya selalu berbinar- binar bel terakhir berdentang pukul jam satu siang lalu dia langsung melesat keluar ke arah parkiran.

" jadi hari Sabtu ini aku nggak bisa ! sahut Senja mereka bertiga baru saja menyelesaikan pelajaran di perpustakaan dan langsung merapikan alat tulis nya di atas meja sebelum pulang"

" masa aku sama Raga jadi kita cuma pergi berdua ....?" Ghea mengeluh kecewa hari Sabtu mereka bertiga sudah janjian nonton film.

maaf....iya Senja melekatkan kedua telapak tangannya di depan dada untuk memohon maaf " Senja sekali ini saja"

Raga membuang muka " kalau begitu hari aja kita nonton sehabis pulang sekolah kita ke mall.

" iya deh bagus tuh ! sahut Ghea

Lagi - Lagi Senja membungkuk Minta maaf... hari aku nggak bisa aku ada janji sama Erick

kali ini Raga menggeram tak sabar " jadi kapan dong kita bisa ngumpul bareng lagi sudah seminggu Senja tidak berkunjung di Rumah Raga biasanya Senja selalu datang ke rumah Raga setiap sore setelah makan malam entah hanya mengobrol dan mengerjakan PR matematika sekarang boro - boro menelpon Raga atau menumpang sepeda Raga setiap pagi dan siang selalu di antar sopir baru nya

" Hari Minggu deh Raga aku janji ! Senja berjanji " Minggu pagi aku nanti bikin brownies panggang untuk kalian berdua

Belum Sempat Raga berbicara sedan hitam meluncur memasuki parkiran sekolah . Dengan Semangat Senja langsung menarik Tasnya dan berlari kecil untuk menyambut nya.Raga menghela nafas Bagian belakang sepeda nya kosong walaupun dulu setiap hari punggung nya habis di tepuk-tepuki

dan Raga harus mendengarkan ocehan Senja tentang hal yang nggak penting rasanya Raga lebih senang begitu daripada hanya bersepeda pulang sendirian.

sore hampir berganti Raga menemukan Senja sedang tertidur di atas trampolin sebelah tangannya menggenggam plastik berisi satu gelas stereofoam Senja tadi berlari ke sini menunggu Raga selesai makan malam rencana nya ingin membawakan oleh-oleh satu gelas smoothies buah untuk Raga.Senja merasa bersalah Sudah lama nggak menghabiskan waktu berdua saja untuk Sahabat nya itu.padahal dulu ia sama Senja tidak terpisahkan akhir - akhir ini Senja kangen Mendengar kan nyanyian Raga yang serak - serak basah diringi dengan gitar.

setelah menunggu setengah jam Senja jadi bosan angin sepoi-sepoi membuat Senja mengantuk dan dia terbuai dalam lelap di bawah langit sore

Raga ingin membangunkanya tapi tidak jadi ingin Juga mengisengi Raga dengan menggambar kumis di atas bibirnya dengan spidol tapi Raga tidak tega jadi dia hanya duduk sambil menatap Senja yang tertidur menjulurkan sebelah tangan untuk membelai helai - helai yang membingkai wajahnya.

Entah mengapa yang membuat Raga tergugah seulas senyum lembut menyelinap di wajahnya yang biasa berekspresi keras Raga menunduk Ragu-Ragu sejenak lalu mendekatkan wajahnya ke wajah Senja Dan mengecup bibir Senja itu dengan pelan.

Dengan wajah memerah Raga kembali ke posisi duduknya menyentuh bibirnya sendiri sambil tersenyum

Raga menyingkap golden di jendela kamarnya sambil setengah mengintip tidak menemukan apa yang di cari kembali ditutup nya tirai tersebut sambil mengembuskan napas yang memburu Lima menit kemudian Raga kembali mengintip Begitu seterusnya Sampai deru mobil terdengar samar-samar di kejauhan

MOBIL BMW hitam milik Erick berhenti tepat di depan rumah Senja Raga melihat Senja berlari keluar mengenakan dress putih dengan sepatu sneaker berwarna senada rambutnya terurai hingga menyentuh bahunya.

wajah nya di hiasi dengan senyuman lebar penuh antisipasi seakan dia sudah menunggu kedatangan Erick sejak tadi.

Erick membukakan pintu mobil untuk Senja lalu berjalan memutar ke arah pintu nya sendiri.Raga melihat sebuket mawar putih dalam genggaman nya

" cih dasar cowok playboy yang membawa sebungket Bungan untuk cewek hati tidak tahan untuk tidak berdesis sinis

mobil itu berjalan jauh.meninggalka Raga yang masih terpaku di depan jendela dengan tatapan kurang senang akhirnya disambarnya telepon segera menekan nomor Ghea.

" hallo Ghea kita pergi Yuk"

. Ghea agak terkejut ketika Raga menelponnya barusan tadinya Ghea tadinya mengira Raga akan membatalkan nonton film satu jam kemudian mereka berdua berdiri sebelahnya di hadapan poster-poster film di bioskop Raga tidak banyak bicara dengan kedua tangan dalam saku jaketnya.

" mau nonton apa ! Raga menunjuk pada barisan poster film di balik kaca tampaknya Raga tidak terlalu bersemangat

Ghea mengulum senyum tiba-tiba saja menyadari mengapa Raga uring-uringan hari ini Raga sebenarnya kamu kenapa , you look like you,d rather be anywhere but here.

ketika mendengar nya Raga mengangkat wajah dengan raut bersalah " my soory Ghea mod gue lagi jelek banget

Ghea menggeleng kepala " nggak apa-apa kok kita minum aja yuk

mereka masuk di sebuah cafe yang tidak terlalu ramai pengunjung

" gue jadi penasaran sejak kapan kamu hobi motret ! tanya Raga yang penasaran

" kira- kira waktu itu aku berumur 7 tahun ketika itu papi aku memberikan aku sebuah kamera"

"oh"

" dan kamu sendiri kenapa kamu suka musik ! tanya Ghea penasaran

Raga mengangkat bahu " nggak ingat kapan keluarga gue itu fanatik musik selalu ada musik yang diputar di rumah mulai dari jazz , rock sampai pop dulu papi aku drummer loh

Ghea tidak menyangka papi Raga yang sekarang bekerja di sebuah kantor pengacara yang terkenal ternyata pernah jadi anggota band kawakan

" tapi buat gue musik itu sebuah bentuk obsesi gue merasa tenang kita gue mendengar kan musik"

" Senja selalu bilang ke gue kelihatan kayak orang berbeda kalua gue pegang gitar atau piano ! sahut Raga

" ku rasa buat sebagian orang seni menjadi bagian penting yang sulit di pisahkan dari diri mereka seni juga merupakan pelarian cara untuk melampiaskan emosi mungkin karena itulah seni terkadang bisa mengubah orang ! sahut Ghea

Raga menggangguk - angguk setuju terhadap observasi itu lalu Raga berkomentar " kamu lebih dewasa dari kebanyakan orang yang aku kenal Ghea

" dan kamu nggak sesinis yang orang lain bilang ! jawab Ghea sambil tersenyum

Raga tertawa " aku bukan sinis tapi prinsipil aku itu orang nggak Suka pura-pura dan aku terbiasa ngomong apa adanya ke semua orang.kadang itu di salahartikan sama orang.

" kamu punya sisi lembut kalau berhadap dengan Senja ! kata Ghea pelan.

Raga terdiam di balik minumnya tidak membantah perkataan tersebut raut wajah itu berbuah membuat Ghea turut dalam hening diam - diam Raga Sadar hening semacam ini hanya Senja yang bisa mencairkan suasana kayak gini