webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Pembagian

"Yang lansia sama anak muda di pisah aja mobilnya,"

"Ardi kurang ajar," Mas Abim melotot tidak terima, seenaknya aja Ardi memanggilnya lansia, "Yang masih SMA sama anak kuliahan keatas di pisah aja mobilnya biar nanti Karin, Angel, Manda, sama Mia pisah. Kalo jadi satu nanti ribut,"

"Oke," balas singkat Aksara, "Golongan muda di mobil Raka golongan tua di mobil abah ya,"

"Bahasa lo golongan golongan," Arjuna melirik sinis sang adik sebelum menoleh pada Karin, "Sayang kita pisah,"

"Nggak usah mulai deh kak," gadis itu melengos, memilih segera memasuki mobil Raka dibandingkan meladeni kekasihnya sendiri.

Beberapa dari yang lain segera mengikuti setelah memasukkan barang barang mereka ke dalam bagasi.

"Raka lo depan ya. Gue nggak tau jalannya," ujar Mas Yudhis.

Raka mengangguk, "Siap,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com