webnovel

PUTRI ARABELLE

"Apa kamu tidak mau memeluk adikmu Bima?" Thomas yang tau tatapan Bima menuju pada arabelle bertanya dengan senyuman. "adik!" seru Bima mengalihkan pandangan pada Thomas kemudian berganti lagi pada arabelle. "Adik ku hanya Mikael,adelard dan si curut itu. Aku gak punya adik perempuan dan bunda dan mami juga gak pernah melahirkan anak perempuan." Ujar Bima dengan santai. "Jaga bicaramu Bima!" Argani memperingatkan sang putra dengan tatapan yang serius. "kenapa? memang seperti itu kenyataan nya bukan." balas Bima dengan acuh kemudian berbalik meninggalkan meja makan. "Bim...."

sanah_Caeprica · Teen
Not enough ratings
24 Chs

PENOLAKAN

Setelah beberapa drama di ruang keluarga,kini mereka sedang berkumpul di meja makan. Thomas duduk ditengah sebagai pimpinan,disamping kanan nya ada argani bersama Stella di samping kanan Stella ada arabelle dan di sebelah kirinya ada adelio yang ambil bagian untuk lebih dekat dengan sang adik.

"adelio,Panggil kakak mu Bima sana?" ucap pandhita

"aduhhh mi,kenapa sih selalu menyiksa anak mu ini?" adelio mulai berdrama pada pandhita.

"kalau bukan mami,siapa lagi yang mau menyiksa mu ha." sergah pandhita.

"tapi mi...." belum selesai bicara,terlihat orang yang ditunggu tiba. "Noh mi si Bima sakti muncul,dia juga tahu kali kapan saatnya perutnya di isi,tidak harus dipanggil-panggil."

"ADELIO" tegas sang kakek Thomas.

Adelio terlihat tampak biasa saja,pandhita hanya geleng-geleng melihat kelakuan anaknya.

*****

Bima melangkah dari lift menuju meja makan,jarak beberapa meter dia terdiam melihat pemandangan di depannya. Matanya fokus dengan seorang gadis yang saat ini juga menatapnya.

Arabelle yang ditatap dengan tajam meneguk salivanya dengan susah payah,ia mulai terintimidasi dengan tatapan pria tersebut.

"Apa kamu tidak mau memeluk adikmu Bima?" Thomas yang tau tatapan Bima menuju pada arabelle bertanya dengan senyuman.

"adik!" seru Bima mengalihkan pandangan pada Thomas kemudian berganti lagi pada arabelle. "Adik ku hanya Mikael,adelard dan si curut itu. Aku gak punya adik perempuan dan bunda dan mami juga gak pernah melahirkan anak perempuan." Ujar Bima dengan santai.

"Jaga bicaramu Bima!" Argani memperingatkan sang putra dengan tatapan yang serius.

"kenapa? memang seperti itu kenyataan nya bukan." balas Bima dengan acuh kemudian berbalik meninggalkan meja makan.

"Bim...."

saat namanya dipanggil Bima menoleh sejenak kebelakang,ia melihat gadis itu tertunduk. Tak mempedulikannya ia terus berjalan menuju lift dan naik kekamarnya.

"sudah....sudah... biar ayah yang bicara dengannya...kalian makan saja dulu!" ucap Thomas menenangkan argani. Thomas beranjak menyusul Bima.

Arabelle menundukkan kepalanya,air matanya tiba-tiba menetes. Ucapan sang kakak tergiang-ngiang di telinganya. Apakah begini rasanya penolakan? kenapa tidak sesuai dengan cerita mereka yang katanya merindukan?.

***

Bima menghempaskan tubuhnya di kasur,ia memandang ke langit-langit kamar yang di tempatnya sekarang. Sekelabat bayangan saat dulu menghampiri pikirannya. Mengapa kalian baru membawanya sekarang? sudah berapa lama waktu yang aku habiskan memikirkannya? tiba-tiba air matanya jatuh tanpa dapat ditahannya.

TOKTOKTOK

Suara ketukan pintu membuyarkan lamunannya ,dengan segera ia menghapus air mata nya.

"masuk!" ucapnya.

Dibalik pintu terlihat Thomas berdiri dengan gagahnya meskipun usianya sudah tidak muda lagi,apalagi dia sudah memiliki 5 cucu. Thomas berjalan mendekati bima,ia tau bagaimana perasaan cucu pertamanya itu.

"Dia adikmu Bima, adik yang kamu tunggu kedatangannya. Adik yang kamu tangisi saat meninggalkan rumah,adik yang berhasil merubah kamu menjadi dingin dan acuh seperti ini. maafkan kakek mu ini yang telah membohongi kalian. wajar kamu marah,lampiaskan semua pada kakek saja tapi jangan pada adikmu. kakek sudah sering mendengar kemarahan mu,berbeda dengannya." Thomas menunduk menjelaskan pada bima,ia tau betul semua itu kesalahannya yang telah membohongi semua cucunya termasuk Bima. Thomas selalu berjanji akan membawa adiknya kembali jika mereka bertanya, sampai akhirnya mereka selalu menunggu hingga lupa. Hanya Bima yang tak pernah melupakannya dan selalu menunggu meskipun ia tak pernah bertanya,tak jarang Thomas selalu memperhatikan sang cucu yang selalu menatap foto kecil adiknya kemudian menciumnya.

"maaf,karena baru membawanya kembali" sesal thomas.

Maaf baru upload sekarang,kemaren agak sibuk!

sanah_Caepricacreators' thoughts