webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Kenyataan

Nathalie melirik sekilas pada ponsel Aksara lalu menarik napas panjang, "Dia memang seperti itu. Papa hanya tidak tahu bagaimana dia di luar sana," ujarnya.

Hardi menggertakkan giginya emosi, mengembalikan ponsel Aksara pada sang empunya dengan kasar lalu berbalik menghadap Sherlin lalu memberikan sebuah tamparan pada gadis itu, "Dasar nggak tahu malu! Nggak tahu diuntung! Anak macam apa kamu hah? Tidur dengan sembarang orang demi uang?! Apa ini yang saya dapat setelah memilih untuk meninggalkan Nara dan Nathalie demi kalian ternyata ini yang saya dapat? Cih menjijikan,"

Nathalie menarik napas panjang, menarik ujung baju Aksara membuang sang empunya menoleh, "Ayo pulang udah malem," pintanya dengan suara pelan nyaris berbisik.

Aksara tersenyum lalu mengangguk kecil, "Ayo,"

"Aksara,"

Pemuda itu segera menoleh ketika Hardi menyebutkan namanya "Ya om?"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com