1 1

Seorang perempuan muda dan sangat cantik berjalan seorang diri, ia pergi mengunjungi sebuah perayaan, kakinya melangkah memasuki berbagai macam tenda yang tepasang. Ada senyum diwajahnya "Mmmm seorang peramal? Baiklah.. aku akan mencobanya sekali ini saja" Ucap perempuan itu dan segera masuk kedalam sebuah tenda yang berisikan seorang peramal wanita. "Selamat datang nona" Ucap wanita paruh baya itu, "Apa yang ingin kau tahu nona?" Ucapnya sambil menerka-nerka "Apa yang kau bisa cari tahu?" Ucap perempuan itu menantang.

Wanita itu memegang tangan perempuan muda dihadapanya. Matanya terpejam, kepalanya mengangguk ngangguk "Berhati-hatilah nona, dunia ini sangat kejam dan licik" ucap wanita itu. "Aku tahu itu" Ucap perempuan itu sebal. Ia sudah mengetahui bahwa dunia yang ia pijak saat ini sangatlah kejam. Pembunuhan dimana-mana, semua orang berlomba-lomba mengejar tahta dan harta. Segala cara semua orang lakukan demi menjadi nomor satu. "Kau akan melakukan perjalanan yang sangat panjang. Sebuah perjanjian darah" Ucap wanita itu dan melepaskan tangan perempuan di hadapannya. "Perjalanan panjang?" Ia bingung. "Baik-baiklah, walaupun aku tak mengerti dan ramalan ini sangat tidak berguna, aku akan tetap membayar ini" ucap perempuan itu memberikan beberapa lembar uang dan segera pergi. "Apa-apaan itu? Perjalanan panjang? Apakah aku akan berlibur?" Ucap sang perempuan. Ia melihat tangannya.

'Tin!!'

Suara nyaring kelakson mengalihkan perhatiannya. 'BUK'. Tubuhnya seakan mati rasa, tubuhnya jatuh terpental dari tempat ia berpijak. 'BRAK' tubuhnya jatuh diatas aspal yang panas. Ia masih bisa melihat bunga-bunga yang berjatuhan di atas tubuhnya. "Cantik" Ucapnya dalam hati. Matanya terpejam dengan darah bercucuran.

.....

"Tuan Putri.. Tuan Putri" Seseorang terus memanggil majikannya dengan cemas. Sepasang mata indah mulai bergerak, matanya mengerjap beberapa kali mencoba membiasakan matanya dengan cahaya matahari yang terasa silau. "Tuan Putri? Tuan Putri telah sadar!! Tuan Putri telah sadar!!" Ucap perempuan itu sambil berlari memanggilkan tabib. "Dimana aku?" Ucapnya dalam hati, ia memegang kepalanya yang terasa sakit. Ia mengedarkan pandangannya, sebuah ruangan yang asing dengan baju yang sangat asing "Ini pasti mimpi" Ucapnya pelan lalu memejamkan matanya kembali.

Seorang tabib masuk dan segera memeriksa tubuh wanita diatas ranjang "Nona telah baik-baik saja, hamba akan memberikan obatnya" Ucap tabib itu. Rose segera membuka matanya. "Ini bukan mimpi" Ucapnya dalam hati, ia dapat melihat beberapa orang dengan jelas menggunakan baju yang sangat unik "Dimana ini?" Ucap Rose bingung.

Dia adalah Rose perempuan modern yang pandai bela diri, kehidupannya serba berkecukupan, ia tak mempercayai siapapun termasuk dirinya sendiri. Dalam ingatannya ia tertabrak sebuah mobil dan pemandangan terakhir yang ia lihat adalah tubuhnya dipenuhi oleh bunga yang berguguran. Ia merasa saat itu adalah hari yang indah untuk hari kematiannya. Namun kini ia berada di tempat asing, ditempat yang tak pernah ia lihat.

"Tuan Putri.. Ini di istana" Ucap seorang perempuan panik. "Tuan Puri? Siapa kau?" Ucap Rose bingung "Sepertinya, benturannya sangat keras, mungkin terjadi sesuatu dengan kepalanya hingga Putri melupakan beberapa hal" Ucap tabib itu. "Hamba akan mencoba yang terbaik" Ucap tabib itu segera undur diri. Rose menggeleng bingung "Siapa kau? Dimana aku?" Ucapnya bingung. Ia melihat ke arah sebuah kaca. Ia menyentuh wajahnya. Wajahnya terasa berbeda, dengan kulit yang bersih dan putih sungguh sangat cantik, mata yang indah dan kulit yang kencang "Wow.. hebat!! Aku sangat cantik" Gumamnya pelan.

"Tuan Putri.." Perempuan itu semakin cemas. "Tuan Putri memanglah perempuan tercantik di seluruh Negeri Han" Ucap perempuan itu "Negeri Han?" Rose terlihat kebingungan. Seorang Wanita paruh baya yang sangat cantik berlari menghampiri Rose "Putri Ku" Ucapnya sambil memeluk tubuh rose. "Yang Mulia" Semua orang membungkuk hormat. "Putriku" Ucapnya sambil terdengar sedih "Siapa kau?" Ucap Rose bingung. Wanita itu terdiam, tubuhnya kaku dengan wajah yang sangat kaget. "Yang Mulia.. Tuan Putri terbentur sangat keras, hinga terjadi sesuatu dengan kepala Tuan Putri" ucap perempuan yang sedari tadi berada di sampingnya. Rose hanya menatapnya bingung. "Baiklah... Putriku.. Kau harus beristirahat" Ucap Wanita itu dan segera pergi.

