webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Tulus

"Tenang aja si Mak May sama Bapak Raka mah kuat. Mereka kan seterong kapel gitu loh," Karin mengusap rambut Aksara, ikut mencoba menenangkan pemuda itu, "Mereka snipper. Udah jago banget masalah nembak nembak jadi lo nggak perlu khawatir. Mereka udah pro masalah ginian. Jadi nggak usah khawatir,"

"Iya kali Sa nggak usah khawatir," Ardi segera menyahut, "Lo tenang aja. Tuh Maya si waria sama Raka banci taman lawu nggak bakalan kenapa napa tenang aja dah," lanjutnya, mencoba mencairkan suasana yang tegang sejak tadi. Bahkan Angel dan Nathalie pun kini hanya terdiam dengan wajah pucat. Masih syok atas apa yang baru saja terjadi.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com