webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Jenguk

"Waduh bisa demam juga dong kalian bosku," Ardi memasuki ruang tengah dengan gaya menyebalkannya sukses mengundang dengusan Mas Abim.

Di belakang pemuda itu, Raka, Angel, Maya, dan Karin menyusul.

Raka tersenyum lebar, "Waduh bisa sakit juga ye kalian. Adyatma siblings nih bots sakit aja tetep cakep,"

"Berisik Raka," Arjuna melotot kesal, melirik Karin sebelum merentangkan tangannya, "Ayang pelukkkk,"

"Jangan peluk peluk nanti demamnya nular," Karin memilih memalingkan wajah. Namun tak lama kemudian gadis itu melangkah mendekati Arjuna yang tidur di pojok kasur lalu menepuk kening lelaki itu yang masih berbalutkan kompres instan selama beberapa saat, "Pusing? Lemes? Nggak enak badannya? Udah makan belum?"

"Pusing. Udah. Udah makan minum, minum obat juga udah. Tidur juga udah," jawab Arjuna serak.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com