"Jadi Ceritakan, siapa aku dan siapa kau? siapa wanita tadi? Dimana aku?!!!" Ucap Rose tak tahan lagi. Rose mendengarkan perempuan dihadapannya dengan seksama. Ini adalah tahun dimana pemerintahan dipegang oleh kerajaan. Kini ia berada di Wilayah Negeri Han. Ia adalah seorang Putri dari kerajaan Han yang sangat terkenal dengan kecantikannya Putri An Qiang. Dia adalah anak terakhir, yang sangat disayangi dan dimanja oleh semua orang.

Suatu hari Putri An Qiang berjalan-jalan dipinggir kolam, namun kakinya terpeleset dan membuat tubuhnya jatuh ke dalam kolam dengan kepala yang membentur pingiran kolam teratai.

"Puti An Qiang?" Ucap Rose pelan. "Ini gila! Bagaimana bisa aku berada di tubuh seorang perempuan dan di jaman kerajaan" Ucap Rose dalam hati sambil mengglengkan kepalanya. "Aku harus segera kembali. Atau aku akan terlambat dalam pertandingan ku" Ucap Rose sambil memikirkan berbagai cara. "Baiklah.. aku mengerti, aku adalah majikanmu mu, aku adalah seorang Putri dan aku berada di kerajaan Han" Ucap Rose "Bisakah kau mengantarkan ku kembali ke kolam?" Ucap Rose. Pelayan itu membungkuk hormat. "Baik Putri" Ucapnya sambil menunjukkan jalan menuju kolam, tak lupa ia menjelaskan detail-detail letak istana agar putrinya tak tersesat. "Baiklah aku akan mencobanya" Rose menatap kolam itu. Ia segera meloncat dan masuk kedalam kolam.

"TUAN PUTRI!!! SESEORANG!! TOLONG!!! PELAYANN!!" Ucap Liu berteriak meminta pertolongan untuk Tuan putrinya. Beberapa pelayan segera datang. Namun seorang pria segera meloncat turun.

Ia memegang tangan seorang perempuan dan membantunya keluar dari air. "Qiang... Qiang'er" Ucap Pria itu segera menggendong Qiang dan membawanya kembali ke dalam Kamar. Qian menatap pria dihadapannya dengan teliti "Sangat tampan" Ucapnya dalam hati. "Yang Mulia.. terimakasih telah menolong Tuan Putri. "Qiang'er... Apa yang kau lakukan? Aku kemari untuk melihatmu karena aku mendengar kau terluka, dan kau mencoba bunuh diri?" Ucap Pria itu bingung.

Qiang hanya memandang wajah dihadapannya. Pria yang sangat tampan dan baik, tubuhnya atletis dan wjahanya bagaikan pahatan dewa. "Tuan Putri, beliau adalah Yang Mulia Pangeran Ketiga" Ucap Liu menjelaskan. "Jelaskan padaku!" Ucap Pria itu menyeret Liu "Maafkan Hamba Yang Mulia, Tuan Putri sepertinya kehilangan beberapa ingatannya" Ucap Liu menjelaskan.

Ada rasa khawatir yang sangat jelas di wajah pangeran Feng. Ia melangkahkan kaki memasuki kamar adik perempuan satu-satunya. "Qiang'er.." Ucapnya pelan dan memeluk erat "Aku tahu, ini pasti berat bagimu" Ucapnya sambil mencoba menenangkan "Aku akan selalu berada di samping mu"Ucapnya lagi sambil memegang tangan An Qiang.

Rose bergerak resah di kamar Qiang "Bagaimana ini? aku tak bisa kembali" Tiba-tiba ingatannya kembali pada saat ia diramal "Apakah ini perjalanan panjang itu?" Ucapnya bingung. "Putri... Yang mulia Kaisar telah menunggu anda" Ucap Liu. Ada rasa bingung dan penasaran. "Apa yang sebenarnay terjadi? An Qiang aku akan menggunakan tubuhmu" Ucap Rose sambil meminta maaf sebesar-besarnya.

An Qing berjalan dengan angun. Semua mata tertuju pada kecantikannya. "Putriku" Ucap Kaisar Tao merentangkan tangannya. Ini adalah pertama kalinya kaisar Tao memperkenalkan putri satu-satunya dan yang tercantik. "Semua orang telah berkumpul diluar, mereka semua akan mulai bersaing untuk merebutkan posisi menjadi suami mu" Ucap Kaisar Tao bangga.

Wajah Qiang terlebih cemas. "Yang Mulia, Adik Qing baru pulih, bagaimana jika kita menundanya?" Ucap Pangeran Feng. Kaisar Tao memandang putrinya. "Baiklah.. namun kali ini kau tetap harus memberikan salam pada mereka" Ucap Kaisar Tao. Qiang mengangguk. Ia akan membaca situasi terlebih dahulu sebelum mulai bereaksi.

Kaisar, ratu dan para pangeran berdiri berjajar berada di paling depan memberikan sambutan dan sapaan hangat bagi semua pria bangsawan dan kesatria yang mengikuti sayembara untuk menikahi putri dari Kaisar Tao.

"Pertarungan akan dilakukan beberapa minggu kedepan.. namun kali ini, akan saya perkenalkan Putri An Qiang!" Ucap Kaisar. Qiang berjalan dengan anggun. Semua orang menatap dengan kagum "cantik.. sangat cantik" ucap beberapa orang saling berbisik. Para pria mulai tak sabar ingin menjadikan Putri An Qiang sebagai istri mereka. Qiang tersenyum dan itu membuat para pria yang melihatnya jatuh pingsan karena tak tahan oleh aura menawan yang Qiang keluarkan.

*Rose akan dituliskan sebagai Qiang

avataravatar