webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Omelan

"Lain kali tuh hati hati. Aku udah bilang tadi ke kamu buat fokus kamu masih aja nggak fokus. Lihat kan sekarang jadi gini. Tuh ada berapa lukanya satu dua tiga empat lima," omel Aksara seraya menunjuk satu persatu luka di tubuh Nathalie baik di lengan, siku, lutut, kaki, dan bahkan dahi. Tak ayal Aksara begitu khawatir pada gadis itu. Jia ia tahu sejak awal jika semuanya akan berakhir seperti ini ia jelas tidak akan membiarkan Nathalie setuju untuk masik ke dalam tim basket inti sekolah mereka, "Tuh dahimu sampe biru gitu. Sakit nggak? Pusing nggak? Mau di beliin makan? Mau minum? Atau mau apa hm"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com