webnovel

Rache

Puncak dari rasa sakit adalah kehilangan. Namun, Puncak dari kehilangan itu sendiri adalah mengikhlaskan. Tuhan sudah merencanakan takdir manusia. Siapapun tidak bisa lepas darinya sejauh apa ia pergi dan sejauh apa dia berlari. Aksara tau, tuhan sudah melukiskan sebuah takdir dengan apiknya jauh sebelum ia lahir. Tapi bisakah ia mengeluh? Bisakah ia berkeluh kesah pada tuhan. Aksara tau, banyak orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dirinya. Tapi untuk saat ini, tolong biarkan Aksara mengeluh sekali saja. Tuhan memang maha baik, jadi tolong ijinkan ia mengeluh. Meratapi apa yang sudah terjadi. Hidupnya yang sudah mulai tertata, bak bangunan megah dengan pilar pilar tinggi menjulang, roboh dalam satu kedipan mata. Semuanya pergi satu persatu. Meninggalkan Aksara dalam sendu sembiru badai gelombang kehidupan yang mungkin tak berkesudahan.

Eshaa_ · Realistic
Not enough ratings
312 Chs

Asing

"Tuh kan enak banget gurunya," seru Maya semanvat yang di balas dengan anggukan tekan temannya, "Gue mah penglihatannya emang kadang baca au. Tapi kakian semua keren yang udah baca pesannya,"

"Emang sih seru banget Miss Nisa. Kaya bener bener hafal nama nama kita loh," sahut Karin, "Tapi gimana pun keadaanmu dan dimanapun kamu untuk berolahraga,"

"Ya bener banget krluarganya sampe di gituin. Yu bisa yu demi anak,"

"Ya kita dukung lo asal lo nggak bersalah ye," jawab Maya santai, "Lagian gue juga nggak tau. Kan gue cuma mau anak anak bebas aja gitu. Nggak meresa merada itu mirid disi sendjri,? "

"Tuh kan enak banget gurunya," seru Maya semanvat yang di balas dengan anggukan tekan temannya, "Gue mah penglihatannya emang kadang baca au. Tapi kakian semua keren yang udah baca pesannya,"

"Emang sih seru banget Miss Nisa. Kaya bener bener hafal nama nama kita loh," sahut Karin, "Tapi gimana pun keadaanmu dan dimanapun kamu untuk berolahraga,"

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com