webnovel

Mencoba peruntungan ke kota

Pusat kota,

Palembang,

19.20 malam.

Zahra terlihat mendongakkan kepalanya untuk beberapa waktu begitu bus yang dia tumpangi telah berhenti ke sebuah pemberhentian bus di pusat kota Palembang. Bisa dia lihat susunan bangun dan gedung mewah yang berjajar rapi di sisi kiri dan kanan serta depannya menjelang begitu tinggi dan dengan berbagai macam warna lampu menyilaukan mata.

Bahkan ketika kakinya baru saja turun dari bus tersebut, bisa dilihat orang-orang berpakaian begitu mewah dan indah menurut dirinya, banyak perempuan dan gadis yang menggunakan sandal tinggi bahkan baju-baju indah yang mungkin tidak akan pernah dengan uangnya selama dia berada di panti asuhan di desa nya.

Bola matanya jelas aja seketika melirik gara-gara gadis yang ingin mudi di depan bangunan ruko dimana bus tersebut berhenti saat ini. Pemandangan tersebut jelas terlihat begitu kontras dan sangat berbeda sekali dengan yang ada di kampung nya, dia tidak akan menemukan bangunan dengan gedung-gedung mewah dan bertingkat di desanya, di sana hanya terdapat rumah-rumah sederhana serta hamparan rumput luas dan juga lahan perkebunan.

Dia tidak akan menemukan perempuan berpenampilan cantik dengan sandal tinggi atau baju mewah berwarna-warni.

Sejenak gadis tersebut melirik penampilan nya sendiri, seketika rasa malu menyeruak di dalam dirinya, penampilannya jelas jauh berbeda dengan orang yang berlalu lalang dihadapannya. Dia mencoba peruntungan pergi ke kota Palembang untuk mengubah kehidupannya, menerima tawaran pekerjaan disana dan berpikir siapa tahu kehidupan nya akan berubah setelah ini.

"Pemberhentian terakhir, silahkan cek kembali barang bawaan anda pastikan tidak ada yang tertinggal di dalam bus."

Zahra langsung menoleh ke sisi kanan nya ketika seorang perempuan berusia sekitar 35 tahunan bicara dan mencoba mengingatkan semua orang tentang barang-barang bawaan mereka. Zahra buru-buru mengambil tas mendominasi berwarna hitam yang diturunkan oleh seorang seorang kenek mobil bus tadi, dia tidak banyak membawa barang kecuali satu tas yang isinya pakaian miliknya.

Lagi bola mata Zahra mencoba menatap ke arah depannya, dia mencari seseorang yang menjemput dirinya saat ini. Sebelum memutuskan untuk pergi, ibu panti telah berkata jika ada saudaranya yang ada di Palembang yang akan menjemput Zahra dan mengantarkannya ke tempat di mana dia akan tinggal dan bekerja.

Zahra hanya mengandalkan satu lembar foto yang ada di tangannya agar dia tidak salah mengenali orang.

Dan benar saja tidak lama kemudian seorang perempuan terlihat mengembangkan senyumannya, dia berjalan mendekati Zahra kemudian berkata.

"Zahra?,"

Mendengar namanya disebutkan buru-buru Zahra menundukkan kepalanya kemudian dia mengeluarkan telapak tangan kanannya dengan cepat.

Tampilan serta sikap polos gadis tersebut seketika membuat perempuan yang ada di hadapan Zahra mengulum senyuman nya, buru-buru dia balik membalas uluran tangan Zahra.

Begitu mereka bersalaman Zahra langsung mencium punggung tangannya.

Perempuan itu pikir, di zaman ini sudah sangat sulit sekali menemukan anak-anak yang masih menjaga adab dan sopan santunnya kepada orang tua, dan Zahra memilikinya.

"Ya bu, nama saya Zahra," jawab Zahra atas pertanyaan perempuan itu tadi dengan cepat.

Setelah itu perempuan itu langsung membawa Zahra menuju ke arah mobilnya, sejenak Zahra mematung, sedikit bingung ketika dia harus naik ke atas mobil mewah yang ada di hadapannya.

"Naik saja," perempuan itu bicara cepat sambil membuka pintu mobil depan di samping sisi kemudi.

Pada akhirnya dengan ragu-ragu Zara naik ke atas mobil tersebut, dengan sedikit kebingungan dia mencoba untuk duduk dengan teratur dan meletakkan tasnya di dekat kakinya. Setelah itu perempuan itu langsung naik ke bagian kemudi mobil, tanpa menunggu lama dia membawa laju mobilnya dengan cepat ke arah depan.

"Ngomong-ngomong apa ini pertama kalinya kamu ke kota Palembang?," katanya perempuan di samping Zahra sambil melirik ke arah dirinya.

Zahra buru-buru mengganggukan kepalanya, dia menjawab dengan cepat.

"Ya bu,"

"Kau tahu? pergaulan di kota besar tidak seperti yang kau bayangkan, pandai-pandailah menjaga diri dan jangan sampai tersesat pada pergaulanmu." Pesan perempuan tersebut kemudian.

Zahra terlihat mengangguk kan kepalanya.

"Apa kamu punya handphone?," begitu perempuan tersebut menanyakan sama handphone seketika Zahra menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak memiliki nya," jawab gadis itu pelan dengan sedikit malu-malu.

"Bahkan aku tidak pernah menggunakan nya sebelumnya," lanjut Zahra lagi.

Mendengar jawaban Zahra tentu saja membuat perempuan itu terkejut.

"Kamu tidak bisa menggunakan handphone?," perempuan itu langsung menaikkan ujung alisnya.

Zahra buru-buru menggelengkan kepalanya.

Seketika perempuan itu menatap Zahra dengan perasaan tidak percaya, dia baru ingin bicara kembali kepada gadis tersebut namun tiba-tiba saja sebuah mobil dihadapan mereka berhenti dengan cara yang begitu mendadak.

Gubrakkkkkk.

"Oh my god," seketika Perempuan tersebut terkejut setengah mati mendengar suara keras dan rasa hantaman yang saling memecah keadaan.

Zahra terlihat ikut panik sembari memejamkan bola matanya sambil berpegangan erat dengan pintu mobil.

"Apa-apaan ini?," perempuan disamping Zahra bicara sembari mengerut kan keningnya.