webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Meja Makan

"Buk. Ibuk habis ini istirahat aja. Biar Yudhis sama yang lain jaga toko," ujar Mas Yudhis seraya tersenyum lebar, "Mumpung libur buk. Biar kita semua ada kerjaan kecuali maij main di rumah doang nggak ngapa ngapain. Terutama Arjuna ini kan anak organisasi. Nggak bisa dia kalo cuma diem aja nggak ngapa ngapain,"

Mendengar ucapan Mas Yudhis sontak mengundang tatapan tidak senang dari ibuk, "Ibuk ini ke toko supaya kalo di rumah nggak bosen. Masa kalian nyuruh ibuk diem diem aja di rumah. Ini tuh ibuk ke toko ya gara gara bosen nggak ada kerjaan. Sekalian mantau gimana perkembangan di toko gitu,"

"Yaudah nanti kita ikut aja ke toko ya buk. Biar sekalian magang gitu itung itungnya hehe," pinta Mbak Manda di sertai cengiran lebarnya.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com